Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.
Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?
Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
Membaca surat tersebut, Alex langsung menggenggam dengan erat hingga kertas yang semula rapi itu menjadi remuk. Ditambah lagi dengan apa yang barusan ia lihat, dari isi kado tersebut. Hatinya terasa tercabik-cabik dan merasa bersalah teramat dalam. Apalagi dirinya telah berbuat jahat, ketika mereka terakhir bertemu. Ternyata dua bulan sudah berlalu, Olivia sudah pergi begitu lama.
"Nggak... Nggak! Kamu tidak boleh pergi begitu saja Olivia, kamu membawa darah dagingku..."walaupun dengan nada yang marah, tak terasa air matanya jatuh. Alex menangis tersedu-sedu, mengingat semua perlakuannya pada Olivia.
Jujur saja Alex mulai terbawa perasaan semenjak dirinya menyentuh hadis itu, tapi Alex tetap menyangkalnya.
"Aku akan membawamu pulang Olivia... Tunggu Aku..."ucap Alex lirih. Segera ia menghubungi seseorang. "Kamu lacak dimana pun Olivia berada, aku tidak mau tau. Hari ini harus ada kabar baik"Alex langsung menutup telponnya.
"Hff... Aku tidak ingin hal ini terjadi untuk kedua kalinya..." Alex menghela nafas seraya mengingat kisahnya dengan Aisha, Alex tidak ingin terulang lagi.
"Aargh... " *Bugh... Alex teriak dan melayangkan tinju ke dinding kamar itu. Darah segar mulai menetes deras dari buku-buku tangannya. Tidak di pungkiri dirinya selalu orang-orang yang ia sayangi tersakiti.
"Bodoh Kau Alex, sudah dua wanita yang menghormatimu kau sakiti... Maafkan Aku Olivia..."rutuknya sambil memeluk erat tespek dan foto USG tempo itu. Mungkin diperkirakan kehamilan Olivia saat ini sudah menginjak bulan ke lima atau trisemester kedua.
...----------------...
Alex yang sibuk dengan keberadaan Olivia, namun disini Olivia sangat bahagia dengan kehidupan barunya saat ini. Semua akses dan kontak ia putuskan, kini ia menjalani kehamilannya dengan bahagia.
"Hai... anak Mama kamu sedang apa?"tanya Olivia seolah mengajak janin itu berbicara. Ia mengelus pelan perutnya yang sudah tampak membuncit.
"Semoga kamu sehat-sehat disana ya, ya walaupun tanpa Papamu..."Olivia bergumam, matanya mulai berkaca-kaca mengingat perlakuan Alex terhadap dirinya. Sakit teramat dalam, dirinya awalnya kagum menjadi membenci Alex sejak kejadian itu. Bukan tanpa sebab, dirinya hampir kehilangan anak yang dikandungnya pasca kejadian itu.
"Kamu jangan pernah merindukan Papa, cukup Mama saja yang membesarkan kamu dengan sayang, Mama akan pastikan kamu tidak kekurangan apapun."gumamnya seraya menerawang.
Olivia sangat menikmati kehidupannya ini. Kini ia sudah membuka usaha toko kue dalam dua bulan ini. Ia bermodalkan dengan uang yang pernah diberikan Alex waktu itu, setelah dirinya menikahinya.
Olivia dibantu asistennya untuk mengelola toko kuenya tersebut. Olivia sangat menyayangi asistennya tersebut seperti ibunya sendiri. Wanita paruh baya yang setia menemaninya, dan membantunya bangun dari nol hingga saat ini.
Suasana tokonya lumayan ramai, karena kue buatan Olivia terbilang enak dan harga terjangkau.
"Mbak Oliv, kamu bukannya ada jadwal periksa kandungan hari ini?"ucap Bu Lastri, wanita paruh baya yang membantu Olivia sewaktu pingsan dihari Olivia meninggalkan Apartemen tersebut.
Bu Lastri adalah seorang pemulung yang beruntung membantu Olivia saat itu. Bu Lastri juga ibu yang ditinggalkan oleh suami dan anaknya demi wanita kaya yang menampung mereka, tinggallah Bu Lastri seorang diri saat ini.
"Oh iya Bu, aku hampir lupa. Terimakasih sudah mengingatkan Aku ya Bu. Nanti Aku pergi sendiri aja, sayang jika toko harus tutup. Lumayan rame juga saat ini..."ucap Olivia dengan senyum manis dan anggun menatap Bu Lastri yang sibuk dengan panggangan kuenya.
"Kamu beneran nggak papa? Apa perlu ibu temani? Ibu khawatir padamu nak..."Bu Lastri mengungkapkan ke khawatirannya. Semenjak tinggal bersama Olivia, Bu Lastri seperti ada ikatan batin dengan Olivia. Terlebih Olivia sangat menyayangi dan menghormatinya. Dirinya pun berjanji akan mengabdikan diri pada Olivia.
"Ngga Papa kok Bu, bentar doang kok. Lagian aku ngga jalan kaki, aku mengendarai mobil ibu tenang aja."Olivia berkata demikian justru itu yang membuat Bu Lastri semakin khawatir.
"Justru itu, Ibu ngga mau kamu kenapa-napa..."ucap Bu Lastri berharap untuk Olivia tidak bepergian sendirian.
*Kling... Lonceng pintu toko itu berbunyi, tampak seorang pemuda menghampiri mereka.
"Permisi..."sapa Pemuda itu.
"Sela..."kalimat Olivia terpotong dan tercengang siapa yang datang. "Tirta... Ada Apa kamu kesini..."ucap Olivia dengan nada sopan.
"Tadi Ibuku menyuruhku untuk membeli kue kesukaannya dari tokomu, sekalian memberikan ini..."ucap Tirta sambil memberikan bingkisan yang ia bawa.
"Apa ini?"ucap Olivia bingung.
"Ini masakan Ibuku, Gulai Ikan asam manis. Terima ya... Semoga kamu menyukainya..."Tirta menyodorkan itu pada Olivia.
"Wah kebetulan sekali, aku lagi pengen makan ini... Terimakasih ya, jangan lupa bilang pada Ibumu terimakasihku..."jawab Olivia seraya menerima bingkisan itu dengan senang hati layaknya anak kecil. Tirta melihat reaksi Olivia itu tertawa geli, Olivia sangat lucu dimatanya.
"Sebentar ya, aku kebelakang dulu..."ucap Olivia meninggalkan Bu Lastri dan Tirta disana.
"Bu, saya lihat Ibu sedikit cemas. Memangnya ada apa Bu?"Tirta yang memang peka menanyakan langsung pada Bu Lastri.
"Hmm... Saya bingung juga cara menyampaikannya, saya segan dan takut merepotkanmu..."ucap Bu Lastri.
"Ya bu katakan saja, aku tidak keberatan."jawab Tirta.
"Begini, hari ini adalah jadwal Olivia cek kandungan. Tapi Ibu ngga bisa menemaninya, sayang katanya jika harus tutup sementara toko ini, mumpung sedang rame."Bu Lastri mengutarakan isi hatinya. "Maaf sebelumnya, Ibu minta tolong sama kamu, bisakah kamu menemani Olivia pergi? Ibu takut jika dirinya pergi sendirian. Apakah itu tidak merepotkan?"tanya Bu Lastri sedikit gugup.
"Oh tentu saya tidak keberatan sama sekali Bu, justru saya dengan senang hati menemani Olivia. Ngomong-ngomong Olivianya mau ngga sama saya saja ngantarnya?" ucap Tirta kembali.
"Hmm... nanti coba Ibu tanyakan dulu sama Olivia, kita tunggu dia kesini. Ibu rasa dia lagi bersiap diri untuk pergi, karna jadwalnya satu lagi"ucap Bu Lastri dan benar saja tak lama kemudian Olivia keluar dengan tampilan lebih rapi dan tas disampingnya. Penampilan anggun selalu ia tampilkan, membuat siapapun memandang hatinya terasa sejuk.
"Bu, aku mau ke rumah sakit ya?"tanya Olivia seolah minta izin.
"Hff... Bukannya ibu bilang kamu ngga boleh pergi sendirian bahaya..."Bu Lastri masih saja mengungkapkan kekhawatirannya.
"Bu biar saya saja menemaninya, kamu tidak keberatan jika aku mengantarmu?"ucap Tirta dan Olivia mulai berpikir sejenak.
"Beneran bisa? Kamu ngga ada jadwalkan hari ini?"tanya Olivia memastikan.
"Ngga, kebetulan hari ini aku free. Kalau iya Ayo..."ucap Tirta dengan semangat.
"Hmm... Yaudah deh, Bu Aku berangkat dulu dengan Tirta ya, Ibu baik-baik di Toko. Aku sebentar kok pergi..."ucap Olivia sambil mencium punggung tangan Bu Lastri.
"Iya kamu tenang aja, hati-hati dijalan ya..."ucap Bu Lastri.
"Kalo gitu kami berangkat dulu ya Bu..."Tirta menyalami Bu Lastri seperti yang dilakukan Olivia.
Sepeninggalan mereka Bu Lastri menatap punggung keduanya dengan tatapan kagum.
"Hmm... Mereka sangat serasi, tapi sayang Olivia masih memiliki suami"Bu Lastri bergumam yang memang tau sedikit tentang kehidupan Olivia.
...----------------...
Lanjut Bab Selanjutnya👉👉
mank enak.