Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.
Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.
Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.
❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Bertemu Orang Baik
Tahukah kamu? Orang baik akan selalu di kelilingi orang-orang yang baik pula, bantuan akan datang dari arah mana saja karena itu adalah bentuk kasih sayang Tuhan untuk umatNya yang selalu ingat, taat dan menyembahNya. _Chan Lombok Rewanda.
***
Hari sudah makin sore. Ayu mencemaskan bapaknya yang belum juga pulang. Setelah menyapu halaman, Ayu duduk di kursi kecil dari kayu di depan rumah sambil sesekali memperhatikan jalan setapak yang biasa dilalui bapaknya setiap pulang bekerja.
Masih belum ada tanda-tanda bapak Ayu pulang. Ayu masuk kembali ke dalam rumah. Menyalakan lampu dan kembali duduk di depan teras.
"Bapak kok belum pulang ya.." Ucap Ayu lirih.
Decitan rem sepeda yang tidak asing membuat Ayu mengedarkan pandangan ke sumber suara. Ketemu! Dia melihat sosok yang dari tadi ditunggunya.
"Pak.." Ayu berlari kecil menghampiri bapaknya.
"Kenapa Yu? Wah cantiknya anak bapak. Udah mandi ya Yu?" Teguh tersenyum melihat anaknya bermanja kepadanya.
"Bapak kenapa pulangnya lama banget? Ayu tadi nungguin." Ucapnya masih di depan teras rumah mereka.
Teguh kembali mengulas senyum. Dia mengambil sesuatu yang ada di boncengan sepedanya. Entah apa isinya. Benda itu terbungkus paper back merah dengan lambang toko kue terkenal di kota mereka, serta kantong kresek hitam lumayan besar tak luput dari jangkauannya.
Teguh mengajak Ayu masuk rumah setelah menyerahkan bungkusan tadi yang dia bawa. Mata Ayu berbinar setelah melihat isi dari paper back merah itu. Sebuah kue tart dan cupcakes ada di dalam bungkusan yang dia buka. Kue tart dengan nama Ayu di atasnya.
"Selamat ulang tahun ya nduk.. Maaf bapak telat ngasih kuenya. Harusnya kemarin ya.. Dimakan, itu ada pisaunya buat motong." Teguh memperhatikan ekspresi Ayu yang tak percaya jika saat ini dia mendapatkan kue ulang tahun sebesar itu sebagai tanda bertambahnya usianya.
"Bapak.. Ini bagus banget. Pasti mahal ya pak?" Hati-hati Ayu meletakkan kue-kue itu di atas meja.
"Pak..." Ayu mengambil potongan pertama dan diberikan kepada bapaknya dengan mata berair. Ayu ingin menangis melihat betapa keras usaha bapaknya mewujudkan apa yang dia mau.
"Yu, jadi anak sholehah yang hanya takut sama Allah ya nduk. Ayu sudah ngerti mana yang baik dan enggak baik. Mana yang harus dan tidak perlu Ayu lakukan.. Sekarang Ayu kelas dua, mau naik kelas tiga. Belajar lebih giat, jangan sampai fokus mu terpecah karena keadaan kita. Bapak janji sama Ayu akan terus berusaha jadi bapak yang baik buat kamu." Usapan lembut itu membuat Ayu menangis.
"Pak.. Bapak pasti susah payah beli roti ini buat Ayu.. Ayu minta maaf ya pak.. karena minta dibeliin roti ini.. Padahal uang bapak enggak cukup.. Pak, sekarang enggak udah beli ginian lagi pak.. Ayu enggak makan roti ini juga enggak apa-apa. Asal bapak tetap ada buat Ayu.. Pak, Ayu sayang bapak." Ayu tak sungkan memeluk tubuh yang lelah itu.
Tapi, lelahnya hari ini seakan sirna saat dia mendapatkan pelukan tulus dari putri kecilnya. Teguh mengeluarkan tas punggung dengan gambar barbie yang dia taruh di plastik hitam. Dia membelinya tadi sewaktu masih di pasar. Dan di dalamnya juga ada krayon. Mata Ayu terus berbinar, ini adalah ulang tahun terindah untuknya.
"Besok bisa ganti tas selempang mu dengan yang ini ya. Tas yang lama taruh rumah aja. Dan ini.. Bapak tadi dikasih sama penjual tasnya Yu. Beli tas dapet gratis pewarna. Katanya kamu sering pinjam pewarna temanmu, sekarang kamu punya sendiri. Disimpen ya nduk."
"Iya pak." Ayu mencium wangi khas tas baru, mengecek setiap bagian di dalam tas itu. Sepertinya malam ini Ayu akan tidur dengan lelap dan bermimpi indah.
Kejadian beberapa jam yang lalu..
Teguh diajak masuk ke dalam toko kue yang selalu rame dengan antrian pembeli. Sudah bisa dipastikan Teguh belum pernah masuk ke toko itu. Semua yang dijual di sana tak terjangkau isi kantong Teguh. Bahkan kantong celananya saja tak ada isinya saat ini.
"Duduk mas." Ajak Pemilik toko kue itu, yang tak lain adalah Gendis.
"Ada apa ya mbak." Jujur saja, Teguh tak terbiasa dengan suasana di dalam tempat ini. Dingin dan deg-degan di saat yang bersamaan.
"Mas ini anaknya pak Kirun?" Tanya Gendis bertanya sopan.
"Iya mbak. Tapi, bapak sudah meninggal beberapa tahun yang lalu." Jawab Teguh.
"Innalillahi wainnailaihi roji'un. Iya aku tahu mas. Pak Kirun adalah tukang sapu di sini. Apa mas tahu?" Tanya Gendis mencari kebenaran dalam ucapan dan pandangan Teguh. Teguh menggeleng pelan. Tentu dia tak tahu, selama ini dia sibuk dengan keluarganya sendiri. Sesekali ke rumah orang tuanya itupun waktu Nur masih ada. Jika berkunjung pun tak ada obrolan tentang di mana dan apa pekerjaan bapaknya.
"Mas tahu, pak Kirun ini pernah menolong saya. Waktu saya akan menyeberangi jalan itu dulu, ada mobil yang akan menabrak saya. Untungnya ada pak Kirun yang melihat. Dia berlari dan menarik saya, alhamdulillah berkat beliau saya masih ada di sini."
"Banyak kebaikan almarhum semasa hidupnya, orangnya sangat sederhana.. Mas tahu sudah lama saya ingin bertemu dengan mas. Saya ingin membalas kebaikan pak Kirun dengan cara membantu keluarganya. Tapi, maaf karena suatu alasan baru sekarang saya bisa menemui mas."
Teguh masih diam menyimak penjelasan Gendis tanpa menyela sedikitpun.
"Nama saya Gendis. Saya penanggung jawab di tempat ini. Dan.. Saya ingin menawari mas bekerja sama dengan saya. Mas mau?"
"Mas mau kerja sama saya di sini?" Lanjutnya. Teguh mengerjapkan mata beberapa kalikali tak percaya.
Mereka bicara tentang banyak hal. Dan Teguh yang awalnya masih terlihat bingung serta tak banyak bicara akhirnya menyetujui untuk bekerja di tempat Gendis. Hanya supir. Tapi, semua itu sangat dia syukuri. Dia yakin, melalui Gendis Allah SWT menolongnya.
"Mbak.. Boleh tanya, roti ini harganya berapa?" Tanya Teguh kepada mbak kasir yang berdiri di sebelah etalase kue yang dipajang cantik.
"Dua ratus sepuluh ribu pak." Jawab kasir itu sekenanya.
Teguh menelan salivanya. Mahalnya kue itu.. Dengan uang dua ratus ribu, Teguh bisa hidup seminggu bersama Ayu dengan makan lauk 3T (tempe tahu telur) tiap hari, pikirnya.
Gendis yang tadi sudah beranjak dari tempatnya kembali ke depan dan melihat Teguh masih di sana. Dia memperhatikan Teguh membawa plastik hitam di sepedanya. Saat Teguh akan keluar toko, Gendis memanggil Teguh.
"Mas mau kue mana? Kebetulan hari ini ada promo dan paket hemat." Ucap Gendis tersenyum ramah.
"Emmm.. Enggak mbak. Udah, enggak jadi.." Teguh tahu kemampuannya tak bisa menjangkau harga kue yang dipajang di etalase.
"Enggak apa-apa mas. Selain promo dan paket hemat, mas juga dapet spesial harga karena mas mau bekerja sama saya." Imbuh Gendis.
Malu-malu Teguh berkata.. "Mbak.. sebenernya hari ini hari ulang tahun anak saya.." Hanya itu yang terucap dari bibir Teguh. Dia sungkan untuk meneruskan.
"Barakallah fii umrik untuk anaknya mas.. Nah karena mas udah jujur sama saya, mau kerja di sini juga, jadi mas boleh pilih kue mana yang mas pengen kasih buat anak mas di rumah. Silahkan.. Gratis mas!" Teguh seakan tak percaya dengan semua yang terjadi hari ini.
Dia difitnah mencuri tapi mendapatkan pekerjaan di tempat sebagus ini. Dia hanya ingin membeli sepotong roti malah dikasih kue tart dengan ukuran sedang serta cupcake lucu sebagai kado dari Gendis untuk Ayu, putrinya.
''Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban... Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan”
mgkn noveltoon bs memperbaiki ini..