Airin Gracia Bramuji dan Marvel Adiyaksa Buana bertemu disaat mereka berdua bersekolah di High school.
mereka juga satu kelas selama 3 tahun lamanya dan sampai kelas 3 akhir mereka sama sekali tidak saling mengenal ataupun ingin mengenal.
namun kala itu marvel akhirnya tau bahwa airin adalah sahabat masa kecil nya yang dulu dia cari.
sejak saat itu marvel terus mengejar airin,
Hal itu membuat marcelino ayah marvel marah besar hingga berusaha mencelakai airin beserta keluarganya hal itu membuat marvel bimbang dan pada akhirnya marvel memutuskan untuk pergi.
Airin yang kecewa memutuskan pergi membawa kebencian pada marvel padahal sebenarnya marvel diam-diam selalu menjaganya dari jauh tanpa sepengetahuan marcelino dan juga airin.
apakah marvel bisa meluluhkan hati ayahnya begitu juga membawa airin kembali dalam pelukannya? ikuti kisahnya
dilarang mencomot karya ya!!!
ini hasil karya sendiri jadi jangan comot-comot
disclaimer!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iswariay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Peringatan sekaligus ancaman
Marvel pun sudah Sampai di mansion, dia memarkirkan mobilnya di basement lalu keluar dari mobil dilihatnya mobil papanya sudah terparkir di sana
" tumben jam segini papa udah pulang " ucap marvel dia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu mungkin saja papanya memang memiliki waktu senggang atau sudah bosan di kantor jadi pulang lebih awal pikirnya.
Marvel melangkah kakinya memasuki rumah, dia melangkah kan kakinya ke undakan tangga menuju kamarnya itu namun suara sang papa menghentikan langkahnya.
" Marvel " panggil marcelino pelan, Marvel pun menoleh ke sumber suara ternyata papanya itu duduk di sofa ruang keluarga tak jauh dari tangga tempat dia berdiri
" iya pa " sahut Marvel yang masih setia berdiri
" kemarilah mengapa berdiri disitu! " pinta Marcelino, lalu Marvel pun mendekati papanya dan langsung mendaratkan pantatnya ke sofa samping papanya itu
" ada apa pa? Marvel mau istirahat nih, " gerutu marvel
" ada yang ingin papa tanyakan sama kamu " ujar Marcelino setenang mungkin
" soal apa ? " kata marvel menoleh ke arah papanya
" apa kamu sedang jatuh cinta? " tanya Marcelino
Marvel yang tadinya menyenderkan badannya ke pinggiran sofa langsung bangkit kembali
" tadi papa bilang apa? Marvel jatuh cinta? Papa jangan ngaco deh " ucap Marvel walaupun sebenarnya dia juga tidak yakin akan hal itu
Marcelino menatap Lamat wajah putranya itu
" kamu yakin ? " tanya Marcelino sekali lagi dengan tatapan intimidasi membuat Marvel sedikit gemetar
" Pa-papa apaan sih! Udah deh pa marvel capek mau istirahat " Marvel berusaha mengalihkan pandangannya dia sangat takut dengan tatapan papanya saat ini
" papa ingatkan padamu, jangan lupakan masa lalu saat kamu dan papa menderita kamu tidak lupa bagaimana rasa sakit papamu ini kan? " ucap Marcelino pelan tapi menusuk
" A-aku tidak lupa, aku tau itu. semua karena mama kan " jawab Marvel terbata-bata
" ingat Marvel, jangan pernah terpengaruh oleh wanita mereka tak lain hanya orang munafik seperti mamamu itu. papa tidak mau kamu sampai mengalami seperti papa ini! "
Marcelino menatap tajam putranya, Marvel yang melihat tatapan itu menelan Saliva nya kasar
Glegg
" M-marvel mengerti pa " ucap Marvel pasrah dia menundukan kepalanya, Marcelino yang melihat putranya menunduk untuk jadi tak tega.
dia pun memejamkan matanya menghembuskan nafasnya berusaha meredam emosi didepan Marvel
" beristirahat, pasti kamu capek kan? " kata Marcelino
Marvel pun beranjak pergi, saat Marvel berlari menaiki undakan tangga Marvel berhenti sejenak mendengar ucapan papanya
" dan ingat marvel, papa tidak segan-segan melakukan apapun walaupun dengan melenyapkan seseorang sekali pun. Jika ada yang mengusik ketenangan papa jadi berhati-hatilah!! " seru marcelino membuat Marvel bergidik ngeri lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Brakk
Ditutupnya pintu kamar marvel dengan sedikit keras, hingga terdengar sampai bawah oleh marvel.
Marcelino menghembuskan nafas panjang lalu pergi ke ruang kerja pribadinya.
Tanpa disadari aarav mendengar semuanya, awalnya dia berniat mengikuti Marvel ke rumah utama untuk menanyakan hal yang sama seperti Marcelino tadi tak menyangka kalo Marcelino sudah mengetahuinya terlebih dahulu.
setelah di lihatnya aman, aarav pun langsung pergi menuju kamar marvel,
sementara marvel di kamar nya melempar tas ranselnya ke sofa lalu merebahkan diri nya ke ranjang ditatapnya langit-langit kamar nya
" papa kenapa sih tiba-tiba ngomong gitu?" ucap marvel heran
" A-aku memang benci mama tapi bukan berarti aku harus membenci semua wanita kan? " imbuhnya, Marvel akui memang dia sangat jijik jika dekat-dekat dengan yang namanya wanita tapi itu khusus untuk model seperti Siena, wanita yang nemplok sana sini seperti ulat bulu. Bagi marvel wanita seperti Siena hanya menginginkan hartanya ataupun kekuasaan nya bukan pure karena mencintainya oleh sebab itu kala ada wanita yang mendekatinya marvel hanya diam saja bahkan terkesan dingin sampai si wanita itu kesal lalu pergi dengan sendirinya.
apalagi dia mengingat selalu ucapan airin dulu saat kecil dan dia selalu menunggu bertemu dengan airin yang tak lain Ai sahabat singkat di masa kecilnya dulu.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan marvel, dia pun bangkit dari rebahannya lalu membukakan pintu dilihatnya aarav berdiri di depan pintu kamarnya, lalu dengan santai nya nyelonong masuk begitu saja.
marvel menutup pintu kamarnya kembali, lalu menghampiri Marvel yang duduk di sofa sementara dirinya duduk di ranjangnya
" sejak kapan lu di sini? " tanya Marvel
" sejak bokap lu tanya kamu jatuh cinta " jawab Aarav jujur
uhuk uhuk
Marvel terdesak minumannya karena tadi dia sempat mengambil 2 kaleng soda di kulkas kamarnya itu satu untuk dirinya dan satunya lagi untuk aarav
" jadi apa yang bokap lu bilang bener kan? " tanya aarav
" nggak " jawab Marvel singkat lalu membuang pandangan nya ke arah lain
" ck dikira lu bisa bohongin gue el " cibir aarav marvel pun tak menyangkalnya
" gue tau siapa lu jadi plis kasih tau gue, dan gue pasti bakal selalu ada disamping lu apapun yang terjadi " ucap aarav hal itu membuat marvel menatap ke arahnya
" apa ucapan lu itu bisa gue percaya? "
" tentu, gue ini sahabat sekaligus saudara lu el ingat itu! apapun yang terjadi gue sebisa mungkin akan selalu disamping lu " ujarnya lagi membuat mata marvel berkaca-kaca
" terimakasih rav, gue beruntung punya lu di sini. Dari kecil sampai sekarang lu selalu ada buat gue disaat gue sedih sekali pun " ucap Marvel, aarav pun menghampiri Marvel dan duduk di sebelah Marvel lalu menepuk pundak nya
" bro, gue justru yang beruntung dipertemukan sama orang kayak lu sama bokap lu itu. dulu gue bukan siapa-siapa hanya anak jalanan yang hidup terlunta-lunta tapi berkat bokap lu itu gue bisa hidup seperti sekarang itu anugrah banget. "
" dan gue selalu berjanji untuk selalu ada buat lu sebagai saudara dan juga sahabat "
Marvel pun memeluk Aarav dengan erat pelukan seorang saudara layaknya saudara kandung.
Disisi lain, Marcelino yang berada di ruang kerja pribadinya berjalan kearah sebuah lemari besar, di sentuhnya salah satu hiasan berbentuk kucing disana lemari itupun terbuka terdapat ruangan rahasia hanya Marcelino dan kenzo yang tahu itu.
marcelino melangkah kakinya ke dalam tertutup lah pintu itu.
Marcelino melangkahkan kakinya dan berhenti di depan sebuah foto berukuran besar yang tak lain adalah foto Vella.
ditatapnya dalam-dalam foto itu, Marcelino memang sangat membencinya namun juga begitu mencintai nya ibarat kata benci itu beda tipis dengan cinta itulah marcelino kepada vella.
" Aku membenci mu vella, kamu penyebab aku berubah seperti ini!!! " ucap Marcelino menatap benci foto vella
" aku pasti akan menyingkirkan mereka yang berusaha mengambil marvel dariku baik itu kamu maupun orang lain seperti airin itu!!! " ucap Marcelino
Bersambung