NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:556
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

Martin menemui teman lama disebuah cafe dimana dia sedang makan siang,dari jauh terlihat mobil milik Aira yang tiba-tiba berhenti,dia juga masuk kedalam cafe yang sama namun Aira tidak melihat Martin berada disana

.Aira duduk membelakangi Martin jadi mereka tidak saling tatap,namun Martin bisa melihat bayangannya dari pantulan kaca didepannya.

Setelah menghubungi seseorang Aira memesan minum dan makan sekedarnya,tanpa menunggu lama dua orang datang menghampirinya.

"Hei,Ra."sapa mereka

"Hai,kenapa kalian lama sekali."tanya Aira

"Sorry,kita habis nyalon terus abis itu mau belanja."kata salah satu dari mereka

"Kamu ikut?"tanya mereka lagi

Aira hanya tersenyum dia tidak bisa menjawab karena kartu kreditnya sudah diblokir sama yang punya,dibelakang Martin hanya tertawa melihat Aira hanya diam menghadapi kedua temannya berbeda saat marah menghadapi Jerri.

****

Dirumah Jihan kembali berbincang dengan Ayah yang baru saja pulang untuk makan siang,Ayah bekerja sebagai guru madrasah tsanawiyah makanya dia cukup protex kepada kedua anaknya.

"Yah,Kakak sudah dilamar apa aku sudah boleh menikah?"tanya Jihan

"Sabar Jihan,tidak baik terburu-buru."kata Ayah sambil menyendok nasi

"Apa yang ayahmu bilang itu benar,bertahun-tahun kalian sabar menunggu,kini Kakakmu tinggal beberapa langkah lagi mesti sabar."kata Bunda

"Ah,Ayah sama Bunda ini."kata Jihan sambil memeluk Bunda

Bunda Jihan menepuk tangan anaknya yang sedang memeluknya,bibirnya keduanya tersenyum bahagia saat ini karena Zahira sudah menemukan laki-laki yang mencintai dan mereka cukup mengenal.

"Bun,Ayah kembali kesekolah ya,hari ini pulang sore ada tambahan les anak-anak."kata Ayah

"Hati-hati Yah."kata Bunda

Jihan masuk kembali kewarung karena ada pembeli,Bunda membereskan meja dan menemani Jihan di warung.Jihan memainkan ponselnya dia membuka sosmednya berniat mengupload foto yang tadi pagi diambil,namun dia malah tersenyum saat melihat postingan Kakaknya yang memasang foto laut.

"Ah Kakak,kalian gak ngajak-ngajak ya."kata Jihan dengan lirih takut ibu mendengar

"Jihan,stock ini sudah habis bisa gak kamu belanja."kata Bunda

"Bisa,mana catatannya?"tanya Jihan

Dengan senyum manis Jihan keluar menuju pasar menggunakan motor milik Zahira,dia berhenti sebentar dipinggir jalan karena mau menghubungi Kakaknya.

"Halo."sapa Zahira

"Kak,kalian ini main air gak ngajak-ngajak."kata Jihan

"Tadi spontan aja."kata Zahira

"Terus gimana?"tanya Jihan ingin tahu lebih lanjut

"Apanya?"tanya Zahira

"Kakakmu masih malu Jihan,gak mau mengakui kalau dia suka sama Kakak."kata Jerri tiba-tiba

"Ah,Kak sorry aku ganggu kalian dah ya aku mau belanja."kata Jihan menutup ponsel dan memasukkan kedalam tasnya

Jihan melaju ketoko langganan dimana Bunda selalu belanja disana,dia langsung menyerahkan tulisan dan menunggu untuk membayar.Setelah selesai Jihan mampir sebentar membeli jajan buat dirinya dan langsung pulang.

****

Dikursi teras Zahira berusaha merebut kembali ponsel miliknya namun Jerri mengangkatnya sampai keatas hingga tidak sengaja Zahira memeluk Jerri dengan mengalungkan kedua tangannya dileher Jerri.

"Kamu sudah mulai berani?"tanya Jerri

"Ah,sorry."jawab Zahira melepaskan pelukannya

"Kenapa dilepas?"tanya Jerri

"Belum waktunya."jawab Zahira

Jerri merasakan degupan jantung Zahira saat dia memeluknya tadi,degupannya hampir sama.Jeri hanya memandang wajah Zahira yang memerah seperti kepiting rebus meski dia berusaha menyembunyikannya.

"Ayo pulang,baju basahnya sudah ada yang mengurus disini."kata Jerri

"Mas."panggil Zahira

"Apa sayang."kata Jerri

"Aku lapar."kata Zahira

Jerri melihat Arloji ditangannya ternyata mereka sudah melewatkan makan siang,pantas saja Zahira sudah memintanya karena dia sudah menahan selama beberapa jam.

"Kamu mau makan apa?"tanya Jerri

"Apa aja,aku gak pilih-pilih yang penting bersih."jawab Zahira

Jerri menghidupkan mesin mobil dan melaju dengan pelan menuju arah pulang kekota.Mobil berhenti disebuah resto dengan menu jadul dan penuh kenangan,karena sang pemiliknya secara langsung yang meracik dan mengolahnya.

"Kamu sering kesini?"tanya Zahira

"Baru dua kali."jawab Jerri

"Semua aku suka,sayang sekali terlalu jauh dari rumah."kata Zahira

"Kamu masih suka ini?"tanya Jerri mengambilkan satu lauk untuk Zahira

"Dan kamu pasti masih suka ini."kata Zahira sebaliknya

Setelah membayar mereka berdua mencari tempat yang enak dan teduh buat makan,tidak butuh waktu lama bagi keduanya karena lapar yang menyerangnya.

Jeri membuka ponsel dan menerima panggilan dari asistennya,dia menceritakan apa yang baru saja dia lihat dengan tertawa.

"Ternyata dia tidak bisa menghadapi temannya daripada menghadapimu."kata Martin

"Benarkah?"tanya Jerri

"Bagaimana jalan-jalannya,apa menyenangkan?"tanya Martin

"Tentu saja."jawab Jerri

Menjelang Magrib mobil Jerri berhenti tepat didepan rumah Zahira,meski sempat ragu dan takut turun karena Zahira memakai baju yang berbeda namun akhirnya Zahira turun,Ayah bukanlah orang yang akan terus menekan anak-anaknya,jika Zahira da Jihan salah hanya akan dibentak dan biasanya langsung disuruh masuk dalam kamar.

"Cepat masuk,gak dengar sudah Magrib."kata Ayah yang ingin keluar karena ada tugas dimasjid

"Ah iya Yah."kata Zahira

Jerri mengikuti kemana langkah Ayah dengan langkah pelan,sementara Zahira langsung masuk kedalam kamar dan berganti pakaian sebelum adiknya yang cerewet melihatnya.

Jihan mengetuk pintu kamar Zahira setelah Ayah dan Jerri kembali,karena sore ini Ibu pergi kerumah saudara makanya Jihan dan Zahira yang harus menyiapkan makan malam.

"Ada apa?"tanya Zahira masih memakai mukena

"Biasa,tugas negara."jawab Jihan

"Kamu aja,aku masih kenyang."kata Zahira

"Enggak bisa begitu,mentang-mentang udah makan!"kata Jihan menahan saat pintu kamar hendak ditutup

Zahira melepas mukena dan mengenakan hijabnya,sementara Jihan kembali kewarung karena ada pembeli,Jihan yang melihat Jerri duduk diteras langsung menghampirinya.

"Kak,kok gak masuk?"tanya Jihan

"Disini saja,takut ganggu Ayah.Biasanya jam segini melanjutkan tugas dari sekolah."kata Jerri

"Kakak bisa aja,panggil Ayah lagi."kata Jihan dengan tawa

"Aku juga bingung mau manggil apa,ya ngikutin kalian aja."kata Jerri

****

Lintang hanya mengurung diri didalam kamar seharian ini,Papa Jerri sudah berkali-kali memanggilnya bahkan Martin yang baru saja tiba dirumah juga ikut memanggil,karena Lintang masih tidak mau keluar akhirnya Martin menghubungi Jerri.

" Bisa pulang sekarang?"tanya Martin

"Aku sudah dijalan,sebentar lagi."jawab Jerri

Lintang terus merenung sendiri,teman yang sudah dia anggap sebagai saudara ternyata hanya menginginkan uangnya,dia begitu baik didepan,namun dibelakang begitu menusuk selama ini Lintang terus membelanya setiap kali ada yang bicara buruk kepadanya.

"Murni,kenapa kamu tega?"tanya Lintang

Dirumah Murni kelimpungan karena semua habis,selama ini dia acuh dengan keadaan dapur saat dia butuh dia tidak berhasil menemukan karena memang tidak pernah peduli.

Murni membuka tas brandednya berharap menemukan lembaran uang didalamnya namun nihil hanya ada sisa-sisa receh kembalian semalam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!