"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Mansion Mewah
"Tuan, Tuan muda tertidur setelah minum obat. Dan dia terus saja mengigau, dalam mimpinya, ia terus menyebut dan memanggil ibunya,"
Omong-omong kepala pelayan itu dengan raut wajah yang amat sedih.
Daniel berdiri di dekat jendela, menghadap keluar kaca jendela, dengan paras muka yang terkesan sangat dingin.
Mau mama ....
Wanita itu! kenapa dia?
Dia benar-benar tidak pantas, tidak pantas menjadi ibu yang di dambakan Kenzie.
Daniel mengepalkan jarinya erat-erat. Tatapan tajam melintas di wajahnya, ia berbalik dan mengambil mantel, kemudian berjalan lurus menuju ke luar.
"Tuan, Tuan mau kemana?"
Kemana?
Pergi menemui wanita itu, dan mengatakan, betapa tidak tau dirinya dia dan betapa tidak tau malunya dia yang masih mampu melanjutkan hidupnya dengan tenang, sementara anaknya sangat mendambakan seorang ibunya.
Aku akan membuat dia menebus semua ini.
Rolls-Royce melaju dengan kecepatan tinggi. Dia melangkah dengan cepat menuju Passion Bar.
tiba-tiba telepon berdering, Daniel segera menggeser tanda berwarna hijau untuk menerima panggilan telepon itu.
Kemudian, keningnya sedikit mengernyit. Dengan gerakan yang luwes. Daniel segera memutar setir mobilnya, dan berbalik arah. Dalam sekejap, Rolls-Royce itu sudah melaju ke arah perusahaannya.
Keadaan darurat yang membuat tiba-tiba menyebabkan rapat dadakan berlangsung selama tiga jam.
Setelah rapat, Daniel kembali keruang CEO, ia duduk dan bersandar di kursi kebesarannya, sambil memijat pelipisnya, dia merasa lelah.
Memikirkan wanita yang masih terkunci di dalam kamar itu, Daniel berinisiatif untuk menelpon kepala pengawal.
"Hello pak Daniel ...," Sapa orang di seberang telepon.
"Bagaimana dengan perempuan itu?" Tanya Daniel yang membuat para pengawal membulatkan matanya.
"W ..., wanita itu? Bukankah dia sudah di bawa pergi oleh Tuan muda?" Pengawal itu berkata dengan gugup.
Seketika wajah Daniel langsung berubah.
"Apa maksud mu!" Daniel berucap dengan sangat dingin dan menakutkan.
"P .., Pak Daniel, w .., wanita itu sudah di bawa pergi oleh tuan muda enam jam yang lalu, dia mengatakan, bahwa bapak memintanya untuk membawanya pergi," ucapnya dalam ketakutan, mereka mendapatkan siasat buruk.
Kenzie membawa Ariana pergi?
Ekspresi tidak percaya melintas di benak Daniel.
"Apakah kau yakin itu adalah tuan muda?" Daniel berkata lantang.
"Pak Daniel, bagaimana bisa salah, kami melihatnya dengan mata kepala kami sendiri, Tuan muda terus berkata, ini adalah perintah anda, dan dia juga mengatakan kalau anda ingin bertemu dengan wanita itu."
Kenzie berkata seperti itu?
Kenzie adalah putra yang di besarkan olehnya sendiri, sedari kecil, Kenzie tidak di ajarkan berbohong, dan dia tidak pernah berbohong.
Tetapi sekarang, Kenzie benar-benar berbohong untuk menyelamatkan wanita gila itu!
Dan yang lebih mengherankan Daniel adalah, kapan Kenzie bertemu dengan wanita bodoh itu?
"Segera bawa kembali wanita itu kepada ku!"
Raungan histeris Daniel di seberang telepon membuat para pengawal itu mendadak seperti berhenti bernafas. Mereka hanya busa menjawab kata 'iya' dari tadi, hanya itu yang mampu mereka katakan.
.
.
.
Pandangannya menatap lurus kedepan. Daniel sangat marah, hingga dia tidak tau bagaimana melampiaskannya.
Ketika itu, ada ketukan di pintu ruangan CEO
"Masuk,"
Suara dingin itu membuat Liki asistennya, berdiri di luar pintu tampak gugup.
Liki mendorong pintu dan berjalan menghampiri CEO dengan perasaan was-was.
Daniel menatapnya dengan tatapan yang tajam setajam pisau. Liki memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum.
"Saya harap ada sesuatu yang penting yang ingin di sampaikan!"
Liki tersadar, saat mendengar ucapan bariton CEO, dia baru mengingat tujuannya masuk ke ruang CEO.
"Pak Daniel, jaringan perusahaan di serang oleh peretas, semua komputer lumpuh,"
Apa?
Daniel segera menyalakan komputer, dan benar saja, kunci jaringan sudah di rusak. Di layar hitam, ada beberapa tulisan warna merah yang menyita perhatian, tulisan itu segera Daniel baca: "Daniel! Berani beraninya kau menghina wanita saya! Apa kau sudah tidak ingin hidup lagi?"
"Siapa yang melakukan ini!" Wajah Daniel semakin gelap dan seram, ia menggenggam tangannya dengan erat, hingga kukunya memutih.
"Tidak, aku tidak menemukan siapa pelakunya,"
Detik berikutnya, terdengar suara bantingan dan suara cangkir limited edition itu jatuh ke lantai, air pun memerecik kemana-mana. Pecahan kaca itu pun berserakan di lantai.
"Cari pelakunya sampai dapat, kalau tidak kau tau konsekuensinya!"
"Ya .., ya .., ya."
Tanpa berani tinggal lebih lama lagi, Liki segera memutar tubuhnya, dan berjalan dengan langkah cepat menuju pintu keluar ruangan CEO.
Setelah berada di luar, dia terlihat menarik napas panjang, dia merasa seakan-akan, baru saja lolos dari pintu kematian.
Harus bagai mana ini?
Bagai mana caranya menemukan pelaku itu?
IT top di perusahaan juga tidak dapat menyelesaikannya, jadi harus bagaimana ini?
Kota sejuk
Deffa duduk di depan komputer dengan senyuman khasnya, ia tersenyum dengan sangat senang. Beberapa jam yang sudah berlalu, dan jaringan perusahaan Daniel masih saja lumpuh, teringat itu saja, ia sudah sangat senang sekali.
Berani menghina ibu ku, inilah harga yang harus di bayar! bibir kecil Deffa tersenyum licik.
"Deff.., Deffan .., lihatlah kesini cepat! kau masuk TV. Hebat sekali!"
Tiba-tiba suara imut Revi terdengar menggema di seluruh ruangan, membuat Deffan yang sedang membaca penasaran.
Iya, dia memang harus mengakui, bahwa dia memang Tampa.
"Tapi ini juga terlalu berlebihan menurutnya. dia kan baru saja pulang kesini?
Deffan berjalan ke ruang tamu dengan mimik wajah yang bingung. Dia menatap layar TV, dan seketika itu pula ia membelalakkan matanya.
Anak laki-laki berpakaian jas formal itu .., dia terlihat persis seperti Deffan.
Reva dan juga Ariana juga datang ke ruang tamu, ketika mereka mendengar teriakan Revi.
Berita bahwa CEO perusahaan Mahesa grup, yang sedang mencari seseorang, dengan hadiah uang yang cukup besar sedang di beritakan di TV.
Jantung Ariana kembali berdegup kencang. Lina tahun yang lalu, Daniel sudah menghabiskan uang satu juta dolar untuk menemukan keberadaan dirinya.
"Kemudian, layar TV beralih, dan Kenzie yang tampan kembali muncul di TV.
Ini ....
Hati Ariana terasa melayang seketika. Dia berjalan cepat ke depan layar TV, dan menata bocah itu dengan penuh semangat.
"Apakah ini putra yang waktu itu ia tinggalkan bersama Daniel.
Itu benar-benar terlihat persis seperti Deffan.
Terlihat Ariana mengulurkan tangannya, dan membelainya di depan layar kaca TV, anak yang mirip sekali dengan Deffan, jari-jarinya gemetar tidak karuan, kabut pun mulai memenuhi matanya.
"Mama, mengapa dia terlihat sangat persis seperti Deffan?" Reva bertanya dengan bingung.
"Mama, adik laki-laki ini sepertinya sedang sakit. Ayahnya sedang mencari dokter Junius, kasihan sekali." Revi mengerjakan matanya dengan polos.
"Mama, pak Daniel lagi mencari dokter Junius, dia mau mencari dokter junius Messa .., "
Ini adalah Mama!
Mengenai ini, Deffan tidak ingin menoleh ke arah mamanya Ariana.
Ternyata dokter Junius yang sedang di cari-cari pak Daniel adalah ibu mereka!
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Bagaimana kisahnya?
ikuti terus ya, jangan lupa vote dan like ya.