Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)
Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Setelah 20 menit berlalu akhirnya Lavanya dan Xabiru sampai di sekolah, namun belum juga sampai gerbang Lavanya meminta di turunkan di depan halte.
"Stop, gue sampe sini aja, liat noh depan gerbang rombongan lu semua gue males jadi pusat perhatian" Ocehanya tanpa henti.
"Oke, turun" Balas Xabiru dengan singkat.
"Thanks" Ucap Lavanya sambil membuka pintu mobil dan berlalu pergi.
Lavanya terus berjalan melewati gerbang, langkahnya selalu menjadi pusat perhatian, apalagi ini adalah kali pertamanya ke sekolah tanpa membawa kendaraan hingga siswa dan siswi lain merasa heran melihatnya
"Etadah ga pernah liat orang cantik jalan kaki kali ya" Gumannya sambil terus berjalan lurus tanpa menggubris tantapan orang-orang. Namun langkahnya terhenti sebab ada yang memanggilnya.
"Lavanyaaa.."
Seketika Lavanya menengok ke arah orang tersebut, disana ada Xabiru dan gadis yang paling dia benci siapa lagi kalau bukan Siska, keduanya berjalan beriringan dari arah parkiran.
"Tumben jalan, motornya kemana? Di jual" Ucapnya dengan sedikit mengejek.
"Gausah urusin hidup gue minggir gue mau lewat" Jawab Lavanya dengan ketus.
"Kalo emang di jual nanti aku minta papa beliin kamu motor baru" Ujar Siska.
"Gue ga butuh, uang mommy gue masih banyak, bahkan bisa beli harga diri emak lu" Ucapnya dengan sarkas. Dan langsung berjalan meninggalkan Siska.
"Hm, aku tau akhirnya pasti bakal kaya gini, tapi aku gapapa karena udah biasa, padahal niat aku baik" Ucap Siska dengan wajah yang di buat seolah-olah dia sedih nyatanya dalam hati dia kesal.
"Dia salah faham ga ya, padahal gue ikut berenti karena takut mereka berantem lagi, bukan karena Siska" Guman Aksara dalam hati.
"Biru, kamu liatin apa sih aku disini loh ngajak ngobrol dari tadi kamu ga dengerin" rengek Siska.
"Ck, saya gaada urusan sama kamu, minggir" Ketus Xabiru sambil berlalu pergi.
"Ko kamu gitu sih, Biru tungguin aku, Biru... Biru" Balas Siska yang terus mengekori Xabiru.
Sedangkan di lain sisi Lavanya terus berjalan dan menggerutu tanpa henti.
"Cih, cuuiih mual gue liat si pick me pagi-pagi" gerutunya.
"Lagian gue heran mau-maunya si Biru di tempelin ulet keket model gitu, emak sama anak sama aja sama-sama gatel" lanjutnya dengan wajah masam.
Saat ini Lavanya sudah sampai di kelas, ternyata udah ada ketiga temennya yang duduk di bangku masing-masing, mereka sedang asik mengobrol satu sama lain entah apa yang jadi topik pembicaraan mereka, namun terlihat sangat serius, Lavanya langsung duduk di bangkunya dan ketiga temannya langsung melihat kearahnya.
"Anjay tumbenan udah sampe, ga telat lu" celetuk Karina.
"Tau tuh rekor baru nih?" Celoteh Belinda.
" Gue bangun pagi, hari ini." singkatnya.
"Bisa bangun pagi lu" tanya Vanila.
"Eh btw Spill dong Spill" celoteh Karina dengan girang.
"Spil apaan anjir" balas Lavanya.
" Lu mah pura-pura bego apa gimana dah, yang semalem " Ucap nya setengah berbisik.
"No coment, gue ga mood" ketus Lavanya.
"Aelah kasih tau lah ke mereka aja, apa susahnya bilang kalo lu udah tun......mnmmnnbbb" Belum sempet Karina berbicara mulutnya sudah lebih dulu di bekap oleh Lavanya
"Karina gue tampol mulut lu ya" kesal Lavanya. Sedangkan Belinda dan Vanila hanya menghela nafasnya mereka sudah biasa melihat kedua temannya seperti ini.
"Ada apaan sih emangnya?" Tanya Belinda yang pura-pura penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, padahal aslinya sudah tau, karena sebenarnya sebelum Lavanya datang mereka sudah di beri tahu oleh Karina si mulut lemes.
"Alah gausah akting pura-pura ga tau, kalian ga cocok jadi aktris" Ucap Lavanya dengan ketus. " Pasti si mulut rombeng ini udah cerita kan sama kalian" lanjutnya sambil menunjuk ke arah Karina.
"Hehe salam damai bro" Ucap Karina sambil mengacungkan dua jarinya. Tak lama bel berbunyi dan jam pelajaran pertama pun akan segera di mulai.
Berapa jam kemudian jam pelajaran habis, Lavanya dan teman-temannya memutuskan untuk ke kantin.
"Mau pesen apaan lu pada" tanya Karina.
"Gue bakso kuah yang pedes" celetuk Lavanya.
"Gue samain sama Lavanya" Ucap Vanila.
"Yaudah okey tunggu, yuk Bel" Ucap Karina sambil berlalu pergi.
Ketika Karina dan Belinda pergi tak lama datang seorang laki-laki yang berkulit putih, bermata sipit, dan memilliki senyuman Khas di pipinya terdapat lesung pipi. Dia adalah Raka Kaka kelas Lavanya yang sudah sedari lama menyukai Lavanya namun cintanya tak kunjung di terima oleh Lavanya.
"Boleh duduk disini engga" Ucapnya dengan tersenyum manis.
"Ada temen gue kak lagi pesen" Ucap Lavanya dengan datar.
"Kayanya masih muat deh, gapapa kan" ucap nya sambil duduk tepat di depan Lavanya.
"Ahh bab* tau gue lagi ga mood muncul lagi belut sawah" kesal Lavanya dalam hati.
"Kamu hari ini ada acara ga Van" tanya Raka.
"Ada kak mau jalan sama temen-temen" Ucap Lavanya sekenanya.
"Oh, kirain gaada acara, tadinya aku mau ajak kamu nonton" jawabnya dengan lesu.
Tak lama obrolan nya terhenti sebab Belinda dan Karina datang tanpa membawa pesanan, karena nanti pesanan nya di antar.
"Wih ada kak Raka nih" celetuk Karina.
"Eh ada Karina, boleh duduk disini kan gue" tanya Raka.
"Mm boleh kak silahkan" jawab Karina yang sekilas melihat ke arah Lavanya yang menunjukkan raut tidak suka.
"Eh tapi kaya nya ga bisa deh kak soalnya Abang gue sama temen-temennya nanti mau numpang disini" lanjut Karina.
"Oh gitu ya, yah yaudah deh nanti Sampe Abang lu datang gue baru cabut ya" ucap Raka.
"Ya serah lu dah kak" Balas gadis itu sambil duduk.
Setelah lama menunggu akhirnya pesanan mereka datang, sedangkan Raka masih tetap di situ Lavanya dan teman-temannya hanya diam tak ada yang berbicara, cuma Raka yang sedari tadi mengajak Lavanya mengobrol walaupun hanya dapat jawaban singkat dari Lavanya tetapi lelaki itu tidak menyerah begitu saja. Sampai tak lama Munculah Xabiru dan teman-temannya. Karina yang melihat itupun seketika memanggil saudara kembarnya Karel.
"Abang sini" ucap Karina sambil melambaikan tangannya. Walaupun jadi pusat perhatian Karina tidak peduli, lagi pula seantero sekolah ini pun tau yang dia panggil kakak kembarnya jadi wajar bukan.
Sedangkan Karel yang di panggil merasa bingung tapi tetap melangkah menghampiri mereka.
"Apaan?" Tanya nya pada sang adik.
"Ayok katanya mau duduk di sini cepetan panggil yang lain" Ucap Arina sambil mengedipkan satu mata pada Aryan. Aryan yang awalnya bingung ketika melihat ke arah Raka dia paham.
"Oh iya, bentar ya" Ucap Karel tanpa ragu " Woy bro ayo duduk sini" lanjutnya pada temennya. Sedangkan yang lain yang tidak terlalu paham hanya menuruti ajakan Karel. Arbian, Kenzi, dan Aditya segera duduk di tempat yang masih kosong sedang kan Bestari, dan Arina pindah ke sisi Vanila. Tapi ada satu orang yang masih berdiri dan memperhatikan gelagat Raka sedari tadi.
"Eh Abang lu sama temennya udah pada datang ya, yaudah gue mau cabut dulu deh" ucap Raka.
"Sorry ya kak bukan ngusir, soalnya gue tadi Uda janji sama Abang gue" balas Karina.
"Santai gapapa kok" Ucap nya sambil tersenyum. "Oh iya benaran kamu nanti pulang sekolah ga bisa ikut sama aku ya Van" tanya lagi pada Lavanya.
"Kan gue udah bilang kak, gue ada acara sama temen gue" balas Lavanya acuh.
"Emang kita mau kemana Van" tanya Belinda dengan polos.
"Kita kan mau nyalon"
"Kita kan mau shopping"
Ucap Vanila dan Karina bersamaan. Seketika membuat Lavanya ingin menjedotkan kepalanya ke tembok.
"Maksud mereka, kita mau nyalon+shopping biasa girl time gitu loh" Ucap Lavanya dengan tersenyum kaku.
"Oh, gitu yaudah take care gue duluan" ucap nya sambil berlalu pergi. Lavanya tidak sadar bahwa sedari tadi Xabiru memperhatikan dia berbicara dengan Raka dan itu membuat Xabiru kesal tapi dia tidak menunjukkannya di depan semua orang.
"Lu semua tega ya gaada yang bilang ke gue kalo kita mau girl time" Ucap Belinda.
"Tololnya Belinda, otaknya di kemanain sih, kita tuh dari tadi pura-pura dodol" celetuk Lavanya dengan ketus.
"Pura-pura... Oh gue baru paham hehe sorry" balas Belinda sambil cengengesan.
Tanpa sadar sekarang Xabiru sudah duduk tepat di hadapan Lavanya. Dan tanpa aba-aba dia bertanya pada Lavanya.
"Ngapain cowok tadi" Tanya singkat dengan tatapan datarnya. Lavanya yang di Tanya seperti itu tiba-tiba membeku, bukan hanya Lavanya yang lain pun ikut terkejut dan dan cemas.
Nahlohhh cemburu tuh si Xabiru ang...ang...ang eh btw like komen nya dong biar aku tambah semangat ini wkwk butuh semangat Akutu :))