Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Hallo uncle, eh maksudku tuan Abraham, apa kabar? Sudah lama ya kita tidak bertemu." Rena menyapa tuan Abraham diiringi senyuman terbaiknya.
"Tidak usah terlalu formal seperti itu nak. Kau bisa memanggilku uncle jika itu membuatmu nyaman." Abraham menatap Rena penuh arti. Melihat Rena, Abraham seperti melihat Alena saat muda dulu. Kedua wanita cantik itu memiliki sifat yang sama. Sama-sama ceria dan suka membuat ulah.
"Tidak tuan, aku akan memanggil anda dengan sebutan tuan saja, setidaknya saat kita sedang berada di kantor. Tapi aku akan tetap memanggil anda dengan sebutan uncle saat kita bertemu di luar jam kerja." Rena sudah memutuskan. Tidak enak dengan karyawan lain jika Rena harus memanggil atasan mereka dengan sebutan uncle.
"Baiklah terserah kau saja nak." Abraham akan menyetujui apapun keinginan calon menantunya.
"Zayn, apa kau bekerja di perusahaan ini sebagai asisten tuan Abraham?" Rena kembali bertanya pada Zayn yang sedari tadi hanya diam sembari memasang wajah dinginnya.
"Kau hebat Zayn, aku tidak menyangka nasibmu akan berubah secepat ini." cicit wanita cantik itu lagi.
Beberapa minggu yang lalu kondisi Zayn terlihat begitu memprihatinkan, bahkan Zayn sampai harus menjual motornya. Tapi lihatlah Zayn hari ini, pria tampan itu sudah jadi pegawai kantoran. Posisi Zayn di perusahaan ini juga tidak main-main, yaitu sebagai asisten tuan Abraham yang merupakan CEO di perusahaan Abraham crop. Membuat Rena semakin mengagumi pria bertubuh tinggi tegap itu.
Namun Zayn tak menanggapi sedikitpun ucapan Rena, hanya sorot matanya yang tajam saja terus menatap tajam ke arah Rena.
Melihat tatapan tajam tuan Zayn, jantung Amanda jadi berdebar kencang. Karna Amanda yang ditugasnya untik mengajari Rena di hari pertamanya bekerja. Melihat sikap Rena yang bersikap sok akrab dengan kedua petinggi perusahaan itu, Amanda jadi kehilangan muka karna merasa malu.
"Sepertinya kau salah paham Rena. Zayn ini adalah putraku, wakil CEO di perusahaan ini. Dan dalam waktu dekat ini akan di angkat menjadi CEO di perusahaan ini, karna rencananya sebentar lagi uncle akan pensiun." Abraham menjelaskan panjang lebar.
"Apa wakil CEO?" pekik Rena tak percaya. Saking terkejutnya mendengar ucapan Abraham, Rena sampai tersedak ludahnya sendiri. Ternyata pria yang Rena anggap miskin selama ini jauh lebih kaya dari pada dirinya.
"Mom bilang aku akan menjadi sekretaris wakil CEO di perusahaan ini, itu artinya aku akan menjadi sekretaris Zayn. Tapi Zayn tidak terlihat tua dan gendut. Apa mom Khanza sedang mengerjai aku." batin Rena. Entah harus bahagia atau tidak akan kenyataan itu.
Rena memang sudah mengenal uncle Abraham dan aunty Alena sejak beberapa tahun yang lalu. Tepatnya sejak Rena di angkat anak oleh dad Albian dan mom Khanza. Mereka sering bertemu dalam beberapa acara keluarga yang rutin diadakan setiap tahunnya.
Bahkan Rena sudah cukup akrab dengan lizzie, putri uncle Abraham dan aunty Alena. Tapi Rena tidak pernah tahu kalau aunty Alena dan uncle Abraham ternyata memiliki seorang putra bernama Zayn.
"Selamat bergabung di perusahaan kami Rena. Semoga kau dan Zayn bisa bekerja sama dengan baik." Abraham menepuk-nepuk pundak Rena sebagai bentuk dukungan.
"T-terima kasih tuan." Rena tersenyum kikuk.
"Amanda, ayo ikut aku. Jam 10.00 nanti kita ada meeting dengan tuan Mario. Siapkan berkas-berkas yang di butuhkan." titah Abraham pada sang sekretaris.
"Tapi tuan, bagaimana dengan tuan Zayn?" Amanda sedikit tidak Rela meninggalkan Tuan Zayn hanya dengan Rena saja.
"Kenapa bukan aku saja yang menjadi sekretaris tuan Zayn? Kenapa harus wanita itu?" Batin Amanda dengan bibir yang mencebik.
"Kau tidak usah menjadi sekretaris Zayn lagi karna sekarang sudah ada Rena." Abraham menegaskan.
"Baik tuan." patuh Amanda, ia tidak punya pilihan lain selain patuh pada atasannya. Setelah memberi hormat pada tuan Zayn. Amanda bergegas mengikuti langkah tuan Abraham karna pekerjaan Amanda sebenarnya memang sekretaris tuan Abraham.
***
"Kau ikut aku ke ruanganku!" titah Zayn pada Rena setelah mereka hanya tinggal berdua saja.
"B-baik tuan." patuh Rena. Setelah mengetahui Zayn adalah atasannya, Rena jadi merasa segan pada pria tampan itu. Jadi memanggil Zayn dengan sebutan tuan, tidak berani memanggil nama lagi.
"Apa jadwalku hari ini?" tanya Zayn setelah mereka berdua berada di ruangan Zayn.
"Jadwal?" Rena menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna merasa bingung, sekretaris Amanda belum mengajari dirinya tentang apapun. Yang dilakukan Amanda tadi hanya mengolok-olok dirinya saja tanpa memberitahu apa pekerjaan Rena.
"Maaf tuan aku tidak tahu." jawab Rena apa adanya.
"Ck. Temui Asisten Andrew dan tanyakan apa jadwalku hari ini, setelah itu kau beritahukan padaku." titah Zayn dengan wajah menahan amarah.
"Baik tuan." balas Rena.
"Kenapa dia menyuruhku menanyakan jadwalnya pada asisten Andrew, kenapa tidak tanya sendiri saja. Ruang mereka kan bersebelahan." cicit Rena sembari beranjak dari ruangan tuan Zayn.
"Ehem! Aku bisa mendengar ucapanmu!" hardik Zayn.
"Maaf tuan." Tanpa banyak bicara lagi Rena segera mempercepat langkahnya menuju ruangan Asisten Andrew untuk menanyakan apa jadwal tuan Zayn hari ini.
Bruk!
"Astaga!" Zayn hanya bisa mengelus dadanya saat Rena menutup pintu ruangannya dengan kasar.
"Kenapa mom memaksa aku menerima wanita ceroboh seperti dia untuk menjadi sekretarisku?" Zayn mengusap wajahnya dengan frustasi.
Kalau bukan karna mom Alena mogok makan dan mogok bicara sampai keinginannya menjadikan Rena sebagai sekretaris Zayn terpenuhi. Zayn tidak akan mungkin menerima Rena untuk menjadi sekretarisnya.
Bruk!
Suara pintu terbuka membuat Zayn tersadar dari lamunannya.
"Bersiaplah tuan, karna jam 08.00 pagi ini anda harus menghadiri undangan dari perusahaan Green Light dan melakukan pidato di sana." beritahu Rena.
"Whatt! Kenapa mendadak sekali?!" pekik Zayn.
"Tidak ada waktu untuk terkejut tuan. Kalau anda tidak segera bersiap, maka anda bisa terlambat." ucap Rena saat melihat jarum jam ditangannya sudah menunjukan pukul 07.50 pagi.
Rena sampai menarik tangan Zayn karna tuannya itu hanya diam saja di tempatnya dengan mulut yang menganga.
Bersambung
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???