NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Yang Kedua

Ternyata Aku Yang Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan / nikahmuda / Poligami
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Nanda Afrilya adalah seorang gadis yang berusia 21 tahun yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia terpaksa menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sebagai bayaran pada orang kaya yang telah memberikan hunian baru pada warga panti karena panti asuhan tempatnya dibesarkan telah digusur.

Ia pikir dengan menikah, ia akan meraih kebahagiaan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Hidupnya yang sejak kecil sudah rumit, malah makin rumit sebab ternyata ia merupakan istri kedua dari laki-laki yang telah menikahinya tersebut.

Lalu bagaimanakah ia menjalani kehidupan rumah tangganya sedangkan ia hanyalah seorang istri yang tak diinginkan?

Mampukah ia bertahan?

Atau ia memilih melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.8 Mengunjungi rumah baru untuk panti

Di sebuah kamar yang besar, luas, dan terkesan mewah karena hampir semua perabotnya merupakan produk kenamaan yang harganya fantastis. Dengan warna dinding di dominasi warna broken white, ada seorang pria yang sangat tampan dan bertubuh atletis sedang merebahkan daksa lelahnya di ranjang ukuran king size. Cahaya temaram pertanda sudah waktunya ia masuk ke peraduan, tapi hingga jarum jam bergulir menuju dini hari, pria itu tak kunjung bisa memejamkan matanya. Terlalu banyak beban yang ia emban, namun tak sanggup ia bagi. Ia hanya berharap kerumitan dalam hidupnya dapat berkurang dan berganti rona bahagia.

Namun sepertinya harapan itu tetaplah harapan sebab kini orang tuanya justru menambah keruwetan hidupnya dengan memerintahkan ia menikah dengan seorang gadis yang tidak ia kenal. Ya, perintah, bukan lagi meminta, tapi memerintah tanpa adanya penolakan dan disertai ancaman yang sanggup membuat seorang Gathan Adriano Tjokroaminoto kalut tak berkutik. Tak ada cara lain yang lebih baik selain menerima.

"Sayang, kok kamu belum tidur?" tanya perempuan cantik yang tidur di samping Gathan. Gathan hanya melirik sekilas tanpa ada keinginan untuk menjawab. Lagipula apa yang bisa ia jawab? Tidak mungkin kan tiba-tiba dia mengatakan bahwa dia akan segera menikah lagi dengan perempuan pilihan orang tuanya. Bisa-bisa Freya mengamuk dan menggagalkan semua rencana orang tuanya yang tentunya dapat membahayakan posisinya di perusahaan. Bukan tanpa alasan, ia memiliki tanggung jawab pada Freya dan kewajiban memenuhi segala kebutuhan hidup Freya yang tidak sedikit.

"Sayang, kita udah menikah hampir satu tahun lho, tapi kenapa kamu nggak bisa romantis sedikit aja! Atau minimal cerita kalau ada masalah siapa tau aku bisa bantu. Walaupun paling cuma bantu dengerin daripada kamu diam memendam sendiri. Lama-lama kamu bisa gila tau." omel Freya dengan bibir mencebik kesal. Gathan hanya bisa menghela nafas lelah. Sungguh, dia merasa amat lelah tapi ia tidak memiliki pilihan lain selain menjalaninya.

"Udah, tidur lagi. Nggak usah banyak mikir. Lakukan saja apa yang sekiranya bisa membuat kamu senang, tidak usah terlalu berlebihan memikirkan diriku karena belum tentu kau mau membantu." ucap Gathan datar. Lalu ia segera merebahkan diri dengan posisi menyamping membelakangi Freya.

Freya hanya bisa berdecak kesal melihat sikap Gathan yang tak pernah berubah.

...***...

Siang ini sesuai perintah Lavina, Nanda datang ke cafe Starla, tetapi bukan untuk bekerja, melainkan untuk melihat rumah bakal tempat tinggal warga panti nantinya.

Nanda datang ke cafe mengenakan dress selutut dengan lengan sebatas siku berwarna peach. Walaupun dress yang dipakainya itu merupakan barang obralan pasar yang super murah meriah, tetapi tidak mengurangi kadar kecantikan Nanda. Alfi yang melihat kedatangannya pun lantas terpesona sebab ini merupakan kejadian langka. Baru kali ini Alfi melihat Nanda bergaya feminim sebab biasanya Nanda selalu mengenakan kemeja yang dipadukan celana jeans atau kulot.

"Nda, kamu cantik banget hari ini? Jangan-jangan kamu mau kencan ya karena itu kamu izin hari ini?" goda Alfi saat Nanda sudah duduk di ruangan tempat mereka biasa bersantai.

"Wah, kakak hebat bisa nebak ke sana!" Alfi yang tadinya hanya menggoda tiba-tiba muram membuat Nanda mengerutkan keningnya. "Tapi sayang, teman kencannya bukan cowok." imbuhnya seraya terkekeh.

Alfi yang mendengarnya memiringkan kepalanya menuntut penjelasan.

"Aku tu mau pergi sama Bu Lavina, kak. Beliau mau bantu cariin tempat untuk nampung adik-adik aku." ujarnya jujur.

Alfi membulatkan matanya merasa aneh. Ia memang tau, Lavina itu sangat baik, tapi untuk apa yang akan Lavina lakukan kali ini entah mengapa Alfi merasakan ada sesuatu yang janggal. Seperti ada niat terselubung.

"Oh ya! Wah, bagus dong jadi kamu nggak perlu pusing-pusing nyari tempat tinggal baru buat adik-adik kamu." sahut Alfi seraya tersenyum lebar.

"Iya kak, apalagi tenggat waktunya cuma 3 hari, bayangin, mau cari dimana rumah dalam tempo waktu sesingkat itu. Kalau banyak duit mah gampang, lah ini, duit dari mana coba."

"Hmm ... " Alfi hanya bisa bergumam karena benaknya masih belum bisa mencerna situasi saat ini. Lalu ia melirik jam tangan yang melingkar di lengannya, "Sepertinya Bu Lavina sudah datang. Buruan ke ruangan gih, sebelum bu Lavina batalin rencananya karena kelamaan nunggu." ujar Alfi seraya terkekeh pelan.

"Ih, jangan dong kak! Nggak boleh lho ngomong kayak gitu, sama aja kakak doain yang jelek. Kalau sampai Bu Lavina batalin, liat aja, Nanda bakal minta ganti rugi ke kakak. Kakak yang harus kasi gantinya." ketus Nanda sambil bersungut-sungut.

Alfi makin terkekeh melihat wajah cemberut Nanda

"Nggak masalah, asal ..."

"Asal apa?"

"Kamu mau jadi istri kakak." ucapnya sambil menyeringai membuat Nanda seketika menjadi kikuk.

...***...

tok tok tok ...

"Ya, masuk!" titah seseorang dari dalam ruangan.

"Assalamu'alaikum, Bu." ucap Nanda saat tubuhnya telah masuk ke ruangan itu.

"Wa'alaikum salam." sahut Lavina seraya tersenyum.

Dipandanginya penampilan Nanda dari atas ke bawah, Lavina mengakui, Nanda memang cantik dan menggemaskan. Sayang keberuntungan tidak berpihak padanya, pikir Lavina.

"Sudah siap?" tanya Lavina sambil melirik jam.

"Sudah, Bu." sahut Nanda seraya menundukkan wajahnya.

Lavina pun segera mengajak Nanda masuk ke dalam mobilnya membuat hampir semua karyawan Cafe Starla penasaran akan kedekatan Nanda dan bis pemilik cafe tempat mereka bekerja.

Setelah mobil menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka telah tiba di sebuah rumah yang cukup besar dengan pekarangan yang cukup luas. Rumah itu tampak baru saja direnovasi tercium dari aroma catnya yang menyengat.

Lavina meminta sopirnya membuka pintu rumah menggunakan kunci yang baru saja ia serahkan. Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka pun bisa masuk ke rumah itu. Nanda memandang takjub pada rumah itu, sebab di setiap kamar telah tersedia ranjang tingkat yang tersusun rapi. Kamar itu cukup luas sehingga dapat menampung beberapa ranjang sekaligus. Belum lagi jumlah kamarnya lumayan banyak. Bila di tempat sebelumnya kamar hanya berjumlah 5, termasuk kamar untuk dirinya dan Bunda Rieke, tapi di tempat baru ini ada 8 kamar. Bahkan hampir semua perabot hingga perlengkapan dapur telah tersedia di sana. Di sana juga tersedia sebuah ruangan yang sepertinya diperuntukan sebagai ruang keluarga dengan plasma tv berukuran besar yang menempel di dinding.

Nanda sampai tersenyum lebar, ia benar-benar tidak menyangka Lavina akan memberikan semua ini hanya dengan menikah dengan putranya.

"Bu, apa ini tidak berlebihan? Rumah ini terlalu besar. Bahkan isinya terlihat mahal-mahal semua." tanya Nanda tak enak hati.

"Tak usah dipikirkan. Sekarang kau hanya harus fokus menyiapkan diri untuk menikah dalam 2 Minggu lagi." tukas Lavina santai, tapi tidak dengan Nanda. Ia justru shock karena waktunya yang begitu singkat.

"Tapi Bu, ..."

Lavina mengangkat tangan untuk menghentikan Nanda bicara. Ia sudah bisa menebak, Nanda pasti akan mengeluh karena waktu yang terlalu cepat. Tapi ia tak peduli. Ia hanya ingin, anaknya menikahi Nanda secepatnya.

"Besok Pak Karyo akan ke panti bersama beberapa orang yang akan membantu kalian memindahkan barang-barang kalian kemari. Bila semua sudah beres, baru kamu ikut ibu fitting gaun pengantin. Kamu tidak perlu banyak pikiran, semua ibu yang bereskan. Bagaimana? Kamu paham Nanda?"

Nanda hanya bisa menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia bisa apa lagi coba selain menerima?

Nanda hanya bisa berdoa semoga pernikahannya berjalan lancar ke depannya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Dyah Oktina
Luar biasa
Dyah Oktina
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Vien Habib
Luar biasa
Elyani Yani
Nanda ini ank panti..tp jiwa tangguh g ada SMA sekali...bebtr2 mata berkaca2..Cemen bgt ..gemes saya....please Thor buat tokoh utama yg tangguh sih....
Aisyah Isyah66
Lumayan
Aisyah Isyah66
Kecewa
Elyani Yani
nnda itu lulusan apa..belah duren pun g paham....polos boleh..tp kok Kya bodoh ..
Sandira Wati
Biasa
Sandira Wati
Buruk
Beauty JK
😍
☕︎ᴍᴀʀɪʙᴇʟ ғᴀɴᴛᴀsᴛɪǫᴜᴇ❀࿐: .
/Shy/
Caca Marica
Lumayan
Caca Marica
Luar biasa
Rayna_dewi
y pasti g mau lah si freya,,dia emang cuma hrtanya gathan yg di incar..
Ime Ak
ceritanya bagus
ismaCun80
Luar biasa
Rohmi Yatun
kayaknya si Teo asisten nya Gathan di kantor ni yg penghianat 😏
Endang Wartini
Luar biasa
Endang Wartini
Lumayan
Gladys Aira
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!