Hai, Reader ini novel keduaku. Semoga cerita ini bisa menjadi pilihan kalian.
Wiana Maharani biasa di panggil Ana. Seorang gadis cantik, supel dan cerdas.
Menjalin kasih dengan seorang pria ganteng, baik dan humoris, bernama Satria Pramudya.
Mereka menjalin kasih sejak duduk di bangku SMP sampai kuliah. Hubungan mereka terjalin hampir 10 tahun.
Siapa sangka saat mereka selesai wisuda, orang tua Ana menjodohkannya dengan seorang CEO tampan bernama Fidy Eka Sakti dengan usia yang sudah memasuki 30 tahun.
Padahal saat itu, Satria sudah berencana untuk melamar Ana ketika kuliah mereka telah selesai.
Bagaimana perjalanan cinta mereka ?
Apakah Satria dan Ana akan berjodoh ?
Atau sebaliknya seorang CEO dingin dengan usia yang matang akan menjadi jodoh Ana?
Ikuti kisah cinta mereka dalam Jodoh Tak Pernah Salah Memilih.
Kebencian, dendam dan masa lalu pun mewarnai novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan di Rumah Sakit
Bab 8
"Jodoh Tak Pernah Salah Memilih"
Saat Ana merasakan kepedihan yang teramat sangat di hati nya,, tiba-tiba pintu kamar ruang perawatan nya terbuka.
Tampak dua orang perawat dan dua orang wanita yang tak di kenal nya,, menghampiri Ana yang sedang terbaring.
Ana berusaha duduk di bantu oleh perawat.
"Siapa kalian..??"Tanya kalian menatap kedua wanita itu.
"Kenal kan kamu dari MUA,,kami akan membantu merias nona Ana,, karena nona sebentar lagi akan menjadi pengantin.."Jelas salah satu wanita itu.
"Sebentar lagi calon mempelai dan penghulu akan segera sampai.."Jelas wanita yang satu lagi.
Ana menghela napas dan memejamkan matanya,,hati nya kembali sakit dan pedih,, selangkah lagi hidup yang dia pikir sempurna akan berubah.
"Tega sekali mereka,, kenapa tidak menunggu aku keluar dari rumah sakit.."Ana berkata dalam hati dengan menahan air mata nya,, sesak sekali dada nya terasa terhimpit batu besar.
Ana tidak tahu lagi kemana dia harus mengadu,,tak ada lagi sandaran nya,,Satria dan orang tua nya pasti sudah sakit hati dengan penghinaan yang di lakukan papah nya.
Ana
hanya pasrah saat perawat membantu membersihkan tubuhnya ,, kemudian memakaikan kebaya yang sederhana tapi elegan.
Kebaya itu sangat cocok di tubuh ramping Ana,, seakan-akan kebaya itu memang sudah di pesan khusus untuk tubuh Ana.
MUA langsung memoles wajah cantik Ana,,wajah yang tadi sembab dan pucat pasi kini telah di sulap menjadi wajah yang semakin cantik bagaikan seorang puteri.
"Sempurna dan cantik sekali nona Ana ."Ucap salah satu MUA dengan wajah puas menatap Ana di cermin.
Ana hanya tersenyum kecut,,dia pun tidak percaya dengan pantulan diri nya di cermin,, dirinya bak puteri raja.
Seandainya pernikahan ini dengan Satria,,pasti dia adalah orang yang sangat bahagia dalam pernikahan ini,tapi kenyataan nya justru dia adalah orang yang paling sedih dan tersakiti di pernikahan dia sendiri.
Sekuat tenaga Ana menahan air mata nya
Tak lama pintu kamar pun terbuka tampak Rima dan Adrian masuk,, mereka juga tampak sudah rapi,,Rima dengan kebaya dan Adrian dengan setelan jas nya.
Seketika mereka menatap lekat ke arah Ana yang terlihat begitu cantik dengan kebaya pengantin yang di kenakan nya.
Rima ingin melangkah kan kaki nya ke arah Ana ingin segera memeluk nya,,tapi Adrian buru-buru menahan tangan Rima dan menatap nya tajam.
Rima mengurungkan niat nya,,dia hanya bisa menatap Ana dengan tatapan sendu,, seharusnya hari ini dia sangat bahagia karena Puteri nya akan segera menikah, tapi kenyataan nya hati nya sangat terluka saat menatap Ana.
.
Sedangkan Ana membuang pandangan nya dari Rima dan Adrian,, perasaan sakit hati,,sedih,, kesal semua campur aduk di hati nya.
Tak lama,, pintu kamar perawatan pun terbuka lagi,,masuk lah dua laki-laki beda generasi dengan wajah tampan tapi dengan di penuhi aura dingin,,di belakang mereka tampak pak penghulu dan beberapa anak buah dari dua laki-laki itu akan menjadi saksi.
Kamar perawatan Ana adalah kamar VIP yang fasilitas nya dan sangat luas bisa menampung hampir 20 orang.
Ana tetap membuang pandangan nya,, dia tidak mau menatap orang-orang yang telah berkumpul di ruang perawatan nya.
Ana tidak menyangka kalau pernikahan nya akan di lakukan di rumah sakit,, walaupun kamar ini kamar perawatan yang mewah.
"Ikhlas kan Ana,,ini adalah takdir hidup mu.."Ucap Ana dalam hati mencoba menguatkan diri nya sendiri,, karena Ana sadar hanya rasa ikhlas,, sabar,, semangat dan berserah diri yang bisa di lakukan nya.
"Kita mulai sekarang saja pak penghulu karena kami masih banyak urusan.."Ucap lelaki setengah baya yang tak lain adalah tuan Aksa sambil melirik jam branded di tangan nya.
"Baik tuan,,apa semua sudah siap.??."Tanya penghulu sambil menatap semua orang yang hadir di ruangan itu.
Rima pun segera menghampiri Ana,, dengan tangan gemetar Rima menggandeng Ana sambil menggandeng Ana untuk duduk di samping Fidy.
Fidy menatap tajam pergelangan tangan Ana yang terbungkus perban dan wajah Ana yang berjalan ke arah nya,,Ana menundukkan kepalanya,,dia enggan untuk menatap lelaki yang akan menikahi nya.
"Kita mulai sekarang.."Ucap pak penghulu.
"Berhubung nak Ana bukan anak kandung dari bapak Adrian,,maka yang menjadi wali nikah nak Ana adalah wali hakim.."Jelas pak penghulu.
Ana merasakan sakit kembali di hatinya,,papah yang selama ini sangat di idolakan nya ternyata bukan papah biologis nya,, seseorang yang hanya di titipkan untuk merawat nya,, bahkan Ana tidak tahu apakah dia masih mempunyai orang tua kandung.
Ana berjanji dalam hati,,jika dia sudah mempunyai kekuatan,, dia akan mencari tahu siapa orang tua kandung nya,,dan apa tujuan mereka membesarkan Ana dan menikahkan nya secara paksa.
"Karena orang tua nak Ana tidak di ketahui siapa nama ayah kandung nya,,maka saya akan sebutkan nama nak Ana disini adalah Wihana Maharani binti Fulan..."Jelas pak penghulu lagi.
Adrian langsung menundukkan wajahnya,, menahan sesak dan air mata nya,, karena dia tidak berhak sama sekali dengan binti yang di sematkan di nama Ana,, sedangkan Rima sudah mulai meneteskan air mata nya.
Proses pernikahan pun di mulai,,satu kali tarikan napas dengan lancar dan suara bariton nya yang lantang,,Fidy Eka Sakti mengucapkan Ijab Kabul,,yang langsung di ucapkan sah oleh saksi dan di lanjutkan doa.
Ana pun tak kuasa menitikkan air mata yang sudah di tahan nya dari tadi.
Fidy Eka Sakti,,selain berwajah tampan dan sempurna bagaikan sebuah pahatan dewa Yunani,,terkenal dengan sikap nya yang dingin dan angkuh,,kejam serta. arogan,,saat Ijab Qobul keluar dari bibir nya,, perasaan hangat menjalar di seluruh tubuhnya,, perasaan nya begitu tenang,,dia pun tidak mengerti dengan apa yang di rasakan nya.
"Alhamdulillah sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri.."Ucap pak Penghulu sambil menyerahkan berkas yang di tanda tangani oleh saksi dan buku nikah yang di harus di tanda tangani oleh Fidy dan Ana.
Kemudian Fidy memakaikan cincin pernikahan mereka ke jari manis Ana,,begitu juga sebaliknya Ana memakai kan cincin ke jari manis Fidy kemudian mencium punggung tangan Fidy,,tanpa berani menatap laki-laki yang kini sudah halal menjadi suami nya.
Saat Ana mencium punggung tangan nya,,Fidy merasakan lagi rasa hangat dan nyaman dalam hati nya,,tanpa sadar dia mengelus lembut kepala Ana dan mencium kening nya.
Semua orang terkejut dengan perlakuan manis Fidy,, terutama Aksa ayah nya.
"Aku tidak akan membiarkan putera ku jatuh cinta pada gadis ini,, justru tujuan menikahi gadis ini adalah untuk balas dendam.."Ucap Aksa dengan wajah memerah,, tiba-tiba dia teringat kembali masa lalu yang membuat hati nya di penuhi dendam.
"Pernikahan sudah selesai saya pamit dulu.."Pak penghulu berkata sambil beranjak dari duduknya.
"Saya sudah transfer sesuai dengan jumlah yang bapak inginkan,,ingat jangan sampai ada pihak lain yang mengetahui pernikahan ini..."Aksa berkata dengan tatapan tajam ke arah pak penghulu.
"Tuan Aksa tenang saja,,saya adalah orang yang bisa di percaya.."Ucap pak penghulu.
"Oke,,saya pegang kata-kata mu,,kamu tahu sendiri jika berkhianat.."Aksa berkata dengan suara penuh ancaman.
"Cepat,,antarkan dia pulang..!!"Perintah Aksa kepada salah satu anak buahnya.
"Baik tuan.."Ucap anak buah nya.
Pak penghulu pun pergi meninggalkan kamar perawatan.
"Kalian juga boleh pergi,, bayaran kalian sudah di transfer ke rekening masing-masing.."Aksa berkata sambil menatap perawat dan MUA.
"Baik tuan terimakasih.."Ucap mereka bersamaan kemudian mereka melangkah keluar dengan hati bahagia tugas ringan tapi bayaran dengan jumlah yang fantastis.
Di ruangan itu tinggal lah Aksa,Fidy,,Ana,, Adrian,,Rima dan dua orang anak buah nya.
"Adrian,,Rima tugas kalian sudah selesai,, pergi lah jauh dari kota ini.."Aksa berkata sambil menatap tajam ke arah Adrian dan Rima.
Ana yang dari tadi menunduk tersentak kaget,,kedua mata nya langsung menatap sendu Adrian dan Rima,, bagaimana pun mereka adalah orang yang merawat nya dari bayi.
Walaupun benci dan kecewa,,tapi jauh di lubuk hati Ana sangat menyayangi mereka.
Adrian dan Rima juga menatap sendu Ana,,ingin sekali mereka memeluk Ana tapi itu tidak mungkin.
Adrian dan Rima mengangguk,,dan mereka pun pergi meninggalkan kamar perawatan Ana di rawat.
Ana menatap sendu punggung mereka yang hilang dari balik pintu.
Kemudian Aksa menatap tajam Ana,, melihat Ana yang memakai kebaya pengantin,, mengingat kan pada kejadian 23 tahun yang lalu.,wanita yang telah membuat luka dan dendam di hati nya.
Tatapan yang penuh kemarahan dan kebencian.
"Antar kan dia pulang dulu Fidy,, setelah itu kita bertemu di tempat biasa..."Aksa berkata tanpa mengalihkan sedikit pun tatapan nya dari wajah Ana.
Ana yang mendapatkan tatapan yang menyeramkan itu,,berusaha setenang mungkin dan hanya bisa berdoa dalam hati.
Fidy langsung menarik tangan Ana keluar,,Ana meringis karena Fidy menarik tangan nya yang terluka,, tarikan tangan Fidy tidak kencang tapi karena tangan Ana yang terluka membuat nya merasakan sakit.
Semua orang yang berada di rumah sakit,,tidak ada yang berani menatap ke arah Ana dan Fidy yang menggunakan baju pengantin di rumah sakit,, selain merasakan sakit di pergelangan tangan nya,, Ana juga merasa malu.
"Kenapa tidak ganti baju dulu sie.."Gerutu Ana dalam hati.
"Tidak usah malu,,biasa saja,, tidak akan ada yang berani menatap kita,, kecuali mereka tidak sayang dengan nyawa mereka.."Ucap Fidy santai dengan wajah datar dan dingin.
Ana tidak menjawab,,dia bergidik ngeri mendengar perkataan Fidy,dia tidak menyangka mempunyai suami yang sifatnya seperti Fidy,, Ana hanya bisa menunduk ,dia benar-benar tidak berani menatap laki-laki halal yang sedang menarik tangan nya.
*************
Bagaimana kehidupan Ana setelah menikah dengan Fidy..???
Masa lalu apa yang menyebabkan Aksa begitu mendendam..???
Ikuti terus setiap bab nya.
Jejak , dukungan , Vote like dan komen kalian penyemangat Author.
Salam sehat selalu.
Selamat istirahat.
Jangan lupa mampir ke novel pertama author yang mau tamat.
buat novel lihatlah dari semua sudut pandang jangan hanya monoton melihat dari sudut pandang pemeran utama wanita, lihat lah juga dari sudut pandang pemeran utama pria seperti karakter fidy, apakah kalau kalian merasakan diposisi fidy adilkah diperlakukan seperti itu??????
amanda yang sudah disakiti zydan semudah itu dimaafkan dan amanda Terima begitu saja perlakukan zydan, dan wanita pelakor tidak dianggap salah karena menghancurkan rumah tangga orang, apakah adik kalau novelnya kalau begini dan apakah adil jika ama dan dibuat karakternya kayak itu???
itulah yang saya maksud dinovel ini
*apakah adil ana yang melakukan begitu banyak kesalahan semudah itu diterima kembali
*apakah adil satria menghancurkan dan merebut istri orang tapi dianggap bukan kesalahan
*apakah adil buat fidy, dengan semua kelakuan ana, istri pelukan dan gampang kontak fisik dengan pria lain, mantan dengan tidak ada penyesal dan bahagia mau menikah dengan pria lain saat tidak jadi menikah segampang itu fidy harus menerimanya kembali, apakah adil buat fidy
kita bahas dulu novel penyesalan zidan konfliknya suami melakukan kesalahan
suami akan dibuat
*mendapat balasan (ditinggalkan)
*dibuat menyesal sangat dalam
*tidak semudah itu dimaafkan , harus dibuar mengemis maaf dulu, dibuat berjuang keras dulu, dan harus membuktikan diri dulu
istri dibuat
*tegas tidak mudah memaafkan dan memilih pergi
*akan dihadirkan pria lain yang baik dan jadi penolong
*sosok wanita lain baing masalah dicap pelakor dan dilaknat
coban banding dengan novel ini
konfliknya istri melakukan kesalahan banyak sekali kesalahan fatal
*tidak perlu repot2 karena semudah itu dimaafkan, tidak ada namanya berjuang, tidak ada Namanya mengemis maaf, tidak ada nama menyesal mengaku salah, tidak nama minta maaf karena sudah sangat menyakiti
*karakter suami dibuat bodoh semudah itu Terima atau memaafkan kembali kayak tidak ada wanita lain saja
*author tidak akan berani hadirkan wanita lain yang baik dan jadi penolong bagi sang suami yang disakiti kalaupun ada tetap dicap pelakor dan dibinasakan
* pria lain sanga biang masalah tetap saja dipuja2 walau pun dbuat mati tapi dibuat kayak pahlawan padahal dia yang menghancurkan dan merebut istri orang
author merasa adilkah dalam dua novel ini saja