Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAMA SAMA BUTUH
BAB 16.
Dina sudah pulang kerumah dari rumah sakit, wajahnya sudah tidak pucat lagi dan sudah mulai mau makan.
Hari itu Dina minta Rida menginap dirumahnya dia ingin ditemani dirumah karena Roby sering pulang malam.
Rida mau saja, anaknya Wenny lebih suka tidur sama mamanya dari pada sama dia.
" Dina kamu dikamar depa aja ya, nanti kalau kakak perlu kakak chat aja "
" Iya kak ".
Rida turun dan masuk ke kamar bawah yang ada didepan ruangan tamu.
Baru saja Rida mau rebahan hapenya bunyi.
" Rida kamu dimana ".
" Aku tidur dirumah mas".
" Iya aku tahu, aku yang suruh Dina, apa Dina sudah tidur ? "
" Tadi belum mas, dia baru minum obat ".
" Oh yaudah mas mau pulang"
Selang 15 menit mobil Roby kedengaran masuk garasi, Rida membukakan pintu.
" Udah pulang mas "
" Udah, mas naik dulu ya "
" Ya ".
Roby naik keatas dan melihat istrinya tertidur pulas, dia mencium kening istrinya.
" Dek"
" Mas, aku ngantuk banget itu ada Rida kalau mas lapar suruh dia siapkan ya ".
" Iya tidurlah sayang ".
Roby turun kebawah Rida sedang menyiapkan makannya.
" Rida "
Roby berjalan kearah Rida dan memeluk tubuh Rida.
" Mas jangan"
" Mas gak tahan sayang "
Roby melumat bibir Rida dan kemudian dia membawa Rida kekamar.
" Rida, Dina tidak pernah mau mas sentuh, mas pingin sayang".
Rida berbaring diranjang, dia juga membutuhkan belaian seorang pria apa lagi pria yang dicintainya ini, mereka mulai berpacu nafas, menahan suara supaya tidak terdengar, permainan yang sangat indah, Rida mengurung tubuh Roni dalam pelukan kedua kakinya sehingga pria itu harus melakukan perlawanan untuk bergerak.
Mulut Roby bermain main di dua gunung kembar dan hampir separuh gunung itu masuk ke mulutnya lidahnya mempermainkan anak gunung kecil membuat Pemiliknya ingin menjerit, tapi jeritan itu ditahannya, entah sudah berapa lama mereka bermain sampai mereka terengah engah setelah selesai.
Notifikasi hape Rida menyala ada chat dari Dina.
" Rida, kamu sudah tidur belum,buatkan aku susu ".
" Mas Roby mana kak "
Rida coba memancing Dina, apa dia tahu Roby bersamanya.
" Mungkin diruang kerjanya "
" Oh ya udah tunggu sebentar ya" .
Roby melumat bibir Rida kembali dan naik keatas.
" Terimakasih sayang "
" Aku juga terimakasih"
Rida kedapur dan membuatkan susu untuk Dina.
Roby masuk ke kamarnya.
" Kenapa bangun dek"
" Aku mau minum susu mas "
" Oh biar mas buatkan ya "
" Gak usah mas istirahatlah besok kerja Rida lagi buat susu".
" Okelah, mas udah ngantuk, mas tidur di sofa ya "
Roby mengambil bantal dan selimutnya dan tidur di sofa.
Rida naik keatas dan mengantarkan susu Dina, kemudian turun lagi kekamarnya dan tidur.
Pagi sekali, Rida sudah mandi dan menyiapkan sarapan pagi Dina dan Roby, setelah selesai dia pamit pulang karena baju kerjanya dirumah.
Hari ini Rida kurang semangat kerja mungkin karena stamina terlalu terkuras tadi malam sampai badannya sakit semua setengah hari dia pulang tidur sebentar dirumah dan pergi ketempat mamanya.
" Gimana Dina nak "
" Masih lemas ma, tapi udah mau makan dan gak muntah lagi".
" Susah juga dia hamil ya "
" Iya ma "
" Hai sayang mama "
" Mama, kita jalan jalan yok ke mall ".
" Ayolah, siapa takut ? ".
" Oma ikut ya ".
" Gak sayang Oma nanti sama Opa mau kerumah tante Dina"
" Ya udah Wenny sama mama aja ke mall nya "
" Iya sayang, sama mama aja".
" Ma, nanti Rida gak mau tidur dirumah kakak lagi lah, ngantuk Rida kerja , biar Rida carikan art untuk kak Dina ".
" Yaudah kamu carikan aja, nanti mama bilang sama Dina sama Roby ".
" Ayo sayang kita ke mall"
" Ayo mama".
Dua beranak itu naik ke mobil dan meluncur ke mall.
Lama Rida dan Wenny main di mall sampai Wenny puas kemudian mereka shopping, tentu banyak sekali mainan yang dipilih Wenny, sampai repot bawa tentengan.
Sampai dirumah Rida menelpon kawannya mencari pembantu untuk Dina.
"Halo Tika, aku butuh Art dong yang udah berumur "
" Untuk siapa say "
" Untuk kakak aku, dia lagi ngidam".
" Oh kebetulan ada nih, mau gak umurnya udah 52 th, tapi orangnya cekatan dia kerja sama bule dulu sekarang bulenya dah balek keluar negeri".
" Bersih gak "
" Bersih banget, bule itu yang bilang ".
" Ooh yaudah, besok aku jemput ya".
" Oke".
Rida mematikan telepon.
" Mama sini main "
Teriak Wenny dengan mainan barunya.
" Ayo, tapi kita vidio call papa dulu ya ".
Rida menekan nomor hape Marten.
" Halo sayang "
" Halo mana cinta papa"
" Cinta yang besar apa yang kecil ? "
" Dua duanya dong ".
" Papa itu apa ?
Wenny melihat alat berat di lokasi papanya.
" Itu ekskavator sayang "
" Untuk apa pa ? "
" Untuk gali tanah "
" Oh, papa udah makan ? "
" Udah dong, sayang papa udah makan ? ".
" Udah dong papa, tadi Wenny ke mall sama mama beli banyak mainan ".
" Oh iya, nanti kalau papa pulang kita beli lagi ya "
" Iya papa, kapan papa pulang".
" Sebentar lagi papa pulang ya".
" Iya pa, ini mama, Wenny mau main ".
" Bang, masih kerja "
" Masih dek, sampai jam 6 nanti "
" Aku kangen ".
" Abang juga kangen, minggu depan abang usahakan pulang ya"
" Serius ya "
" Iya abang serius abang udah gak tahan ".
" Aku juga, udah abang lanjutlah kerja "
" Oke, daaa sayang "
Rida mematikan hapenya.
Begitulah mereka selalu berkata rindu padahal kebutuhan bathin mereka berdua terpenuhi, yang satu dengan selingkuhannya yang satu lagi dengan istri mudanya.
Selesai menelpon Rida Marten langsung pulang, dirumah dia udah disambut Dini istrinya di terasa rumah.
" Udah pulang bang "
" Udah, apa kabar anak abang, Marten memegang perut istrinya".
" Dia baik baik aja ".
" Apa dia minta dilihat sore ini, mana tahu dia rindu papanya"
" Modus abang ni"
" Habis kamu cantik banget hari ini, bikin abang terangsang ".
" Ih jangan gitulah, mandi dulu sana udah mau magrib, tunggu ntar habis isya baru boleh bertamu ".
" Ih kejamnya ".
Mereka tertawa.
Marten ke kamar dan mengambil handuknya terus mandi.
Setelah mandi dia makan bersama ibu mertua dan istrinya.
" Tadi Randi kesini cari abang"
" Mau ngapain ? ".
" Katanya mau diajak lihat kandang sapinya udah jadi"
" Oh yaudah, mungkin besok dia kesini lagi, besok abang jumpai dia ".
Terdengar suara azan magrib, Marten mengambil wudhu
" Abang ke mesjid ya dek "
" Iya bang "
Pulang dari mesjid habis Isya Marten menuntut janjinya pada Dini, gadis desa yang dinikahinya dulu sekarang sudah seperti gadis kota, rambutnya dipotong sebahu, wajahnya bersih dan pandai berdandan, dalam masa hamilnya dia nampak seksi dengan badan yang agak gemuk, sungguh selera Marten banget.
" Mana janjinya"
Marten gak sabar dia melumat bibir istrinya dan membaringkannya di ranjang, tangan dan mulutnya mulai beraksi membuat gadis desa itu menggelinjang,.
Dia mengusap usap perut istrinya.
" Papa datang sayang "
Dini tertawa.
Kemudian Marten menyambungkan sesuatu ke tubuh istrinya Dini menjepit tongkat sakti Marten sehingga membuat tongkat itu susah bergerak.
" Sayang "
" Hhhmmm"
" Nikmat banget"
" Masak iya "
" Iya, rasa digigit "
Mereka bicara tapi gerakan dibawah semakin kencang.
Tak lama kemudian Marten angkat tangan menyerah karena jepitan yang terlalu kuat.
" Ahhh kamu istri yang hebat, bisa memuaskan suami"
" Abang juga hebat "
Mereka tiduran sebentar kemudian duduk di teras menikmati cuaca malam yang cerah , langit bertaburan bintang dan bulan purnama penuh menerangi bumi.
Marten meneguk kopinya dan menikmati rokoknya sementara istrinya merebahkan kepalanya di pundak Marten, sungguh malam impian semua pasangan.
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/