NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk. Urban Legend

Desa Terkutuk. Urban Legend

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Rumahhantu / Kumpulan Cerita Horror / Desas-desus Villa / Tumbal
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.

selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘

Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. The Legend Of Kuntilanak

"Kyaaaa!!!! Kyaaaaaa!!!" Kami berlima berteriak dan berlari sekencang-kencangnya. Kami tidak sempat mengeringkan tubuh, dan hanya memakai pakaian kami secara sembarang.

   Dan ketika aku sudah sampai di belakang rumah nenekku, aku langsung berbelok dan yang lain tetap berlari menyusuri jalan setapak belakang rumah nenekku.

   "Nduk!! Kamu kenapa?" Tanya Bi Nem saat melihatku berpenampilan super berantakan dan basah kuyup.

   "Ada... Ada kuntilanak Bi." Jawabku, setelah menjawab aku langsung berlari menuju kamar dimana aku tidur semalam. Bi Nem terdengar memanggil Ku, tapi aku tidak memperdulikannya. Di dalam pikiranku, aku hanya ingin ganti baju kering, dan tidur untuk melupakan kejadian barusan.

   Bajuku yang basah aku taruh di bawah kolong tempat tidur. Dan setelah gati pakaian, aku langsung melompat ke atas dipan yang tanpa kasur bulu atau semacamnya, dan langsung membenamkan diri di bawah selimut yang terbuat dari kain sarung yang sudah usang.

Nex

   "Dia tadi seperti ketakutan."Bi Nem berbicara dengan ibukku dari luar kamar. "Basah kuyup, mungkin dia di isengin sama teman-temannya." Mendengar itu aku langsung bangkit dari tidurku, dan langsung keluar kamar.

   "Engga begitu Bi." Sahutku tajam. "Mereka baik kok."

   "Terus kenapa kamu seperti itu?" Tanya ibukku.

   "Bilang pun Emak ga bakalan percaya." Aku mencibir, ibukku pasti ga bakalan percaya.

   "Katakan saja." Kata Bi Nem.

   "Waktu mandi di belik. Aku...." Aku benar-benar untuk mengatakannya. Tapi, hatiku yang terdalam mendorong ku untuk mengatakannya. "Aku melihat ada kuntilanak." mereka berdua terperanjat kaget. "Bukan cuma aku saja. Tapi yang lain juga. Makanya kami berlarian seperti itu."

   Bi Nem dan ibukku langsung berpura-pura membicarakan hal lain. Tapi, aku yakin mereka hanya ingin mengalihkan pembicaraan yang mereka mulai sendiri.

   "Sebenarnya, di Desa ini ada apa sih?" Kali ini akulah yang mendesak mereka. Karena sudah sangat penasaran dan rasa keingintahuanku memenuhi diriku.

   Tapi, mereka tidak mau menjawabnya langsung. Tapi, mereka memperingatkan aku supaya tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun. "Awas kalo cerita ke yang lain."

    "Aku bakalan cerita, soalnya kalian tidak memberitahuku. Aku akan mencari tahu ke orang lain." Jawabku.

   "Ono opo toh iki?- Ada apa sih ini?" Nenekku tiba-tiba muncul dari belakangku. "Rame temen.- Berisik sekali."

   "Begini Nek...." Aku menceritakan kejadian-kejadian yang aku alami selama aku berada di Desa Sumbermanjing Wetan ini kepadanya. Bi Nem dan ibukku tidak kuasa untuk menahan ku. Karena, setiap kali mereka membekap mulutku, aku selalu meronta-ronta sekuat tenaga.

   "Begitu ya?" Kata nenekku. "Setelah acara ini selesai, nanti aku ceritakan. Untuk sementara, kamu rahasiakan ini dulu ya, Nduk?" Dengan berat hati aku mengangguk. Sudah kepalang tanggung, aku sudah penuh dengan rasa ingin tahu. Tapi, apalah daya aku tak punya kuasa.

Nex

   Sore harinya, di hari yang sama. Teman-teman yang tadi sekarang sudah berada di rumah nenekku. Mereka datang kesini karena di mintai tolong untuk menjadi pager ayu besok pagi. Mereka semua sangat bersemangat. Aku menjadi sedikit heran, kemana ketakutan mereka tadi pagi?

   Ah sudahlah, saat ini biarlah mereka menikmati pesta ini. Aku juga harus bisa menikmatinya, toh nenekku sudah berjalan akan menceritakan semuanya setelah ini semua selesai.

Nex

   Malam itu juga. Karena waktu yang mepet, teman-teman yang tadi tidak di perbolehkan pulang. Mereka di mintai untuk menginap di sini. Tentu saja kami lebih bersemangat lagi. Karena bisa menghabiskan waktu malam kami rame-rame.

   Lalu, di sebuah kamar di rumah nenekku yang besar ini, entah siapa yang memulainya. Kami telah membicarakan tentang kuntilanak yang tadi pagi menengok kami di belik. Padahal kami sudah janji tidak akan membicarakannya. Em, lebih tepatnya mereka sih. Aku tidak setuju, dan memaksa mereka mengatakannya. Walaupun pagi tadi mereka tidak mau mengatakannya.

   "Menurut emak ku, Kuntilanak itu dulunya adalah seorang gadis yang juga warga Sumbermanjing Wetan ini." Kata Sunarsih, kami sudah lupa dengan ketakutan yang kami alami tadi pagi. Saat ini, rasa keingintahuan kami begitu membara. "Menurut emak ku juga, dia di hamili oleh orang yang tak di kenal. Lalu, sembilan bulan kemudian, di waktu dia akan melahirkan anak yang dia kandung, gadis itu meninggal dunia."

   "Lalu, kenapa dia bisa jadi Kuntilanak gitu?" Tanya ku.

   "Menurut cerita ibukku." Kata Suharti. "Saat meninggal, perutnya yang buncit tiba-tiba saja kempes. Lalu, saat di periksa oleh dukun pijat perutnya di periksa. Dan di pastikan kalau anak yang dia kandung telah hilang entah kemana."

   "Lalu?" Aku bertanya kelanjutannya.

   "Menurut cerita nenekku." Kata Sugiarti. "Saat di makamkan, semuanya berjalan dengan normal, semuanya baik-baik saja. Tapi, pas malam harinya, saat ini Mbah Bakri, bapaknya kuntilanak itu. Dia memiliki perasaan yang tidak enak, dan dia pun pergi menuju makam gadis itu."

   "Malam hari?" Aku memastikan apa yang ada di dalam pikiranku.

   "Ho'oh tenan. Malam hari itu, setelah acara tahlilan selesai." Sugiarti diam sejenak. Mengatur nafasnya, lalu melanjutkan ceritanya. "Tahu apa yang dia temukan di makam itu?" Aku menggeleng cepat. "Ada bayi yang baru lahir sedang menangis hebat di atas kuburan gadis yang meninggal saat hendak melahirkan itu."

    "Makam anaknya Mbah Bakri?" Aku memastikan ceritanya.

   "Iya. Dia yakin, Mbah Bakri yakin, kalau bayi itu adalah cucunya yang di lahiran oleh gadis itu. Memang tidak masuk akal, tapi Mbah Bakri itu meyakini apa yang dia yakini."

   "Sejak saat itu, kuntilanak mulai meneror penduduk Desa Sumbermanjing Wetan ini." Kata Subak. "Sudah lebih dari sepuluh tahun, dia berkeliaran di sekitar sini."

   "Lalu, kenapa dia sering aku lihat naek delman?" Tanyaku.

   "Menurut cerita gadis itu, dia di perkosa di atas delman itu. Dan semua penduduk Desa Sumbermanjing Wetan ini tidak tahu siapa pemilik dari delman istimewa itu." Sambung Subak. "Gadis itu berkeliaran, mengitari setiap sudut Desa Sumbermanjing Wetan untuk mencari sesuatu."

   Nafasku kembang-kempis mendengar cerita Subak barusan. Mencari? Mencari siapa?

   "Dia mencari anaknya yang dia lahirkan itu." Lanjut subak.

   "Lho, katanya di bawa oleh Mbah Bakri. Dia kakek si jabang bayi itu kan?" Kataku.

   "Benar. Itu memang benar. Tapi, menurut cerita lain yang aku dengar. Jabang bayi itu telah di adopsi oleh seseorang. Dan keberadaannya tidak di ketahui oleh siapapun sampai sekarang."

   Suasana menjadi hening. Keramaian di luar kamar seolah sirna, hilang entah kemana. Hiruk pikuk keramaian para rewang seolah di telan kegelapan malam. Hanya suara nafas kami berlima lah yang terdengar.

   Ketegangan kami rasakan. Rasa panik, was-was, dan merinding menjalar ke seluruh tubuh. Kami seolah merasakan ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang berbeda dengan biasanya.

   Di tengah kegelisahan ini, samar-samar kami mencium bau bunga melati. Samar-samar, namun lama-lama menjadi semakin kuat aromanya. Lalu, di saat kami sudah merasakan pusing luar biasa karena bau harum melati itu, kami sayup-sayup mendengar suara tawa khas dari sang legenda. Ya, suara dia. Dia tak lain tak bukan adalah, Kuntilanak.

   Ada mitos yang mengatakan, jikalau kamu mendengar suara tawa Kuntilanak dari dekat, itu tandanya dia sangat jauh darimu. Tapi, jikalau suara itu terdengar sangat jauh, itu tandanya sang Kuntilanak sedang berada di dekat kalian.

   Benar, itu kenyataan. Buktinya, ketika suara tawa tadi terdengar. Lampu templek yang ada di kamar kami, tiba-tiba padam tanpa alasan. Lalu, saat kegelapan telah menelan kami. Kami melihat sosok wanita berbaju putih sedang duduk di antara kami. Dia lah yang kami bicarakan beberapa saat yang lalu.

   Dia seolah ikut menikmati setiap detail cerita yang kami ucapkan. Seolah menyimak, siap berdebat ketika cerita yang kami sampaikan tidak sama dengan kenyataan. Siap menerkam siapapun yang berbohong tentang dia.

   Dia tersenyum lebar dan menatap ke arahku tanpa bergerak.

1
Rani_28
Tumben update lebih dari satu bab?
Rani_28
Seru sih. tapi ga ada line cerita seperti di buku pertamanya. Kasih donk, biar lebih seru.
Ady Irawan: akan di usahakan supaya ada villain nya lagi. 🥲🥲🥲
total 1 replies
Emma Shania
ganti judul
Rani_28
awalan 'su' semua ya namanya? sampe mumett
Ady Irawan: 😅😅wkwkwk
total 1 replies
Hamzink
makanya apa ya?
Hamzink
/Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger/
Hamzink
/Speechless//Speechless//Speechless/
Hamzink
seru dan lucu. ga nyangka ada novel yang menarik dari penulis pemula. semangat Thor. 💪💪💪
Hamzink
di samperin orgil. kisah masa kecilku ini bang. /Sob//Sob//Sob/
Hamzink
memberi kodok?/Shy/
Hamzink
astaga. menyumpahi ibunya sendiri. 🥲
Hamzink
wah seru.
Hamzink
ketiak. 🙈
Green Force
sumbermanjing iku wes kecamatan. dudu wilayah seng melok kecamatan.
Ady Irawan: wes tak kek i keterangan boss. 😁
total 1 replies
NiaNii
😐😐
Emma Shania
Ceritanya lucu, ga membosankan. author nya beneran terbuka dengan semua kritikan. semangat Thor. semoga sukses dan menjadi novelis profesional.
Eko Wahyulianto
yang kemrin di hapus. pdahal bgus lho. kenapa bang?
Ady Irawan: ya bang, dapat kritikan. ceritanya terlalu membosankan. jadi aku tulis ulang. 🥲🥲🥲
total 1 replies
Green Force
Woh, arek kuontol, di kongkon moco novel e, sek tas di nikmati malah di hapus. taek koen, awas lek mbok hapus mane.
Ady Irawan: wkwwkkw. woles cak. woles..😂😂😂
total 1 replies
Rani_28
oh. jadi maling obornya Riyono di buku pertama itu si Aditiya ini tah? Aditiya ga pernah sekalipun muncul di buku pertama. apa emang sudah di siapkan dari dulu?
Ady Irawan: wwkwkwk. masih ingat alur ceritanya yak? 😁😁😁
total 1 replies
NiaNii
Duh. bisa bisanya. 🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!