Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.
Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Untuk Alena
Part 32.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan tiga puluh menit. Tubuh Kayesa masih bergelung dalam selimut, temperatur ac yang terlalu dingin, membuat tidur Kayesa semakin nyenyak, di dalam pelukan selimut.
Saat sinar mentari berkilau menembus gorden jendela yang tranfaran, hangatnya menerpa wajah Kayesa. Kayesa yang merasa terusik, perlahan membuka matanya.
"Astagfirullah! Di mana aku," seru Kayesa.
Kayesa terperanjat kaget, dia langsung duduk. Peristiwa lima tahun lalu, kembali menyeruak dalam benaknya. Kejadiannya persis seperti ini, dia terbangun dan tersadar saat diusik sinar mentari.
Perlahan Kayesa menarik nafas panjang, dia memejamkan mata, rasa khawatir mulai merasuki jiwanya. Dengan tangan gemetar Kayesa menyingkap selimut yang menutupi tubuh.
"Alhamdulillah. Masih lengkap," batin Kayesa, saat melihat bajunya masih utuh melekat di tubuhnya. Khawatirannya tidak terbukti.
Sejenak Kayesa tertegun, kala menyadari dia berada di tempat yang terasa asing.
"Siapa yang membawaku ke sini. Apakah Zafran?" batin Kayesa.
"Zafran."
Menyebut nama Zafran, Kayesa berlonjak kaget, segera dia turun dari tempat tidur, ke luar dan berlari ke kamar Zafran.
Kosong!
"Ke mana Zafran?" Kayesa bertanya-tanya dalam hati, mengingat kejadian yang menimpa Zafran tadi malam, membuat Kayesa mencemaskannya.
Kayesa memutar kembali memorinya, mengingat kejadian demi kejadian, terakhir dia melihat Zafran tertidur pulas. Dan dia tertidur di sofa, saat bangun sudah berada di dalam kamar.
Kala tidak menemukan sosok Zafran di kamar. Kayesa keluar mencari Zafran di segala penjuru. Namun, tidak ada juga sosok laki-laki itu. Kayesa kembali ke kamar mencari-cari ponselnya.
"Mati," gumam Kayesa memeriksa layar ponselnya yang tak menyala.
Kayesa meraih tas dan menumpahkan isinya, lalu mengambil charger dan mengecas ponselnya. Begitu batrai masuk, dia pun menekan tombol pawer, saat ponselnya menyala, beberapa notifikasi pesan whatsapp masuk.
Kayesa membuka pesan whatsapp dari Maeka dan membalasnya, ada juga panggilan tak terjawab dari Maeka. Kayesa tidak menelepon balik, karena jika dia menelepon Maeka, pasti lama. Sementara keberadaan Zafran belum diketahuinya.
"Nanti saja ku telepon balik Maeka, jika sudah tahu posisi Zafran," batin Kayesa, kemudian dia segera memeriksa dan membuka pesan whatsapp dari Zafran.
(Setelah bangun, cepat mandi. Semua keperluan sudah disiap, baju dan yang lain.) Pesan what dari Zafran, masuk dua menit lalu.
(Sekarang mandinya tak pakai lama) pesan Zafran masuk lagi.
"Kenapa Zafran tahu, kalau aku sudah bangun," batin Kayesa.
Mata Kayesa liar memindai ke seluruh penjuru kamar, mencari sesuatu yang bisa mengantarkan aktifitasnya ke Zafran. Firasat Kayesa mengatakan kalau Zafran mengintainya lewat cctv.
(Tak usah cari cctv, sekarang cepat mandi. Kiano ingin bertemu) Zafran mengirim pesan disertai dengan gambar dia dan Kiano yang sedang tersenyum lebar.
"Curang! Ternyata Zafran ke rumah kontrak," gumam Kayesa lagi, lalu meletakkan ponselnya di atas nakas.
Sebelum beranjak ke kamar mandi, Kayesa memerika baju, cd, bra dan bahkan ada pembalut juga. Karena Ruhi tahu kalau Kayesa halangan, dua hari yang lalu, saat waktu shalat zuhur, dia tidak shalat.
"Kok Zafran tahu, kalau aku lagi halangan," batin Kayesa, karena Kayesa mengira kalau yang menyiapkan semua keperluannya adalah Zafran.
Kayesa membawa semua keperluannya ke kamar mandi. Kayesa khawatir jika mengganti baju di kamar akan diintip oleh Zafran. Dia masuk ke kamar mandi, lima menit kemudian, Kayesa keluar dengan baju yang sudah diganti.
Sejurus kemudian, Kayesa berdiri di depan cermin, baju yang dibelikankan Ruhi sangat pas di tubuhnya. Kayesa terlihat lebih cantik dan seksi dengan dres kantor yang elegan dan mewah. Setelah mengoles bedak tipis di pipi dan sedikit lipstik dibibir, lalu dia menyisir rambut. Setelah memastikan tidak ada lagi yang kurang, Kayesa kembali meraih ponselnnya. Membaca perintah dari Zafran selanjutnya.
(Setelah berpakaian, segera ke dapur sarapan) masuk lagi pesan dari Zafran.
Kayesa meletakkan ponselnya yang masih di charger, dia segara ke luar kamar, menuju ke dapur, membuka tutup saji. Satu piring penuh nasi goreng spesial dan satu piring sedang udang goreng bumbu pedas.
"Hem, lumayan! Pasti Zafran pesan, tak mungkin juga dia masak," gumam Kayesa meneruskan suapannya hingga tuntas. Kayesa memang sangat lapar, karena dari tadi malam belum makan nasi.
Selesai makan Kayesa kembali ke kamar, melihat lagi pesan dari Zafran.
(Saya tunggu di kantor jam sepuluh tiga puluh, pasword pintu tujuh tiga, delapan tiga, sembilan tiga, kunci motormu ada dengan scurity) pesan whatsapp dari Zafran berikutnya.
Setelah membaca pesan whatsapp dari Zarfan, kayesa mencabut charger ponsel dan memasukkan ke dalam tas. Sambil mencantolkan tas di bahu, Kayesa beranjak ke luar dari kamar menuju pintu. Begitu sampai di depan pintu, dia menekan tombol-tombol yang telah disebutkan Zafran.
Begitu pintu terbuka, Kayesa keluar seraya menarik handle dan menutup pintu, pintu apartement Zafran terkunci otomatis. Kayesa melangkah menyusuri koridor apartement menuju lift, begitu lift terbuka Kayesa masuk, dan menekan tombol lantai dasar.
"Pagi pak! Saya mau ambil kunci motor." Kayesa menyapa ramah pak satpam.
"Udah siang. Non!" Balas pak satpam sambil terkekeh, membuat Kayesa malu, seakan pak satpam menyindirnya, karena bangun kesiangan.
"Dengan non Esa ya?" Tanya pak satpam, seraya menyerahkan kunci motor.
"Iya. Pak," jawan Kayesa, mengambil kunci motor, kemudian berlalu setelah mengucapkan terima kasih.
Sambil menenteng kunci motor, Kayesa beranjak ke parkir, motornya terlihat sangat bersih. Pasti Rayzad yang bersihkan, itu pikir Kayesa. Pada hal memang motornya tidak kotor.
Setelah memasang helm. Kayeda naik ke motor kesayangannya, Kayesa pun meluncur. Saat melewati pos, dia menyapa pak satpam dengan membunyikan kelakson.
Motor yang dikendarai Kayesa keluar dari gerbang apartement, melaju di jalan raya.
*****
Di rumah oma Fatma.
Saat sudah berada di rumah oma Fatma. Kiano meminta Zafran untuk menelepon Kayesa.
"Nomor ponsel bunda belum aktif. Itu artinya bunda masih istirahat bobok," jelas Zafran, dia berharap Kiano paham.
"Bunda macih (masih)capek, kelna kelja telus (karena kerja terus) yah."
"Iya. Bunda kerja supaya dapat duit, buat beli susu dan mainan Kiano," ujar Zafran lagi.
Mendengar penjelasan Zafran, Kiano mengangguk, dia pun tidak meminta Zafran menelepon bundanya lagi.
Maryam datang membawa segelas susu dan beberapa snack dan meletakkannya di depan Kiano.
"Telima kacih (terima kasih). Oma!" Ujar Kiano dengan sopan.
"Ini cemua (semua) untuk kiano. Yah?"
Zafran hanya mengangguk mengiyakan, lalu mengambil gelas berisi susu, menyodorkan bibir gelas ke bibir Kiano. Kiano menenggak isi gelasnya hingga tuntas.
"Pintar," puji Zafran seraya mengelap sisa susu di bibir Kiano dengan tissu.
Di luar terdengar suara mobil berhenti. Sayup suara Maeka memanggil Kiano, mendengar Maeka yang datang, Kiano bangkit dari duduknya dan berlari keluar. Zafran mengikuti Kiano dari belakang.
Dua orang anak buah Zafran, menurunkan barang-barang milik Kayesa, lalu memasukkan ke rumah sesuai perintah Zafran.
"Kiano! Ayah ke kantor dulu. Kiano tinggal sama kak Maeka dan oma Maryam dulu ya," ujar Zafran berpamitan. Kiano hanya mengangguk.
Maryam keluar dari dapur membawa tiga gelas teh hangat dan beberapa potong cake. Lalu menawarkan pada Maeka dan dua anak buah Zafran.
"Kalau mau istirahat. Kamar non Maeka di sebelah kiri," ujar Maryam seraya menunjuk sebuah kamar. Maryam sudah mengetahui nama Maeka dari Zafran.
"Kamar den Kiano di sebelahnya," ujar Maryam lagi, lalu masuk kembali ke dapur.
Zafran yang baru ke luar, langsung masuk ke mobilnya, menekan pedal gas dan meluncur di jalan raya. Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai ke kantornya.
Mobil Zafran memasuki area kantor, bersamaan dengan kedatangan Kayesa. Zafran sudah memperkirakannya, lima menit setelah Kayesa membaca pesan terakhirnya, dia memastikan Kayesa keluar apartement, begitu juga dengannnya, keluar dari rumah, karena jarak apartement dan rumah oma Fatma sama jauhnya.
Zafran ke luar dari mobil, dan berdiri menunggu Kayesa turun dari motor, lalu mereka berdua beriringan menyusuri koridor kantor, masuk lift dan sampai ke lantai atas, saat akan melewati ruangan Alena, Zafran menggandeng tangan Kayesa, lalu menarik Kayesa agar mengikuti langkahnya mendekati Alena.
"Terima kasih sudah memasukkan sesuatu ke minuman itu. Dan membuat kami telat bangun dan telat ke kantor," bisik Zafran di telinga Alena.
😅😅😅
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.