Apa dasar dalam ikatan seperti kita?
Apa itu cinta? Keterpaksaan?
Kamu punya cinta, katakan.
Aku punya cinta, itu benar.
Nyatanya kita memang saling di rasa itu.
Tapi kebenarannya, ‘saling’ itu adalah sebuah pengorbanan besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episot 3
Di rumah besar keluarga baru Puja.
Saat ini makan malam pertama wanita muda itu sebagai menantu keluarga Manggala, tanpa kehadiran Kavi sebagai suami. Tapi mereka semua paham itu dan memilih tak mempermasalahkan.
Tak sekedar makan malam saja, ada pembahasan penting di sela itu. Pembicaraan santai yang semakin jauh semakin jadi serius.
"Apa?!" Puja terperanjat mendengar hal yang baru saja diutarakan mertua laki-lakinya---Aji Manggala. "Om mau aku masuk kerja di perusahaan barengan Kavi?"
“Panggil Papa, Puja!” Bening Permata, mertua perempuan mengingatkan ketiga kali.
“Ah, iya, maaf, Ma. Aku belum biasa. Masih agak canggung," kata Puja malu.
“Gak apa-apa. Perlahan aja,” kata Aji bijak.
“Iya ... Papa.”
Aji Manggala tersenyum. “Nanti juga kebiasaan,” katanya, lalu menjawab pertanyaan Puja, "Soal kerjaan itu, kamu bisa pilih bagian apa pun yang kamu mau."
"Tapi, Om---eh, Papa maksudku ... aku kan gak ada pengalaman kerja di kantor, kayaknya aku gak akan bisa." Puja menjelaskan keadaan dirinya. “Lagian kalo aku milih yang aku mau, bukannya itu termasuk nepotisme? Masuk pake koneksi?”
Aji tersenyum mendengar itu. “Gak masalah. Kita kan emang keluarga. Papa yang akan jelasin kalo ada yang nanya.”
"Iya, Sayang." Mama Bening menimpal. “Mau nepotisme atau apa pun itu, nggak masalah. Gak penting pandangan orang. Kamu bisa belajar dulu. Kami akan minta orang dampingi kamu, sampai kamu bener-bener bisa.”
"Tapi, Ma, aku---"
"Puja!" Aji memotong. "Bukannya kamu ingin menyekolahkan adikmu ke luar negeri?!"
Sentilan pertanyaan itu membuat Puja tertegun, seketika dia mengingat bagaimana janjinya pada sang adik.
"Walaupun Ayah udah gak ada, Kakak janji akan kerja keras biar bisa sekolahin kamu ke Amerika.”
Luna Anugerah--adiknya, memang sangat ingin kuliah di Amerika.
"Kami akan memberikan gaji yang pantas," lanjut Aji Manggala, otomatis membuyarkan lamunan Puja "Selain itu, kami juga mau kamu awasi Kavi. Kata para karyawan, beberapa kali dia bawa temen perempuan ke kantor. Papa takut pekerjaannya akan jadi terpengaruh sama hal-hal yang nggak penting semacam itu. Jadi, Puja ... tolong ... bekerjalah di perusahaan kami. Nggak perlu sebagai menantu, lakukan sebagai diri kamu sendiri."
****
Sekitar jam dua malam, Kavi baru tiba di rumah. Mabuknya sudah separuh hilang setelah tidur seperti orang mati di bar Arjuna.
Saat memasuki kamar, dia lupa bahwa saat ini Puja Laya resmi jadi penghuni baru. Sontak demikian dia harus rela berbagi ruang.
Ada banyak kamar yang kosong di rumah besarnya, tapi Mama Bening mengecam dengan sangat keras sampai Kavi kemudian mengalah lagi pada aturan ibunya yang menjengkelkan.
"Baskom sialan!" Dia menggeram, mendapati Puja sudah terbaring manis di tempat tidur, menggunakan selimutnya pula.
Dengan kesal Kavi mencelat ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di posisi baring yang menyamping, Puja membuka mata, dia belum bisa tidur nyenyak di tempat baru yang masih asing. Umpatan Kavi dan hentak kakinya yang menggema jelas dia mendengar. "Maaf, Kavi ... kali ini aku nggak akan ngalah lagi," gumamnya mendesis. Dari warna ucapan itu, sebelumnya mungkin dia selalu mengalah.
Tak lama ...
Pintu kamar mandi berderak terbuka, Kavi sudah selesai dengan ritualnya. Buru-buru Puja memejamkan mata, tak ingin diketahui bahwa dirinya belum tertidur.
Aroma sabun dan shampoo menyeruak ke penciuman. Kavi pasti hanya mengenakan sehelai handuk. Naluri Puja tergoda ingin mengintip, namun hatinya jelas mengecam.
Dia ingat bagaimana tubuh kurus Kavi saat SMA, berbeda dengan sekarang yang nampak gagah dan sedikit ketat saat pakai kemeja. Lalu bagaimana tampilannya saat bertelanjang dada?
"Puja, puja! Stop gila sendiri!" Cepat dia menegur diri, menepis pikiran kotor. Pernikahannya tidak diatur untuk hal itu.
jadi lupakan obsesi cintamu puja..
ada jim dan jun, walaupun mereka belum teruji, jim karena kedekatan kerja.. jun terkesan memancing di air keruh..