NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

apa tuan Li seorang paranormal?

Nafas mereka beradu satu sama lain.

"hmm.." avril memejamkan matanya serta menggigit bibirnya. Kei ingin tertawa melihat ekspresi menggemaskan itu.

"Sepertinya ada yang aneh pada tubuhku Kei" ia membuka matanya dan menatap Kei dengan malu.

"hm? Kenapa tubuhmu?" Dengan senyum sedikit menggoda.

"Mmm.. Basah" Avril terkekeh dan membenamkan wajahnya di dada Kei karena malu.

Mereka tertawa bersama.

Kenapa begitu terus terang nona.

Kei mengusap kepala Avril dan mencium keningnya.

"Sudah ya, ganti pakaianmu dulu"

"Iya" Avril mengangguk dan menurut.

"Mm Kei. Darah" tunjuknya pada sudut bibir Kei, raut wajahnya terlihat serius.

"Gapapa"

"Nggak, nggak! Ayo obati" Avril menarik Kei membawanya ke dalam kamar.

Mungkin karena berciumannya terlalu menggebu-gebu yang membuat bibir Kei mengeluarkan darah. Ah..

Avril menyerahkan tissue untuk Kei pakai. Kei menerimanya lalu duduk di sofa mengusap darahnya dengan tisu.

Tasnya ia simpan disamping tempat duduknya.

Sementara nona Avril membuka pedal pintu dan berbicara dari ambang pintu pada tuan Li.

"Kemari kau!" tegas Avril pada Li.

"Syukurlah, nona. Kau baik-baik saja?"

Ia yang sedari tadi khawatir pada nona Avril, menghampirinya dengan cepat.

"Tentu saja! Apa yang kamu lakukan pada Kei. Hah?" wajah tidak bersahabat itu.

"Maaf nona, saya memukulnya tadi"

Brugg... Kaki tuan Li diinjak dengan cukup keras oleh Avril.

"Akh" Tuan Li mengangkat dan mengusap ujung kakinya.

"Tau rasanya sakit!"

"Kau obati kekasihku sekarang!" mode galak nona.

"Iya iya, nona" Li menarik nafasnya dan mengikuti Avril ke dalam kamar.

Li dan Kei saling bertatapan. Sorotan matanya mengintimidasi pada Kei.

Perasaan tadi tidak separah itu lukanya.

Batin Li. Ia curiga.

Kei hanya memegangi dan menekan bibirnya agar darah tidak mengalir keluar.

"Nih.." Nona Avril menyerahkan kotak p3k pada Tuan Li.

"Aku mau ganti baju" Avril berjalan ke ruang ganti.

"Baik nona" Li duduk disamping Kei dengan enggan.

Cihh menyebalkan. Bibirnya berkedut saat mengekspresikan perasaan itu.

Li mau mengoleskan salep pada bibir Kei.

"Biar saya saja sekretaris Li" Kei merasa tidak nyaman jika tuan Li yang melakukannya.

"Kau pikir saya mau!" tuan Li menyerahkan salepnya pada Kei dengan kasar.

Kei mulai mengoleskan salepnya pada bibirnya tanpa menghiraukan tatapan intimidasi tuan Li.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Li penuh curiga. Ia menyandarkan tubuhnya ke belakang dengan santai.

"Apa? Memang apa yang kau pikirkan tuan?" Kei menempelkan plaster pada bagian terlukanya.

"Jawab saja!"

"Kami hanya mengobrol, tuan"

"Bohong!"

Glekk.. Tidak mungkin Kei harus berterus terang karena telah berciuman kan.

"Ya.. Memang seperti itu kenyataanya, saya minta maaf pada nona dan nona memaafkan saya"

"Apa kalian berciuman?" Tuan Li tau ada kebohongan diraut wajah Kei.

Kei gelagapan, raut wajahnya tidak bisa berbohong. Ia memandang ke arah lain guna berpikir dan mencari alasan.

"Awas kalau kau sampai melampaui batas!" tegas tuan Li, ia tau Avril dan Kei telah berciuman walau ia tidak melihatnya.

"Saya mana berani tuan!"

"Ya awas saja!" raut wajah dingin seperti es balok.

"Iya tuan" Kei merasa sedikit takut sebelum akhirnya Nona Avril keluar dari ruangan ganti pakaian yang memecah ketegangan.

Nona avril memakai baju santai sekarang. Terlihat cantik dan elegan dengan baju hangat dan celana panjang.

"Sudah selesai diobati Kei?" tanyanya.

"Sudah" Kei tersenyum.

Li hanya diam tak peduli.

Avril duduk di antara Kei dan tuan Li, memaksa kedua pria itu untuk bergeser.

"Paman, aku lapar"

"Baik nona, saya akan meminta pak Alex menyiapkan makanan untuk anda"

"Tolong bawa kesini saja ya, dua porsi"

"Baik nona"

Li berlalu dari sana segera untuk menemui pak Alex.

Avril menyandarkan kepalanya pada bahu Kei yang tengah bersandarkan. Ia menatap Kei dengan tatapan sayu, nampaknya masih kurang sehat.

Kei tersenyum dan merangkulnya. Ia mengusap pipi nona Avril dengan lembut.

"Apa yang kamu rasakan. Hm?" tanya Kei.

"Aku hanya sedikit pusing dan lemas"

Kei memeluknya dengan erat dan mencium kepala Avril dengan lembut.

"Kamu sudah bekerja keras, pasti sangat melelahkan bukan?"

Nona Avril mengangguk.

"Berhentilah merok**, itu tidak sehat"

Pintanya dengan lembut.

"Baiklah, tapi kau harus menggantinya" Avril mendongakkan wajahnya.

"emm,, aku akan menyediakan banyak permen sebagai pengganti rok**"

"Permen? Aku tidak suka"

"Lalu mau apa?"

"Bibirmu"ucapnya tanpa malu.

Kei merapatkan bibirnya, ia menatap Avril penuh tanya.

"Serius?"

Avril mengangguk seraya mengulum senyumnya.

"Baiklah"

Cupp. Kecupan di bibir Avril yang membuatnya merona.

"Terimakasih sayang" ucapnya, menutup wajahnya malu.

"Iya" Kei kembali memeluknya.

"Ada sesuatu yang mau aku tanyakan padamu, nona"

"hm apa?"

"Apa yang harus aku lakukan disini?"

"Ya seperti ini, memelukku setiap hari" nampak tersenyum saat mengatakannya.

Kei merasa aneh dengan pernyataan Avril.

"Bukan begitu, kau dan aku kan pasti punya kegiatan. Tugasku apa disini?"

"Aku tidak tau, kau bisa tanyakan pada sekretaris Li nanti"

Tuan Li? Memangnya dia yang mengurus segalanya?. Batin Kei

"Iya dia yang mengurus segalanya" Avril seolah tau apa yang Kei pikirkan, dan ia menjawab kebingungan Kei.

Kei tersenyum.

"Memangnya kalian sepaham?"

"Tentu saja Kei, Li tau apa yang aku suka dan tidak suka. Bahkan dia tau isi pikiranku, dia tidak pernah mengecewakanku"

"Apa? Memangnya dia paranormal?"

"Mungkin" ucapnya dibarengi tawa kecil.

"Wah wah..dia hebat juga ya"

"hmm" mengangguk.

Tak butuh waktu lama, pak Alex serta kedua pelayan membawakan makanan untuk nona Avril dan Kei.

Pak Alex meletakan makanannya di atas meja, tersusun dengan rapih.

"Nona dan tuan, selamat menikmati, jangan lupa nona meminum obatnya setelah makan" pak Alex menunduk pelan seraya mengingatkan, terlihat raut wajah bahagianya karena nona Avril kembali ceria.

"Iya"

"Terimakasih pak Alex" Ucap Avril dan Kei.

"Sama sama tuan, nona"

Pak Alex dan kedua pelayan berlalu dari sana, pak Alex menunggu di luar pintu kamar Avril, kalau-kalau nona memangilnya.

Nona Avril dan Kei mulai menyantap hidangannya. Tidak lupa berdoa dengan khidmat terlebih dahulu yang diikuti oleh Kei juga, Avril mendoakan semua keluarganya yang telah tiada sebelum akhirnya mulai makan.

Ia terlihat sangat bersemangat saat makan, apalagi Kei sesekali menyuapinya dengan manis dan saling bercanda, membuat suasana semakin hangat.

Ah jadi mau disuapin Kei deh..

****

Epilog..

Selama perjalanan pulang, Avril terlihat hanya diam, tatapannya dingin lebih menyeramkan dari saat tadi menyiksa Roy.

Li tau nona Avril menangis tapi juga marah, matanya memerah menahan air mata. Kuku palsunya digigit olehnya menahan perasaan yang sulit diartikan.

Kalau sampai nona menangis keras sekali, akan kuhabisi Kei hari ini juga!. Batinnya. Tuan Li juga berapi-api.

Sampai di halaman rumah. Nona Avril keluar dari mobil tanpa menunggu siapapun membukakan pintu untuknya, ia membanting pintu mobil cukup keras.

Meski sebenarnya badannya terasa sakit, ia memaksakan diri untuk berjalan masuk, tak menghiraukan orang-orang yang menyapanya, yaitu pak Alex dan beberapa pelayan.

Suasana seketika menjadi canggung dan tidak bersahabat. Tuan Li terus mengikuti nona Avril sampai lantai atas tanpa berkata apapun pada pak Alex.

Pak Alex ingin sekali bertanya, tapi dia enggan karena tuan Li juga begitu dinginnya.

Ada apa lagi ini. Batin pak Alex, segera menyuruh pelayan berlalu dari rumah utama setelah memastikan nona sudah masuk ke kamarnya.

Jangan ada yang berlalu lalang di rumah utama ataupun membuat keributan disekitar rumah. Begitu peringatan yang diberikan pak Alex pada seluruh penghuni rumah.

Nona Avril merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia masih memikirkan apa yang terjadi tadi. Ia terus menahan tangisnya agar tuan Li tidak berbuat gegabah pada Kei, ia tau betul seperti apa tuan Li itu.

Apa aku terlalu serakah Kei karena menginginkanmu?. Batin Avril.

Tuan Li segera menelpon Dokter Hanan agar segera datang kerumah nona.

Tuan Li terus menemani nona dan sesekali bertanya apa yang diinginkan. Avril hanya diam dan tidak terlalu menanggapi. Tatapannya sayu dan pikirannya kemana-mana. membuat tuan Li semakin gelisah.

Tak butuh waktu lama, dokter Hanan datang beserta kedua perawat membawa perlengkapan alat pemeriksaan untuk nona.

"Nona hanya kelelahan, biarkan dia istirahat, makan yang sehat dan minum banyak air"

Jelas dokter setelah selesai memeriksa. Tidak lupa dokter juga memberikan obat supaya mempercepat pemulihan.

Setelah itu, dokter pamit beserta kedua perawat. Li mengantarnya sampai halaman.

"Li, sepertinya nona sedang patah hati ya? Apa karena laki-laki muda itu?" dokter Hanan penasaran saat hendak masuk mobil.

"Ck.. Pulang sana" Li mengusir dokter.

"Tanpa disuruh juga aku akan pulang Li!" ikut sebal. Padahal kan dia bertanya baik-baik. namun ia tidak tersinggung sama sekali karena sudah tau sifat Li.

"Beritahu aku Li kalau nona sudah sembuh" ucapnya saat masuk mobil.

Li berlalu masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan ucapan dokter Hanan.

Pada saat itulah Li gelisah karena nona tidak mengijinkan siapapun masuk ke dalam kamarnya. Jelas jelas semua orang khawatir padanya, membuat kepanikan di dalam rumah itu. Semua orang berbisik dan bertanya tentang apa yang terjadi pada nona.

Terimakasih pada yang setia membaca. Love you..

1
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Dwi Winarni Wina: lam kenal jg kak..
qyurezz: terimakasih sudah antusias membaca kak. salam kenal ya...
total 2 replies
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!