"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"
Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setan Yang Ku Maksud
Bryan duduk didekat jendela cafe, siluetnya sempurna, proporsional, jika dalam boy band ia cocok jadi visualnya. Kulit putih nya, potongan rambutnya yang rapi, wahhh... pahatannya sempurna sekali. Ia mengenakan kaos berkerah dan jam tangan bertali hitam di tangan kirinya, menambah kesan 'tampan' bagi gadis yang baru datang ini.
Terlihat Tania muncul dengan senyum mengembangnya memasuki pintu cafe, Bryan melambaikan tangannya dan terseyum.
"Gimana hari ini?", Bryan membuka pembicaraan ketika Tania mendaratkan bokongnya di kursi sebelah pacarnya itu.
"Apanya?"
"Kisah admin marketing kita hari ini, yang mirip Irene Red Velvet ini hehe.
Tania, yang kata cowonya mirip Irene RV gaes
"Ish ... kamu durhaka banget jadi pacar, mau di kutuk jadi apa? Pisau bedah atau post it?." Kesal Tania menyunggingkan bibirnya.
"Jadi suami, ahahhaha...", tawa Bryan meledak.
"Kamu kayaknya kebanyakan nyium ethanol kali ya." ledek Tania.
"Sayang."
"Hmm?"
"Boleh minta makalah sepupu kamu lagi ngga? Aku butuh nih."
"Lagi?"
"Iya, Boo. Boleh kan? Lagian sepupu kamu juga ngga butuh lagi kan?."
"Boleh aja sih, tapi dokter senior kamu hobi banget ya nyuruh ginian, yang bener aja bikin makalah sampe tiga kali seminggu. Kali ini tentang apa Boo?"
"Jantung buatan."
"Serem. Ntar aku cari ya Boo." jawab Tania, Bryan tersenyum lebar sambil mengusak surai Tania kebelakang.
"Boo, Sabtu ini libur ngga? Jalan yuk. Udah lama engga." tawar Bryan.
"Kalo ngga ada kerjaan yang numpuk , biasanya sih libur. Tapi kalo ada target, aku lembur sampe besok-besoknya Boo, aku ngga bisa janji."
"Ada cafe baru sayang, kata orang-orang tempatnya bagus, makanannya juga enak. Kalo libur kabarin aku ya Boo, mau nyobain main kesana bareng kamu." tawar Bryan.
"Iya sayang, nanti aku kabarin."
🌼🌼
Pov Tania :
Memiliki Bryan di sampingku jadi satu kebanggaan untukku, dia hangat dan boyfriend material sekali yeorobun. Dia memperlakukanku dengan sangat baik, dan engga tahu kenapa, mama benci banget sama dia. Aku juga bingung, ada momen dimana secara tidak sengaja aku nyebut Bryan di cerita kami, biasalah cengkerama mama dan anak, padalah aku hanya sebut nama, tapi mama langsung beri penolakan terang-terangan. Masih sebut nama, aku belum menceritakan betapa baik dan mengagumkannya pacarku itu, tapi mama tantrum duluan.
Setiap ditanya kenapa, mama enggan menjawab, enggang ngasih jawaban. Sampai aku narik kesimpulan sendiri kalau mama ''cuma ngga suka'. Tanpa mengindahkan larangan mama aku terus melanjutkan hubungan ku seolah tanpa beban dan masalah. Toh aku sudah dewasa, sudah waktunya aku punya pandanganku sendiri, sekali pun mama, tidak semua urusanku harus dicampur tangani mama kan?
Aku sayang Iyan, Bryanku. Dia benar-benar seorang yang berarti buat aku dan akan selalu ku dukung dia. Sebegitulah yakinnya aku dengan hubungan ini. Sekali lagi ku tegaskan sifatku dan namaku jauh berbeda. Ingat? Sangat berbeda. Betapa bersyukurnya aku, Tuhan benar-benar mengasihiku, ia melindungiku dari segala jenis setan yang selama ini ini mengelilingiku. Dan kalian tahu? Bryan adalah setan yang ku maksud.
🌼🌼
Jumat malam Tania mengabari Bryan bahwa mereka tidak bisa pergi bersama dikarenakan ada pekerjaan tambahan di kantornya.
"Yaah... Boo, ngga asik ah." keluh Bryan pada ponsel yang melekat di salah satu daun telinganya.
"Ya mau gimana lagi, aku kan budak korporat sih Boo, jadi wajib nurut hehe. Maaf ya sayang, kamu pergi bareng Sony aja."
"Yaudah deh, kalo udah pulang kabarin ya Boo. Aku kangen.", rengek Bryan.
"Mee too. Kamu istirahat gih. Bye Boo..", telepon di putus.
"Hooekkk...",seru Bryan di hadapan teman-temannya dan tawa mereka meledak.
Sabtu Esok Paginya
Cafe yang Bryan bicarakan tempo hari pada Tanua cukup bagus, luas, dan asri. Hari sabtu cerah di cafe yang dijanjikan geng dokter yang di pimpin Bryan itu membawa setumpuk makalah pemberian Tania. Suasana cafe itu cocok untuk belajar atau mengerjakan tugas.
"Sabar ya, Yan, sampai selesai ujian sertifikasi deh lu tahan-tahanin pacaran sama tuh cewe." seru Sony.
"Ya mau gimana lagi. Dia kartu magic buat gua, selain cantik dia juga ngga neko-neko. Ngga malu-maluin juga buat di bawa jalan." balas Bryan. Mereka terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan, Bryan, Sony, dan Yona.
"Iya Yan, ntar selesai ujian serah lu deh, mau putus, mau buang dia, yang penting urusan kita kelar dulu." tambah Yona lagi.
"Beruntung banget gua kenal sepupunya dia, modal tampang, kelar, heheh... ", songong Bryan dengan tawa girangnya.
Tanpa mereka sadari Tania sudah berdiri hanya beberapa meter dari mereka yang di halangi sebuah pot besar, jelas percakapan mereka terdengar oleh orang yang di maksud.
Sapp sapp buk buk Tania menumpuk semua makalah pemberiannya, wajah ketiga dokter itu panik sekaligus takut.
"Ta... Tan... Tania sayang..." gagap Bryan.
Kamu bukannya kerja Boo?"
Tania tidak menanggapi sedikit pun, ia memindahkan makalah yang di tumpuknya jadi satu dan menjauhkannya dari meja. Ketiga sahabat itu semakin bingung.
"Ini minum siapa?", tanya Tania dengan tenang mengangkat satu gelas panjang berisi jus alpukat.
"A-aku Tan." ragu Sony.
Byurrr.... Tania menyiramkan jus itu secara horizontal dan cepat, sehingga ketiganya mendapatkan bagian masing-masing, tepat mendarat di wajah mereka. Bryan sontak berdiri.
"Gimana? Enak jusnya?".
"Kurang ajar lu y ...!", bentak Yona.
"Emang. Masalah? Elu bertiga jauh lebih kurang ajar, ngga lebih dari dokter yang begonya melebih-lebihi bego. Ngerti kan maksud gua? Gua ngga kebayang pasien-pasien lu apa kabar nantinya. Dirawat sama dokter-dokter bego yang modal nyontek doang." sergah Tania.
Ketiganya terdiam dan terpaku. Orang-orang disekeliling mereka mulai penasaran apa yang terjadi.
"Bryan."
Deg
Hati Bryan mencelos mendengar Tania memanggil nama aslinya, kenapa tidak Iyan atau Boo?
"Makasih buat dua tahun ini. Ternyata aku salah nilai orang, tapi kamu bisa liat kan? Aku ngga jatuh, aku ngga tertunduk. Untuk seterusnya lu bertiga berusaha sendiri ya, semua makalah dan hasil kerja keras kakak sepupu gua, gua bawa balik. Mending semuanya dimakan ngengat ketimbang ilmunya di ambil sama orang bego ngga tahu diri kaya lu bertiga." Bentak Tania lalu pergi dengan semua makalah usang itu.
Meninggalkan Bryan yang masih membeku, dengan lelehan jus alpukat diwajahnya, hatinya agak perih dan tiba-tiba rasanya kosong.
"Makasih buat dua tahun ini. Ternyata aku salah nilai orang"
"Makasih buat dua tahun ini. Ternyata aku salah nilai orang"
"Makasih buat dua tahun ini. Ternyata aku salah nilai orang"
Sebaris kalimat Tania yang itu terus terngiang-ngiang di telinganya, itu itu saja, bahkan ia tidak mendengar rengekan Yona dan makian Sony tentang bagaimana berantakannya penampilan mereka karena ulah Tania.
Yona
Sony
.
.
.
Tbc ... 💜