NovelToon NovelToon
Rumah Untuk Lily

Rumah Untuk Lily

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Cerai / Mengubah Takdir
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Rumah sudah kokoh berdiri, kendaraan terparkir rapi, tabungan yang cukup. Setelah kehidupan mereka menjadi mapan, Arya justru meminta izin untuk menikah lagi. Istri mana yang akan terima?
Raya memilih bercerai dan berjuang untuk kehidupan barunya bersama sang putri.
Mampukah, Raya memberikan kehidupan yang lebih baik bagi putrinya? Apalagi, sang mantan suami hadir seperti teror untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Bukan Cinta segitiga.

Ternyata Raya, tidak setegar itu. Didalam angkot, ia terus menangis, tanpa peduli dengan penumpang lain yang memperhatikannya. Dulu, Arya tidak pernah mengantarnya untuk periksa kehamilan. Alasan sibuk, hingga akhirnya Raya memilih untuk tidak ingin mengganggu. Bagi Raya, ia tidak ingin jadi beban dengan bersikap manja.

Satu tahun pernikahan, Raya berusaha menjadi istri yang sempurna. Uang yang ia tabung, saat masih bekerja, digunakannya untuk keperluan, saat Arya belum memiliki penghasilan.

Tahun-tahun berikutnya, semua mulai membaik. Pekerjaan yang mapan, penghasilan yang lumayan, rumah yang perlahan berdiri kokoh dan kendaraan yang terparkir dihalaman. Namun, ....

Alih-alih melupakan, malah semakin menyeruak dipermukaan. Kekecewaan yang sudah lama terkikis, kini menjadi semakin terjal. Kata ikhlas yang ia kumandangkan dengan tegas, menguap begitu saja, setelah fakta didepan mata tak terbantahkan.

Ada sosok lain didalam tubuh Raya. Sosok yang terus memprovokasi tanpa henti. Hingga air matanya terus jatuh, tak berguna. Membuat riak-riak penyesalan, mengambang semakin jelas.

Entah dimana Raya saat ini. Bola matanya Berkeliling, memperhatikan keadaan diluar. Ada beberapa gedung pencakar langit, yang baru dilihatnya. Ia memejamkan mata, setelah tersadar pergi terlalu jauh.

"Stop, Pak."

Diatas trotoar, Raya menyusuri jalan kembali, dibawah terik matahari. Ia menundukkan kepala, mencegah sinar matahari, mengenai langsung wajahnya. Beruntung, didepan ada banyak tanaman pohon berjejer dengan daun yang rindang.

Seolah melupakan waktu, kedua kaki Raya tiba dirumah kosan. Niat hati untuk berbelanja, terlupakan sudah. Dalam ingatan, kini hanya ada bayangan Arya bersama istri barunya. Bayangan yang membentuk sebuah adegan, dimana Tari menggantikan posisinya. Raya berteriak histeris, tepat didepan pintu kamar, menangis tanpa peduli apa tanggapan orang. Kenapa, diantara jutaan tempat yang ada. Ia harus melihat mereka disana. Akhirnya, luka yang susah payah ia obati, justru semakin perih tersiram air garam.

Raya membuka pintu lebar-lebar, membiarkan hembusan angin menerbangkan lara yang tersemat dalam hati. Ia duduk terpekur, dengan mata terpejam, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia menggelengkan kepala, saat sosok Arya muncul bercengkrama dengan Tari, dalam pikirannya.

Mata yang masih terpejam, air mata justru menetes tanpa permisi. Raya berusaha mengusir jauh masa lalu, menghadirkan Lily dalam ingatannya. Namun percuma, sakit hati dan dendam mengalahkan segalanya. Munafik, jika dia tidak dendam. Munafik, jika dia tidak menyumpahi mereka.

"Astaghfirullah, astaghfirullah," Raya berulang kali beristighfar, beriringan air mata matanya sudah seperti anak sungai.

Dering HP memecah suasana, membuyarkan lamunan Raya. Ia segera menghapus wajahnya dan mencari ponsel dalam tas.

"Halo, Ret."

"Kamu sudah di kosan? Bagaimana lamaran tadi?"

"Iya, sudah. Aku baru tiba. Aku sudah masukkan berkas, katanya nanti dihubungi."

"Baiklah. Aku pulangnya sore. Oh, iya aku ada lowongan lagi. Kerjaannya masih sama tapi di perusahaan. Kamu mau tidak, sebagai cadangan kalau kamu tidak diterima disana."

"Boleh deh. Lagi pula, di tempat tadi sepertinya pelamar sudah banyak."

"Nanti aku kirim, persyaratannya."

"Baik, terima kasih."

Raya merasa lebih baik, setelah berbicara dengan Retno. Ia segera bangkit dan berganti pakaian. Berlarut-larut meratapi nasib, tidak akan merubah apa-apa. Justru, ia semakin terpuruk. Arya dan Tari, yang tengah dimabuk cinta, mungkin akan berbahagia mendengar penderitaannya.

🍁🍁🍁

Ditempat terpisah. Tari yang hari ini mengambil cuti, mendadak muncul di kantor. Wajahnya cemberut dan ketika disapa, matanya mendelik.

"Kamu, bukannya izin hari ini?"

"Urusan saya sudah selesai, Pak. Jadi, saya memilih untuk kembali."

"Ya, sudah."

Tari bekerja di sebuah perusahaan elektronik multinasional. Dia ditempatkan, dikantor pusat sebagai staf marketing dan baru satu tahun bekerja. Perusahaan ini, memiliki banyak aturan, namun dengan gaji yang besar.

Tari harus menyembunyikan rapat-rapat masalah kehamilannya. Ia memang hanya staff karyawan biasa, namun karyawan yang memiliki skandal, harus siap kehilangan pekerjaannya.

"Halo, mas." Tari mengangkat telepon dengan berbisik.

"Bagaimana tadi?"

"Nanti saja. Aku lagi kerja."

"Kita ketemu dikantin."

"Oke." Tari langsung mematikan ponselnya.

Didepan layar komputer yang menyala, pikiran Tari berfokus pada kejadian hari ini. Hari yang paling sial baginya. Kenapa mereka harus bertemu disaat yang tidak tepat? Dan yang paling menyebalkan, wanita sialan itu mempermalukannya didepan umum.

Raya, seorang junior yang terkenal sebagai bunga kampus. Mereka berkenalan, saat Raya dalam proses orientasi. Para adam, begitu mengaguminya, termaksud Arya, yang masih berstatus kekasihnya kala itu.

Menjelang semester akhir, kisah cinta Tari dan Arya putus ditengah jalan, karena suatu hal. Tak disangka, Arya dengan cepat merajut cinta dengan Raya yang masih berstatus mahasiswa baru.

Setelah lulus kuliah, Tari mendengar jika Arya langsung melamar Raya, sebagai istrinya. Awalnya, ia merasa tidak terima. Namun, setelah melihat Arya yang pengangguran, ia lebih bersyukur dengan keputusannya saat itu.

Setelah bertahun-tahun, mereka kembali dipertemukan. Seolah takdir, memang berpihak pada Tari yang sudah memiliki status berbeda.

Awalnya, Tari tidak tertarik dan sekedar berbasa-basi. Namun, sesuatu mengubah pikirannya, yang membuat Tari harus segera mengambil keputusan.

Dan, hanya satu minggu. Arya benar-benar takluk. Masalah ia menjadi pelakor, itu urusan belakangan. Karena, hidupnya lebih penting ketimbang memikirkan rumah tangga orang lain.

Sudah waktunya istirahat siang. Para karyawan, biasa berkumpul di kantin perusahaan, sekedar melepas lelah, setelah duduk seharian.

"Bagaimana hasilnya?" bisik Arya. Dua sejoli itu duduk memojok, tanpa dicurigai.

"Aku tidak periksa, Mas." Tari mengaduk-aduk makanannya. Beruntung, ia tidak mual dan muntah seperti orang hamil pada umumnya.

"Kenapa?"

"Aku bertemu istrimu. Dia memaki ku, mempermalukanku di rumah sakit. Aku langsung kembali."

"Pelankan, suaramu!"

Tari menengok kiri kanan, memperhatikan orang-orang yang sebenarnya tidak tertarik kepada mereka berdua.

"Mas, jujur. Apa kamu sudah menceraikannya?" Tari menyelidiki tatapan bola mata Arya.

"Sudah. Saat aku meminta izin menikahimu, dia menolak dan aku menjatuhkan talak. Ibuku sedang mengurus akta cerai, kamu tunggu saja."

"Putrimu, bagaimana? Jangan bilang, aku yang harus mengurusnya."

"Raya membawanya. Aku tidak mungkin memintamu merawatnya dengan keadaan kamu seperti ini."

"Baguslah." Tari terlihat lebih baik dan kembali melanjutkan makan siang.

"Tapi, bagaimana kamu akan menutupi kehamilan mu? Kamu tahu, konsekuensinya jika melanggar kontrak."

"Makanya, cepat nikahi aku. Kita berdua bisa kena imbasnya."

"Aku tahu. Setelah, akta cerai aku terbit. Aku akan langsung melamarmu."

Arya dan Tari bekerja dalam satu perusahaan yang sama, namun beda departemen. Arya berada di departemen keuangan sebagai staff accounting. Selama ini, ia berbohong kepada istri dan ibunya, tentang posisinya di perusahaan.

Manager? Ayolah, posisi itu terlalu tinggi untuk ia gapai, ditengah ketatnya persaingan. Apalagi, perusahaan sebesar ini, di dominasi orang asing termaksud pemilik perusahaan.

🍁🍁🍁

1
🌻Nie Surtian🌻
seenaknya saja suruh orang keluar kerja...😡
Rini Susanti
aku suka gaya penulisannya.aku tunggu kelanjutannya ka
retiijmg retiijmg
knp adrian lemah?
tidak mau memperjuangkan raya
retiijmg retiijmg: syukurlah klo arland
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈: soalnya jodohnya bukan adrian, tapi aland...
total 2 replies
Tini Laesabtini
lanjut....
Tini Laesabtini
mencaci ,mengumpat dilarang tp buat pelakor aku sgt setuju ,lanjutkan....👍
Tini Laesabtini
cerita yg bagus kenapa yg like dikit
Tini Laesabtini
novel yg bagus ,alur yg menarik sekelas dg penulis yg udh tetnama
Tini Laesabtini
dua ceritamu sudah aku lalui ini yg ke 3, penasaran coba baca yg on going,awal yg bagus cerita yg menarik 👍👍👍👍👍
🌻Nie Surtian🌻
Nach begitu Raya...baru keren...jangan mau di tindas terus..
Amie Layli
bagus raya,jangan pernah takut sama orang2 yg sudah menyakitimu.
retiijmg retiijmg
ayo raya lawan jgn mau dihina,direndahkan & diinjak2 harga diri km.
bntar lg km ketemu sm laki2 yg tulus yg mampu bahagiakan km.
plg suka crita klo perempuannya tangguh & kuat
Amie Layli
semangat raya,buktikan ke arya kalau kamu bisa sukses,bisa memberi kehidupan yg layak untuk lily tanpa bantuan si arya
🌻Nie Surtian🌻
Tetap semangat Raya...💪💪💪 Demi Lily, ibu dan adikmu...
irma hidayat
yang kuat raya Tuhan lagi menguji kesabaranmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!