"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"
Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.
"kau.. Aku tidak ingat"
"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.
"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.
"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.
"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.
Cupp
Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.
"Sialan kau!"
PLAKK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melza Apriliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
"KAUU INGIN MEMBAWA KU KEMANAA". Geram Glamora sambil berusaha melepas ikatan yang ada ditangannya, tangan nya sudah memerah.
"Terserah denganku, kau siapa?". Ujar Liam tanpa melirik wanita disampingnya, dirinya fokus menyetir.
"Aku ini sahabatmu, kau lupa?". Glamora menatap Liam tak percaya, sahabatnya dari kecil bisa memperlakukan dia seperti ini.
"Sekarang tidak lagi".
Degg..
"Kau jahat, kenapa kau jadi seperti ini?". Air mata Glamora mulai jatuh.
"Peduli apa kau?". Liam tidak mau menatap Glamora, karena dia tahu kalau menatap Glamora ia akan terbawa arus, Liam sangat menyukai Glamora dari mereka sekolah menengah pertama, sangat sudah mendapatkan hati wanita ini, tapi Agler yang baru saja datang, sudah bisa mengambil hati wanita ini.
Huhu huhuu
"Kenapa kau jahat sekali, kau yang paling tahu aku Abi". Nama panjang Liam disebut, ini sebutan yang Liam rindukan sejak lama tidak ia dengar lagi.
Liam mehentikan mobilnya. "Kenapa? Kenapa kau harus ikut campur urusan kami?. Tanya nya pelan, ia tidak kuat melihat Glamora menangis.
"Sudah.. aku tidak suka kau menangis". Tangan Liam mengusap air mata yang jatuh ke pipi.
Liam memeluk tubuh wanita yang ia rindukan. "Aku merindukanmu". Glamora berusaha melepas pelukan itu, bukan saat nya.
"Kenapa kau begini?, Kau mau membawaku kemana?". Tanya nya, kenapa harus meninggalkan kota tempat ia dilahirkan.
"Jauh dari kota Roma, jauh dari keluargaku, keluarga kyller, termasuk Agler".
.
.
.
.
Besoknya, mereka sampai dikota Venice di Italia, dari tempat mereka lahir yaitu Roma, lumayan jauh, karena harus melewati kota Firenze, ke Venice, mereka harus menghabiskan 5 jam 42 menit untuk sampai ke sana.
"Kita sudah sampai, ini rumahku, kota masa kecil ku Vience". Ujar Liam sambil melihat sekeliling lingkungan disana, matanya tidak bisa bohong kalau ia sangat merindukan kota kelahirannya.
"Ya, tapi ini bukan rumahku". Ucap Glamora ketus.
"Baru saja 2 minggu bersama Agler, kenapa sikapmu jadi seperti ini terhadapku?". Kini Liam menatapnya serius.
"Biar, bukan urusanmu, aku lelah, cepat buka pintunya". Glamora munjuk ke arah pintu menggunakan lirikan mata. Mau tak mau Liam menurutinya.
"Silahkan". Ujar Liam memberikan jalan untuk Glamora masuk.
Glamora membuka ponselnya dan membuka pesan, disana sudah ada 3 pesan dari Agler, lalu Glamora menjawabnya.
PESAN
Gla?
Hei?
Kau dimana, kirimkan aku pesan
Aku di kota venice
Kau tahu alamatnya?
Tidak, yang aku tahu aku di venice
Aku akan cari informasi
Kau baik-baik saja disana
Ya, cepatlah bawa aku pergi
Sure.
• sementara itu Agler yang baru saja dapat informasi dari Glamora kalau mereka sedang berada dikota Venice, langsung prepare untuk menyusul Glamora ke venice, tentunya sampai dikota venice sudah larut malam, karena menghabiskan waktu 5 jam dari sore tadi, akhirnya sebelum lanjut mencari Glamora, Agler memutuskan untuk menginap di hotel selama pencarian untuk menemukan Glamora.

Pagi hari yang cerah, Liam sudah menyiapkan makanan untuk Glamora dan dirinya sarapan, ada roti yang dalamnya tekur setengah matang ditambah saus tomat dan mayonaise, lalu ada ayam panggang utuh.
"Makan..". Suruh Liam yang sedari tadi menatap Glamora yang hanya diam melihat makanan yang ada diatas meja.
"Tidak nafsu". Jawab Glamora cepat tanpa melirik Liam, namun perut Glamora dari tadi sudah bunyi meminta isi, ia memegangi perutnya.
"Makanlah.. jangan malu-malu". Ujar Liam sedikit menggodanya.
Akhirnya Glamora mengambil satu roti dan bagian sayap kesukaannya. "Enak". Ungkap Glamora pelan. Liam yang tak sengaja dengar hanya tersenyum singkat. Gengsi.
Akhirnya mereka sudah selesai makan, perut Glamora sudah penuh seutuhnya. "Taruh saja disitu, biar aku yang cuci". Ujar Liam. Lalu Glamora pergi ke luar untuk mengambil angin.
"Memang cantik, namun aku rindu kota Roma". Wajah nya sedih lagi, kapan Agler akan menjemputnya pulang.
"Halo cantik.. ini ada buah berry untukmu". Ucap perempuan yang umurnya sudah lumayan tua mungkin 60 tahun, memberikan seranjang buah berr. "Ah iya nek.. terimakasih ya.." Glamora tersenyum sopan.
"Kamu istri Abizar?". Tanya orang tua itu. "Abizar kesini tiba-tiba dan langsung membawa istrinya ya, sangat cantik". Tambah perempuan itu. Tak menolak Glamora sedikit tersipu oleh ucapannya.
"Oh.. bukan nek, saya teman Abizar dari kecil sampai sekarang masih berteman, tidak tahu nanti". Ucap Glamora sedikit menyindir saat tau Liam menghampiri mereka.
"Ah ini nak Abi, kau sudah semakain besar ya". Ucap perempuan itu sambil menghusap lengan Liam. "Pulang tidak memberitahuku". Ucap sang nenek.
"Iya nek, semalam Glamora sudah kelelahan jadi kami langsung istirahat, lagipula perjalanan kami sangat panjang nek". Abizar mencoba menjelaskan, lalu diangguki oleh sang nenek. "Yasudah, nenek pulang ya, cantik.. kalau ingin main, rumah nenek ada disebrang sana ya". Lalu nenek itu berjalan pergi dari sana.
"Tadi itu siapa?". Tanya Glamora penasaran.
"Kau tidak perlu tahu". Liam meninggalkan Glamora sendirian didepan.
"Sikap nya masih saja membuat orang kesal, awas saja kau pasti akan sial besok dan seterusnya, tidak tidak, tapi mulai hari ini". Umpat Glamora sembari menghentakkan kakinya.
"heii, aku dengar!". Seru Liam. Glamora langsung masuk ke dalam.
"Aku bosan tahu!". Ujar Glamora yang sedang mengoleskan cairan kuteks dikuku nya.
"Mending kau tidur". Sahut Liam mengalihkan pembicaraan.
"Tidak ngantuk". Glamora menatap kesal ke arah Liam.
"Ngemil"
"Nonton"
"Lukis"
"Baca"
"Tulis cerita"
"Masak kue"
Liam menyebut satu-persatu hobby Glamora. "Biasanya kau akan melakukan itu". Ujarnya.
"Aku ingin pulang".
Jika Glamora hafal jalan pasti dia akan pergi dari sini dan pulang ke kota Roma sendirian, tapi apalah daya, ia tidak tahu menahu rute jalannya.