NovelToon NovelToon
Jodohku Di Tangan Kakek

Jodohku Di Tangan Kakek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mamah AllRey..

Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.

Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.

Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali

Semua rombongan yang menjemput kakek Cokro sudah siap di ruang tengah untuk makan siang bersama. Tapi Devan terlihat masih bermalas-malasan di lincak depan, tidak memiliki keinginan untuk bergabung makan siang bersama.

"Devan, masuk," panggil Kakek Cokro dengan suara keras.

"Ya kek," dengan malas Devan memenuhi panggilan kakeknya. Sekeras-kerasnya Devan, dia akan tetap menurut pada kakeknya.

"Makanlah meskipun hanya sedikit, berlatihlah dari sekarang untuk menghargai jerih payah usaha orang lain,"

"Tidak perlu memaksa pak Devan makan kek, toh menunya juga hanya menu desa," kata Aleta.

Mendengar dirinya dipanggil dengan sebutan Pak, Devan melihat ke arah Aleta.

"Ini anak kecil dari tadi memanggil ku dengan sebutan Pak. Kapan aku menikahi ibunya." Devan membatin sendiri.

"Mungkin pak Devan menghendaki menu yang lain, nanti dalam perjanjian kembali kan bisa mencari di sepanjang jalan kek." lanjut Aleta memberikan solusi.

Rolland tertawa sambil menutup mulutnya mendengar Aleta dari tadi menyebutnya dengan panggilan pak. Devan menyodok lengan Rolland sambil melotot, sampai sendok yang dipegangnya terlepas.

"Apa-apaan sih kak, memang wajahmu bermutu...alias bermuka tua ha...ha...ha.., jadi ga salah kalau Aleta memanggilmu dengan sebutan Bapak."

"Sudahlah Ayuk makan, jangan bercanda saja." Kakek Cokro ikut tersenyum melihat ulah kedua cucunya.

Setelah semua mengambil makanan, giliran terakhir Devan mengambil nasi dan menuangkan sayur lodeh di piringnya. Devan hanya tidak mau diomeli kakek Cokro kalau menolak makanan yang sudah disiapkan.

"Aleta,.., masakannya enak sekali, kalau aku nambah di dapur masih ada persediaan tidak," dengan tidak tahu malu Rolland menanyakan persediaan di dapur.

Bu Rosna tersenyum mendengarnya, kemudian beliau menjawab.

"Kalau persediaan yang sudah dimasak tidak ada mas Rolland, karena kami kalau masak itu sudah diperkirakan cukup tidaknya. Sayang kalau makanan tidak habis, mubadzir."

"Rolland, jaga sikapmu," tegur kakek Cokro.

"Tidak apa-apa pak Cokro, mas Rolland kan bercanda untuk menyenangkan kami," sahut Bu Rosna.

"Benar kok Bu, masakannya benar-benar enak. Kami belum pernah makan masakan seperti ini." kata Rolland.

"Kalau nak Rolland suka, nanti Aleta bisa memasak lagi. Stock bahan mentah masih ada di dapur. Iya kan Aleta, kamu tidak keberatan kalau masak lagi," tanya Bu Rosna pada Aleta.

"Iya Bu, Aleta tidak keberatan," jawab Aleta.

"Maaf ya Bu Rosna, punya cucu laki-laki dua seperti bumi dan langit. Yang satu kaku dan keras, satunya kebanyakan bicara."

"Iya pak, berarti saling melengkapi."

Mendengar Rolland memuji masakan desa yang disajikan, Devan perlahan menyuapkan satu sendok ke mulutnya.

"Enak," batin Devan sambil terus melanjutkan makannya.

Tiba-tiba Rolland mengambil makanan dari piring kakaknya. Tanpa diduga, Devan memukul tangan Rolland menggunakan sendok makan yang dipegangnya.

"Sakit kak," protes Rolland.

"Makanya kalau makan fokus pada piring di depannya, tidak lari ke piring orang," tegur Devan.

"Lho tadi katanya kakak malas makan? Tadi menengar Bu Rosna bilang jangan mubadzir, daripada nasi di piring kakak tidak dimakan, ya mending aku makan donk." jawab Rolland.

"Nanti kalau kak Rolland mau, Aleta bisa masak kan lagi kak." ucap Aleta menengahi sambil menahan tawa.

"Sudah Aleta, jangan hiraukan mereka, selesai makan kami istirahatlah. Tidak perlu meladeni mereka." kata kakek Cokro.

Dua puluh menit kemudian, mereka menyelesaikan makan siang. Bu Rosna dan Aleta sangat senang, karena semua makanan habis tak tersisa. Sebelum disajikan untuk para tamu kakek Cokro, Aleta sudah memisahkan menu makanan untuk adik-adik pantinya, sehingga dia tidak perlu khawatir kalau adik-adik menjadi terlambat makan.

Haris membantu Aleta membereskan piring-piring kotor, dan membawanya ke tempat cucian piring di dapur.

Melihat kesigapan Haris yang suka rela membantu tanpa disuruh, Kakek Cokro memberi kode kepada Devan untuk ikut membantu Aleta. Devan dengan terpaksa ikut membantu mengumpulkan piring dan gelas kotor.

"Pak Devan istirahat saja, kan capek habis menempuh perjalanan jauh. Biar saya saja yang membereskan, lagian sudah dibantu kak Haris." kata Aleta.

Tanpa menjawab perkataan Aleta, Devan tetap melanjutkan membereskan piring dan gelas kemudian mengangkatnya ke dapur. Aleta mengikuti di belakangnya. Sesampainya di dapur Aleta langsung mencuci piring dan gelas kotor. Tanpa diduga, Devan ikut membilas piring dan gelas yang sudah diberi sabun pencuci piring oleh Aleta.

Dari kejauhan, mereka berdua terlihat seperti pasangan suami istri yang saling membantu. Rolland yang suka usil, tanpa diketahui Aleta dan Devan mengambil foto keduanya dari belakang. Setelah melihat hasil jepretannya, Rolland senyawa-senyum sendiri.

*****

Setelah makan siang, kakek Cokro beserta rombongan berpamitan kepada Bu Rosna untuk kembali ke Bandung. Karena kondisi kakek Cokro yang belum memungkinkan untuk menempuh perjalanan jauh, kakek Cokro didampingi Devan dan Rolland akan menggunakan pesawat pribadi kembali ke Bandung via bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Sebelum berangkat kakek Cokro berbicara serius dengan Bu Rosna di dalam ruangan. Aleta menemani Haris mengobrol di teras, sedangkan adik-adik panti istirahat siang di biliknya masing-masing.

"Kuliahmu bagaimana Aleta," tanya Haris.

"Alhamdulilah, lancar kak. Cuman banyak hitungan kalkulus yang harus ekstra keras belajarnya. Kak Haris sendiri, kapan selesai magangnya?"

"Alhamdulillah aku lancar juga. Magangnya kemungkinan dalam waktu yang lama belum selesai,"

"Kok lama kak, kan biasanya maksimal satu semester."

Harus tersenyum.

"Kemarin aku ditawari sama bagian HRD untuk membuat surat lamaran. Aku diminta menjadi management trainee disana."

"Wow enak sekali kak, Aleta mau kalau gitu. Doakan Aleta juga bernasib baik seperti kakak ya."

"Aamiin." jawab Haris sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya.

Rolland dan Devan dari kejauhan terlihat memperhatikan interaksi Aleta dan Haris.

"Pasangan yang serasi," Devan membatin. Sama-sama kecil badannya, tapi Haris lebih tinggi beberapa cm dibandingkan Aleta. Sekilas Devan mengamati dan memperhatikan dengan serius wajah Aleta dari jauh.

"Ternyata manis dan cantik Aleta, hidungnya mancung, bibirnya merah serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Kalau badannya agak gemuk sedikit, wow...," Devan menelan ludah sendiri berpikiran mesum tentang Aleta.

"Sialan, kenapa aku jadi memikirkan gadis kecil itu."

Tak berapa lama kakek Cokro dan Bu Rosna keluar dari rumah beriringan, sepertinya kakek Cokro sudah siap untuk berangkat. Aleta meninggalkan Haris kemudian menghampiri mereka.

"Kakek jadi berangkat hari ini ya," tanya Aleta.

"Iya nak, jaga diri Aleta baik-baik ya. Dalam waktu dekat Kakek Cokro pasti akan berkunjung kembali ke panti ini."

"Harus donk kek, masak kakek tega melupakan Aleta." canda Aleta. Aleta kemudian menyalami dan mencium tangan kakek Cokro. Kakek Cokro mengelus kepala Aleta dengan penuh kasih kebapakan.

"Kakek berangkat ya, assalamualaikum."

"Wa Alaikum salam"

Semua rombongan tanpa terkecuali Devan dan Rolland menghampiri Aleta, mereka menyalami dan berpamitan. Kemudian rombongan meninggalkan panti Asuhan Rejeki. Haris dan Babinsa juga berpamitan untuk melanjutkan aktivitasnya.

*****

1
Fitri Zalfa
hilang respect dgn Aleta stelah tdi duluan nyosor ciuman ke Ferdy😌
Hasanah
ksian juga si renganis jdi istri yg tak di anggap.
Selamet Turipno
baguslah dinikahkan daripada terus berbuat maksiat
Selamet Turipno
cerita perempuan murahan rupanya pepeknya sdh gatal utk dikentot
Murti Yatni
maosok di kediaman Cokro ga ada CCTV Nya untuk mengawasi perilaku Rengganis
Murti Yatni
Karena harta Rengganis dan kakaknya menjadi penjahat kriminal dan tega dengan Devan .. jangan-jangan Devan bukan anak kandung Rengganis
Murti Yatni
nyesal kan Aleta kabur tanpa mendengar penjelasan suami dan kakeknya Devan
Murti Yatni
Aleta salah .. seberapa besar masalah jangan sampai meninggalkan rumah dan diumbar masalah rumah tangga ke pria lain .. itu akan membuka pintu dosa .. apalagi Ferdinand adalah cinta pertama Nya
Alfia Amira
kalo gk salah di awal2 bab Aleta masih di panti asuhan ,Rolland umurnya sdh 27 tahun
Alfia Amira
nikah siri pak , setau saya nikah siri itu kalau sdh 3bln hrs memperbarui nikah nya lagi , mau nikah agama atau tidak , setau saya lho yah , jadi ada jangka waktu , nikah siri kan diperlukan untuk jala darurat sebenernya , tpi kalo skrng malah buat menghalal kan maksiat
Alfia Amira
bawa apa Bu Lastri ?? martabak telur sama martabak manis yah 🤭🤭
Nurul Umilhuda
sangat bagus
Jeankoeh Tuuk
alur ceritanya bagusss
Jeankoeh Tuuk
lanjutttt
Jeankoeh Tuuk
kasian Aleta & Bu rosna
🏠⃟રuyzzᵍᵉⁿᵃᵖ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🤎㊍㊍
hahahaha
Jeankoeh Tuuk
semoga nasib aleta bahagia
Marc Lina Aczenk Lolo
hatinya Raditya......sakit...merana ..
lanjut Thor
tri susanti
lanjut thor semangat..... 💪💪💪
tri susanti
jadi senyum senyum sendiri bacanya .... lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!