Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 3
Gemuruh langit terdengar kala Cia menginjakan kakinya di sebuah rumah kecil sederhana namun nampak asri.Tiba-tiba Hujan turun dengan lebatnya.Cia mengambil kunci di bawah pot hitam yang menjadi tempat penyimpanan seperti biasanya.Tangannya perlahan memutar gagang pintu yang catnya mulai kusam.
Kakinya terus melangkah ke sebuah ruangan yang sejak dulu sudah menjadi kamarnya.Cia merebahkan badannya di atas kasur kecil di kamar sempitnya.Hanya ada sebuah kasur kecil,lemari dan meja belajar.Tidak ada pernah pernik selayaknya kamar anak gadis,bahkan boneka pun tidak ada satupun.Kamarnya begitu monoton,hanya selembar karton yang bertuliskan jadwal pelajaran serta beberapa catatan saat ada tugas serta beberapa fotonya dengan berbagai penghargaan dan foto kedua orangtuanya.Apa lagi yang di harapkan dari seorang gadis yang memang terlahir dari keluarga dari kalangan bawah.Sudah punya tempat untuk berteduh saja mereka begitu bersujud syukur.
Cia menutup matanya sejenak melepaskan segala kelelahannya.Waktu baru menunjukan pukul 7 malam.Namun suasana rumah cia sangat sepi karena sang bunda belum pulang kerja dan akan pulang pukul 10malam.Amelia sang Bunda bekerja di sebuah pabrik roti yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya.Bersyukur sejak sang ayah meninggal bundanya lah yang bekerja sebagai buruh pabrik hingga sekarang.Walaupun gajinya kecil namun mereka tetap bersyukur.Hampir 7 tahun Cia di tinggalkan sang ayah yang meninggal karena sakit,masih terlalu kecil di tinggal sang pelindung dan cinta pertamanya.Tapi bagi Cia walaupun hanya sebentar bersama sang ayah,namun kenangan-kenangan bersama sang ayah begitu banyak dan masih terekam jelas di memorinya.
Sungguh tak tega melihat sang bunda yang harus bekerja pulang malam karena memang di tempatkan pada bagian shift 2 yang otomatis jam kerjanya pun di mulai dari pukul 2 sore hingga 10 malam.Terkadang cia di selimuti rasa khawatir mengingat sang bunda seorang wanita yang harus pulang malam.Namun bagaimana lagi,itu sudah menjadi resiko yang harus mereka ambil.Cia hanya berdo'a pada sang pencipta agar sang bunda senantiasa dalam lindungannya.
Cia beranjak menuju lemari untuk berganti pakaian.Kemudia langkahnya saat ini menuju dapur untuk menyiapkan makan.Hanya cukup menghangatkannya saja karena sang bunda sudah memasaknya.Terkadang jika cia terlampau lelah,cia langsung makan tanpa menghangatkannya.
Sayur sop dan tempe goreng,menu sederhana yang menemani acara makannya malam ini.Cia selalu mensyukuri setiap apa yang ia makan.Tak pernah sedikitpun mengeluh pada sang bunda.Karena Ia cukup mengerti dengan keadaan.Ia harus pandai bersyukur karena di luaran sana masih banyak orang yang kesulitan bahkan sampai sulit untuk makan.
Cia kembali ke kamarnya,ia membuka kembali buku-buku catatannya.Jika tidak ada tugas maka Cia akan mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang ia pelajari sebelumnya.Beberapa saat kemudian terdengar suara motor terpakir di halaman depan,Cia melirik jam di atasnya,ternyata waktu sudah bergulir malam.Itu pasti suara motor sang bunda.
"Assalamualaikum " Bunda amelia masuk kedalam rumah,nampak guratan lelah dari wajahnya.Inilah yang membuat Cia selalu sedih,walaupun sang Bunda tidak pernah mengeluh namun wajahnya tidak bisa menyembunyikan kelelahannya.
"Waalaikumsalam bun "Cia langsung menghampiri sang bunda.Ia meraih tangan sang bunda dan menciumnya.
"Belum tidur nak ? " tanya sang bunda
"Belum bun,baru selesai ngerjain tugas "
"Ya sudah kalo sudah beres langsung tidur ya nak biar gak kesiangan sekolahnya! " Bunda mengusap surai panjang cia,sang anak harta satu-satunya yang paling berharga dalam hidupnya.
"Iya bun,bunda juga ya langsung istirahat.Pasti bunda lelah kan? "
"Iya sayang " jawab bunda.
Cia mulai berjalan menuju kamarnya namun langkah cia berhenti saat sang bunda memanggilnya lagi."Cia, ada yang mau buda bicarakan sama cia. Tapi lebih baik besok pagi aja " ucap sang bunda.
Kening cia mengerut,Namun tak lama menganggukan kepalanya sebagai jawaban.Ia penasaran apa yang ingin sang bunda bicarakan hingga harus menunggu esok hari.Begitu pentingkah?!
Suasana rumah masih cukup pagi,jam masih menunjukan pukul 6 tapi cia dan bunda sudah berada di meja makan.Sepiring nasi goreng menjadi menu sarapan mereka pagi ini.
Cia akan berangkat pagi sekali karena ia menggunakan angkot untuk pergi sekolah.Sedangkan jalan raya lumayan jauh dari rumahnya sehingga ia harus berjalan terlebih dahulu.
"Cia,ada yang mau bunda sampaikan sama kamu "
"Iya apa bun?" Tanya cia,bisa ia lihat sang bunda nampak begitu gugup.Bunda amelia menarik nafasnya sejenak kemudian membuangnya perlahan.
Wajahnya terlihat gugup."Kemarin ada orang yang melamar bunda "
Hening
Cia terdiam mendengar ucapan sang bunda.Namun ia menetralkan kembali keadaannya."siapa bun?" Tanya nya tenang
"Bunda mau cerita tapi tolong cia jangan dulu potong omongan bunda sampai bunda selesai . Bisa kan?" Tanya sang bunda dan cia hanya menganggukan kepalanya.Ia begitu fokus mendengarkan cerita sang bunda.Ia tidak berani bersuara sebelum sang bunda selesai berbicara,walaupun dalam hatinya ia sungguh ingin mengeluarkan pendapatnya.
Sang bunda menceritakan semuanya dari awal sampai akhir,di bawa meja makan tangan Cia saling meremas.Hatinya tak bisa di jabarkan lagi,entah lah harus bahagia atau sedih.Tiba-tiba memori-memori bersama sang ayah menari-menari di pelupuk matanya.Sekuat tenaga Cia menahan air matanya agar tidak keluar.
Senyum itu,memanglah senyum palsu.Cia terpaksa berdusta,nyatanya bibirnya ikut tersenyum kala sang bunda tersenyum namun hati nya merasakan sesuatu yang membuatnya ingin menangis."*Maafkan cia bun* "
Bolehkah ia pergi sekarang? Airmatanya tak lagi bisa ia tahan,namun ia tak ingin bunda nya tahu.Lidahnya begitu kelu,tanpa sepatah kata Cia langsung pamit saat sang bunda telah selesai bercerita.Namun saat akan membuka pintu cia melihat sang bunda yang masih menatapnya "Beri cia waktu,nanti malam cia akan bicarakan lagi sama bunda !"
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
...♧ CR² ♧...
jangan lama up nya kk /Drool/