Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Trauma Shanaya
Mereka sudah sampai di Mall, Hakim berjalan dengan Ana digendonganya. Sedangkan Abi dibelakangnya bersama Kakel dan Neneknya. Saat sampai ditempat permainan Abi langsung berlari kesana kemari, Hakim memilih melangkah kerempat pembelian koin dengan Shanaya yang masih berada dalam gendonganya
Saat sudah membeli koini, hakim menatap Abi yang sudah meninggunya. Lalau pandanganya beralih pada Ana. Dia melangkah mendekati mertuanya yang bersama Abi
“Mau main yang mana dulu?” tanya Hakim ada sikembar
“Yang itu!” tunjuk Ana pada odong-odong
Mereka menghabiskan waktu menemani Abi dan Ana bermain sampai puasa. Walaupun Abi dan Ana sebenarnya merasa tak bebas memainkan mainan yang mereka inginkan, karna Nenekyan selalu melarang, jika menurutnya itu berbahaya untuk sikembar. Padahal saat bersama Ayah dan Bundanya sikembar selalu menaikinya dan tak terjadi apa-apa.
Mungkin karna Ibu Tania hanya takut cucu-cucunya itu kenapa-napa, biasa orang tua memang merasa parno. Apalagi mereka baru kembali merasakan kehadiran anak-anak dikeluarga mereka setelah sekian lama.
Setelah dirasa cukup, dan anak-anak sudah puas bermain. Hakim mengajak mereka makan di mal itu. Saat sampai di tepat makanan cepat saji, mereka lalu memesan makanan
Setelah menunggu beberapa saat makan sudah tersaji diatas meja. Mereka makan dengan lahap. Karna memang ini sudah jamnya makan siang
“Adek sama Kakak sering kesini?” tanya Hakim pada Sikembar
“Sering Pah!”
“Sama Ayah sama Bunda” Jawab Abi yang duduk disampingnya
“Terus kalau udah main kalian biasanya kemana lagi?” tanya Hakim, dia penasaran
“Biasanya kita temenin bunda belanja dulu” Jawab Ana
Hakim yang mendengarnya langsung menganggukan kepalanya.
****
Sedangkan ditempat lain Shanaya sedang makan siang bersama teman-temanya, suasana terasa hening karna mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Toba-tiba salah satu rekan kerjanya bertanya
“Sha, lo sama Pak Noval. Kapan nih kepelaminanya?” tanyanya
Shanaya yang mendengarnya tanpas sadar meringis, bagaimana mau kepelaminan. Dia saja belum jelas statusnya, kalau diatanya kapan diapun tak tauh jawabanya. Noval memang pernah beberapa kali membahas keinginanya yang ingin segera menjadikan Shanaya Istrinya. Shanaya juga kalau bukan masalah hakim yang ngak jelas itu, pasti langsung mengiyakan.
“Gue juga ngak tau” jawab Shanaya asal-asalan
“Loh kok ngak tau!” seru yang lain
“Jangan sampai Pak Noval cuman mainin lu Sha!” lanjutnya
“Ngak mungkin lah Pak Noval main-main sama Shanaya, orang sama sikembar aja Pak Noval tuh udah kayak sayang banget gitu. Apalagi sama bundanya” ucap temanya yang lain membela
Shanaya membrnarkan itu dalam hatinya. Kalau soal sayang memang Noval sebelum menjadi kekasihnya, sudah menyayangi sikembar. Rasanyapun ngak mungkin Noval cuman mempermainkanya, dia bisa merasakannya. Rasa sayang yang Noval berikan itu jauh lebih besar dari yang pernah Hakim berikan. Itu bahkan tak bisa ia bandingkan.
Hakim menyayanginya mungkin hanya sebatas adik dari Anaya wanita yang dicintainya, sebelum terpaksa harus dia nikahi. Sedangkan Noval itu bukan hanya menyayanginya, tapi juga mencintainya. Rasanya itu tak bisa dia jabarkan.
“Sha kok lo diam aja sih!” ucap temanya menyadarkan Shanaya dari lamunanya
“Ehh iya” ucapnya reflek
Shanaya memandang satu persatu temanya yang yernyata sedari tadi memunggu jawabanya. Shanaya meringis, mencoba mencari jawaban yang masuk akal. Ngak mungkinkan dia menjawab bahwa dia ini masih istri orang
“Gue sama Mas Noval itu, belum kepikiran buat melangkah sejauh itu. Kita lagi coba saling mengenal lebih jauh” ucap Shanaya
“Biar nanti ngak bernasib sama kaya’ perniakahnku sama Papanya sikembar” Lanjut Shanaya menjelaskan
“Iya juga sih, ini tuh emang perlu banget”
“Gue juga ngerti, lo pasti sedikit trauma sama pernikahan yang dulu kan Sha” ucap Temanya
Shanaya hanya mengangguk, dia bukan sedikit trauma, tap trauma banget!! Gimana ngak trauma coba, nginget dulu waktu awal-awal ditinggal Hakim tuh dia rasanya mau gila, apalagi tau kalau suaminya itu nikah lagi sama kakaknya lagi!! Dia kalau Shanayangak ketemu Noval pun, pasti dia milih buat ngak usah nikah lagi.