NovelToon NovelToon
Wanita Satu Malam Ceo

Wanita Satu Malam Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.


Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.


Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.

Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.

Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.

Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Fajar mulai menyingsing, saat bangun tangan Xavier mulai menyusuri perut Divana.Tangannya terus mengusap perut wanita hingga membuat Divana terusik dan membuka matanya.

Divana menatap kesekeliling, ia merasa asing dengan kamar itu, desain kamarnya sangat berbeda dengan kamar putrinya.

"Kenapa kamarnya beda, perasaan semalam aku tidur di kamar kembar, kenapa tiba-tiba kamarnya berubah" bingung Divana, ia merasa semalam tidur di kamar putranya kenapa sekarang pindah ke kamar suaminya?.

Xavier menahan tawa sambil pura-pura memejamkan matanya.

Divana merasakan sesuatu yang bergerak diatas perutnya, perempuan itu mengalihkan tatapannya kearah perut dan melihat sebuah tangan yang berada di atas perutnya.

Dia menoleh dan mendapati suaminya yang sedang memejamkan matanya sambil mengusap perutnya.

"XAVIER" pekik Divana membuat Xavier membuka matanya.

"Selamat pagi sweety" ucap Xavier dengan wajah polos seperti tidak melakukan apa-apa.

"Kau sudah menculikku dari kamar anak-anak" tuduhnya sambil berusaha bangkit dari tidurnya namun di tahan oleh Xavier.

"Aku suamimu sweety, bagaimana bisa kamu menuduhku menculik istriku sendiri" ucap Xavier sambil tetap memeluk istrinya.

Divana mendengus kesal, entah mengapa pagi ini tiba-tiba suaminya berubah menjengkelkan.

"Singkirkan tanganmu Vier, jangan macam-macam kamu" peringatnya sambil berusaha menyingkirkan tangan suaminya dari atas perutnya.

"Aku tidak akan macam-macam sweety, tapi hanya satu macam saja" goda Xavier.

Divana melengoskan wajahnya kesamping, Xavier semakin berani. Dengan beraninya memasukkan tangannya kedalam pakaian yang di kenakan Divana, ia terus mengusap perut ramping istrinya.

Meskipun sudah melahirkan tetapi perut Divana tetap ramping, dia selalu berolah raga di sela-sela kesibukannya mengasuh kembar.

"Jangan seperti ini Vier, ini salah" ucap Divana dengan bibir bergetar sambil menahan tangan Xavier.

Xavier menghela nafas dan mengeluarkan tangannya dari balik piyama yang di kenakan Divana.

Dia meraih dagu istrinya hingga wajah mereka berhadapan, netra keduanya terkunci.

"Apanya yang salah? Kita sudah menikah tidak ada salahnya kita melakukannya, sweety" Xavier terus berusaha membujuk wanita itu, ia sudah cukup lama menunggu kesempatan ini jadi dia tidak akan menyia-nyiakannya begitu saja. Sudah cukup selama ini bersolo karir karena memikirkan perempuan yang sekarang sudah menjadi istrinya.

"Maaf Vier, aku tidak bisa" ucap Divana lirih sambil menunduk menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa?" tanya Xavier ingin tahu.

"Aku takut setelah ini kamu akan pergi meninggalkan ku, dan memilih pergi bersama wanita lain"  masih ada luka besar didalam hati perempuan itu, ia tidak mau kembali terluka seperti saat bersama Samuel, apalagi mereka berdua menikah tanpa adanya cinta.

Xavier mengerutkan keningnya, ia tak mengerti dengan pemikiran istrinya itu, apa mungkin istrinya itu berpikir kalau dia memiliki wanita lain? Entahlah dia tidak tahu, sepertinya dia harus segera mendapatkan informasi tentang masa lalu istrinya ini.

"Pemikiran macam apa itu, tidak terbesit sedikitpun di pikiran ku akan meninggalkan kalian, aku memang belum sepenuhnya mencintaimu tapi bukan berarti aku akan meninggalkanmu." ucap Xavier.

"Tapi aku takut" lirih Divana dengan mata yang berkaca-kaca.

Xavier menarik tubuh Divana dan memeluknya. Terdengar isakan kecil dari perempuan itu.

"Kamu tidak usah takut, aku tidak akan meninggalkan mu. Maaf, dulu saat kamu berjuang melahirkan mereka aku tidak ada di sampingmu, kamu membesarkan mereka seorang diri, pasti banyak kesulitan yang kau temui waktu itu" ucap Xavier sambil mengusap punggung Divana, sesekali mencium puncak kepala istrinya.

"Kalau kembali mengingat waktu itu, aku merasa bersyukur memiliki mereka, meski aku sempat berfikir ini tidak adil bagiku. Tapi Alhamdulillah, berkat mereka aku bisa menjadi kuat seperti sekarang, tanpa mereka mungkin aku sudah menyerah" ucap Divana

"Kamu wanita hebat sweety, kamu mau mempertahankan mereka meski tanpa aku di sisimu, aku banyak berhutang budi denganmu. Aku akan berusaha membahagiakan kalian untuk menebus waktu lima tahun yang telah hilang, walaupun rasanya tidak mungkin." ucap Xavier.

"Cukup kamu bahagiakan mereka, aku sudah merasa bahagia" ucap Divana.

Xavier mengurai pelukannya dan menatap manik wanita itu dalam.

"Belajarlah mencintaiku Diva, meskipun pernikahan ini kita lakukan semata-mata karena tanggung jawab saja, tapi aku ingin kita menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Mari belajar saling mencintai hingga cinta itu tumbuh dengan sendirinya" ucap Xavier.

Divana menatap Xavier dengan lekat. Sudut bibirnya terangkat.

"Kau terlalu banyak berfikir nyonya" ucap Xavier, dan membungkam bibir Divana dengan bibirnya.

Divana memberontak memukul dada Xavier, minta di lepaskan tapi lelaki itu tidak melepaskannya.

Saat melihat Divan yang sudah hampir kehabisan nafas, barulah Xavier melepas tautan bibirnya.

Divana langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya. "Kau ingin membunuhku hah" pekik Divana.

"Tentu saja tidak, mana mungkin aku membunuh istriku sendiri" sahut Xavier cengengesan, ingin sekali Divana mencekik leher pria itu.

"Bolehkah" tanya Xavier.

"Jangan sekarang Vier, pasti sebentar lagi mereka bangun dan akan mencariku" ucap Divana yang sudah hafal betul jadwal bangun kedua putranya.

"Aku akan melakukannya dengan cepat" ucap Xavier dengan tatapan memohon.

Belum sempat protes, Xavier sudah mencium bibir Divana dan melumatnya dengan lembut, Divana pasrah memejamkan matanya menikmati bibir suaminya.

"Buka mulutmu sweety.. " bisik Xavier di sela-sela ciuman mereka. Divana membuka sedikit mulutnya, dan Xavier langsung memasukkan lidahnya dan bermain di rongga mulut istrinya.

Perlahan ciuman Xavier turun ke leher.

"Vier..." desah Divana ketika bibir Xavier menyentuh kulit lehernya.

Divana merutuki mulutnya yang tidak bisa diajak kerjasama. Xavier tersenyum dan menghentikan kegiatannya.

Di pandanginya wajah Sayu Divana yang sudah di penuhi oleh kabut ga*rah. "Kamu sangat seksi sweety" ucap Xavier dengan suara terdengar serak.

"Apakah boleh" tanya Xavier sekali lagi.

Divana mengangguk kecil.

Dia kembali mencium bibir istrinya dengan begitu rakus, jari jemarinya mulai masuk kedalam pakaian Divana menyusuri kulit halus istrinya hingga sampai ke dadanya.

Divana mulai mendesah kecil, ketika Xavier mulai memainkan ujung dadanya. Jantung Divana semakin berdebar tak karuan ketika Xavier mulai membuka satu persatu kancing piyama miliknya, Xavier berhasil melepas piyama itu dari tubuh Divana.

Tangan Xavier kembali merayap ke punggung Divana dan....

Klik

Pengait bra istrinya terlepas, dan kini terpampang jelas kedua buah dada Divana. Spontan wanita itu menutup dadanya dengan menggunakan kedua tangannya

"Percuma saja kau tutupi sweety, aku sudah melihatnya" ucap Xavier tersenyum mesum.

Membuat wajah Divana merah merona seperti kepiting rebus, ia benar-benar malu saat ini.

"Dadamu semakin besar sweety, aku sangat menyukainya" ucap Xavier.

Dengan lembut Xavier mengusap kedua dada istrinya yang begitu bulat menantang. Di dekatnya wajahnya dan ...

Hap

"Akhh.... " lenguh Divana merasakan geli di sekujur tubuhnya, tubuhnya seperti kesetrum dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.

Xavier menjilati daging kenyal itu dengan begitu menggebu, sesekali Xavier menyesapnya dan meninggalkan bekas kemerahan di sana.

Di pilinnya daging lembut itu dan di jilatinya dengan bergantian.

Xavier bangkit dari atas tubuh Divana, dengan gerakan cepat Xavier membuka kain berenda milik istrinya.

"Sempurna sweety" puji Xavier sambil menatap lapar tubuh Divana.

"Jangan di lihatin Vier, aku malu" ucap Divana sambil menjepit kedua kakinya, Membuat Xavier tersenyum dan gairahnya semakin terbakar, wanitanya itu sungguh menggemaskan.

"Milik mu begitu bersih dan.... " Xavier mengendus milik Divana. "Wangi Sweety" imbuhnya.

Divana merasakan geli di bawah sana akibat hembusan nafas Xavier.

"Akhh... Cepat Vier"

"Sabar sweety.... "

Xavier melebarkan kedua paha Divana hingga, memperlihatkan milik Divana dengan begitu jelas. Xavier menundukkan wajahnya.

Slurrpp...

"Akhh..... "

Desah Divana saat merasakan sesuatu yang basah dan lembut menyentuh miliknya.

Suara desahan Divana semakin membuat Xavier menggila, ia semakin ingin membuat istrinya merasa nikmat.

Xavier memasukkan lidahnya dan menggerakannya secara memutar, membuat tubuh istrinya melengking keatas menikmati sensasi yang luar biasa.

"Ah... Vier" erangan Divana sambil meremas rambut kepala milik Xavier.

Mendengar racauan istrinya, Xavier semakin bermain liar di bawah sana. Tidak hanya lidahnya yang ia masukkan , Xavier juga memasukkan satu jarinya kedalam liyang Divana, dan meng*coknya. Divana semakin menjerit jerit tak karuan.

"Vier Ah... Aku mau pi pis." raung Divana sambil tangannya yang satu meremas seprei.

Xavier semakin mempercepat gerakannya jarinya dan lidahnya semakin liar memainkan daging kecil yang ada di bawah sana, hingga tubuh Divana melengking ke atas dan Xavier mengikuti gerakan tubuh Divana, lalu memainkannya  tanpa jeda.

"Akh...... " pekik Divana merasakan ada sesuatu yang keluar dari miliknya.

Mulut Xavier banjir oleh cairan milik istrinya, di jilatinya milik Divana dan menghisapnya hingga habis.

Nafasnya memburu, dadanya naik turun, dan tubuhnya basah oleh keringat.

"Sekarang giliran ku Sweety" ucap Xavier dan membuka boxer miliknya.

Keluarlah beda panjang dan berurat dari celana dal*m Xavier, membuat mata Divana terbelalak.

Gluk

Divana meneguk lidahnya kasar, ia tidak menyangka milik suaminya sebesar itu, dulu ia tidak begitu memperhatikannya.

"Mana muat" batin Divana menatap milik Xavier.

Xavier mengarahkan miliknya ke liyang Divana, dengan pelan Xavier mendorong miliknya.

Baru saja ujungnya masuk kedalam milik sang istri, terdengar suara teriakan dari luar sana.

Dorrr..

Dorrr...

Dorrr...

"Papa buka pintunya, Noel mau cali mama, pasti papa yang cudah culik-culik mamanya Noel" teriak Noel sambil menggedor gedor pintu kamar orang tuanya.

1
MIZIL
Luar biasa
Atik Marwati
gabung thor
stefani n.i.s
thor terlalu byk typo nya..
Pia Nur
semangat kak dilanjut ya kak
اختی وحی
sikembar tu cwek apa cwok, kok kdang putra kdang putri
pardan m fadilah
kok nama nya berubah ubah
Yessi Kalila
akhirnya ketemu camer...
Adinda
Papa kangen sama mama nggak hehe
Farida amin
lnjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!