NovelToon NovelToon
The Kings And The Woman

The Kings And The Woman

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Time Travel / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lilly✨

Ribuan lembar di Papirus,ribuan kata kata cinta yang aku hanturkan Tidak cukup mendeskripsikan Aku mencintaimu.

"Aku tidak pernah bisa menaklukkan rindu ini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilly✨, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

setelah tiga hari kemudian,Selena berangkat menuju Inggris. Pesawat pribadi nya menjemput nya dan Elias mengantar nya pergi,"Hei,jaga kesehatanmu ya. Jantung mu masih lemah."katanya.

angin panas mesir mengenai Tubuh nya , rambut nya bagaikan sinar matahari meskipun menggulung nya,"tenang lah,aku mengerti.Aku pergi dulu."

Mereka saling menatap dan kemudian saling memeluk, pelukan mereka seperti pelukan teman."jaga kesehatan."lalu dia melanjutkan kalimatnya dan berkata,"Bukan nya satu Minggu lagi adalah hari ulang tahun mu...kau tidak merayakan nya?."

Selena terkejut dan berbalik pergi dan berkata,"Kalau aku merayakan nya aku akan mengundang mu."kata nya tertawa kecil memasuki pesawat.

"ha.Dasar....padahal kami ini beda empat tahun tapi ,dia terlihat seperti bukan anak kecil."katanya, melambaikan tangan di jendela pesawat.

Pesawat mendarat mulus di bandara pribadi milik keluarga Selena. Langit London tampak kelabu, udara dingin menusuk kulit meski sudah memasuki awal musim semi. Begitu pintu kabin terbuka, hembusan angin dingin langsung menyambutnya, sangat kontras dengan teriknya Mesir.

Selena turun dengan langkah anggun, mantel panjangnya berkibar tertiup angin. Seorang kepala pelayan tua, Arthur, sudah menunggu di bawah bersama beberapa staf lainnya.

"Selamat datang kembali, Nona Selena," Arthur membungkuk dengan hormat. "Semoga perjalanan Anda menyenangkan?"

Selena hanya mengangguk kecil, tanpa ekspresi berlebihan. "Tidak buruk," jawabnya singkat sebelum berjalan menuju mobil Rolls-Royce hitam yang sudah disiapkan.

Selama perjalanan menuju mansion, Selena diam. Matanya memandangi jalanan London yang basah karena hujan sebelumnya. Lampu-lampu kota mulai menyala meski waktu belum sepenuhnya malam. Mobil melewati deretan bangunan klasik yang masih mempertahankan arsitektur khas Eropa.

Ketika akhirnya mobil memasuki gerbang besar mansion keluarga Selena, suasana berubah drastis. Kawasan pribadi itu begitu sunyi, jauh dari kebisingan kota. Mansion bergaya Victoria berdiri megah dengan taman luas di sekelilingnya. Cahaya lampu kuning menerangi jendela-jendelanya, menciptakan kehangatan di tengah cuaca dingin.

Begitu pintu mobil dibukakan, Selena turun dan melangkah masuk ke dalam rumah. Suara langkahnya menggema di lantai marmer. Seorang pelayan wanita, Helen, menyambutnya dengan membawakan segelas teh hangat.

"Selamat datang kembali, Nona. Anda pasti lelah," katanya lembut.

Selena menerima cangkir teh itu, menghirup aromanya perlahan. "Terima kasih, Helen."

Dia berjalan menuju ruang tamu utama dan duduk di sofa. Perjalanan panjang ini seharusnya membuatnya mengantuk, tetapi pikirannya masih dipenuhi banyak hal.

"Apakah ada seseorang yang mengunjungi ku?."kata nya dengan menopang wajah nya karena kepusingan.

"itu-."

sebuah suara dari lantai atas terdengar, Langkah kaki yang terburu-buru dan suara yang begitu semangat,"Selena!! Aku merindukan mu!?"dia berlari menuju ruang tamu dan menghampiri Selena.

dia terkejut dan berdiri, menerima pelukan teman nya-Cassandra,"Kau menginap di sini?."tanya nya dengan kebingungan

"ya.Apakah kau marah?."tanya Cassandra

"tidak.Anggap saja ini mansion mu."dia mengajak Cassandra duduk di sebelah kiri nya.

Selena meminta untuk membawa air dingin dan beberapa cemilan, sedangkan Casandra termenung

Anggap mansion sendiri?

Ah.

apa arti nya aku bebas datang dan menginap?!

"habis darimana dirimu Selena?."

Selena melirik Cassandra dan mengambil remote Tv dan berkata,"Ada beberapa urusan yang harus aku lakukan... bagaimana keadaan akhir akhir ini di inggris?."kata Selena mengalihkan Topik karena tidak ingin membahas kepergian nya ke Mesir

Cassandra yang peka pun menatap Selena dan bersandar,"Tidak ada."dia menonton berita yang ada.

pelayan Kembali membawakan permintaan Selena,mereka saling berbincang hingga matahari terbenam.Selena melepaskan jas nya dan berkata,"Nanti kita lanjut kan obrolan kita Cassandra,aku ingin membersihkan diri dan Tunggulah makan malam."kata nya

Cassandra menggangukkan kepalanya,dia menatap Selena yang seperti boss.Tubuh nya tidak terlalu tinggi,tulang tulang nya tipis seperti bangsawan yang ada di rumah kaca tapi aura milik Selena begitu luar biasa hingga mereka yang menatap mata nya akan merasa bersalah apabila tidak melakukan tugas nya dengan baik

"Astaga...Selena memang orang yang sempurna.Siapa yang bisa menjadi orang di spesial di hati nya jika merujuk kepada seorang pria?."kata nya Melirik Selena naik ke lantai atas menuju kamar nya.

Malam di Mansion Selena

Selena berdiri di tepi bathtub, air hangat beruap sudah memenuhi bak dengan busa lembut mengambang di permukaannya. Lampu-lampu kecil di langit-langit bersinar redup, menciptakan suasana elegan di dalam kamar mandi berlapis marmer hitam dan emas itu. Cermin besar dengan bingkai emas memantulkan bayangannya—rambut panjangnya terurai, kulitnya tampak kontras dengan pancaran cahaya keemasan dari lampu dinding.

Pelayan pribadinya, Helen, menyiapkan handuk berbulu lembut di dekat wastafel dan menata lilin aroma terapi di sudut ruangan. "Airnya sudah siap, Nona Selena," katanya dengan hormat.

Selena mengangguk kecil, lalu perlahan masuk ke dalam air. Hangatnya langsung meresap ke dalam tubuhnya yang lelah setelah perjalanan panjang. Dia bersandar di tepian bak, menutup matanya sejenak, membiarkan kehangatan merayapi kulitnya.

Aroma lavender dan melati memenuhi udara, bercampur dengan aroma khas minyak esensial yang dituangkan oleh Helen ke dalam air. Gelembung-gelembung busa menggelitik permukaan kulitnya, menciptakan sensasi rileks yang sudah lama tidak ia rasakan.

Helen berjongkok di sampingnya, menuangkan air hangat perlahan ke bahunya. "Nona tampak kelelahan. Perlu saya siapkan teh setelah ini?" tanyanya lembut.

Selena membuka matanya, menatap pantulan dirinya di cermin. Matanya yang biasanya tajam kini sedikit redup karena kelelahan. "Ya. Teh chamomile, seperti biasa," jawabnya tenang.

Helen tersenyum dan mengangguk, lalu melangkah keluar untuk menyiapkan pesanan Selena.

Sementara itu, Selena membiarkan dirinya tenggelam lebih dalam ke dalam air, menghela napas panjang. Perjalanan dari Mesir ke Inggris sudah selesai, tetapi pikirannya masih dihantui oleh sesuatu yang tak bisa ia jelaskan.

1
Tiara Bella
pangeran dr mesin siapa ya....hehehhe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!