Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Saat berusaha untuk bangun dan melihat sekeliling, barulah Agnia menyadari kalau Arkan sudah tidak ada disampingnya.Kamar yang semalam mereka tempati kini hanya tersisa dirinya saja.
Dengan buru buru Agnia pun segera mematikan jam weker yang ada di kamar Arkan,kemudian pelan pelan bangun dari tempat tidurnya dan merasakan perih dan sakit yang amat sangat di bagian kehormatannya.
Tak beberapa lama kemudian Agnia mendapati noda darah pada sprei tempat tidur Arkan.Dan Agnia tahu kalau itu adalah darah kesuciannya yang kembali mengingatkan Agnia bahwa kini ia sudah tidak suci lagi.
Ia sudah membiarkan Arkan,si laki laki asing dan misterius mengambil kesuciannya.Mendadak Agnia dibuat kaget dengan kepergian Arkan yang tanpa memberitahunya,ia dibuat kaget karena ia masih belum tahu bagaimana Arkan akan memberikan uang dua ratus juta itu kepadanya.
Namun rasa kaget yang dirasakan oleh Agnia perlahan sirna ketika bi Ijah datang ke kamarnya yang membuat Agnia buru buru menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut,dan melihat bi ijah menyerahkan satu buah koper yang penuh dengan tumpukan uang senilai dua ratus juta.
"Terimalah nona Agnia,tuan Arkan menyuruh saya untuk memberikan uang ini kepada anda." Ucap bi Ijah yang segera menyodorkan koper penuh uang itu kepada Agnia.
"Terima kasih bi,tapi dimana pak Arkan sekarang?" Tanya Agnia merasa penasaran dengan keberadaan laki laki itu sekarang.
"Pak Arkan sudah berangkat kerja ke perusahaannya setengah jam yang lalu,dia akan menemui nona sendiri nanti." Ucap bi Ijah yang membuat Agnia mengangguk mengerti.
Seusainya menyerahkan setumpuk uang kepada Agnia,bi Ijah pun segera keluar dari kamar Agnia yang membuat Agnia segera menyentuh tumpukan uang itu dengan tatapan matanya yang tidak percaya.
Ya,saat ini Agnia benar benar tidak percaya kalau untuk bisa mendapatkan uang ini,ia akan sampai membiarkan kesuciannya dimiliki oleh orang asing.
Agnia yang senang karena akhirnya ia bisa melunasi semua hutang hutangnya yang sebenarnya adalah Hutang Andre, segera memunguti semua pakaiannya dan memakainya dengan cepat untuk menemui lintah darat itu.
Agnia segera menuju ke tempat lintah darat, Pak Ruslan, yang memberikan pinjaman hutang kepada Andre. Ia berjalan cepat, dan ingin segera menyelesaikan masalah tersebut. Setelah sampai, ia langsung menemui Pak Ruslan.
"Pak Ruslan, saya datang untuk melunasi hutang Andre," kata Agnia dengan teguh.
Pak Ruslan terkejut, lalu tersenyum. "Berapa uang yang kamu bawa?"
"Aku membawa seratus lima puluh juta" jawab Agnia.
Pak Ruslan menghitung uang tersebut, lalu menyerahkan kertas perjanjian hutang yang menjadi bukti bahwa Agnia sudah melunasi hutang hutang Andre.
"Tanda tangani ini, sebagai bukti pelunasan hutang." Ucap pak Ruslan.
Agnia menandatangani kertas tersebut dan langsung merasa lega.
"Terima kasih, Pak Ruslan." ucap Agnia dengan perasaan lega.
Setelah melunasi hutang, Agnia merasa bebas dari beban. Ia berencana memulai hidup baru,dan meninggalkan masa lalu yang pahit.Ia berharap bisa menemukan cinta sejati dan kebahagiaannya sendiri.
Matahari pagi menyinari kantor Arkan Farrel Arganta CEO perusahaan Arganta Group yang perusahaannya bergerak di bidang penjualan mobil mobil mewah.Arkan duduk di balik meja kerjanya, menatap layar komputer dengan matanya yang kosong.Sedari tadi Pikirannya sibuk memikirkan Agnia dan malam yang mereka habiskan bersama.
