Merebut Cintamu

Wanita itu terkejut luar biasa melihat undangan pertunangan Arlita.

"Apa ini maksudnya Vita?". tanya Riana tidak percaya.

"Mama tanya sendiri saja sama bang Kevin". jawab Revita dengan kesal. Lalu gadis itu berlalu menuju kamarnya. Dari jawaban Revita Riana bisa menilai ada yang salah dengan hal ini. Tapi kalau Revita bilang Kevin berarti Kevin yang salah bukan Arleta. Hubungan yang terjalin selama tiga tahun dan tidak ada prahara tiba-tiba berakhir dengan pertunangan Arleta. Berbagai macam pikiran datang pada kepala Riana. Dia harus minta penjelasan. Maka malam itupun Kevin diajak bicara oleh orang tuanya. Mereka ingin tau apa yang terjadi. Revita mengintip Kevin yang duduk sambil menundukkan kepalanya di hadapan orang tua mereka. Revita langsung berpikir seburuk apapun seorang anak orang tua tetap harus tau. Revita pun beranjak ke kamarnya. Sejak dia mengetahui yang terjadi dia jadi tidak bersemangat melakukan apapun . Revita hanya diam di kamar dan menghindari Kevin. Dan sialnya Kevin tidak kemana-mana, tetap di rumah. Walaupun mengurung diri di kamar. Dia juga tidak mengurus pekerjaannya, hanya memikirkan Arleta. Saat ini Kevin duduk dan menyadari tidak mungkin menghindar lagi. Maka dia mengungkapkan semua kesalahannya, juga apa yang terjadi pada Arleta. Hasilnya orangtuanya sedih dan marah. Riana mamanya menangis kecewa, papanya Geraldo marah Kevin putra sulungnya yang di harapkannya meneruskan usaha dan memberi teladan bagi adik-adiknya ternyata berlaku demikian. Sangat tidak bertanggung jawab.

"Kevin tau Kevin salah, besok Kevin akan bertemu Arleta. Mungkin ini yang terakhir karena Arleta susah di temui. Kevin akan minta kesempatan untuk bisa menebus kesalahan Kevin. Mudah-mudahan Leta bisa tetap menjadi menantu kalian". Kevin menyadari orangtuanya sudah sayang pada Arleta.

"Sepertinya tidak mungkin Kevin, mereka sudah membagikan undangan. Tapi tidak salah kamu mencoba. Memang seharusnya sesuatu atau seseorang yang baik itu di perjuangkan. Tapi ingat pesan papa, apapun hasilnya kamu jangan meninggalkan tanggung jawabmu dalam bekerja. Kamu masih punya masa depan yang harus kamu pikirkan. Terimalah akibat dari perbuatanmu dengan lapang hati". Geraldo menghela napas dengan berat. Dirangkulnya istrinya Riana yang masih menangis.

"Sabar ya ma, kalau jodoh ga akan kemana". Kata Geraldo menghibur Riana.

"Kevin janji pa, apa pun keputusan Arleta Kevin akan melakukan tanggung jawab Kevin yang lain". Kevin masih tertunduk, dia merasa menyesal membuat orang tuanya kecewa. Sekarang Kevin duduk di hadapan Arleta. Gadis itu menatap Kevin dengan sedih dan terluka. Kata maaf sudah ratusan kali Kevin katakan, tapi mata gadis itu tetap sama.

"Leta, kamu benci sama aku?". tanya Kevin sambil memegang tangan Arleta.

"Aku ga benci sama kamu Vin, tapi aku sakit dan kecewa. Cuma segitu arti aku bagi kamu". Arleta berkata lesu. Kevin bisa menerima wanita lain dengan mudah Arleta merasa dirinya tidak berarti bagi Kevin.

"Kamu salah Leta, kamu berarti bagi aku. Beberapa hari ini aku sudah mau gila kehilangan kamu. Wanita itu hanya jadi pemuas nafsuku. Maaf Leta aku tau kamu kecewa sama aku". jelas Kevin. Tangannya semakin erat menggenggam tangan Arleta, seolah takut Arleta menghilang.

"Kamu berubah Kevin". Arleta semakin sedih.

"Ya Leta sejak tinggal di Singapore aku berubah, aku akui itu. Tapi hati aku tidak berubah. Cuma tertuju sama kamu. Aku sudah meninggalkan wanita itu. Buatku dia tidak berharga seperti kamu. Aku egois, brengsek dan ga setia aku menyesal Leta. Biarkan aku menebus kesalahan aku. Kita nikah ya?". Kevin masih berupaya mengubah keputusan Arleta tapi gadis itu menggelengkan kepala.

"Kalau melihat kamu hati aku sakit Vin. Butuh waktu buatku untuk bisa melihatmu tanpa rasa sakit". Arleta ingin menarik tangannya tapi Kevin tidak melepaskannya.

"Kalau begitu beri aku waktu untuk membawamu lagi dalam hidupku". Kevin mencium tangan Arleta.

"Maaf Vin aku sudah menerima perjodohan oleh keluargaku. Aku rada aku harus menjalaninya". Arleta berusaha tersenyum dan menarik tangannya lagi. Kali ini berhasil karena Kevin lemas mendengar perkataan Arleta. Brengsek pikirnya, Armando benar Restandi jadi mendapat angin. Kevin telah kalah dan kehilangan Arleta. Dan malam ini dia menyaksikan pertunangan Arleta dengan Restandi. Hati Kevin sakit. Pasti ini yang dirasakan Arleta melihatnya dengan wanita lain. Tapi Kevin bertekad sebelum Arleta menikah dia akan merebutnya kembali.

Kevin memenuhi janjinya pada orangtuanya untuk mengurus pekerjaannya dengan baik. Dia tidak di tempatkan di Singapore lagi karena papanya tidak percaya dia akan baik-baik saja di sana. Kevin sendiri tidak mau karena dia masih ingin mendapatkan Arleta lagi. Terkadang jika dia rindu Kevin parkir diam-diam di depan klinik Arleta. Gadis itu sudah kembali pada kegiatannya setelah pertunangannya. Terkadang Kevin melihat Revita yang masih menghindarinya di rumah datang menemui Arleta. Satu lagi yang Kevin benci yaitu Restandi. Kadang pria itu juga mendatangi Arleta. Seperti hari ini. Arleta baru saja melihat-lihat foto pertunangannya di ruang kerjanya. Tidak seperti pasangan lain yang bahagia pada saat pertunangan Arleta justru bingung harus bagaimana. Dia sempat melihat Kevin datang dan hanya memandangnya dari jauh. Cerita cinta dengan Kevin sudah di tutup. Kalau di tanya cinta jelas dia masih cinta, tiga tahun waktu yang tidak sebentar. Tapi dia tidak bisa menerima apa yang di lakukan Kevin. Sekarang waktunya bagi Arleta untuk mengenal Restandi, yang sebentar lagi akan makan siang bersamanya. Pria itu memberikan waktu untuk melupakan Kevin. Restandi paham betapa sakitnya Arleta sekarang. Sosok yang ada dalam pikirannya telah hadir dan mengetuk pintu. Restandi datang membawa makan siang. Diatas kesibukannya dia menyempatkan untuk makan siang dengan Arleta. Misi pertamanya bertunangan dengan Arleta sudah berhasil sekarang misi keduanya adalah mendapatkan hati Arleta. Tidak mudah selain Arleta belum bisa melupakan Kevin, sang mantan sendiri sepertinya belum rela melepaskan gadisnya.

"Hai Arleta tunanganku apa tuh yang kamu pegang?". tanya Restandi sambil meletakan makan siang mereka.

"Foto pertunangan kita, kamu mau lihat?". Arleta tersenyum mendengar panggilan Restandi padanya.

"Nanti saja deh, makan dulu yuk lapar nih". ajak Restandi. Bagi dia foto pertunangan itu tidak penting, yang penting Arleta sudah diikatnya. Walaupun dia tidak mencintai Arleta tapi dia menyukai gadis ini. Restandi merasa hanya Arleta yang pantas menjadi pendampingnya.

"Kamu ada operasi lagi siang ini?". tanya Arleta sambil menikmati makan siangnya.

"Ga ada. Tapi ada pasienku yang harus segera di tangani". Restandi sudah habis duluan. Dia sangat lapar.

"Kalau sibuk buat apa kesini?". Arleta jadi tidak enak hati pada Restandi yang tersenyum.