NovelToon NovelToon
The End: Urban Legend Jepang

The End: Urban Legend Jepang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Horror Thriller-Horror / Iblis / Kutukan / Hantu
Popularitas:85
Nilai: 5
Nama Author: SkyMoon

Urban legend bukan sekadar dongeng tidur atau kisah iseng untuk menakuti. Bagi Klub Voli SMA Higashizaka, urban legend adalah tantangan ritual yang harus dicoba, misteri yang harus dibuktikan.

Kazoi Hikori, pemuda kelahiran Jepang yang besar di Jerman. masuk SMA keluarganya memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, namun tak pernah menyangka bergabung dengan klub voli berarti memasuki dunia gelap tentang legenda-legenda Jepang. Mulai dari puisi terkutuk Tomino no jigoku, pemainan Hitori Kakurenbo, menanyakan masa depan di Tsuji ura, bertemu roh Gozu yang mengancam nyawa, hingga Elevator game, satu per satu ritual mereka jalani. Hingga batas nalar mulai tergerus oleh kenyataan yang mengerikan.

Namun, ketika batas antara dunia nyata dan dunia roh mulai kabur, pertanyaannya berubah:
Apakah semua ini hanya permainan? Atau memang ada harga yang harus dibayar?

maka lihat, lakukan dan tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkyMoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tomino no jigoku part 1

"Okaa-san!! Chikokuda!!"

Hikori menggeser pintu Shoji dengan keras, dia terlambat sebab semalam menemani temannya bermain vidio game. Dengan segenap kekuatan ninja dia berlari dengan handuk dipundaknya.

"Hiko, pelan kan langkah mu! Kalo sudah mandi cepat sarapan," nyonya Kazoi terkejut dengan kelakuan anaknya yang melintas tepat didepannya.

"Ha'i!" Teriakan Hikori terdengar dari arah kamar mandi sedangkan sang ibu hanya bisa pasrah dengan menggelengkan kepalanya.

*****

"Hiko! sarapan yang benar jangan buru-buru," Hikori tak peduli dengan perkataan ibunya, dengan sekali tegukan susu putih sudah kandas diminum olehnya.

"Gomen okaasan, aku kesiangan aku takut bus sekolah keburu berangkat, yosh! ittekimasu...." Hikori berlari Keluar rumah tangannya melambai pada ibu tercinta.

"Ck anak itu, itterasshai," nyonya Kazoi tersenyum membalas lambaian tangan Hikori, dia kembali masuk ke dalam rumah tidak lupa pula mengunci pintunya.

*****

"Untung masih keburu," Hikori duduk di paling belakang bus sambil mengatur nafasnya yang memburu.

"Yo! Hikori," sapa seorang siswa kepadanya.

"Ne, Ichi," Hikori membalas sapaan dari anak yang bernama Ichi atau lebih tepatnya Urayashi Ichi.

"Oh, ya, Hiko nanti kita lanjutkan game yang semalam."

"Jika tidak ada tugas."

"Baiklah-baiklah terserah kau saja," ucap Ichi mengalah.

Obrolan mereka berlanjut sampai tidak terasa bus telah berhenti di SMA terbaik di Tokyo.

"Oi! Matte Ichi-san," Hikori berlari menghampiri Ichi yang mendahuluinya.

"Kau lama sekali, ayo cepat," Ichi merangkul pundak Hikori.

Mereka mulai berjalan kelas mereka, XI-B dimana kelas mereka berada. Hikori duduk dipojok kanan dekat jendela sedangkan Ichi duduk didepan Hikori.

"Hiko, jangan lupa nanti pulang sekolah kita harus kumpul ekskul voli," Ichi berbalik untuk mengobrol dengan Hikori.

"Ha'i, aku tak akan lupa."

Beberapa menit setelah Hikori berbicara guru yang mengajar mereka datang.

Kurang lebih tiga jam mereka belajar bel istirahat akhirnya tiba.

"Hikori kita makan di atap," ajak Ichi pada Hikori.

"Aku lupa membawa bekal, bisakah kita ke kantin dulu?" Karena terlambat Hikori sampai lupa membawa bekalnya padahal sebelumnya Hikori belum pernah lupa dengan bekal makan siangnya.

"Tentu saja, ayo cepat," Ichi menarik tangan Hikori agar mempercepat langkahnya.

Sesampainya mereka di kantin Hikori memesan onigiri dengan cola, tak mau membuang waktu mereka langsung bergegas menuju atap.

"Ichi-san kita makan disini saja," mereka berhenti di tempat yang teduh dan lumayan jauh dari keramaian.

"Yosh suwarou," mereka mengeluarkan makanan masing-masing.

"Itadakimasu!" Seru mereka secara bersamaan.

"Ne~ Hiko apa kau sudah mengerjakan tugas bahasa?" Ichi angkat bicara setelah mereka menyelesaikan makannya.

"Hm, sepertinya belum," Hikori menjawab dengan wajah yang sedang berpikir.

"Sebaiknya kau kerjakan hari ini karena besok harus dikumpulkan," Ichi memberikan saran dengan tangan yang sibuk membereskan kotak bekalnya.

"Iya aku memang berencana mengerjakannya nanti malam," Hikori bangkit dari duduknya menuju tempat sampah yang berada tak jauh dari tempatnya.

"Yo! Hikori," Morikawa Miyo teman satu club Hikori datang menghampiri dengan dua teman dibelakangnya.

"Ne, Miyo-san, Suikari-san, dan Nao-san," Hikori membalas sapaannya.

"Oi! Hikori kau membuang sampah lama sekali!!" Mikan berteriak dari tempat duduknya.

"Minna-san sebaiknya gabung saja dengan kami," saran Hikori disambut baik oleh mereka.

"Ha'i Hiko-kun," Miyo menjawab dengan semangat.

Mereka kembali ke tempat Ichi berada beberapa menit mereka mengobrol bel tanda istirahat selesai telah berbunyi.

Dengan sedikit basa-basi mereka kembali lagi ke kelas masing-masing.

Tak lama Hikori dan Ichi masuk, guru yang mengajar datang langsung memulai pembelajaran.

Tet.. tet.. tet...

Bel terakhir akhirnya berbunyi entah kenapa suara itu bagaikan angin surga untuk mereka ibarat dipenjara lalu dibebaskan mereka berhamburan keluar kelas menyisakan murid yang mendapatkan piket hari ini.

Hikori dan Ichi tidak ingin lama-lama didalam kelas mereka langsung menuju ruang khusus untuk ekskul voli.

"Konnichiwa minna-san," sapa mereka saat memasuki ruangan itu di sana sudah banyak anak-anak lain yang sedang duduk disembarang tempat.

"Ichi! Hikori! Kemari," Yasuhiro mengajak mereka untuk bergabung dengan kumpulan para senpai, terdiri dari lima anggota yaitu Yasuhiro, Shin ketua klub voli laki-laki, Isamu, Masayuki dan Ryota.

"Ha'i senpai," ichi menjawab dengan mengandeng tangan Hikori menuju kearah mereka.

Mereka membicarakan apa yang akan dilakukan hari ini setelah mendapatkan kesepakatan mereka berencana akan melakukan latihan-latihan kecil yang tidak terlalu berat dan kebetulan hari ini Anami dan Kishima sensei tidak datang karena ada halangan.

16.42

Mereka melakukan latihan sampai lupa waktu karena karena cukup lelah dengan latihan kali ini dan teringat tugas yang belum dikerjakan. Hikori dan Ichi berinisiatif untuk menghentikan latihan untuk hari ini.

"Senpai aku lupa belum mengerjakan tugas bolehkah aku pamit duluan?" Dengan dalih mengerjakan tugas Hikori pamit pada Shin.

"Hikori memangnya kau punya tugas apa?" Yasuhiro tiba-tiba menghampiri mereka dengan wajah yang tak senang.

"Membuat puisi senpai," Hikori tak sepenuhnya berbohong dia memang sudah jenuh dan lelah tapi dia tak mengindahkan bahwa benar dia belum mengerjakan tugas bahasa.

Mendengar jawaban Hikori, Yasuhiro tersenyum senang.

"Ichi apa kau juga belum mengerjakan?" Yasuhiro melirik kearah Ichi yang berada dibelakang Hikori.

"Aku sudah mengerjakannya senpai."

"Baiklah kau pulang duluan, aku akan membantu Hikori mengerjakan tugasnya," tentu saja perkataan Yasuhiro mengundang kecemburuan Ichi.

"Ya! Senpai tau gini aku gak akan mengerjakannya kemarin," Ichi kesal karena tumbenan Yasuhiro membantu orang lain karena biasanya dia menjadi masalah bagi orang lain.

"Jangan banyak bicara cepat pulang sana," Yasuhiro mengusir kembali Ichi dengan wajah cemberut dia pamit untuk pulang duluan.

"Dan kau Hikori ikut aku," tanpa banyak bicara Hikori mengikuti Yasuhiro ke kursi penonton.

"Mana, aku minta bolpoin dan kertas," mendengar perintah Yasuhiro, Hikori mengambil kertas beserta bolpoin di dalam tasnya.

Beberapa menit Yasuhiro menuliskan puisi barulah dia selesai.

"Nah Hiko sudah selesai," Hikori mengambil kertas yang disodorkan oleh Yasuhiro.

"Tomino no jigoku?" Gumam Hikori tanpa banyak bertanya dia memasukkan kertas dan bolpoin ke dalam tas.

"Arigatou senpai," Hikori berterima kasih sambil ber-ojigi.

"Tidak masalah, malah aku senang bisa membantumu," Yasuhiro menyengir dengan tangan yang merangkul pundak Hikori.

"Kalo begitu aku pulang duluan senpai," Hikori mengangkat tangan Yasuhiro dari pundaknya.

"Kau yakin tak mau pulang bersama?"

"Ah, tidak senpai sepertinya kalian akan lama aku pulang duluan saja," Hikori mencoba untuk menolaknya secara halus karena dari lubuk hati yang paling dalam dia sudah capek ingin mengistirahatkan tubuhnya.

"Hah baiklah aku tak bisa memaksa, kalo begitu hati-hati dijalan Hikori-chan," dengan wajah kesal karena sebutan Yasuhiro yang menambahkan suffix Chan dibelakang namanya dia melenggang pergi dari ruang klub voli.

to be continued

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!