NovelToon NovelToon
Aku Bukan Anak Kecil

Aku Bukan Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erlangz

Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!

NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Alasan di Balik Semuanya

Untuk Aaron

Aaron aku ingin memberitahu padamu bahwa kamu sudah kuanggap seperti adikku sendiri.

Aku ingin menitipkan Raya, putri kecilku yang sangat aku sayangi padamu. Tolong jaga dia, sayangi dan cintai dia, bimbing dan didik dia, ajari dia hal-hal yang tidak bisa kami ajarkan selama ini.

Tolong jaga Raya selama kami tidak ada.

Mungkin kamu ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku, aku akan memberitahumu yang sebenarnya terjadi.

Sudah banyak hal telah menimpa kami selama sepuluh bulan belakangan ini, mulai dari perusahaan yang kubangun dengan jerih payah mengalami penurunan, dan aku berusaha mengambil pinjaman kepada bank untuk membangun kembali perusahaanku.

Tetapi aku tidak berhasil, perusahaanku gulung tikar, semua yang ada di perusahaanku disita oleh bank, termasuk rumah dan aset-aset yang kami punya.

Aku sempat punya pikiran untuk meminta bantuan padamu tapi aku malu.

Jadi aku memutuskan untuk pergi bersama dengan Dayana ke suatu tempat untuk memperoleh bantuan dari beberapa rekan bisnisku.

Dan aku tidak bisa membawa Raya bersama kami karena ia sebentar lagi akan lulus SMA dan aku juga tidak mau Raya merasakan hidup susah selama kami tidak punya apa-apa.

Sekali lagi tolong jaga Raya, hanya kamu saja yang bisa aku percaya untuk menjaganya.

-Keenan

Aaron mengerti sekarang, Keenan dan Dayana pergi mencari sumber dana dari rekan bisnisnya tetapi nasib berkata lain, dalam perjalanannya mereka malah mengalami kecelakaan yang tidak terduga.

Aaron memeluk Raya lebih erat seiring dengan hancurnya kertas itu di genggamannya. Aaron mencium pucuk kepala Raya beberapa kali sambil berjanji di dalam hatinya akan menjaga Raya dengan baik.

Dia tak mau menghakimi Keenan dan Dayana atas semua ini, mereka sudah tenang di alam sana. Ia tak tahu kenapa mereka bisa jadi seperti ini, memang akhir-akhir ini mereka sangat tertutup, bahkan perusahaan mereka gulung tikar pun dia tak tahu.

Aaron merasakan bahwa tangis Raya kini sudah mulai tidak terdengar, ia hanya merasakan napas teratur dengan sesekali isakan. Gadis itu pasti kelelahan karena sudah terlalu lama menangis pikirnya, jadi ia tertidur di dekapan Aaron.

Aaron melepaskan pelukannya secara perlahan, dan menyandarkan tubuh Raya pada kursi mobil yang sudah diatur agar gadis itu bisa tidur lebih nyaman.

Aaron mulai menjalankan mobilnya meninggalkan tempat pemakaman umum itu. Ia tidak langsung pulang ke rumahnya, karena sebelum itu ada sesuatu yang ingin ia pastikan terlebih dahulu dengan mata kepalanya sendiri.

Dengan wajah datar Aaron melihat gedung perusahaan itu dari kejauhan, tak ada tanda-tanda kehidupan di sana , sepi dan sangat sunyi. Setelah itu, Aaron melajukan mobilnya kembali ke suatu tempat.

Dan benar saja, rumah mewah itu juga sama sepi, sunyi, dan mencekam. Bahkan pagar rumah yang biasanya terlihat bagus dan mewah, kini sudah terlihat tak menarik karena terdapat segel dengan tulisan disita bank.

Aaron merasa cukup melihat semua ini, ia melajukan mobilnya dan memutuskan untuk langsung ke rumahnya.

Setelah sampai Aaron langsung memarkirkan mobilnya di garasi. Ia langsung menggendong Raya dengan hati-hati agar tidak terbangun.

Mungkin karena sangat kelelahan, Raya tidak terusik sedikitpun dengan posisinya saat ini, sampai Aaron menaruhnya di tempat tidur.

Setelah itu, Aaron memutuskan untuk mandi dan membersihkan tubuhnya yang terasa panas dengan air dingin, berharap agar seluruh pikirannya yang sedang kalut ikut terguyur oleh dinginnya air.

"Papa, Naya nggak mau tau, pokoknya Naya nggak mau pulang selama dia masih ada di rumah kita, Naya mau di rumah nenek aja!" Aaron dengan penuh kesabaran mendengarkan ocehan dari putrinya itu dari telepon.

Sebelumnya ia sudah meminta pada ibunya untuk menyuruh anak-anaknya untuk menginap dulu di rumah ibunya sementara ini. Rani yang memang sayang dengan cucunya dan tahu kondisi yang di alami Aaron sekarang tidak keberatan dan dengan dengan senang hati mengurus mereka.

Raya saat ini sedang dalam keadaan yang kacau, kalau Naya dan Rafael ada di rumah, sudah dapat dipastikan kondisi Raya akan bertambah buruk.

Sepertinya sekarang, ia harus memikirkan cara supaya kedua anaknya terutama Naya agar bisa menyukai Raya tinggal disini. Ia merasa kasihan jika Raya dimusuhi Naya tiap hari.

Aaron meletakkan teleponnya dan menghela napas panjang, ia baru akan duduk sebelum suara erangan datang dari arah Raya yang sedang tertidur.

"Ermmm...." suara erangan dari Raya.

Aaron menghampiri Raya dan melihat wajah Raya yang putih sekarang menjadi memerah. Ia menempelkan tangannya dan mengecek suhu tubuh Raya, ternyata Raya demam.

"Ayah,ibu, Raya mau ikut," ucap Raya di tengah tidurnya. Aaron merasakan keprihatinan dan memutuskan untuk meninggalkan Raya sebentar.

Aaron pergi ke dapur dan meminta tolong pada pembantunya, ia meminta bik Inem untuk mengelap tubuh Raya dan menggantikan pakaiannya.

Bik Inem melakukan semua yang disuruh oleh Aaron. Setelah selesai, Aaron sendiri yang akan merawat Raya.

Gadis itu terus-terusan menyebutkan ayah dan ibunya di dalam tidurnya. Aaron paham Raya pasti sangat merasakan kehilangan ditinggalkan oleh kedua orangtuanya untuk selamanya.

Ketika sudah larut, suhu tubuh Raya akhirnya menurun karena sudah di berikan obat oleh Aaron. Tapi ia masih terus bergumam. Karena khawatir Aaron memutuskan untuk tidur di sofa yang ada di dalam kamarnya.

Ketika pagi, Raya dan Aaron bangun dari tidurnya hampir bersamaan. Raya berusaha untuk duduk sambil memegang sesuatu di keningnya, sebuah handuk basah.

Ia baru ingat semalam ia demam, tapi sekarang tubuhnya sudah baikan karena sudah minum obat dari paman Aaron.

Aaron bangkit dari posisinya dan menghampiri Raya yang sepertinya tidak sadar bahwa ada dia di sini. Aaron menempelkan tangannya ke kening Raya kemudian lehernya untuk memeriksa suhu tubuh Raya.

Raya yang tidak sadar kehadiran Aaron di kamar, menjadi kaget.

"Hari ini, kamu mau sekolah?" tanya Aaron setelah mengecek suhu tubuh Raya.

Raya mengangguk, karena tidak ingin bolos sekolah, lagipula jika dia hanya berdiam diri di rumah, dia hanya akan teringat dan meratapi kesedihannya saja seharian. Jadi menurutnya ia lebih baik pergi sekolah saja.

"Kamu yakin, mau sekolah?" tanya Aaron lagi, karena Raya baru saja kehilangan kedua orangtuanya dan baru sembuh dari demam, Aaron takut Raya sakit kembali.

"Yakin paman, Raya mau sekolah aja," ucap Raya dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.

"Kalau kamu maunya begitu, paman siapkan air hangat buat kamu mandi dulu," ucap Aaron tanpa meminta persetujuan Raya.

Raya merasa tidak enak hati, semalaman paman Aaron merawatnya dan sekarang, dia malah menyiapkan air hangat untuk dirinya.

1
FreeFireeMaaaxx
Ditungguuuu💯💯💯💯💯
Riyan
Menarik
Duke North
Lanjut
Duke North
👍👍👍👍
Erlangga536
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!