NovelToon NovelToon
Jejak Di Balik Kabut

Jejak Di Balik Kabut

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Penyeberangan Dunia Lain / Permainan Kematian / Penyelamat / Pendamping Sakti
Popularitas:699
Nilai: 5
Nama Author: Anggun juntak

dibaca aja ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun juntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak diantara bintang

Malam itu, perjalanan baru mereka dimulai. Maya dan Arka meninggalkan desa menuju arah yang tak pasti, membiarkan langkah mereka dipandu oleh bintang-bintang. Meski Arka belum mengingat siapa dirinya, semangat seorang penjelajah tetap terpancar dari caranya melangkah—tegap dan penuh keyakinan.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai desa kecil, mendengar cerita-cerita aneh tentang tempat-tempat yang hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang "terpilih." Salah satunya adalah sebuah reruntuhan kuno yang disebut **Menara Langit**.

“Katanya, menara itu dibangun oleh para leluhur untuk menyimpan rahasia dunia,” kata seorang penduduk desa kepada mereka. “Tapi tak seorang pun yang berhasil menemukan pintu masuknya.”

“Menara Langit…” Arka mengulang kata itu, seolah-olah ada sesuatu yang akrab di telinganya. “Kita harus pergi ke sana.”

Maya mengangguk, meski hatinya ragu. Ia takut perjalanan ini akan membawa mereka kembali ke kegelapan yang sama seperti sebelumnya, tetapi ia juga tahu bahwa ini adalah bagian dari takdir Arka.

---

**Perjalanan Menuju Menara Langit**

Menara Langit terletak di puncak sebuah bukit yang diselimuti hutan lebat. Perjalanan mereka penuh tantangan. Kabut tebal menutupi pandangan mereka, dan suara binatang liar terdengar di kejauhan.

Di tengah hutan, mereka menemukan sesuatu yang aneh: sebuah batu besar dengan ukiran simbol kuno, mirip dengan yang mereka temui di perjalanan sebelumnya.

“Lihat ini,” kata Maya sambil menunjuk ke ukiran itu.

Arka mendekati batu itu, menyentuh ukirannya dengan hati-hati. Ketika tangannya menyentuh batu, ia merasakan sesuatu—seperti kilasan kenangan yang samar. Ia melihat dirinya berdiri di tempat ini, tetapi tidak sendiri. Ada sosok lain di sisinya, sosok yang tidak bisa ia lihat dengan jelas.

“Arka, kau tidak apa-apa?” tanya Maya khawatir.

Arka menggeleng, mencoba mengusir bayangan itu. “Aku… tidak tahu. Rasanya aku pernah berada di sini sebelumnya.”

Maya menggenggam tangannya. “Kita akan menemukannya bersama. Apa pun yang kau cari, aku akan ada di sini.”

---

**Menara Langit dan Pintu yang Tertutup**

Setelah berhari-hari berjalan, mereka akhirnya tiba di Menara Langit. Bangunan itu menjulang tinggi, bagian atasnya menghilang di balik awan. Batu-batunya tertutup lumut, dan pintu besar di depannya terkunci rapat.

Maya memeriksa pintu itu dengan saksama. “Tidak ada pegangan atau kunci. Bagaimana kita membukanya?”

Arka mengeluarkan peta yang selalu ia bawa, meskipun ia tidak tahu dari mana ia mendapatkannya. Saat ia membuka peta itu, sebuah cahaya muncul dari peta, membentuk pola yang sesuai dengan ukiran di pintu.

“Tentu saja,” gumam Arka. “Peta ini bukan sekadar peta. Ini adalah kunci.”

Ia menyentuhkan peta itu ke ukiran di pintu. Perlahan, pintu besar itu bergetar dan mulai terbuka, memperlihatkan lorong gelap di dalamnya.

“Kita benar-benar melangkah ke dalam misteri, ya?” kata Maya, mencoba menyembunyikan rasa takutnya.

Arka tersenyum tipis. “Bukankah itu yang kita cari?”

Mereka melangkah masuk, membiarkan kegelapan menelan mereka.

---

**Ruangan di Balik Menara**

Di dalam menara, mereka menemukan sebuah ruangan besar yang dindingnya penuh dengan ukiran cerita. Di tengah ruangan, terdapat altar kecil dengan bola cahaya yang melayang di atasnya.

Arka berjalan mendekati altar itu, merasakan tarikan aneh dari bola cahaya tersebut. “Ini… aku merasa ini penting.”

“Berhati-hatilah,” kata Maya. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi.”

Saat Arka menyentuh bola cahaya itu, seluruh ruangan berubah. Dinding-dinding di sekitarnya mulai bergerak, menampilkan pemandangan dunia—hutan-hutan, gunung-gunung, lautan. Dan di tengah semua itu, sebuah cerita mulai terbentuk: cerita tentang seorang penjelajah yang kehilangan ingatannya untuk menyelamatkan dunia, tetapi takdir membawanya kembali ke perjalanan yang lebih besar.

Maya menatap pemandangan itu dengan mata membelalak. “Arka… itu kau.”

Arka terdiam, matanya terpaku pada cerita itu. Perlahan, potongan-potongan ingatannya mulai kembali: perjalanan mereka di gunung, nenek tua, dan keputusan berat yang ia buat untuk menyerahkan ingatannya.

“Aku ingat,” bisiknya. “Aku ingat semuanya.”

Maya memegang tangannya erat. “Arka…”

“Tapi ini belum selesai,” katanya sambil menatap bola cahaya. “Rahasia yang lebih besar masih tersembunyi di sini. Dunia berubah karena kita, tetapi ada sesuatu yang belum kita ketahui. Dan aku harus menemukannya.”

Bola cahaya itu tiba-tiba memancarkan kilatan terang, dan suara lembut tapi tegas bergema di ruangan itu: **“Perjalananmu belum selesai, Penjelajah. Rahasia terbesar dunia ini masih menunggumu.”**

Arka menatap Maya, matanya penuh dengan tekad. “Kita harus melanjutkan perjalanan ini. Apa pun yang ada di luar sana, itu adalah tujuan kita.”

Maya tersenyum, meskipun hatinya dipenuhi rasa takut. “Kalau begitu, mari kita temukan rahasia itu bersama.”

Dengan bola cahaya yang kini menyatu dengan peta mereka, Arka dan Maya melangkah keluar dari Menara Langit, siap menghadapi apa pun yang menanti mereka di depan.

---

1
SAF.A.NAPIT
bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!