Cinta tidak perna tahu pada siapa dia akan berlabuh ,begitu juga yang di rasakan Aisyah dia tidak perna mengira akan mencintai sahabat nya kebersamaan mereka sejak kecil membuat keduanya selalu bersama hingga akhirnya perasaan itu timbul .
Hingga akhirnya malam panas itu membuat jarak keduanya sedikit berjarak terlebih pria yang di cintai nya akan bertunangan dengan sang kekasih .
Aisyah tidak memiliki pilihan lain selain pergi menjauh meninggalkan orang yang di cintai nya ,tanpa dia ketahui jika saat ini dia sedang hamil .
5 tahun kemudian Aisyah kembali bersama buah hatinya ,perasaan takut dan gugup itu pasti ada ,lalu bagaimana jika dia bertemu kembali dengan sahabat nya ? apa kah sahabat nya akan mengenali sang anak ? atau justru sebaliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengalah
Felix menyadarkan tubuhnya di kursi lalu menghembus kan asap tebal itu ke udara hingga tak bersisa .
Matanya menatap benda yang berada di antara jari telunjuk dan tengah nya ,belum ada setengah nya Felix mematikan benda itu lalu berdiri meninggalkan balkon.
Saat masuk ke dalam kamarnya dia menetap ke arah tempat tidur lalu melanjutkan langkahnya ke kamar mandi .
10 menit Felix keluar hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya,setelah itu dia bersiap.
" Aisyah " Panggil Felix .
"Kenapa ? " Aisyah sudah bangun beberapa menit yang lalu tapi karena badannya yang sakit sehingga dia masih beta berada di atas kasur empuk itu .
" Bersihkan tubuhmu aku antar ke rumah pakaian mu ada di paper bag itu " Tunjuk Felix di atas meja .
"Aku bisa pulang sendiri " Jawab Aisyah ketus.
" Sya, Pagi ini aku ada pertemuan " Ujar Felix pelan .
" Apa aku menahan mu ? Tenang saja aku tidak akan mengambil apa pun yang ada di apartemen ini jika kamu takut ada yang hilang " Felix menarik napas panjang.
" Bahkan aku bisa memberikan apartemen ini untukmu " Jawab Felix tenang.
" Sya "
" Apa sih Felix " Bentak Aisyah emosi .
Cup
Felix membungkam mulut Aisyah dengan kasar menahan kedua sisi wajah Aisyah dengan tangan nya menerobos masuk mengabsen setiap deretan isi mulut Aisyah .
" Jangan pernah meninggikan suaramu di depanku jika tidak ingin kejadian tadi terulang " Aisyah melayang kan tangan nya di udara namun dengan cepat Felix menahan nya .
Cup
Felix mencium punggung tangan Aisyah sambil menatap wanita itu .
" Aku tidak keberatan jika kita kembali berbagi keringat tapi sayang nya aku harus bekerja " Ujarnya tersenyum miring .
" Aku membencimu brengsek " Felix kembali membungkam mulut Aisyah bahkan kali ini tubuh nya sudah berada di atas wanita itu .
Dengan sekali tarik selimut yang menutupi tubuh polos Aisyah sudah berada di lantai .
" Felix " Geram Aisyah menatap tajam Felix .
" Kamu harus di hukum Baby " Ujarnya tersenyum miring .
" Jangan gila .....Felix " Aisyah memejamkan matanya saat mulut hangat Felix berada di benda kenyal itu .
Sekuat mungkin mendorong pria itu namun tubuhnya justru menerima perlakuan Felix pada nya .
Tanpa sadar suara yang Aisyah tahan lolos begitu saja hingga membuat Felix tersenyum menang .
" Menurut lah,bahkan badanmu pun tidak bisa menolak " Aisyah menatap benci ke arah Felix tapi sayang nya pria itu hanya tersenyum.
" Eugh " Aisyah membusungkan dadanya saat merasakan tusukan kasar di bagian bawahnya.
💐
💐
💐
Felix membawa Aisyah kembali ke rumah orang tuanya setelah kembali berolahraga dengan wanita itu .
" Sarapan dulu nak " Ujar Mami Arum lembut .
" Nanti saja Tante , soalnya Felix ada pertemuan " Jawabnya sambil menatap jam tangan mahal nya .
" Iya sudah hati² ya bawah mobilnya makasih sudah membawah Aisyah kembali ke rumah " Felix mengaguk tersenyum " Sudah tugas Felix Tante " Jawabnya lalu mencium punggung tangan Mami Arum dan Papi Harits.
Felix menatap sekilas ke arah Aisyah namun wanita itu membuang pandangan nya ke arah lain .
" Papa kerja dulu ya " Felix mengusap rambut Ana dengan lembut " Makasih untuk yang tadi " Bisik Felix tepat di telinga Aisyah.
Felix menarik sudut bibirnya ke atas saat melihat tatapan tajam Aisyah .
" Iya Papa " Felix mencium pipi Ana setelah itu mencium bibir Aisyah sekilas dan pasti nya tanpa sepengetahuan orang tuanya karena posisi kedua nya berada di belakang Felix .
Lihat saja nanti aku akan membalas nya sialan Umpat Aisyah kesal .
💐
💐
💐
Sesampainya di perusahaan Felix langsung menuju ruangan nya ternyata Andre sudah menunggu nya .
" Kamu sudah urus semuanya " Ujar Felix berjalan ke arah meja kerjanya di ikuti Andre .
" Sudah tuan " Jawab Andre .
Andre meletakan beberapa berkas di depan Felix saat pria itu sudah duduk di kursi kebesaran nya .
" Buat pengumuman untuk pernikahan ku dengan Aisyah " Andre mengaguk paham " baik tuan " Jawabnya.
" Maaf tuan untuk Non Ana apa saya perlu melakukan pengumuman" Felix terdiam sejenak lalu menatap Andre " Apa itu tidak membahayakan nya ? " Andre menundukkan kepalanya " Maaf tuan " Ujar Andre .
" Sembunyikan keberadaan putri ku , jangan sampai terbongkar dan perketat penjagaan mereka " Titah Felix tegas .
" Baik tuan ,setengah jam lagi kita ada pertemuan " Andre menatap jam tangan nya lalu menatap Felix kembali .
" Saya akan memesankan sarapan untuk tuan, permisi " Felix mengaguk sebagai jawabannya membiarkan Andre ke luar dari ruangan itu .
Di rumah Aisyah hanya bisa terdiam menatap ke arah kaca besar yang menampilkan cuaca di luar sana .
Huh !!
" Kenapa harus begini sih " Aisyah mengacak rambutnya kasar " Felix sialan "Pekik Aisyah emosi .
Aisyah menarik napas panjang lalu di hembuskan dengan kasar ,tidak ingin memikirkan hubungan nya dengan Felix, Aisyah memilih mengistirahatkan tubuhnya yang memang masih sakit karena ulah Felix .
" Nenek sudah minum obat " Mami Arum mengaguk tersenyum " Sudah sayang " Jawab Mami Arum .
" Gimana Mi ? " Mami Arum menatap suaminya tersenyum " sudah jauh lebih baik " Papi Harits mengulum senyum sambil menggenggam tangan sang istri.
" Nenek ayo main di belakang " Rengek Ana .
" Ana istirahat dulu ya kan tadi bangun nya terlalu pagi " Ujar Mami Arum lembut .
" Nenek juga baru selesai minum obat " Lanjut Papi Harist tersenyum.
" Iya sudah Ana mau tidur sama Nenek " Papi Harits membantu Ana naik di atas tempat tidur milik mereka .
" Ayo Nek ,Kek " Ana memukul kedua sisi tempat tidur yang kosong sedangkan dia sudah berbaring di tengah .
" Mami seperti melihat Aisyah " Ujar Mami Arum tertawa kecil .
" Dia anak Aisyah Mi " Jawab Papi Harits tertawa .
Keduanya berbaring di samping Ana yang sudah memejamkan matanya ,padahal mereka sama sekali tidak merasa ngantuk hanya saja menemani Ana .
" Terimakasih Pi " Ujar Mami Arum tulus .
" Untuk ? " Papi Harits menatap ke arah sang istri.
" Sudah mau mengalah ,Mami tahu Papi belum ikhlas sepenuh nya " Pali Harits menarik napas dalam-dalam lalu di hembuskan dengan berat" Bukankah Ana lebih penting saat ini ,bukan berarti Papi tidak memikirkan perasaan Aisyah tapi melihat sikap Aisyah pagi tadi membuat Papi harus mengambil langkah tegas karena sikap keras kepala Aisyah " Jawabnya rendah .
" Bukan salah Aisyah tapi salah Papi yang terlalu memanjakan nya " Ujar mami Arum tertawa kecil .
" Dia putri ku Arum " Jawab Papi Harits yang tidak mau di salah kan .
" Iya dia putri mu yang kamu besarkan dengan tangan mu sendiri " Papi Harits tersenyum lebar lalu menatap Ana yang sudah terlelap .
" Lihatlah bahkan tidurnya sama dengan Aisyah " Papi Harits merapat kan mulut Ana yang sedikit terbuka hingga mengusik tidur Ana .
" Papi " Tegur Mami Arum .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
