NovelToon NovelToon
PENGASUH TUAN LUMPUH

PENGASUH TUAN LUMPUH

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Raya Syakila harus menerima nasib buruk saat ia pulang ke Indonesia. Rumah mewah orangtuanya telah di sita dan keluarganya jatuh miskin seketika.

Dia harus bekerja sebagai pengasuh seorang pria tampan yang lumpuh bernama Nevan, semata-mata karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8 - Dikira istri

Sinar matahari pagi menembus celah-celah gorden yang ada di kamar Raya, ia menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan mata sejenak, demi menyadarkan diri dari nyenyaknya tidur semalam.

Raya menoleh ke arah jam yang ada di dinding kamar, dia cuek sembari menguap lagi, tapi sedetik kemudian dia tersadar akan sesuatu.

"Ya ampun, aku kesiangan bangun..." Raya buru-buru bangkit, menarik handuk dan setengah berlari menuju kamar mandi disudut kamarnya.

Raya melakukan aktifitas mandinya dengan tergesa-gesa kemudian keluar kamar dengan pakaian rumahannya.

Disaat bersamaan, Raya bertemu dengan Yana yang tengah membersihkan koleksi kirstal-kristal unik yang tersusun didalam lemari kaca.

"Baru bangun kamu?" sapa Yana dengan nada tak senang.

Raya melihatnya sekilas. "Iya, Mbak ... aku kesiangan." jawab Raya dengan wajah pias.

"Kalau ketahuan sama Nyonya muda bisa abis kamu, Ray." ucap Yana lagi sambil terus mengusap kristal dengan kanebo.

Raya bergidik singkat--membayangkan kemarahan Feli. "Iya, Mbak. Udah ya, aku langsung nemuin Tuan Nev aja, takut beliau perlu apa-apa."

"Iya-iya, buru... ntar Tuan Nev marah bskal lebih parah lagi." kata Yana sengaja menakuti Raya.

Raya langsung berlari untuk menaiki tangga, tapi karena langkahnya yang tergesa menyebabkan kakinya tersandung di undakan tangga yang pertama.

"Aw..." Raya meringis memegangi kakinya yang terbentur.

Tak berapa lama, suara Nev terdengar memanggilnya, suara itu terdengar sangat dekat.

"Raya ..."

Raya pun menoleh demi melihat Nev yang ternyata sudah berada dibelakangnya.

Sejak kapan dia disana? Kenapa dia sudah bangun lebih dulu sih?

"Y-ya Tuan ..." jawab Raya.

"Kenapa baru muncul? Kau baru bangun?" tanya Nev penuh selidik.

"Em... Tuan-- Maaf, saya--saya kesiangan bangun." kata Raya tertunduk dan menyembunykan sebelah kakinya yang sakit kebelakang kaki satunya.

"Ya sudah," kata Nev datar tapi tetap memperhatikan Raya dengan lekat.

"Kenapa kakimu?" tanya Nev karena melihat sikap aneh Raya.

"Ti-tidak apa-apa, Tuan." kilah Raya.

"Lalu kenapa berdiri seperti itu? Jangan membohongiku," kata Nev.

"Ini... tadi terbentur ditangga." jawab Raya menyengir.

Nev berdecak. "Kau ini! Ku perhatikan selalu saja bersikap terburu-buru." sindirnya.

Raya hanya diam namun dalam hatinya dia mengakui jika ucapan Nev itu benar.

Nev baru mengenal Raya beberapa hari, tapi sudah bisa menilai sikapnya. Apa dia memang mudah sekali ditebak?

Jangan dipikirkan Raya. Fokus bekerja.-Batin Raya mengingatkan dirinya sendiri.

"Em, Tuan... saya akan menyiapkan keperluan Anda. Anda mau sarapan dulu atau mandi dulu?" tanya Raya.

"Aku sudah mandi tadi," jawab Nev datar sembari mendorong kursi rodanya ke arah ruang makan.

Ha? Dia sudah mandi? Siapa yang membantunya mandi? Bukankah selama ini saat ku bantu pun tetap sulit?

"Siapa yang membantu Anda mandi, Tuan?" tanya Raya penasaran sambil berjalan pelan dan terpincang-pincang dibelakang kursi roda Nev yang melaju.

"Mandi sendiri lah..." kata Nev percaya diri.

"Benarkah?" mata Raya membola karena ucapan Nev yang terkesan aneh itu.

"Iya, aku mandi pakai shower, bukan mandi di bathub, jadi gak terlalu sulit." Nev berkata sembari tiba-tiba menoleh ke arah Raya dibelakangnya, Raya pun mengernyit keheranan.

"Apa kakimu yang terbentur tangga sakit sekali?" tanya Nev.

Entah kenapa Raya menangkap nada khawatir di pertanyaan Nev kali ini.

"Tidak, Tuan." jawab Raya.

"Terus kenapa jalannya seperti itu? Kalau memang sakit sekali di cek saja ke rumah sakit." saran Nev.

Raya mengibaskan tangannya. "Tidak usah, Tuan. Ini biasa saja kok." tolaknya cepat, dia merasa ucapan Nev itu terlalu berlebihan.

Disaat mereka menatap satu sama lain dalam beberapa detik, tiba-tiba suara Feli yang berdehem-dehem seolah menyadarkan keduanya.

Keduanya menoleh kearah yang sama, dimana ada Feli yang tersenyum kecut pada mereka berdua.

"Ray, kamu gak lupa kan sama perjanjian kita." kata Feli seolah mengingatkan Raya tentang salah satu poin dalam surat perjanjian kontraknya.

"Eh, i-iya... saya permisi, Tuan." kata Raya segera menghindar dari Nev.

Tapi Nev yang bingung dengan percakapan kedua wanita dihadapannya mulai buka suara. "Perjanjian apa?" tanya Nev.

"Oh, itu perjanjian kerja Raya dirumah ini, sayang." sahut Feli cepat.

"Memangnya apa isi perjanjiannya?" tanya Nev semakin ingin tahu.

Feli menggosok tengkuknya sendiri, "Itu, itu... tentang cara kerjanya. Iya, tata cara kerja Raya selama disini." kilah Feli berbohong.

Raya pun segera berbalik badan, ingin ke dapur saja.

"Mana sarapanku, Raya?" tanya Nev membuatnya kembali mengangguk berulang dan kembali ke meja makan untuk mengambilkan sarapan Nev.

Padahal ada istrinya didepan mata, tapi kenapa tetap menyuruhku menyediakan makanannya.-gerutu Raya dalam hati.

"Biar aku saja yang mrngambilkan Nev sarapan, Ray." selah Feli mencoba mengambil alih piring yang sudah Raya pegang.

"Biar Raya saja," kata Nev dengan nada dingin.

Feli berdecak, sementara Raya menjadi kebingungan mau menuruti siapa sekarang.

Feli tetap mengambil piring dari tangan Raya, dan wajah Nev memancarkan kemarahan karena hal itu.

"Sudah ku bilang, biar Raya yang menyiapkan sarapanku!" kata Nev tegas dan menekankan setiap kata-katanya.

"Tapi sayang ..." lirih Feli.

Nev bergeming dan tak menjawab keluhan Feli itu, membuat Feli merengut dengan wajah tertekuk.

Feli pun menghempaskan bo kongnya di kursi makan dan mengambil makanannya sendiri dengan rasa kesal yang teramat sangat karena sikap dingin Nev padanya.

Sedangkan Raya yang masih berada diantara pasangan suami istri itu hanya menatap Nev bingung.

Kemudian, Nev seolah memberi Raya isyarat agar melanjutkan apa yang tadi ia perintahkan.

Raya pun menyiapkan sarapan Nev, meletakkan sandwich isi daging ke piring, lalu menyajikan itu dihadapan Nev.

"Teh atau kopi, Tuan?" tanya Raya.

"Kopi." jawab Nev singkat.

Raya menuangkan kopi ke gelas Nev dan kembali menyajikannya dihadapan pria itu.

Sementara diseberang meja, Feli terlihat mendengkus sebal sembari mengunyah makanannya sendiri.

"Apa ada lagi, Tuan?" tanya Raya memastikan kebutuhan Nev yang lainnya.

"Jam 10 aku ke kantor seperi kemarin. Supiri aku." kata Nev datar.

Baru saja Raya ingin menjawab iya, tapi Feli langsung menyela percakapan mereka.

"Nev, kenapa kesannya aku yang gak dianggap disini? Kamu lihat aku disini, Nev! Kenapa kamu gak bisa hargai aku!" keluh Feli mencebikkan bibirnya.

Nev mengunyah sandwichnya dengan santai tanpa menjawab ucapan istrinya itu, membuat Feli mendengkus untuk yang entah keberapa kalinya-- karena sikap acuh sang suami.

"Saya permisi, Tuan." kata Raya undur diri, dia ingin sarapan juga sebelum mengantar Nev ke kantor.

"Hemm..." Nev hanya berdehem demi menjawabnya.

Feli menatap sinis pada Raya, dia tidak mau Raya mendapat perhatian lebih dari Nev seperti ini. Tapi, dia juga tidak mau Raya pergi begitu saja dari rumah ini, dia masih belum puas melihat Raya berada diposisi ini--dibawah levelnya.

Seperginya Raya, Feli kembali bersuara pada Nev.

"Nev, gimana kalau aku aja yang antar kamu ke kantor? Aku kan gak pernah kamu bolehin main ke kantor." kata Feli.

Nev menggeleng samar. "No!" jawabnya singkat dan tegas.

Feli meraih lengan Nev. "Ayolah, sayang. Kita mulai semuanya dari awal lagi. Kita perbaiki semuanya." kata Feli membujuk sang suami.

"Aku bilang enggak ya enggak. Kamu bisa bahasa Indonesia 'kan? Atau mau pakai bahasa Mandarin?" cibir Nev seraya menyeruput kopinya.

Feli terdiam dengan tangan yang mengepal penuh kekesalan.

Seusai sarapan, Raya mengantarkan Nev ke kantor seperti kemarin. Nev memintanya untuk masuk kedalam gedung perkantoran itu dan dia menuruti Nev.

Semua orang menatap Raya yang tengah mendorong kursi roda Nev, semua tampak menyapa dan tersenyum ramah padanya.

"Pekerja disini ramah, ya..." celetuk Raya dan itu didengar oleh Nev.

Nev menyunggingkan senyum kecil. "Mungkin mereka mengira kamu adalah istriku." kata Nev santai, sementara Raya cukup syok dengan ucapan Nev itu. Terlebih, Nev menyebutnya 'kamu' 😁

Kenapa mendengar itu, ritme jantungnya mendadak bertalu-talu.

"Memangnya mereka tidak mengenali siapa istri Anda yang sebenarnya?" tanya Raya, berusaha cuek walau dia sudah gugup setengah mati.

Nev menggeleng, kepalanya menoleh kebelakang demi melihat wajah Raya yang ternyata sudah merona.

Lucu sekali jika melihat wajahnya memerah seperti itu.-Batin Nev.

"Tidak ada yang tahu jika Feli adalah istriku." jawab Nev pelan.

Raya yang akan menekan tombol Lift pun terdiam mendengar ucapan jujur Nev itu.

Sebenarnya pernikahan seperti apa yang dijalani oleh Nev dan Feli?

...Bersambung .......

Jangan lupa Favorit, like, komentar, vote dan hadiah ❤️

1
Isayanti Hernanur
good ceritanya terbaik
Asih S Yekti
sampai episod ini kok masih konflik terus ya , harusnya deket end sudah tanda tanda bahagia dong
Mas Tista
anaknya jimi dan nimas lbh tua dari si triplet kan ?
Victoria Neka
luar biasa ya Arthor benar benar hebat
Asih S Yekti
ceritanya kok terlalu kejam ya
Mas Tista
semoga hukuman untuk feli sesuai dgn kejahatannya
Mas Tista
miris yaaaa....
Victoria Neka
sungguh karya yg sangat bagus
Mas Tista
ads....aku
Mas Tista
kagum sama raya
Chyntia Rizky 🖋️: makasih sudah mampir di novel ini ya kak. baca karya saya yg lain ya setelah ini🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Selvy Anton
Luar biasa
Arie Chrisdiana
maaf thor terpaksa aq bacanya lompat2 coz 1 bab aja isinya buanyak skl dan terlalu bertele2 jd nya bosan, utk ke depannya usulan ku tlg jgn bertele2 ya thor biar yg baca ndak cpt bosan,,, tetap semangat thor 💪💪🙏🙏🙏
Arie Chrisdiana
Mmgnya Nevan ndak punya asisten pribadi atau sekretaris ta kok ndak ada yg dampingi
Arie Chrisdiana
sdh mulai ada kemajuan tuch 👏👏👏👏
Rain
👍
Iin Karmini
ga asyik ya nev klo bogemnya msh mentah...bogem matang lbh syedaap
Iin Karmini
knapa nenek nev yg slh?? othor laah..itu nenek nev nurut mau othor lho😜😜
Iin Karmini
tul bgt...
anita
jgn2 nev gk lumpuh,itu cm buat ngetes feli aja
Iin Karmini
ampyun dah...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!