NovelToon NovelToon
KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Karir / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Jyoti_Pratibha

Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.

Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.

Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.

Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....

Happy reading....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

“Kamu mau mengajakku kemana?”tanya Veronica pada Derandra yang sudah mengajaknya pergi.

“Ke suatu tempat, dan tempat itu sangat nyaman untuk berolahraga ketika pagi. Serta sangat nyaman untuk berpiknik”jawab Derandra.

“Lalu bagaimana dengan teman-temanmu?”

“Aman, mereka juga akan pulang sendiri nantinya. Tenang aja mereka juga udah gede nggak perlu di temenin buat ngantar mereka ke depan pintu.”

“Yah seenggaknya kamu sebagai tuan rumah pamit dulu dong pada mereka, ini malah ditinggal gitu aja.”

Derandra tersenyum tipis mendengarnya. Wanita ini benar-benar berbeda, disaat yang lain menurut dengan apa yang dia ucapkan.

Veronica malah menggerutu dirinya karena tidak bersikap sopan terhadap teman-temannya.

Sepanjang perjalanan dirinya hanya menikmati gerutuan wanita itu, rasanya seperti radio merdu yang harus diputarnya setiap saat. Veronica tak berhenti bicara sampai suara lapar muncul dari perutnya.

Mereka pun menepi untuk mengisi perut Veronica yang berbunyi. Karena perjalanan yang dibutuhkan nanti cukup lama, oleh sebab itu Derandra memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu.

Mengingat mereka juga belum sarapan pagi, jadi memang sebaiknya mengisi perut terlebih dahulu daripada tidak fokus nanti di perjalanan karena menahan lapar.

Setelah selesai mereka pun melanjutkan perjalanan. Karena tempat yang akan dituju bisa dibilang agak jauh dari perkotaan, jadi sebelum kesana.

Derandra menepikan kendaraannya untuk membeli beberapa cemilan dan juga bahan-bahan yang akan digunakan mereka piknik nantinya.

Sesampainya di tempat yang dituju, mereka turun dari mobil. Dan melihat pemandangan sekitar dengan damai.

Hamparan danau yang luas, serta banyaknya pepohonan menjulang tinggi menambah keasrian di danau ini.

Tempat yang begitu bersih, serta sepinya pengunjung disini. Menambah kedamaian di dalamnya, dan sangat cocok bagi orang-orang yang ingin menyendiri.

“Tempat ini sangat bagus Ndra dan juga alami. Kamu sering kesini dulu?”tanya Veronica.

Derandra menganggukkan kepalanya.“Tempat ini, dulu sering ku kunjungi ketika masih sekolah dasar. Karena sekolahku dulu dekat daerah sini, dan setiap pulang sekolah selalu ke sini.”

“Pasti menyenangkan ketika berada disini, benarkan?”

“Yah menyenangkan, dan juga memorial.”

“Kamu sering kesini dulu sama siapa aja?”

“Banyak, dari mulai keluargaku, teman-temanku, saudara sepupuku, dan juga ….kakek nenekku.”

“Pasti menyenangkan ketika sering berkunjung ke tempat ini bersama mereka?”

“Yah, menyenangkan”jawab Derandra dengan senyum tipis diwajahnya.

Tempat ini begitu memorial di ingatan Derandra, sebab tempat ini juga yang menjadi titik balik Derandra ketika dulu masih memiliki emosi tinggi karena kedua orang tuanya.

Tempat ini sangat memorable bagi Derandra karena untuk pertama kalinya ia memukul seseorang hingga orang itu pergi dari negara ini untuk selamanya.

Rasa bersalah yang masih menjalar, dan pertemuan dengan orang itu yang tak kunjung bertemu.

Membuat Derandra semakin dirundung rasa bersalah, namun beruntungnya ia memiliki keluarga yang pengertian padanya.

Terutama kakek neneknya, kedua sesepuhnya itu yang menyampaikan maafnya pada kedua orang tua orang itu. Beruntungnya orang tuanya itu mampu memaafkan dirinya yang saat itu masih kecil.

Mereka tahu hal itu sering dilakukan anak-anak yang memiliki emosi tinggi.

Namun tetap aja dirinya masih merasa bersalah hingga sekarang. Untuk saat ini dia hanya bisa berdoa untuk dipertemukan kembali dengan orang itu.

Mengucapkan kata maaf dari hati yang paling terdalam. “Semoga kita bisa bertemu di lain waktu kawan, dan dengan maaf ku yang belum tersampaikan padamu”ucap batinnya.

“Oh ya katamu, kamu mau mengajakku berpiknik. Memangnya kamu membawa barang-barang untuk itu?”tanya Veronica dengan mata yang tak lepas dari alam sekitar.

“Ah iya, untung kamu ingatkan. Kalau begitu bantuin buat natanya dong!”

“Oke.”

Mereka berdua mengeluarkan barang-barang piknik yang digunakan saat ini. Menatanya dengan rapi, dan juga mengeluarkan beberapa bahan mentah untuk digunakan saat ini.

Veronica juga mengeluarkan bahan mentah yang dibeli Derandra saat perjalan tadi kesini.

“Huft sudah lama aku tidak melakukan piknik seperti ini. Pekerjaan yang terlalu sibuk, kedewasaan yang terus diuji setiap harinya. Benar-benar melelahkan”keluh Derandra dengan aktivitas memasukkan air ke dalam panci.

“Namanya juga dewasa Ndra, apa-apa sekarang harus sendiri dan mandiri tentunya”ujar Veronica dengan mengiris sosis untuk dimasak nantinya.

“Melelahkan dan juga menyenangkan adalah ungkapan yang ingin ku sampaikan padamu”ungkap Derandra.

Veronica mengernyitkan alisnya. “Mengapa seperti itu?”

Derandra tersenyum. “Melelahkan karena pekerjaan yang terus mendera setiap harinya dengan fisik terus bekerja, menyenangkan karena tidak meminta lagi pada orangtua dalam masalah materi.”

“Ah benar juga.”

Kedewasaan setiap orang, memang benar-benar menguji pikiran dan fisik. Dewasa dulu saat kecil, jika dipandang akan sangat menyenangkan karena semua sudah dimiliki sendiri.

Namun ketika merasakan kedewasaan itu, pandangan menyenangkan seakan menjadi momok jahat yang ingin kembali ke masa kecil.

Dewasa bukan tentang memiliki segalanya karena sudah merasa hebat bisa apa saja, namun dewasa adalah cara untuk bertahan hidup dari terpaan angin lebat di segala arah.

“Akhirnya makanannya jadi.”

“Padahal baru beberapa menit lalu makan, sekarang udah makan lagi aja.”

“Iya juga, tapi kalau piknik gini bawaannya pasti pengen makan terus.”

“Mungkin karena pemandangan yang mendukung dan juga alam sekitar menenangkan untuk makan seperti ini. Jadi bawaannya pasti pasti lapar terus.”

“Benar benar benar”ujar Derandra sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Oh ya Veron, kalau boleh tahu di desamu seperti ini pasti ada tempat yang sering kamu kunjungi kan selain tempat persembunyianmu?”tanya Derandra.

“Ada, namun itu sudah lama nggak di kunjungi oleh orang-orang karena tempatnya terlalu angker”jawab Veronica, “Dan juga menyakitkan untuk di ingat”batinnya.

“Aku ingin menggunakan tempat itu untuk mendirikan penginapan, karena pinggir danau seperti ini pasti banyak orang yang ingin bersemedi dan juga menenangkan pikiran pastinya. Tapi ya itu, diperbolehkan atau tidak oleh warga sekitar.”

Derandra ingin sekali membuat penginapan di danau seperti ini. Mungkin sewaktu-waktu jika dirinya lelah dengan kepenatan bekerja, ia akan pergi kesana untuk menenangkan pikiran. Serta mengenang orang itu.

“Menurutmu jika aku membangun di tempat itu apakah diperbolehkan Veron? Karena kamu warga desa asli sana, pastinya kamu memiliki pemikiran yang sama seperti mereka. Jadi pendapatmu tentang niatku bagaimana?”tanya Derandra.

“Menurutku bisa saja sih untuk membangun penginapan di daerah sana. Karena tempat itu juga tergolong jarang didatangi karena warga sana menilai tempat itu angker. Dan tentang warga membolehkan atau tidak, mungkin iya. Karena warga desa juga tidak terlalu peduli dengan tempat yang menurut mereka angker”jelas Veronica.

Hal krusial yang masih dipegang dengan warga desanya adalah mereka masih percaya dengan mitos, angker, dan hal-hal mistik lainnya.

Sebagai warga desa tentu ia tahu akan hal itu semua, dulu dirinya juga percaya akan hal itu.

Namun ketika dirinya merantau, hal seperti itu memang ada. Tapi jika terlalu percaya dengan hal seperti itu, sama saja dirinya tidak percaya dengan ajaran agamanya.

Pemikiran tentang hal itu memang tidak sepenuhnya salah, dan tentu tidak sepenuhnya benar. Percaya dengan hal dunia lain memang harus disertai dengan logika agar tidak terjerumus terlalu dalam.

“Veron.”

“Emh, apa?”

“Kamu ….memberiku banyak perubahan.”

ΠΠ

“Nggak usah pamerin kemesraan kayak gitu di sini!”kesal Atlas yang melihat temannya terus berpegangan dengan tangan pacarnya.

Tanpa mendengarkan ocehan Atlas, Rejandra dan Azrina tetap melakukan kebiasaan mereka jika sedang berduaan.

Berpegangan tangan selama perjalanan dan mengobrol untuk menghilangkan keheningan agar tidak bosan selama perjalanan.

Dan juga sebagai perekat hubungan mereka, agar terjalin komunikasi satu sama lain.

Namun sekarang obrolan mereka digantikan dengan ocehan Atlas yang tidak berhenti berbicara.

Pria itu selalu mengomentari kegiatan mereka berdua ketika berkumpul bersama.

Banyak hal yang diucapkan Atlas terhadap hubungan mereka, salah satunya tentang keberlangsungan hubungan itu nantinya akan dibawa kemana.

“Ck, mas Atlas kalau iri bilang aja kali. Di pertemanan kalian kan yang jomblo cuman situ”papar Azrina sambil memeluk sebelah tangan Rejandra yang tidak digunakan untuk menyetir.

“Bukan cuman gue yang jomblo kali, noh Andra juga masih jomblo sampai sekarang”dengus Atlas.

“Loh bukannya mas Andra udah ada yang punya? Lah itu siapa wanita yang dibawanya tadi?”

“Wanita yang dibawanya tadi memang punya Andra.”

“Tapi masih pdkt, karena si Veron nggak ngasih jawaban pernyataan Andra”saut Atlas dengan mulutnya menguyah camilan yang dibawa kedua pasangan itu.

“Ah ku kira mereka udah jadi pasangan kekasih.”

“Masih pdkt yank.”

Azrina mengira bahwa ada hubungan antara Derandra dan Veronica. Ternyata memang ada namun bukan sebagai pasangan kekasih, Melainkan teman dekat.

Dan menurut Azrina tadi malam adalah yang aneh baginya, karena untuk pertama kalinya Derandra membawa perempuan lain untuk diajak berkumpul.

Biasanya pria itu hanya akan membawa diri. Dan kemarin adalah hal langka yang dilakukan pria itu.

“Entah kenapa mas Andra beberapa waktu sikapnya mulai berubah, dari bicaranya dan juga ego sekarang lebih menurun dari yang dulu”ucap Azrina.

“Kamu benar, Derandra beberapa akhir ini sifatnya mulai berubah. Egonya juga sudah terkontrol sekarang, terutama sifatnya dalam kemanusiaan. Anak itu sekarang menjadi rendah hati.”

“Ah benarkah! Apa mungkin mas Andra berubah karena sifatnya Mbk Veron?”

“Mungkin saja.”

“Tapi emang sih, mbk Veron pembawaannya kalem banget, terus tadi juga orangnya minta maaf karena nggak bisa izin dulu sama aku. Sebab mas Andra ngajaknya juga mendadak, entah mereka pergi kemana.”

“Kalian saling tukar nomer?”

“Iya, soalnya aku mau belajar masak sama dia. Makanan yang dia buat enak banget.”

Selama mereka bersama tadi malam, Azrina banyak menanyakan beberapa hal dalam memasak.

Karena ia sangat penasaran dengan bumbu-bumbu yang diolah Veronica, wanita itu sangat pandai dalam memilah bumbu serta mengolahnya.

Ia menanyakan berbagai hal tentang cara memasak, bumbu apa saja yang dipakai, bagaimana cara memasaknya, dan masih banyak lagi.

Azrina seperti bersekolah memasak dengan Veronica. Dan terlebih adalah Veronica mampu menjawab semua pertanyaannya, itu adalah hal yang diluar nalar bagi setiap orang.

Karena selama ini ia juga pernah menanyakan berbagai hal itu pada orang lain, namun ujungnya malah mendapat bentakan dan tidak memperbolehkannya membantu lagi.

“Kira-kira pekerjaan wanita itu apa ya? Dia benar-benar pandai dalam mengolah makanan seperti ini, apalagi ini makanan jadul yang sudah jarang ditemui”ujar Atlas sambil mengangkat jajanan yang ia bawa dari rumah Derandra.

“Mas Atlas itu punyaku, kenapa dimakan?!”

“Minta dikit.”

“Dikit-dikit ujung-ujungnya juga dihabisin”kesal Azrina pada orang yang duduk bangku belakang.

“Kalo kata Andra, dia kerjanya di salah satu cafenya. Tapi cafe yang mana ya? Itu anak kebanyakan tempat bisnis”ujar Rejandra.

“Apa mungkin cafe yang akhir-akhir ini rame, katanya di salah satu cafe dia ada yang digandrungi para remaja. Karena menu makanan yang dibuat menggugah selera setiap orang, apalagi makanan jadulnya.”

“Mungkin kayaknya, tapi entahlah aku juga nggak terlalu update tren akhir-akhir ini.”

“Wah rekor dong sekarang, kalau dia sampai dekat dengan wanita itu.”

“Yah kau benar”jawab Rejandra dengan suara parau nya.

Atlas yang mendengar suara parau Rejandra pun langsung meminta maaf pada keduanya, ia baru sadar bahwa ucapannya seperti menyindir hubungan temannya dengan kekasihnya itu.

Azrina tersenyum tipis pada Atlas, ia tidak sakit hati karena ucapan pria itu. Karena apa yang diucapkannya memang benar adanya. “Gak papa mas, lagian hubungan dengan perbedaan seperti ini memang banyak hal yang harus dikorbankan. Termasuk harga diri.”

“Kita bisa yank melewati semua itu, tanpa harus menjatuhkan harga diri. Lagi pun jika Derandra memang akan serius dengan wanita itu, nanti aku akan kasih wejangan sama anak itu. Termasuk kita”ucapnya dengan nada lembutnya dan mencium punggung tangan Azrina. “Kita tetap akan bisa bersatu, meskipun banyak yang menentang atau kamu mau nikah sekarang?”

“Jangan aneh-aneh deh yank”pukul pelan Azrina pada lengan kekasihnya.

Kebahagiaan yang mereka ciptakan dan juga rasa sayang satu sama lain, bisa menghasilkan cinta yang kokoh tanpa ada paksaan di keduanya.

Perjuangan yang mereka lalui memang masih panjang untuk menyatukan ikatan mereka dalam ikatan suci.

Karena mereka masih harus melewati rintangan restu yang tak kunjung di dapat dan juga harga diri yang tidak akan Rejandra turunkan.

Atlas yang melihat tatapan keduanya pun berdehem. “Yang fokus nyetirnya, bermesraannya entar aja jangan sekarang!”

Hal yang malas sekali ia lakukan ketika satu mobil dengan kedua pasangan bucin ini adalah kemesraan yang selalu dipamerkan.

Beruntungnya di pertemanannya masih ada yang sendiri, tapi jika temannya itu mempunyai pasangan dia hanya akan melihat kedua temannya dengan tatapan iri.

Jika saja dia mempunyai kekasih, ia pasti akan bawa kemana-mana dan dipamerkan kepada kedua temannya.

Tak peduli dengan tatapan mereka, dia akan memamerkan kekasihnya. Tapi itu hanyalah khayalan yang tak akan terjuwud, sebab dirinya saat ini tidak mempunyai kekasih.

“Atlas, bukannya Lo lagi falling in love sama seseorang?”tanya Rejandra.

Mendengar itu Atlas teringat dengan seseorang yang akhir-akhir ini menghantuinya.

“Dihyan”gumamnya.

Wanita yng sering ditemuinya akhir-akhir ini. Wanita sederhana dengan balutan kain yang menutup kepalanya, membaut ia tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Apalagi kebaikan wanita itu yang tidak pernah ia pamerkan pada orang lain, dan melakukannya secara sembunyi-sembunyi.

“Dihyan”gumamnya dengan mengingat pembicaraan mereka terakhir kali.

1
Delita bae
saya mampir😇
salam hangat dari saya👋
jika berkenan mampir juga🙏
9inestories
semangat!
Vandelist_: terima kasih❤️
total 1 replies
Vandelist_
Terima kasih sudah membaca🙏❤️
Hani
hallo kk. jangan lupa mampir dikarya pertamaku Perjuangan si Gadis Kecil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!