Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 8
🍁🍁🍁
Sekarang Nayra dan Andrian sama-sama di jok belakang mobil dan di depan hanya ada sopir.
"Pak ayok jalan!" perintah Andrian pada sopirnya. Sopirnya yang melihat bosnya bersama Nayra di belakang membuat sopirnya mengira bahwa bosnya ada hubungan spesial dengan Nayra apalagi dengan posisi Nayra saat ini yang begitu dekat dengan Andrian.
Di tengah-tengah perjalanan Nayra terbangun dari tidurnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan melihat sekelilingnya. Ia begitu kaget ketika melihat ada Andrian di sampingnya, apalagi ia melihat kepalanya ada di bahu bosnya itu.
"Sudah puas tidurnya hm...?"
Deg!
Jantung Nayra begitu berdebat mendengarkan suara Andrian yang begitu dekat dengannya. Apalagi posisinya saat ini begitu dekat dengan Andrian.
"Maaf Pak saya ketiduran tadi di kafe."
"Makanya kalau tidur itu jangan terlalu larut malam, jadi kamu nggak ngantuk ketika bekerja."
"Iya Pak saya tak akan tidur larut malam lagi."
Setelah obrolan tadi, kembali suasana dingin di dalam mobil itu. Tak ada obrolan sampai kantor.
Sudah menjelang sore dan semua karyawan satu per satu pergi dari kantor karena sudah waktunya pulang kerja.
"Kamu boleh pulang sekarang," ujar Andrian kepada Nayra walaupun mata Andrian masih terfokus pada layar laptopnya.
"Tapi Bapak belum pulang."
"Ini sudah habis jam kantor, jadi kamu bisa duluan pulang, kalau saya ada yang harus dikerjakan di kantor. Jadi kamu pulang duluan."
"Terima kasih Pak."
Cepat-cepat Nayra membereskan barang-barangnya lalu pergi dari kantor. Ia begitu senang karena hari ini ia bisa pulang lebih awal.
Seperti biasa sebelum pulang ia harus menjemput Alden dari rumah Baim.
***
Sedangkan di kantor Andrian sudah membereskan barang-barangnya lalu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah ia disambut dengan mamanya beserta seorang wanita cantik yang bersama dengan mamanya.
"Kamu sudah pulang Nak?" tanya mamanya menyambut Andrian dengan begitu senangnya.
"Hm..." sedangkan Andrian hanya menjawab seperti biasanya.
"Nak, kamu ke sini dulu kenalan sama Nadia anak teman Mama," ujar mamanya menyuruh Andrian berkenalan dengan anak teman mamanya itu.
"Andrian hari ini capek Mah, jadi Andrian mau ke atas dulu."
Tanpa mendengarkan perkataan mamanya, Andrian langsung naik ke atas. Ia tau tujuan mamanya mengundang anak teman mamanya ke sini untuk dijodohkan dengannya. Tapi Andrian tak segampang itu untuk mau dijodohkan oleh mamanya.
"Maafkan anak Tante ya, biasa kalau pulang kerja Andrian begitu capek."
"Iya Tan nggak papa!"
"Kalau gitu ayok di minum tehnya."
"Kalau boleh tau apakah Andrian sudah mempunyai kekasih atau pacar, Tante?"
"Setau Tante Andrian selama ini belum punya pacar, jadi Tante harap kamu bisa meluluhkan hati anak Tante itu."
"Tenang saja Tante, dengan kecantikan yang aku miliki Andrian sepertinya akan cepat jatuh cinta denganku," ucapnya dengan begitu PD-nya.
"Semoga saja."
Nyonya Kumala berharap Andrian akan cepat mendapatkan jodohnya. Ia takut bila anaknya tak kunjung-kunjung menikah dan akan dikira Andrian tidak normal seperti lelaki pada umumnya.
"Huh! Kenapa Mama selalu memaksaku untuk berkenalan dengan wanita yang dibawanya? Apakah aku terlihat begitu jelek sehingga Mama takut aku tak kebagian jodoh."
Andrian menatap wajahnya di kaca kamarnya. Dilihat-lihat dirinya sangat tampan walaupun umur sudah memasuki kepala tiga.
"Dilihat-lihat memang aku sangat tampan, jadi wajar kalau aku harus memilih-milih wanita yang tepat."
Andrian memegang wajahnya yang begitu mulus dan sempurna itu. Ia begitu sangat percaya diri dengan ketampanannya saat ini walaupun memang benar dirinya tampan dan tak banyak wanita yang tergila-gila padanya, tapi Andrian merasa belum ada wanita yang tepat untuknya.
Lelah mengagumi ketampanannya yang tak ada tara itu, Andrian pun pergi ke kamar mandi untuk merendamkan tubuhnya yang terasa begitu pegal. Setelah berendam cukup lama akhirnya tubuh Andrian sudah merasa lebih rileks dan nyaman.
Ketika mau tidur Andrian teringat bahwa dokumen yang tadi ketika bertemu dengan klien berada di Nayra asistennya. Dengan cepat Andrian mengambil ponselnya untuk menghubungi Nayra, tapi ia lupa bahwa nomor Nayra belum ada di kontak ponselnya.
"Mungkin nomor perempuan itu ada di Tiara."
Andrian mencoba menelpon Tiara sekretarisnya. Tak lama kemudian Tiara menjawab telpon dari bosnya itu.
**Telpon.
Tiara** :
Hallo Pak! Ada apa Bapak menelpon malam-malam?
Andrian :
Kamu punya nomor Nayra asisten saya?
Tiara :
Iya Pak, memangnya ada apa Bapak meminta nomor Nayra?
Andrian :
Bukan urusanmu! Lebih baik kamu kasih saja saya nomornya.
Tiara :
Cieee Pak Andrian kayaknya suka sama Nayra.
Andrian :
Diam kamu! Lebih baik kamu kirimin saja nomornya, kalau tidak saya akan memotong gajimu 10%.
Tiara :
B-baik Pak! Saya akan mengirimkan Bapak nomor Nayra melalui WhatsApp.
Tut... tut... tut...
Langsung saja Andrian menutup telponnya tanpa berterima kasih terhadap sekretarisnya. Memang Andrian begitu susah untuk menurunkan gengsinya terhadap orang apalagi terhadap karyawannya.
Sedangkan di lain tempat Tiara langsung mengomel-ngomel ketika bosnya langsung saja menutup telponnya tanpa berterima kasih lebih dulu. Apalagi tadi ia sempat diancam gara-gara candanya. Memang bosnya itu susah untuk diajak bercanda.
"Huffftt! Untuk ganteng kalau nggak udah ku piles tuh mulut yang omongannya pedes," gerutu Tiara sambil mengirimkan nomor Nayra ke bosnya.
Setelah terkirim nomor Nayra ke WhatsApp Andrian. Andrian tanpa berlama-lama langsung menghubungi Nayra ke nomor tersebut. Sudah beberapa kali Andrian menelpon Nayra, tapi Nayra tak mengangkatnya.
Dan telpon berikutnya diangkat, tapi bukan suara Nayra tapi melainkan suara anak kecil yang mengangkatnya.
**Telpon.
Nayra** :
Hallo...
Mendegar suara anak kecil membuat Andrian ragu kalau ini nomor Nayra. Apakah Tiara salah memberikannya nomor Nayra.
Nayra :
Hallo ini siapa?
Tanya lagi seseorang anak kecil yang ada di dalam telpon tersebut. Suara anak kecil itu tak lain adalah Alden.
Andrian :
Hallo! Apakah ini benar nomor ponselnya Nayra?
Nayra :
Hallo ini siapa? Maaf tadi saya baru selesai mandi, jadi saya tak mendengar ada orang yang menelpon.
Sekarang Nayra lah yang menjawab telponnya. Andrian pun merasa ada yang janggal dengan suara anak kecil tadi. Apakah itu adiknya Nayra yang mengangkat telponnya? Karena setahunya Nayra belum menikah sama sekali atau memiliki anak.
Andrian :
Saya Andrian bos kamu.
Nayra :
Maaf Pak, saya kira tadi nomor kesasar. Memangnya ada apa menelpon saya malam-malam seperti ini?
Andrian :
Kamu kan yang membawa berkas tadi? Besok bawakan saya berkas itu!
Nayra :
Iya Pak! Maaf tadi saya lupa memberikan Bapak berkas itu.
Andrian :
Yasudah saya matikan dulu telponnya.
Tut... tut... tut...
Belum sempat Nayra membalas perkataan Andrian, lebih dulu Andrian mematikan ponselnya dengan sepihak.
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa