Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Pertemuan Kedua
Langkahnya terasa berat saat berjalan menuju keruangan Yeri, dia terus bertanya- tanya kenapa Yeri ingin bertemu dengannya.
"Silakan , nona Yeri sudah menunggu anda", ucap sekertaris pribadi Yeri.
Sesaat dia berdiam diri depan pintu ruangan Yeri, dia menarik napasnya dalam- dalam, lalu satu tangannya menempel di gagang pintu dan membukanya. Hal yang pertama terlintas dipikiran Gwen adalah takjub, melihat ruangan kerja Yeri yang begitu luas dengan didominasi berwarnah putih, warnah yang cukup netral menurutnya.
"Masuklah, Gwen", ucap Yeri yang menyambut dirinya dengan begitu ramah.
Ditatapnya Yeri sambil tersenyum kepada atasannya itu. Ini untuk pertama kalinya dia menginjakkan kakinya masuk keruangan CEO dan bertemu langsung dengan atasannya, namun ada hal yang aneh dirasanya. Bukan hanya dirinya dan Yeri saja yang ada diruangan itu, tapi ada dua orang pria yang tak dikenalnya ada disana juga dan sedang duduk di sofa tamu berwarnah putih sambil menatap kearah dirinya.
"Silakan duduk, Gwen", ucap Yeri.
Dengan rasa ragu, dia duduk berhadapan dengan dua pria asing itu. Salah satu dari pria itu terlihat begitu ramah kepadanya, dia melemparkan senyum kepadanya, tapi berbanding terbalik dengan pria satu lagi,wajahnya terlihat angkuh bahkan saat matanya dan mata Gwen bertemu tanpa sengaja, pria itu langsung buang muka.
"Pria yang angkuh", gumam Gwen.
"Baiklah karena Gwen sudah ada disini. Aku akan pergi meninggalkan kalian", ucap Yeri.
"Terima kasih, Yeri", ucap arga.
"Gwen, kamu tidak perlu takut kedua pria yang ada di depanmu saat ini adalah sahabat ku. Jadi kamu tidak perlu khawatir, mereka hanya ingin berbicara denganmu", ucap Yeri.
Sekilas Gwen langsung menatap arga dan kenichi secara bergantian. "Aku sama sekali tidak mengenal mereka", batin Gwen.
"Aku tinggal ya", ucap Yeri yang pergi meninggalkan mereka di ruangan nya.
°
°
°
"Ada ingin keluar nona?"tanya sekertaris pribadinya
"Benar, jika ada yang mencari saya bilang saya sibuk dan jangan biarkan ada satu orang pun yang masuk kedalam ruang saya", perintahnya sebelum pergi.
"Baik nona",jawab sekertaris pribadinya itu.
Selepas kepergian Yeri, suasana terasa tegang. Setidaknya itulah yang dirasakan Gwen saat harus berada satu ruangan dengan dua pria asing baginya. Mereka hanya berdiam diri, sampai akhirnya arga memutuskan untuk memulai pembicaraan dengan Gwen.
"Nona Gwen", ucap arga.
"Iya?"jawab Gwen spontan.
"Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya secara pribadi, nama saya arga dan dia kenichi", ucap arga sambil melirik kearah Kenichi.
Gwen hanya menganggukkan kepalanya,meski sudah menyebutkan nama mereka, tetap saja tidak membantunya mengingat mereka.
"Maaf tuan arga, bagaimana anda bisa tahu nama saya, sedangkan saya sama sekali tidak mengenal anda dan apa sebenarnya ingin anda bicarakan dengan saya?"tanya Gwen penuh penasaran.
Arga tidak mengatakan apa- apa selama beberapa menit, dia mulai berpikir bagaimana caranya untuk menyampaikan tujuan mereka sebenarnya kepada wanita yang ada dihadapannya ini.
"Begini nona", dia mulai mencoba berbicara dengan perlahan, sementara Gwen mulai menyimak .
"Sebelumnya saya ingin bertanya mengenai hal pribadi anda. Apa anda tidak keberatan?"tanya arga.
"Silakan", ucap Gwen.
"Apakah anda telah menikah atau saat ini memiliki seorang kekasih?"tanya arga.
Mata Gwen tercengang saat mendengar pertanyaan yang diajukan arga kepadanya, dia semakin bingung apa sebenarnya yang ingin mereka lakukan.
"Belum. Saya belum menikah dan belum memiliki kekasih", jawabnya dengan nada suara yang ragu saat harus memberitahu mengenai kehidupannya kepada pria asing.
Senyum mengembang terlihat di wajah arga. "Baguslah. Begini nona Gwen , maukah anda menikah dengan pria yang ada disamping saya ini?"tanya arga.
Sontak saja Kenichi yang dari tadi terlihat acuh dengan obrolan yang terjadi dengan keduanya, bahkan dia sama sekali tidak ada menatap Gwen yang disamping. Namun saat arga mulai mengatakan niat mereka sebenarnya kepada Gwen, Kenichi langsung memandang kearah gwen. Dia penasaran bagaimana reaksi wanita yang sedang duduk di depannya itu, saat ada seorang pria yang mengajaknya untuk menikah.
Gwen langsung terdiam sejenak, pikirannya langsung kosong sangkin kagetnya saat ada pria yang mengajaknya untuk menikah, namun melalui perantara orang lain. Butuh waktu dua detik baginya untuk pulih dari kekagetannya dan merespons pertanyaan yang diberikan arga terhadapnya.
"Apa anda sedang bercanda?" Saya baru mengenal anda berdua diruangan ini dan anda langsung menanyakan saya apakah bersedia menikah dengan pria yang sama sekali saya tidak kenal", kata Gwen sambil menggelengkan kepalanya menatap arga dan Kenichi.
Arga tidak langsung menjawabnya, dia tahu bahwa Gwen masih kaget. Dia mencoba memikirkan kata- kata yang tepat saat dia ingin menjelaskannya kepada Gwen.
"Maafkan kelancangan kami nona. Sebenarnya saya tahu apa yang telah anda alami", ucap arga.
"Maksudnya?"tanya Gwen.
"Tanpa sengaja saya mendengar semua pembicaraan anda dengan nona yuna. Bukankah dia mengambil desain gambar anda dan justru merendahkan anda bukannya meminta maaf dan mengakui kesalahannya ", ucap arga.
Dia langsung menatap arga, perasaannya shock saat pria itu mengetahui segalanya. "Apa hubungannya dengan itu semua?"tanya Gwen yang masih bingung.
"Orang - orang mengatakannya simbiosis mutualisme, Kenichi membutuhkan seorang wanita yang bisa dinikahinya karena keluarganya menuntutnya untuk segera menikah, jika anda menikah dengan Kenichi anda akan mendapatkan keuntungan nona, menikah dengan seorang pengusaha yang sukses. Kehidupan anda akan benar - benar berubah. Maaf jika ucapan saya menyinggung anda, saya mendengar bahwa nona yuna telah menghina anda", ucapnya.
Rasanya seluruh badan Gwen bergetar, menahan kan kemarahan yabg dirasakannya saat ini, kedua tangannya mengepal kuat di atas pangkuannya. Dia sama sekali tidak percaya, jika ada seorang pria yang mempermainkan sebuah pernikahan yang seharusnya begitu sakral.
"Maaf tuan, bagaimana kalian bisa mempermainkan sebuah pernikahan seperti itu. Saya tidak mungkin menikah dengan pria yang tidak saya kenal, bahkan dengan pria yang sama sekali tidak saya cintai", ucap Gwen kepada arga, namun sorot matanya menatap yang tajam justru terarah kepada Kenichi.
"Maaf nona, jangan salah paham dulu", gumam arga.
"Dan satu lagi tuan arga, jika pria yang ingin menikah adalah pria yang duduk di sebelah anda, kenapa bukan dia langsung yang mengatakannya. Apa dia tidak bisa berbicara, hingga harus melalui perantara seperti saat ini. Apapun masalah yang saya hadapi, itu adalah urusan pribadi saya", ucapnya, dengan matanya yang masih menatap Kenichi.
Cukup berani, hanya itu yang terlintas dipikiran Kenichi saat melihat Gwen. Tatapannya begitu tajam menatapnya, bahkan dia sama sekali tidak gentar meski Kenichi kembali membalas tatapannya.
"Saya bisa berbicara nona Gwen", kata Kenichi yang membalas pernyataan Gwen terhadap dirinya.
"Sepertinya tidak ada lagi yang harus kita bahas", ucap Gwen yang bangkit berdiri.
"Nona Gwen", ucap arga, dia berusaha menahannya, namun Kenichi justru menghalanginya dengan mengangkat satu tangannya dihadapan arga.
"Dengar nona Gwen, pertimbangkanlah kembali tawaran yang saya berikan. Jangan terlalu cepat mengambil keputusan, saya akan menunggu jawaban anda selama beberapa hari ini. Saya yakin, anda akan menyetujui tawaran yang saya berikan", ucapnya.
Kenichi terlihat tenang dan percaya diri menatap kearah Gwen. Dia bisa merasakan bahwa Kenichi begitu sangat yakin dengan apa yang dikatakannya, dia bisa merasakannya dari suara yang di dengar nya.
Entah apa yang terjadi pada dirinya, begitu sulit untuk dia meninggalkan tempat itu. Kakinya terasa lemah dan bergetar seakan tidak ada tenaga untuk melangkahkan kakinya.Perlahan dia mencoba melangkahkan kakinya, dia terus berjalan tanpa pernah menoleh kebelakang untuk melihat dua pria tersebut.
"Wanita keras kepala!", gumam Kenichi.
•
•
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya sekertaris pribadi Yeri.
"Saya ingin bertemu dengan nona Yeri. Apa dia ada?"tanya yuna.
"Maaf nona, hari ini nona Yeri sedang tidak bisa diganggu", ucapnya.
"Ah, sayang sekali. Apa dia sedang ada tamu?"selidik yuna yang penasaran.
"Didalam sedang ada tuan Kenichi dan arga", jawabnya.
"Sungguh?"tanya kembali, wajahnya langsung berubah bahagia saat mendengar nama Kenichi, dia langsung merapikan pakaian yang dikenakannya dan rambutnya.
"Ia. Mereka sudah cukup lama di dalam bersama nona Gwen dari divisi perencanaan", jawabnya.
Mendengar nama Gwen disebut, membuat yuna tersentak kaget. "Gwen?" Apa yang dilakukan wanita itu disini?"gumamnya.
Pintu ruangan itu terbuka, dilihatnya Gwen keluar dari ruangan itu. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berjalan menghampirinya, ditariknya Gwen pergi dari tempat itu secara paksa. Dia bahkan mengabaikan ucapan Gwen yang mengerang kesakitan pada tangannya.
"Lepaskan aku", ucap Gwen.
"Aku tidak akan melepaskan mu. Sampai kamu mengatakan kepadaku, kenapa kamu bisa ada di ruangan nona Yeri. Apa yang kalian bicarakan, cepat katakan!!"teriaknya dia wajah Gwen.
"Lepaskan!!!" teriak Gwen sambil menghempaskan tangan yuna dari tangannya. Dia merasa seperti mendapat keberanian untuk melawan wanita tersebut.
"Kenapa aku harus memberitahu mu?" Apa kamu takut jika semua orang tau, bahwa kamu adalah seorang pencuri. Kamu adalah orang yang telah mencuri desain gambar ku, dan dengan tidak tahu malunya kamu mengakuinya", ucap gwen.
"Berani sekali kamu mengatakan itu!! Dasar wanita sampah!!!"teriak yuna dengan satu tangannya yang terangkat kearah Gwen.
"Hentikan!!!!" terdengar suara pria dari arah belakang yuna, dengan satu tangannya yang menahan tangan yuna.
"Tuan Kenichi", ucapnya dengan kaget, dia tidak pernah melihat sebelumnya tatapan tajam kedua mata Kenichi. Dia terlihat begitu marah saat memelototi yuna.
"Jangan pernah melakukan tindakan seperti itu lagi, nona yuna", ucapnya sambil melepaskan tangan yuna.
"Maafkan saya tuan", ucapnya, tanpa berani menatap kembali wajah Kenichi dan pergi meninggalkan mereka.
"Wanita yang sangat berbahaya", ucap arga.
"Apa kamu baik-baik saja, nona Gwen?"tanya Kenichi.
Gwen terlihat masih syok, dengan kejadian yang begitu cepat. Dia masih tidak menyangka dengan apa yang ingin dilakukan yuna kepadanya, jika Kenichi tidak menahannya maka yuna akan berhasil menampar pipinya.
Kenichi berjalan menghampiri sakura, berusaha menyadarkannya yang terlihat masih syok. Dia dapat melihat jelas, bahwa Gwen masih merasa ketakutan. Begitu lemah, hingga membuat kedua kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya dan terjatuh dihadapan Kenichi.
"Nona Gwen", ucap Kenichi yang spontan memegangi lengannya.
Dia merasa dirinya begitu kacau, begitu gampangnya orang-orang merendahkan dirinya. Bukannya mendapatkan pengakuan atas kemampuan yang dimilikinya, dia justru selalu mendapat penghinaan.
"Cukup Gwen!!!!" batinnya, hal yang pertama kali terlintas dalam ingatannya adalah perkataan Kenichi.
"Nona Gwen?"panggil kenichi.
Ditatapnya mata Kenichi yang begitu dekat dengannya. "Aku bersedia", ucap Gwen.
"Ya?"tanya Kenichi yang terlihat bingung.
Gwen mencoba mengatur napasnya, lalu kembali mengucapkan kalimat yang dikatakannya itu lagi.
"Aku bersedia menerima tawaran anda, tuan Kenichi".
Kali ini Kenichi akhirnya mengerti kalimat yang diucapkan Gwen kepadanya. "Sungguh?"tanyanya , dia kembali mencoba memastikan apa yang barusan di dengar nya.
Gwen hanya diam dan menganggukkan kepalanya, semetara arga yang melihat jawaban yang diberikan Gwen langsung tersenyum bahagia melihatnya, sedangkan Kenichi hanya mendesah seakan perasaannya begitu lega saat ini.
"Baguslah", ucap Kenichi yang menatap wajah Gwen.
Bersambung......
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??