Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"DANIAR!!"
Dewi terbangun dari mimpi buruknya dengan teriakan keras. Membuat suaminya Anton jadi ikut terbangun juga. "Astaga, sayang! Bikin kaget aja, kamu kenapa?" Anton bertanya, khawatir dengan keadaan istrinya.
Dewi duduk di bibir ranjang, memegangi kepala yang pusing. Ia baru saja bermimpi buruk tentang putrinya yang disiksa oleh seseorang. Anton turun dari ranjang dan memberikan segelas air putih, lalu bertanya apa yang terjadi.
"Aku cuma bermimpi buruk saja, pa," jawab Dewi lesu. Namun, Anton penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi. "Mimpi apa kamu, ayo ceritakan saja?" tanyanya.
Dewi tidak ingin membahas panjang lebar, akhirnya mencoba mengalihkan perhatian suaminya. "Aku cuma mimpi di kejar ular besar aja, yah," jawabnya. Namun, Anton langsung terlihat panik. "Berarti ada pria yang lagi naksir kamu!" serunya.
Dewi mengerutkan keningnya kesal, melihat reaksi suaminya yang lebay. "Jangan percaya takhayul seperti itu, pa! Aku ini sudah tua, siapa juga yang mau naksir sama emak-emak yang sudah hampir 50 tahun?" umpatnya.
"Gak bisa ma! Papa harus segera cari tahu, pasti si Yono tukang sayur atau si Jaka tukang galon yang suka senyum kalau ketemu mama!" Anton malah berpikiran yang tidak-tidak soal istrinya.
"Sadar pa! Jangan berpikir aneh-aneh!" bentak Dewi penuh emosi.
"Anak muda jaman sekarang kan suka aneh-aneh, lihat saja di berita ada anak SMP menikah sama nenek-nenek yang umurnya 60 tahun," Anton mulai merajuk.
Dewi memutar malas kedua bola matanya, Sudah bermimpi buruk soal Daniar, Suaminya malah bikin kesal. Malam ini tidak berakhir dengan damai, akhirnya mereka cek-cok sampai pagi.
...****...
Pagi ini, Leonard dan Daniar tiba di rumah mereka. Ruben menyambut mereka, "Selamat datang tuan dan nyonya." sapanya.
Namun keduanya tidak menjawab sapaannya. Leonard menggendong Daniar ala bridal, Ruben melihat Daniar membungkus wajahnya dengan jas milik suaminya.
"Apa yang terjadi?" batin Ruben tidak tenang.
Semua pelayan yang melihat pemandangan tidak biasa itu, hanya diam karena tak mengerti. Namun Ruben sudah tau apa yang terjadi, ia bisa melihat jelas sorot mata Leonard dipenuhi kesedihan yang mendalam.
Tanpa meminta bantuan pelayan lain, pria tua yang bagaikan seorang ayah pengganti bagi Leonard. Ia berlari menuju kamar tuan dan nyonya, memastikan kalau firasatnya salah.
"Astaga, nyonya!" pekik Ruben, dengan perasaan hancur dan sedih, saat masuk ke kamar mereka, ia melihat pipi bengkak Daniar, dan bekas darah di sudut bibirnya.
Dada Ruben terasa panas melihat kebrutalan ini. Ada apa dengan Leonard? Bukankah dia sudah sembuh?! Kenapa dia tega berbuat kasar dan kejam lagi pada istrinya!
Ruben ingin menangis melihat wanita muda yang tidak berdaya di hadapannya, tidak hanya wajah, terlihat juga ada luka gigitan di sekitar leher serta lebam di lengan.
"Kenapa tuan bisa sekejam ini pada nyonya!" teriak Ruben pada Leonard, tidak bisa lagi menyembunyikan kemarahan dan rasa kecewanya.
Leonard hanya bisa diam menunduk dan menggelengkan kepala. Sambil menahan amarahnya, Ruben meminta Leonard segera keluar meninggalkan Daniar.
Lalu setelah itu, Ruben menyuruh salah satu pelayan, menyiapkan seember air dingin dan obat-obatan.
Dua pelayan datang menyiapkan baskom air es, lalu ia mengompres pelan luka di wajah sang nyonya. Satu pelayan lagi mengambilkan sebuah salep dan mengoleskan luka di tubuhnya yang lebam.
"Ssshhh....." Daniar meringis saat kompres dan salep itu menyentuh lukanya, rasanya sangat panas dan perih.
Kedua pelayan yang membantu sang nyonya, pun menunjukan ekspresi getir melihat kondisi Daniar yang menyedihkan. Selesai mengobati mereka membantu Daniar berganti pakaian tidur yang nyaman.
Kemudian Ruben datang lagi, membawakan makan siang untuknya. Daniar menolak untuk makan, namun Paman Ruben dengan sabar dan lembut terus memaksanya untuk makan, agar kesehatannya tidak menurun. "Nyonya, harus makan sedikit saja, untuk menjaga kesehatan," bujuk Ruben dengan suara yang hangat dan penuh perhatian.
Daniar tidak ingin lagi menangis, batinnya sudah sangat lelah dan muak dengan penderitaan yang terus ia terima. "Lebih baik aku mati saja." lirihnya berputus asa.
"Jangan berkata begitu, nyonya!" seru Ruben.
Daniar menangis, merasa bersyukur masih ada yang peduli pada keadaannya. Akhirnya Daniar menceritakan semua kejadian di rumah mertuanya saat makan malam.
"Sungguh sangat kejam!" batin Ruben, terkejut dengan kenyataan bahwa James berhasil mengubah putranya menjadi sekejam itu. "Benar-benar licik," tambahnya, tidak percaya bahwa teman lamanya itu masih belum berubah sifat kejinya. Bahkan, James menggunakan cara kotor dengan menyewa seorang wanita untuk menodai putranya sendiri.
Ruben tidak bisa memahami bagaimana seseorang bisa melakukan hal keji seperti itu, apalagi kepada anak kandungnya sendiri. "Manusia seperti James tidak pantas disebut ayah," pikir Ruben dengan penuh kebencian.
James adalah pria tua yang pintar memanipulasi keadaan, menggunakan siasat licik yang seperti iblis untuk mencapai tujuannya. Ia bisa menyakiti menantunya tanpa perlu mengotori tangannya sendiri, sebuah tindakan yang sangat mengerikan dan tidak manusiawi.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**