PENGASUH TUAN LUMPUH

PENGASUH TUAN LUMPUH

1 - Prolog

Raya Syakila harus menerima nasib buruk saat ia pulang ke Indonesia. Rumah mewah orangtuanya telah di sita. Begitupula dengan perusahaan milik Ayahnya, semua habis tidak tersisa.

Sang Ayah harus mendekam di penjara karena kasus korupsi. Sedangkan Mamanya harus dirawat di Rumah Sakit karena terkena serangan jantung mendadak.

Raya ingin mencari pekerjaan untuk membiayai Rumah Sakit Mama dan untuk menyewa Pengacara agar bisa membela sang Ayah di pengadilan.

Tapi, mencari pekerjaan memang tidak mudah. Terlebih Raya tidak memiliki teman dan relasi di Indonesia karena sejak SMA dia sudah sekolah di Luar Negeri.

Semua saudara yang dia miliki juga seperti menjaga jarak darinya sejak dia jatuh miskin.

Ijazah S2-nya memang tamatan Luar Negeri, tapi itu semua seakan sia-sia karena lamaran pekerjaannya selalu ditolak saat pihak perusahaan mengetahui latar belakangnya yang seorang anak koruptor.

Berita tentang Ayahnya sedang santer dibicarakan, sehingga nama Ayahnya sangat terkenal beberapa hari kebelakang, membuatnya sulit untuk menghindari penolakan dari berbagai pihak.

Disaat terpuruk, Raya dipertemukan dengan Feli. Feli adalah teman kecilnya, atau lebih tepatnya dulu Feli adalah anak dari pembantunya. Feli memanfaatkan keadaan Raya dan menawarinya sebuah pekerjaan untuk menjadi seorang pengasuh.

Raya jelas menolak tawaran itu mentah-mentah. Tapi, Feli menawarkan gaji empat kali lipat untuknya, membuat Raya akhirnya menerima tawaran itu meski dengan berat hati.

Saat Raya mengira dia akan mengasuh anak Feli, ternyata semua diluar dugaannya. Raya dipekerjakan untuk mengasuh suami Feli yang lumpuh.

Raya memasuki Rumah Feli yang ternyata lebih besar-- melebihi kediaman milik orangtuanya-dulu.

"Raya, perkenalkan, ini suamiku. Pekerjaanmu disini adalah merawat suamiku." Kata Feli tenang seraya menatap Raya bergantian dengan pria yang dia maksud sebagai suaminya.

Raya mengangkat kepalanya yang tertunduk sejak kedatangannya ke Rumah ini. Dia melihat dan menilai dalam hatinya tentang pria yang adalah suami Feli.

Dilihat dari sudut pandangnya sebagai seorang wanita, dia harus mengakui jika suami Feli itu memang tampan dan menarik, meski hanya dengan penampilan rumahannya.

Pria itu bermata coklat, seperti ada Gen campuran dari garis wajahnya. Dia pasti setengah indo, nyaris kebarat-baratan. Rahangnya tegas dengan hidung yang mancung.

Pria itu mengenakan kaos oblong berwarna abu-abu, dipadukan dengan celana pendek yang memiliki banyak kantong dikiri-kanannya.

Lutut pria itu tertekuk, karena posisinya yang tengah duduk di sebuah kursi roda, ia mengenakan sandal rumahan--yang Raya tahu jelas jika itu adalah salah satu sendal dengan brand ternama yang dibandrol dengan harga terbilang mahal.

Tidak disangka, ternyata Raya menatapi pria itu dari wajah hingga ujung kakinya. Oh God!

"Sayang, dia adalah Raya. Mulai hari ini, dia yang akan merawatmu dan membantu apapun keperluanmu." Kata Feli memperkenalkan Raya pada suaminya.

Pria itu mengadah untuk melihat keberadaan Raya, entah apa yang ada dipikirannya sekarang, tapi Raya lebih memilih untuk kembali tertunduk saat mata coklat tegas itu menatapinya, dia tidak berani membalas tatap pria yang tengah duduk di kursi roda itu. Dia merasa grogi-entah kenapa.

Raya sudah terbiasa melihat Pria tampan, mulai dari yang asli Indonesia, campuran, bahkan kebarat-baratan. Apalagi dia berada di Negara asing selama bertahun-tahun, tapi kenapa melihat suami Feli membuatnya gugup?

Ah, perasaan apa ini? dia bukan wanita yang menyukai milik orang lain!

Pria itu pun hanya diam, tidak bersuara sama sekali untuk menyahuti ucapan istrinya atau untuk memperkenalkan diri sedikitpun pada Raya. Pria itu, tidak bersikap ramah-tamah sama sekali.

"Silahkan bekerja dengan baik, Raya! Jika ada yang ingin kau tanyakan, tanyakanlah sekarang!" Kata Feli dengan nada angkuhnya. Sesungguhnya, dia mempunyai iri hati yang besar terhadap kehidupan Raya selama ini.

Sekarang roda telah berputar, Feli yang berada diatas dan Raya berada dibawahnya.

Ini adalah waktu dan keadaan yang tepat untuknya-batin Feli tertawa senang.

"Apa pekerjaanku termasuk membereskan rumah ini selayaknya Asisten Rumah Tangga?" Tanya Raya pada Feli sembari melirik sekilas kearah pria dikursi roda.

Feli menggeleng. "Disini sudah ada enam orang yang mengatur soal Rumah. Kau adalah orang yang ketujuh, tapi kau hanya perlu fokus pada keperluan suamiku."

"Baik, Feli..."

Feli menggeleng kecil secara berulang. "Panggil aku Nyonya muda." Titahnya.

Raya memutar bola matanya, kemudian menghembuskan nafas pelan. "Baiklah, Nyonya muda Feli." Katanya mengalah dan malas berdebat.

"Ya, begitu bagus. Bicaralah secara formal padaku dan pada suamiku." Jawab Feli semringah. Lalu, dia pergi begitu saja meninggalkan Raya yang kikuk dihadapan pria yang diakui Feli sebagai suaminya itu.

Raya masih terdiam kaku ditempatnya, sampai suara pria itu berhasil membuatnya terkesiap.

"Mau sampai kapan berdiri disana?" Ucap pria itu dengan suaranya yang serak.

"Aku harus makan siang sekarang, antarkan makananku ke kamar." Titahnya sambil lalu, kemudian mendorong kursi rodanya sendiri menuju ke arah lain.

"I-iya, Tuan." Ucap Raya gugup sembari menatap punggung pria itu yang sudah mulai menjauh.

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

"Aku tidak suka asparagus. Lain kali jangan berikan ini di makananku." Ucap suami Feli, yang sampai sekarang pun Raya tidak mengetahui siapa nama pria itu.

"Maaf, Tuan. Lain kali saya tidak akan mengulanginya."

"Hemm..." Pria itu berdehem seraya melanjutkan makannya di balkon kamar.

Hanya beberapa menit pria itu diam, kemudian dia kembali mengoceh. "Kau harus tahu semua yang tidak ku sukai!" Ucapnya lagi.

"Ba-baik, Tuan." Jawab Raya sembari mengangguk patuh.

Suasana kembali hening dan Raya hanya menatapi aspal diujung jalan dari atas balkon kamar yang sedang dia pijaki sekarang.

"Apa kau tidak punya mulut?" Tiba-tiba pria itu kembali bersuara, membuat Raya terkesiap karena ucapannya yang mendadak.

"A-apa, Tuan?" Tanya Raya mengernyit heran.

"Aku sudah bilang tadi, kau harus tahu semua yang tidak ku sukai. Apa kau tidak punya mulut untuk bertanya hal apa yang tidak ku sukai itu?" Uhuk...uhukk.." pria itu berbicara cepat, sehingga makanan yang masih ada ditenggorokannya justru membuatnya tersedak secara tiba-tiba.

"Astaga..." Gumam Raya seraya bertindak cepat mengambil segelas air diatas meja. Dia memberikan air putih itu pada sang pria agar pria itu meminumnya.

"Ini Tuan." Ucapnya.

Pria yang belum diketahui namanya oleh Raya itu menyambar gelas berisi air secara cepat dan meneguk airnya hingga tandas dengan tak kalah cepatnya.

Secara refleks dan tanpa disadari, Raya menepuk pelan punggung Pria itu--semata-mata untuk meringankan rasa sakit akibat tersedak tadi.

"Apa-apaan, Kau!" Hardik pria itu seraya tubuhnya menghindari sentuhan tangan Raya. Disaat yang sama, Raya pun seakan tersadar tentang perbuatannya.

"Maaf, Tuan. Saya refleks," ungkapnya jujur.

Pria itu mendengkus sesaat dan meletakkan gelas ke atas meja dengan kasar. Sepersekian detik berikutnya, dia meninggalkan Raya di balkon untuk kembali masuk ke kamarnya.

Pria itu sama sekali tidak mengucapkan kata-kata lagi pada Raya, membuat Raya menjadi tidak enak hati karena perbuatannya yang telah lancang-- menepuk pelan punggung pria itu.

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

Raya kembali ke dapur setelah membereskan sisa makanan suami Feli di Balkon kamar tadi. Di dapur, dia berkenalan dengan para Asisten Rumah tangga yang berjumlah empat orang.

Bi Asih, Nimas, Roro dan Yana. Mereka berempat adalah yang mengatur seluruh isi Rumah. Sedangkan yang mengatur taman dan kawasan luar Rumah ada dua orang lagi yaitu Pak Karno dan Mang Deden. Jadi totalnya, ada enam orang untuk mengurus rumah, pas seperti yang Feli jelaskan padanya diawal tadi.

"Kamu harus betah disini, Ray. Meskipun Tuan Nevan kadang sedikit pemarah." Kelakar Nimas disaat Raya mencuci piring bekas makan Pria itu. Disaat yang sama pulalah, dia mengetahui nama pria itu adalah Nevan

Jadi namanya Nevan.

"Sebenarnya Tuan Nev adalah laki-laki yang baik. Dia begitu semenjak dia mengalami kelumpuhan." Ucap Roro menimpali.

Raya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kamu pasti betah disini, Ray. Asal jangan sampai berurusan sama Nyonya Muda saja." Kata Bi Asih, dia adalah ART yang paling tua diantara semua yang bekerja dirumah ini dan cukup disegani oleh pekerja lainnya.

"Nyonya muda? Maksudnya Feli?" Tanya Raya dengan alis tertaut.

"Husss... Jangan langsung sebut namanya, kalau orangnya denger bisa ngamuk." Ucap Bi Asih lagi yang disahuti dengan suara tawa yang lain.

Raya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Kamu sebelumnya udah kenal sama Nyonya muda, ya, Ray?" Kini giliran Yana yang menanyainya.

Raya mengelap tangannya yang basah dengan serbet yang tergantung disebelah tempat cucian piring. "Ya, dia dulu teman kecilku." Jawab Raya jujur.

Roro maju selangkah lebih dekat padanya. "Serius, kamu?" Tanya wanita itu cepat.

"Iya, Mbak." Raya melirik kekiri dan kanan sejenak. "Dia itu, anaknya orang yang dulu kerja dirumahku." Sambungnya sambil berbisik yang membuat perhatian keempat orang itu tertuju fokus padanya.

Nimas terkesiap mendengar itu, "Ah, yang bener kamu?" Tanyanya dengan nada syok.

"Huum.." Raya mengangguk cepat.

"Jadi ceritanya sekarang kebalik, nih?" Timpal Roro sambil terkekeh kecil.

"Begitulah, Mbak."

Mereka semua terdiam saat suara orang yang mereka bicarakan tengah menjerit meneriaki nama Raya.

"Raya ...." Suara panggilan yang ketiga kalinya untuk Raya, membuat Raya buru- buru meninggalkan area dapur dan berlari kecil menuju tempat dimana Feli berada yaitu ruang tamu.

"Aku mau pergi, kemungkinan pulangnya malam. Kamu urus Nev, ya. Kalau dia tanya aku dimana, bilang aja aku shopping." Ujar Feli dengan nada tak acuh.

"Iya," jawab Raya singkat. Walau dalam hatinya dongkol melihat tingkah Feli, tapi mau tidak mau dia harus menerima semua ini.

Padahal Raya tidak pernah memperlakukan Feli seperti anak pembantu saat mereka sama-sama masih kecil dulu, justru Raya menganggap Feli seperti saudaranya sendiri. Sayangnya, sekarang Feli membalasnya dengan sikap angkuh seperti ini. Apa harta yang sekarang Feli miliki membuatnya buta dan lupa diri?

Feli segera berlalu meninggalkan Raya yang masih terdiam dengan lamunannya mengenai sikap Arrogant Feli.

Tiba-tiba suara yang kini menjadi familiar terdengar sangat dekat dengannya.

"Apa dia pergi lagi?" Tanya suara itu, yang tak lain adalah Nevan, suami Feli.

Raya terkejut sampai memegangi dadanya sendiri. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan yang Nevan berikan padanya.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

🌹Devitha anggraini🌹

🌹Devitha anggraini🌹

baru mampir.. izin baca satu-satu ya kak.... sambil bergadang

2023-01-03

1

Me ☺

Me ☺

langsung mampir kesini ☺

2022-10-09

0

Nuraini

Nuraini

maraton kesini Thor 💃 wkwkwk
aku kecanduan sama novelmu

2022-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 1 - Prolog
2 2 - Kau tahu namaku?
3 3 - Ingin mengundurkan diri
4 4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5 5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6 6 - Bantu aku mandi!
7 7 - Kontrak
8 8 - Dikira istri
9 9 - Tidak berani menatap
10 10 - Jimmy yang tengil
11 11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12 12 - Perkelahian
13 13 - Menghindar
14 14 - Meminta kesempatan
15 15 - Latar belakang sang pengasuh
16 16 - Sang Pengacara Muda
17 17 - Keadaan jantung
18 18 - Membangunkannya
19 19 - Menyelidiki kehidupanku?
20 20 - Kecemburuan Feli
21 21 - Perusak suasana
22 22 - Temani aku makan!
23 23 - Terkena radiasi
24 24 - Cemburu?
25 25 - Tak punya alasan
26 26 - Menemui Papa Adrian
27 27 - Memasak untukmu
28 28 - Si Tuan Manja
29 29 - Meratapi kesalahannya
30 30 - Ku pikir aku menyukaimu
31 31 - Nasehat Nenek
32 32 - Night market
33 33 - Keputusan Nenek
34 34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35 35 - Perasaan yang tidak enak
36 36 - Pria yang menjadi gila
37 37 - Yang aku mau hanya Raya!
38 38 - Penyesalan yang terlambat
39 39 - Mencari keberadaanmu
40 40 - Mencari informasi
41 41 - Melamar pekerjaan baru
42 42 - Menjadi penguntit
43 43 - Gagal dan ditolak
44 44 - Siapa wanita itu?
45 45 - Persidangan
46 46 - Tidak bisa menolak
47 47 - Ada apa?
48 48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49 49 - Lebih dari rasa suka
50 50 - Jangan meneruskan perasaan
51 51 - Persiapan
52 52 - Galau
53 53 - Ambisi Reka
54 54 - Menyusun Rencana
55 55 - Menolong
56 56 - Tukar cincin
57 57 - Kecupan pertama
58 58 - Ternyata
59 59 - Cocoknya jadi menantu
60 60 - Ikrar talak
61 61 - Sebuah Paket
62 62 - Tawaran yang tak diduga
63 63 - Sudah resmi
64 64 - Dan terjadilah
65 65 - Sakit di awal
66 66 - Hadiah
67 67 - In Bali
68 68 - Villa
69 69 - Petualangan hari ini
70 70 - Trekking
71 71 - Maladewa
72 72 - Saling bercerita
73 73 - Kembali
74 74 - Mengetahui alasan
75 75 - Menjalani kehidupan baru
76 76 - Prilaku aneh
77 77 - Terlalu egois
78 78 - Mengecek keadaan
79 79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80 80 - Ditinggal pergi
81 81 - Mengidam
82 82 - My beautiful wife
83 83 - Bertemu wanita aneh
84 84 - Siapa Luisa?
85 85 - Pria asing
86 86 - Rumah Sakit
87 87 - Tidak pernah menduga
88 88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89 89 - Siapa yang terlibat?
90 90 - Meratapi
91 91 - Kedatangan Reka
92 92 - Terdoktrin?
93 93 - Menuntut hukuman yang pantas
94 94 - Khawatir
95 95 - Ketidaksempurnaan
96 96 - Menjadi lebih baik
97 97 - Menjadi saksi
98 98 - Hari bahagia sang Cassanova
99 99 - Hari peradilan
100 100 - Permintaan maaf
101 101 - Duka
102 102 - Datangnya Citra
103 103 - Percakapan dua wanita
104 104 - Tidak pernah menuntut
105 105 - London
106 106 - Berkeliling
107 107 - Ingin memiliki profesi
108 108 - Edisi jalan-jalan
109 109 - Manchester
110 110 - Menghancurkan ego
111 111 - Menemui Reka
112 112 - Merasakan perubahan
113 113 - Mencari info
114 114 - Rencana yang gagal
115 115 - Epilog
116 116 - Ekstra Part 1
117 117 - Ekstra Part 2
118 118 - Ekstra Part 3
119 119
120 120
121 SEASON II - Anak nakal
122 SEASON II - Sekolah
123 SEASON II - Pedekate
124 SEASON II - Mengantar
125 SEASON II - Lupa
126 SEASON II - Kabar Kepulangan
127 SEASON II - Dijemput
128 SEASON II - Bandara
129 SEASON II - Perasaan yang berubah
130 SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131 SEASON II - Jadi pacar gue!
132 SEASON II - Cewek yang kamu suka
133 SEASON II - Pulang bersamamu
134 SEASON II - Berkemah
135 SEASON II - Berkemah 2
136 SEASON II - Ikut campur (lagi)
137 SEASON II - Merasa Kehilangan
138 SEASON II - Vonis
139 SEASON II - Menjenguk
140 SEASON II - Kepindahan
141 SEASON II - Kehidupan baru
142 SEASON II - Kelulusan
143 SEASON II - Membahas pertunangan
144 SEASON II - Sikap Dingin
145 SEASON II - Kecemburuan
146 SEASON II - Ingin Melepaskan
147 SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148 SEASON II - Pikirkan secara matang
149 SEASON II - Merawat kamu
150 SEASON II - Sikap yang berbeda
151 SEASON II - Aku sudah bertunangan
152 SEASON II - Sebuah keputusan
153 SEASON II - Penawaran Zack
154 SEASON II - Nasehat Mama
155 SEASON II - Sebuah titipan
156 SEASON II - Hari Pernikahan
157 SEASON II - Belajar menjadi istri
158 SEASON II - Saling Jail
159 SEASON II - Status baru
160 SEASON II - Berlagak tak mengenal
161 SEASON II - Semuanya telah berubah
162 SEASON II - Masih sama
163 SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164 SEASON II - Datang Menjemput
165 SEASON II - Kita
166 SEASON II - Tak romantis
167 SEASON II - Kunjungan
168 SEASON II - Berpacaran
169 SEASON II - Hari Terakhir
170 SEASON II - Menghabiskan Waktu
171 SEASON II - Mengantar kepulangan
172 SEASON II - Kabar baik dan buruk
173 SEASON II - Arti mencintai
174 SEASON II - Merindumu
175 SEASON II - Terpesona
176 SEASON II - Mulai terbuka
177 SEASON II - Bertemu lagi
178 SEASON II - Menjebak
179 SEASON II - Ketakutan
180 SEASON II - Berita terbaru
181 SEASON II - Pertemuan keluarga
182 SEASON II - Sebuah kejutan
183 SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184 SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185 SEASON II - Selepas kata SAH
186 SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187 SEASON II - Setelah bersama
188 SEASON II - Hadiah pernikahan
189 SEASON II - Part Ending
190 BLURB ABRINE
191 PROMO
Episodes

Updated 191 Episodes

1
1 - Prolog
2
2 - Kau tahu namaku?
3
3 - Ingin mengundurkan diri
4
4 - Pekerjaan baru membuat canggung
5
5 - Mulai menanyakan kehidupan pribadi
6
6 - Bantu aku mandi!
7
7 - Kontrak
8
8 - Dikira istri
9
9 - Tidak berani menatap
10
10 - Jimmy yang tengil
11
11 - Kebiasaan tidur yang buruk
12
12 - Perkelahian
13
13 - Menghindar
14
14 - Meminta kesempatan
15
15 - Latar belakang sang pengasuh
16
16 - Sang Pengacara Muda
17
17 - Keadaan jantung
18
18 - Membangunkannya
19
19 - Menyelidiki kehidupanku?
20
20 - Kecemburuan Feli
21
21 - Perusak suasana
22
22 - Temani aku makan!
23
23 - Terkena radiasi
24
24 - Cemburu?
25
25 - Tak punya alasan
26
26 - Menemui Papa Adrian
27
27 - Memasak untukmu
28
28 - Si Tuan Manja
29
29 - Meratapi kesalahannya
30
30 - Ku pikir aku menyukaimu
31
31 - Nasehat Nenek
32
32 - Night market
33
33 - Keputusan Nenek
34
34 - Tidak memberi kesempatan lagi
35
35 - Perasaan yang tidak enak
36
36 - Pria yang menjadi gila
37
37 - Yang aku mau hanya Raya!
38
38 - Penyesalan yang terlambat
39
39 - Mencari keberadaanmu
40
40 - Mencari informasi
41
41 - Melamar pekerjaan baru
42
42 - Menjadi penguntit
43
43 - Gagal dan ditolak
44
44 - Siapa wanita itu?
45
45 - Persidangan
46
46 - Tidak bisa menolak
47
47 - Ada apa?
48
48 - Berhenti memanggilku 'Tuan'
49
49 - Lebih dari rasa suka
50
50 - Jangan meneruskan perasaan
51
51 - Persiapan
52
52 - Galau
53
53 - Ambisi Reka
54
54 - Menyusun Rencana
55
55 - Menolong
56
56 - Tukar cincin
57
57 - Kecupan pertama
58
58 - Ternyata
59
59 - Cocoknya jadi menantu
60
60 - Ikrar talak
61
61 - Sebuah Paket
62
62 - Tawaran yang tak diduga
63
63 - Sudah resmi
64
64 - Dan terjadilah
65
65 - Sakit di awal
66
66 - Hadiah
67
67 - In Bali
68
68 - Villa
69
69 - Petualangan hari ini
70
70 - Trekking
71
71 - Maladewa
72
72 - Saling bercerita
73
73 - Kembali
74
74 - Mengetahui alasan
75
75 - Menjalani kehidupan baru
76
76 - Prilaku aneh
77
77 - Terlalu egois
78
78 - Mengecek keadaan
79
79 - Hadirnya wanita bernama Luisa
80
80 - Ditinggal pergi
81
81 - Mengidam
82
82 - My beautiful wife
83
83 - Bertemu wanita aneh
84
84 - Siapa Luisa?
85
85 - Pria asing
86
86 - Rumah Sakit
87
87 - Tidak pernah menduga
88
88 - Tertipu dengan permintaan maaf
89
89 - Siapa yang terlibat?
90
90 - Meratapi
91
91 - Kedatangan Reka
92
92 - Terdoktrin?
93
93 - Menuntut hukuman yang pantas
94
94 - Khawatir
95
95 - Ketidaksempurnaan
96
96 - Menjadi lebih baik
97
97 - Menjadi saksi
98
98 - Hari bahagia sang Cassanova
99
99 - Hari peradilan
100
100 - Permintaan maaf
101
101 - Duka
102
102 - Datangnya Citra
103
103 - Percakapan dua wanita
104
104 - Tidak pernah menuntut
105
105 - London
106
106 - Berkeliling
107
107 - Ingin memiliki profesi
108
108 - Edisi jalan-jalan
109
109 - Manchester
110
110 - Menghancurkan ego
111
111 - Menemui Reka
112
112 - Merasakan perubahan
113
113 - Mencari info
114
114 - Rencana yang gagal
115
115 - Epilog
116
116 - Ekstra Part 1
117
117 - Ekstra Part 2
118
118 - Ekstra Part 3
119
119
120
120
121
SEASON II - Anak nakal
122
SEASON II - Sekolah
123
SEASON II - Pedekate
124
SEASON II - Mengantar
125
SEASON II - Lupa
126
SEASON II - Kabar Kepulangan
127
SEASON II - Dijemput
128
SEASON II - Bandara
129
SEASON II - Perasaan yang berubah
130
SEASON II - Bilang aja mau peluk!
131
SEASON II - Jadi pacar gue!
132
SEASON II - Cewek yang kamu suka
133
SEASON II - Pulang bersamamu
134
SEASON II - Berkemah
135
SEASON II - Berkemah 2
136
SEASON II - Ikut campur (lagi)
137
SEASON II - Merasa Kehilangan
138
SEASON II - Vonis
139
SEASON II - Menjenguk
140
SEASON II - Kepindahan
141
SEASON II - Kehidupan baru
142
SEASON II - Kelulusan
143
SEASON II - Membahas pertunangan
144
SEASON II - Sikap Dingin
145
SEASON II - Kecemburuan
146
SEASON II - Ingin Melepaskan
147
SEASON II - Apa kamu memiliki cinta?
148
SEASON II - Pikirkan secara matang
149
SEASON II - Merawat kamu
150
SEASON II - Sikap yang berbeda
151
SEASON II - Aku sudah bertunangan
152
SEASON II - Sebuah keputusan
153
SEASON II - Penawaran Zack
154
SEASON II - Nasehat Mama
155
SEASON II - Sebuah titipan
156
SEASON II - Hari Pernikahan
157
SEASON II - Belajar menjadi istri
158
SEASON II - Saling Jail
159
SEASON II - Status baru
160
SEASON II - Berlagak tak mengenal
161
SEASON II - Semuanya telah berubah
162
SEASON II - Masih sama
163
SEASON II - Sepenggal tentang Zio
164
SEASON II - Datang Menjemput
165
SEASON II - Kita
166
SEASON II - Tak romantis
167
SEASON II - Kunjungan
168
SEASON II - Berpacaran
169
SEASON II - Hari Terakhir
170
SEASON II - Menghabiskan Waktu
171
SEASON II - Mengantar kepulangan
172
SEASON II - Kabar baik dan buruk
173
SEASON II - Arti mencintai
174
SEASON II - Merindumu
175
SEASON II - Terpesona
176
SEASON II - Mulai terbuka
177
SEASON II - Bertemu lagi
178
SEASON II - Menjebak
179
SEASON II - Ketakutan
180
SEASON II - Berita terbaru
181
SEASON II - Pertemuan keluarga
182
SEASON II - Sebuah kejutan
183
SEASON II - Antara Ayah dan putrinya
184
SEASON II - Hari Bahagia yang telah tiba
185
SEASON II - Selepas kata SAH
186
SEASON II - Setelah kamu menjadi milik saya
187
SEASON II - Setelah bersama
188
SEASON II - Hadiah pernikahan
189
SEASON II - Part Ending
190
BLURB ABRINE
191
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!