NovelToon NovelToon
Istri Amnesia Tuan G

Istri Amnesia Tuan G

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pengganti / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:108.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Joy Jasmine

Awalnya Elodie adalah ibu rumah tangga biasa. Istri yang penurut dan ibu yang penuh kasih. Namun sebuah kecelakaan mengubah segalanya.

Sikap dan Perilaku wanita itu berubah 180 derajat. Melupakan segala cinta untuk sang suami dan putra semata wayangnya. Mulai membangkang, berperilaku sesuka hati seingatnya di saat 19 tahun. Namun justru itu memberi warna baru, membuat Grayson menyadari betapa penting istri yang diremehkannya selama ini.

"Mommy."

"Nak, aku bukan mommy kamu."

"Elodie Estelle."

"Grayson Grassel, ayo kita bercerai!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Gray bangun dengan kepala yang terasa berat. Pria itu memandang dengan linglung, menyadari dirinya terbaring di lantai yang keras dan dingin.

"Sshh." Ia mendesis saat memegang dahi ada benjolan di sana. Gray mengernyit, perasaannya benjolan karena membentur meja bar sudah mengempes. Tapi sekarang muncul lagi satu di sebelahnya. Ditambah perutnya yang terasa sedikit nyeri.

Ia mencoba abai, mengeratkan pegangan tangannya pada sisi tempat tidur untuk membantu tubuhnya bangun.

Bugh.

"Ouch, shiit! Siapa yang berani memukulku!" geram pria itu saat kaki kanannya tiba-tiba dipukul dengan keras. Pria itu menoleh, kedua matanya melebar menyadari siapa yang berdiri di sampingnya sekarang.

"Oma?"

"Jangan memanggilku oma, aku merasa sial saat mendengar panggilanmu itu."

Gray terdiam, meski wanita tua itu memakinya dengan kasar ia sama sekali tidak sedih. Karena oma Rosea memang memiliki mulut yang pedas, tetapi baik hati. Dan mulut pedas itu menurun padanya.

"Heh, wajah macam apa itu?! Mau ku pukul lagi?"

Gray mundur saat Oma Rosea mengangkat tongkatnya. "Tidak! Jangan pukul lagi, Oke?"

"Oma kenapa pulang? Bukankah Oma mau liburan mendunia?" Gray bertanya setelah sang nenek menurunkan tongkatnya.

Oma Rosea mendengus, wanita tua itu kembali mengangkat tongkat yang mengejutkan Gray. "Eh, Oma, Oma. Sudah, jangan mengangkat tongkatmu terus! Kau butuh untuk menopang tubuh, kan?"

"Bocah tidak berguna! Aku tidak pulang, lalu apa? Membiarkan dan melihat bagaimana perusahaan yang dibangun susah payah oleh opamu, hancur ditangan bocah sepertimu?"

Gray mendesis tidak terima. "Oma, aku bukan bocah lagi! Aku bahkan sudah pandai membuat bocah!"

"Dengan kemampuan seperti ini bukan bocah? Istri dan anak saja tidak bisa ditahan, apanya yang bukan bocah. Kau belum dewasa sama sekali. Andai aku punya pewaris lain, kau akan kucoret dari kartu keluarga."

Gray lagi-lagi menghela napas pasrah, tapi perkataan sang nenek membuatnya teringat sesuatu yang menyakitkan. Sesuatu yang berusaha ia lupakan dengan minum-minum setiap malam.

"Kau benar, Oma. Aku memang tidak becus," akuinya dengan sorot mata sedih.

Oma Rosea sedikit bereaksi. Gray sang cucu yang ia kenal adalah pria ambisius dengan mulut tajam, tapi apa ini? "Lemah," cemooh wanita itu tapi Gray tak peduli.

Pria itu berjalan memasuki kamar mandi, mau tidak mau harus bersiap-siap untuk menemui Elodie dan mengurus perceraian mereka. Ketika itu ia kembali merasakan perutnya yang nyeri, namun tidak diacuhkan.

.

.

.

"Kamu sungguh ingin pergi sendiri?" Clara memperhatikan sang sahabat yang sedang bersiap di depan meja rias. Elodie mengangguk, lagian di tempat umum tidak ada yang perlu ditakutkan. Justru jika Gray bertindak macam-macam akan lebih memudahkan proses perceraian mereka.

"Kamu tenang saja, tidak ada yang akan terjadi. Kamu tinggal menunggu aku menghubungimu sebagai seorang wanita lajang."

Clara tertawa lucu, Elodie begitu cepat keluar dari keterpurukan. Dan ia mensyukuri itu. "Kalau begitu, aku akan menunggu kabar baik darimu."

Namun dua jam kemudian, wanita itu masuk ke ruangan Clara dengan muram.

"Tidak sopan! Siapa yang masuk tanpa mengetuk?" tegur Clara setelah mendengar ada yang menerobos ruangannya. Gadis itu menoleh setelah tidak mendapat jawaban. Ia mengerutkan kening saat melihat sang sahabat yang menjatuhkan diri di sofa dengan wajah tidak bersahabat.

"Ada apa?" tanya Clara sedikit waspada. Karena wajah Elodie memancarkan aura yang tidak mengenakkan. Wanita itu berjalan mendekati sang sahabat dan duduk di sebelahnya.

Elodie membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu tapi urung karena kesal. Sementara Clara sampai memiringkan wajahnya dengan serius untuk mendengar cerita sang sahabat yang ternyata tidak jadi.

"Kamu ke sini untuk cerita kan? Kalau tidak mau silakan pulang, karena aku sibuk."

"Sialan!" Clara yang ingin kembali ke meja kerjanya dibuat terkejut.

"Kamu bilang aku sialan?" tanya gadis itu refleks.

"Bukan kamu! Coba kamu bayangkan, sejak kapan di Negara Merleens ini ada yang namanya masa tenang sebelum perceraian? Dan petugas mengatakan hari ini baru mulai diberlakukan, sialnya kami pasangan pertama! Apa-apaan coba?" Elodie berkata dengan menggebu-gebu, wanita itu tampak sangat kesal hingga membuat Clara tertawa.

"Itu berarti alam tidak merestui perpisahan kalian." Clara berkata dengan wajah mengejek.

Tapi memang benar perkataannya, di Merleens, proses perceraian seharusnya mudah apalagi kesepakatan dua pihak. Mereka hanya perlu mengajukan perceraian ke biro catatan sipil dan petugas akan membantu menerbitkan sertifikat perceraian.

Namun sekarang sampai ada masa tenang, bukankah benar alam pun tak merestui perpisahan mereka?

Elodie menghela napas kesal dengan wajah masam. "Tidak! Aku akan melewati 40 hari ini dengan tenang, setelahnya aku akan kembali menggugat pria itu!"

"Ya, ya, aku akan mendukung semua keputusanmu!" Clara menepuk kedua pundak Elodie dengan kedua tangannya. Gadis itu seakan memberikan semangat pada sang sahabat.

...

Sementara Gray turun dari mobil memasuki kantornya. Berbanding terbalik dengan Elodie yang berangkat penuh semangat, kembali dengan wajah muram. Gray berangkat dengan lesu dan kembali dengan wajah berseri.

"Oma," sapa pria itu saat melihat sang nenek yang duduk di sofa ruangannya.

Oma Rosea menatapnya sejenak, lalu kembali menunduk membaca dokumen. "Asal kau tahu, wajah kau mirip dengan suamiku. Ketika tersenyum, persis seperti iblis."

Dalam sekejap senyum tipis Gray menghilang. Namun sesaat kemudian ia kembali tersenyum karena tidak bisa menahan kebahagiaan tiba-tiba itu.

"Kalau kau masih tidak merubah sikap dan perbuatanmu, 40 hari itu akan terlewat begitu saja dengan sia-sia."

Gray menyipitkan mata setelah menyadari sesuatu. Pria itu menatap penuh tanya pada sang nenek yang acuh tak acuh dan fokus pada kertas-kertas. "Dari mana Oma tahu? Jangan bilang Oma yang mengatur semuanya?"

"Kalau tidak? Kau pikir peraturan resmi bisa berubah tiba-tiba?"

Gray tersenyum, pria itu menatap sang nenek tidak percaya. Ia bahkan tidak terpikirkan hal seperti itu.

"Oma, meski aku tidak mau mengakui. Kau memang luar biasa."

Oma Rosea mendengus sombong. Gray tidak tahu saja, seberapa banyak karangannya pada petugas sebelum pasangan suami istri itu tiba.

"Cucuku sangat mencintai istrinya. Dia terpaksa menerima perceraian karena cucu menantuku yang salah paham."

"Tidak benar, dia sama sekali tidak berselingkuh. Semuanya salah paham. Cucuku sangat setia."

"Mereka juga masih memiliki seorang putra yang masih sangat kecil. Baru 5 tahun, aku tidak mau cicitku itu menderita karena orangtuanya berpisah."

"Aku juga tidak mau mereka menyesal karena perceraian yang buru-buru ini. Mereka masih muda, menikah juga baru hampir enam tahun."

Oma Rosea bahkan bergidik saat mengingat apa yang ia lakukan. Wanita itu juga memberikan segepok uang pada sang petugas. Namun tentu ia tidak akan mengakuinya. Biar saja Gray tidak pernah tahu bagaimana ia membujuk petugas untuk membantu mereka.

"Heh, tapi kau jangan senang dulu! Kalau sikap dan perilakumu tidak berubah, oma yang tidak akan pernah menyetujui Elodie kembali padamu!"

Gray bergeming, pria itu mendengar perkataan sang nenek meski tidak menjawab.

.

.

.

1
Mor Mintarsih
yaa aku juga setuju...mending cerai. suami dan anak sama
Mor Mintarsih
lanjuuuutttt
Amriati Plg
Sejak awal gray emang sudah suka sama elodie tapi elodie yang menyadari nya
Joey: Yups, hanya Glenca yang menyadarinya.
total 1 replies
Rahma Intan
Luar biasa
Joey: Terima kasih ❤️❤️
total 1 replies
Myra Myra
siapa dia
Myra Myra: ye Thor...
Joey: Ditunggu ya😁
total 4 replies
Murnia Nia
cerita nya sangat menarik
Joey: Terima kasih ❤️❤️
total 1 replies
devirafebri
Akhirnya, ada karya baru dari Author lagi. Semangat terus, Thor
Joey: Hehe, iya 🤭🤭. Terima kasih ya🥰
total 1 replies
Noveni Lawasti Munte
semangat Thor...graynya dibikin blingsatan dulu y pokoknya Elli jngan gampang luluh
Joey: Terima kasih, siapp❤️❤️
total 1 replies
devirafebri
Semangat terus Author, seru sekali ceritanya 👍🫰
Joey: Terima kasih❤️❤️
total 1 replies
RJ 💜🐑
keren banget ceritanya
Joey: Terima kasih ❤️❤️
total 1 replies
lena09
up terus ya kakk
Joey: Wokee
total 1 replies
RJ 💜🐑
semangat buat karya nya
Joey: Terima kasih
total 1 replies
lena09
sesuai dengan yang ingin saya baca
Joey: Terima kasih ❤️❤️
total 1 replies
ariyan
semangat Thor.....seru ceritanya
Joey: Terima kasih ❤️❤️
total 1 replies
SJR
Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏
Siti Lestari
Luar biasa
Joey: Terima kasih ❤️
total 1 replies
Sahna Yulianto
Buruk
Sahna Yulianto
Kecewa
merry jen
berati glenca in msh hdpp yy buknn dia mngglll dan itu gr gr edolia
Joey: Scene terakhir yang huruf miring itu flashback cerita masa lalu mereka. Aslinya Glenca sudah meninggal 🙏
total 1 replies
Fitriana Muflihatul Afidah
wah jangan2 ayahny clara nich yg sama freya
Joey: Iya bukan ya?🤔😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!