"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jika Aku Bilang Tidak, Apa Kamu Percaya?
Gedung perusahaan keluarga Killian.
Lucifer membaca berkas-berkas di tangan nya dengan wajah serius, perlahan tatapan nya bergerak kebawah.
"Apakah kau yakin dengan apa yang kau selidiki?" tanya Lucifer pada sekertaris nya, Gavin.
"Ya, Tuan Muda. Alasan mengapa kami tidak dapat menemukan keberadaan Nona Rose adalah karena seseorang dengan sengaja menyembunyikan dan menghapus jejaknya. Kali ini, menurut petunjuk yang diberikan informan kami, kami berhasil menemukan jejak Nona Rose." jelas Gavin.
"Dan juga.." ucap Gavin ragu-ragu , lalu menggantung ucapannya.
Lucifer mengangkat kepalanya dan menatap tajam pada pria itu.
"Katakan!" tegasnya.
"Nona Rose bertemu dengan Nona Daisy sebelum dia menghilang. Dan CCTV di kedai kopi merekam Nona Daisy beberapa kali menampar Nona Rose," ucap Gavin dengan hati-hati.
Lucifer mencengkeram kertas di tangannya hingga kusut. Rahangnya terlihat mulai mengeras.
Dalam perjalanan pulang, Lucifer teringat hari dimana terakhir kalinya dia bertemu Rose. Saat itu mata dan pipi Rose terlihat bengkak, namun saat di tanya Rose membuat alasan dengan terlalu banyak minum.
Saat itu Lucifer mempunyai keraguan terhadap Daisy, karena Rose sering menceritakan tentang sifat buruk saudara tirinya itu. Dia tidak menyangka bahwa tebakannya saat itu benar.
"Seharusnya saat itu aku langsung membunuhnya!"
...****************...
Dengan bosan Daisy duduk di depan TV sambil terus menggonta-ganti chanel. Kemudian berhentilah dia di salah satu chanel yang menampilkan wajah suaminya.
Berita itu mengatakan bahwa pemimpin Killian Group itu baru saja membeli perusahaan lain. Pria dalam berita itu mengerutkan kening karena dia tidak suka di potret oleh reporter.
"Nona Daisy, anda tidak perlu menunggu. Minum susu anda dan tidurlah terlebih dahulu.." ucap Paman Calix dengan nampan berisi susu di tangannya.
Daisy tersenyum, kemudian mengambil segelas susu itu dari nampan. "Terima kasih, Paman Calix.." ucap Daisy. Kemudian mematikan TV nya dan berjalan ke lantai atas setelah menghabiskan susu nya.
Daisy membuka gorden balkon nya, dan tiba-tiba cahaya terang bersinar di luar. Suara mobil Lucifer terdengar. Daisy tersenyum, kemudian keluar kamar dan berlari menuruni tangga dengan gembira.
"Lucifer~" Daisy menyambut Lucifer yang baru masuk.
Lucifer berjalan mendekat, dengan perasaan dingin menatap gadis dihadapannya. Dia menggertakkan gigi nya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Daisy Elyssia Mirabelle!" Lucifer menekankan nama Daisy.
Takut dengan tatapan mata dan suara dingin Lucifer, Daisy memundurkan langkah nya. Namun dengan kasar Lucifer menyeret nya kembali mendekat.
"Apakah putusnya hubungan dan menghilangnya Rose secara tiba-tiba ada hubungannya denganmu?" teriak Lucifer dengan tajam.
Daisy menatap Lucifer dengan tidak percaya, kemudian menundukkan kepala nya dan tersenyum pahit.
"Jika aku berkata tidak, apakah kamu akan mempercayaiku?" ucap Daisy.
"Apakah aku akan percaya padamu? Orang sepertimu akan selalu melakukan apa saja demi keserakahan mu!" bentak Lucifer.
"Bagaimana kau bisa menikahi ku saat itu?! Bukankah kau selalu melakukan hal-hal kotor? Beraninya kau memanipulasi Ibuku!" cengkeraman tangannya semakin kuat.
Daisy tahu bahwa Rose adalah topik sensitif Lucifer. Tidak ada seorang pun yang berani menyebut nama itu, tak terkecuali keluarganya sendiri.
Ada banyak jejak Rose di rumah itu, rumah pernikahan Lucifer dan Daisy. Dan Lucifer dengan hati-hati melindungi semua foto-fotonya di ruang kerja dan sebuah piano di ruangan lantai dua.
Bahkan baju-baju peninggalan Rose masih tersimpan dengan baik di salah satu ruangan khusus. Bayangkan betapa sakitnya Daisy. Rumah kebahagiaan nya dipenuhi oleh barang seseorang yang dicintai suaminya.
"Aku bilang tidak!" tegas Daisy.
Pada saat itu, ponsel Lucifer berdering, dan setelah sambungan teleponnya terhubung, tiba-tiba ekspresi nya berubah menjadi panik.
"Jika kau benar-benar menyakitinya, aku akan membuatmu membayar harga yang dua kali lebih menyakitkan!" ucap Lucifer pada Daisy setelah memutus panggilan nya.
Lucifer menghempas tubuh Daisy dengan kasar hingga dia tersungkur ke lantai. Lalu pergi keluar. Dengan buru-buru Daisy bangkit dan mengejar Lucifer keluar.
"Tunggu, kamu mau kemana selarut ini?" tanya Daisy yang mengejar Lucifer.
Lucifer masuk ke mobilnya dan melaju pergi tanpa menghiraukan Daisy.