NovelToon NovelToon
Sketsa Baby Bee

Sketsa Baby Bee

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Panggil Bee aja seperti biasa. Gak ada akan ada yang curiga kan kalau kita in relationship, namaku kan Bilqis keluarga panggil aku Bi."

"We have no relationship."

Samapai kapanpun aku akan mengingat kalimat itu.

>_<

Bahkan hubungan yang aku pahami, lain dari hubungan yang kamu pahami.

Kamu tidak salah.

Aku yang salah mengartikan semua kedekatan kita.

Aku yang begitu mengangumimu sejak kecil perlahan menjelma menjadi cinta, hingga salah mengartikan jika apa yang kamu lakukan untukku sebulan terakhir waktu itu adalah bentuk balasan perasaannku.

Terima kasih atas waktu sebulan yang kamu beri, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasakan layaknya seorang kekasih dan memilikimu.

Tolong jangan lagi seret aku dalam jurang yang sama, perasaanku tulus, aku tidak sekuat yang terlihat. Jika sekali lagi kamu seret aku kejurang permainan yang sama, aku tidak yakin bisa kembali berdiri dan mengangkat kepala.

This is me, Bee Ganendra.
I'm not Your Baby Bee Qiss anymore

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sagara & Bilqis

Ini sudah dua tahun enam bulan setelah aku mengurungkan niatku untuk mengatakannya jika kami sama satu angkatan.

Dan kali ini aku kembali ingin mengatakannya, tepat diacara pertandingan antara sekolahnya dan sekolahku yang diadakan disekolahku, sekolah Alexander.

Anak laki-laki itu sekarang di sana, bermain sepak bola dengan ban kapten di lengannya.

Dia kapten sepak bola sekolahnya, tetapi dia juga bisa bermain basket. Jika bertanya aku lebih suka dia bermain yang mana, tentu saja basket. Karna itu olah raga yang mepertemukan kita, dan bola itu tetap aku simpan samapai sekarang.

"Sagara!!!, kalo menang gue traktir makan siang!!!."

Sagara ...

Aku menoleh kearah suara yang meneriaki namanya, wajahku yang sebelumnya kesal karna ada yang memanggil dia dengan nama tengahnya, berubah tersenyum lebar setelah tahu siapa yang memanggilnya.

Sagara ...

Hanya anggota keluarganya yang memanggilnya Sagara atau Gara.

Dan yang memanggilnya Sagara kali ini adalah kembarannya, dia memiliki saudara kembar perempuan, sama sepertiku yang memiliki saudara kembar laki-laki.

Aku kembali menatap kearahnya, kali ini dia tersenyum lebar penuh bahagia. Dia berlari kencang kearahku, namun tatapan matanya tidak padaku, pada saudara kembarnya yang duduk tepat di depanku. Namun itu sudah membuatku bahagia dan salah tingkah karenanya, sehingga aku berdiri dan menarik topiku turun agar semakin menyembunyikan wajahku sebelum akhirnya melangkah pergi.

Mana bisa tahan aku di sana begitu dekat dengannya, karna selama tujuh tahun ini ... Tepatnya empat bulan setelah pertemuan pertama kami ... Kita tidak ada komunikasi atau bertemu satu kali pun.

Beribu-ribu kali aku menahan diri agar tidak menemuinya dan berbicara dengannya. Hari ini ... Aku berniat untuk menemuinya setelah pertandingan, namun ... Saat melihat dia ... Keberanianku runtuh ... Padahal aku hanya ingin mengatakan satu baris kalimat saja.

Kita sekarang sama.

Ku hentikan langkahku lalu berbalik badan, kembali menatap dirinya yang nyata, untuk terakhir kali hari ini.

"Selamat sudah menang" ucapku liri.

Kembali kulangkahkan kakiku keluar dari tribun, meski masih ada yang mengganjal di dadaku saat ini.

*-*

"Bilqis mah Queen Bee."

"Iya, secantik-cantiknya cewek disekolah ini, kebanting ama aura mendominasi dia."

"Meski cantiknya gak kayak Lisa Black*ink, tetep aja aura dia beda bro ...."

"Cantik?."

"Iya ...."

"Old money?."

"Ya iya lah ... Ganendra ...."

"Pintar?."

"Pasti ..."

"Dua kali ikut akselerasi!."

"Cocok banget jadi Queen Bee sekolah."

"Cocok sih cocok, tapi kalo dia denger, ngamuk."

Aku menatap kumpulan anak-anak itu dengan tatapan malas.

Padahal aku selalu menegaskan I'm not Queen Bee, It's me Bilqis. Jangan pernah melebeliku nama keluargaku.

Aku tidak suka jika diagung-agungkan, tidak suka mereka menyebutku Queen Bee, meski aku tidak menyangkal jika ku memang pintar Brain, Beauty ok lah ... Tapi jika soal Behavior!, Big NO ... Aku tidak sesosial dan seperduli itu dnegan orang sekitar. Aku cenderung cuek, hingga beberapa orang siswi mengataiku dnegan sombong.

Terlebih aku tidak suka jika nama Ganendra dibawa-bawa, semua gara-gara Yardan. Semua berawal acara ulan tahun perusahaan Ganendra, Chaka yang menjadi pewaris perusahaan mengikuti Ayah berkenalan dengan para kolega dan tidak sengaja bertemu dnegan Yardan.

Tap ...

Ada yang menepuk pundakku sehingga aku menoleh kesamping, ternyata Chaka kembaranku dan Daniel.

Daniel anak dari kakak angkatku dan suaminya, Gea dan Bang Je. Umur Daniel satu tahun diatas kami, tapi saat SMP kami bertiga ikut kelas akselerasi secara bersamaan, jadi sampai sekarang kemana-mana kami selalu bertiga.

"Kekantin yuk, laper" ajak Daniel.

Aku mengangguk dan berjalan lebih dulu.

Kami bertiga melewati segelombolan anak tadi, yang tiba-tiba berhenti membicarakanku, pasti mereka sudah melihat kami.

Kuhentikan langkahku sejenak tidak jauh dari mereka, sehingga Daniel dan Chaka ikut berhenti. Sempat kulihat Chaka menaikkan sebelah alisnya menatapku penuh tanya.

"It's me, Bilqis" ucapku dengan senyum lebar, "sekali gue dengar lo nyebut gue Queen Bee, gue tabok kalian" desisku tampa senyum lagi.

"Jangan perdulikan mereka."

Chaka merangkul bahuku dan menyeretku untuk pegi dari sana.

Moodku sedang tidak bagus hari ini, dan mereka muncul secara bergerombolan diwaktu yang salah. Sebenarnya menyesal berbicara seperti barusan, tetapi aku sudah terlanjur kesal pada mereka.

Aku duduk terlebih dahulu dibangku kosong kantin, Daniel yang memesan makanan untuk kita mulai bergabung denganku dan Chaka.

"Gak biasanya lo banyak omong" tegur Chaka.

Itu bukan pertanyaan namun teguran, meski kalimat yang diucapkan barusan dnegan nada datar, aku yang sudha mengenalnya sejak didalam kandungan Bunda tentu tahu.

Kuletakkan kepalaku dengan malas diatas meja, lalu menatap pada kembaranku itu.

"You know why, twin" ucapku malas.

"Tapi ya gak segitunya Bi."

"Siapa suruh mereka bebal?."

"Udah-udah jangan berdebat" lerai Daniel sembari menepuk-nepuk punggung tanganku.

"Ah ... Nyesel deh gak ikut akselerasi" keluhku.

"Telat lo nyeselnya" Chaka mulai mengomel, "udah bilang dari awal masuk SMA, kita sekalian aja ikut akselerasi, malah gak mau. Otak kita udah kebiasaan berputar cepat, udah biasa padat ja ..."

"Ih ... Aka jangan ngomel deh" keluhku, "lagi pula siapa suruh ikutan gue."

"Ya kali ninggalin lo sendirian."

"Kita sesayang ita sama lo" ucap Daniel, "lo yang maksa kita ikutan akselerasi ya ayo, kalo lo bilang enggak ya udah enggak."

"Tapi kan gue gak maksa Niel."

"Emang" ucap Daniel sembari tersenyum, "tapi mana tega gue ninggalin kalian para bocil."

"Niel!" Tegur Chaka.

"Si*lan lo, kita cuma beda setahun doang" makiku kesal.

"Bi, language please!."

Bibirku langsung manyun karna dapat teguran Chaka dan menatap Daniel sinis.

Menunggu pesanan kami yang tak kunjung datang, kukeluarkan ponselku dan memasang ear bug ditelinga.

Salah satu kebahagiaanku tidak ikut akselerasi adalah ini, bisa dengan leluasa kembali pada dunia favoritku, bermain dengan coding yang sempat aku tinggalkan.

Tit ...

Suara peringatan dari ponselku berdering nyaring, sehingga dnegan cepat kulepas ear bug yang baru saja aku pakai.

B3T4 Bi keluar!.

Aku meringis melihat tulisan merah yang muncul dilayar ponselku.

Beberapa detik kemudian wajah seseorang yang aku kenali muncul sehingga aku menatap Daniel dan Chaka meminta pertolongan sembari mengambil salah satu ear bug dan memasang ditelingaku lagi.

"Hai Alpha" sapaku, "Abangku sayang ... it's me Bilqis" dengan cengiran tentu saja.

"Udah tau!, keluar sekarang sebelum Abang matikan ponselmu."

Buru-buru aku mengangguk cepat dan mulai keluar dari salah satu perangkat yang aku retes barusan.

Terdengar Chaka dan Daniel terkekeh melihatku yang terlihat panik saat ini.

"Emangnya lo cari ulah sama siapa kali ini?, kenapa sampek kepergok Abang Ar begitu?" Tanya Chaka sembari terkekeh.

"Sakura" ucapku dengan lesu.

Kuletakkan ponselku diatas meja setelah berhasil keluar dari perangkat Sakura.

"Emangnya Abang mau ngapain Sakura?" Tanya Daniel.

Aku mengangkat kedua bahuku acuh, meski aneh namun aku tidak perduli. Lagi pula aku meretes Sakura untuk mencari informasi tentang Dia, dia ... Dia orang yang aku sukai sejak dulu.

Ting ...

Ada pesan masuk diponselku, dan saat kubuka ternyata pesan dari Abang Ar.

Ke sekolah Kalingga, jemput Elio bawa ke rumah Danuarta, kita BBQ an disana.

Aku menghela nafas membaca pesan Abang Ar dan menjulurkan ponselku pada Chaka sehingga mereka berdua membacanya juga.

Selang beberapa menit ada pesan masuk kedalam ponsel Daniel, dan isinya hampir sama dengan apa hang Abangku kirim barusan, menjemput Elio.

^-^

.

Kenapa author meminta Komen atau like dari para Reader?, karna ...

1. Agar ada feedback dan author tahu mana yang perlu diperbaiki atau yang tidak tepat penempatannya.

2. Untuk menjadi penyemangat author.

3. Untuk karya agar semakin melambung.

Jadi mohon pengertiannya 😇 untuk selalu memberi like👍 atau komen 💬

Terimakasih sudah mampir 🙏

Lope you 😘

Unik_Muaaa 💋

1
Rini Anggraini
hai thor salam kenal....saya suka baca novelnya,tp g tau jg alurnya gimana cuma ngalir ngikut aja,maaf klo boleh tau alur ceritanya kearah mana ya,soale belum nemu,ini cerita ttg cinta ato gmna ....🙏🏼🙏🏼😊
Efi Nurwardani
tidak sabar menanti mu thor
Unique: Terima Kasih 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!