cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu Diana
Rima terbangun dari tidurnya dengan peluh yang membasahi dahinya, dia terbangun setelah sebelumnya bermimpi tentang kisah masa lalunya
Mimpi yang sudah sangat lama tak pernah ia alami kini justru hadir kembali setelah ia melihat Hesti
Gemuruh suara adzan subuh terdengar dari surau yang tak jauh dari rumah Ida. Rima mengambil ponselnya yang ia sengaja matikan sejak kemarin dan tak lama setelah ponsel itu kembali menyala deretan notif telpon juga chat dari Haikal memenuhi layar ponselnya
Sederet pertanyaan tentang dimana dirinya sekarang memenuhi notif tersebut tapi Rima tak memiliki niat untuk sekedar membalas satu saja pertanyaan Haikal. Rima meletakkan ponselnya begitu saja di atas ranjang lalu ia segera menunaikan shalat subuh berjamaah di surau
Rima begitu menikmati suasana desa yang begitu sejuk bahkan usai shalat subuh ia tak langsung pulang justru ikut para ibu ibu tetangga Ida untuk menanam padi di sawah tentu Rima hanya sekedar ikut ke sawah saja seraya menikmati udara pagi
"ya ampun Rim kamu darimana saja dari tadi aku tungguin kok belum sampai rumah juga?" tanya Ida khawatir saat melihat Rima baru sampai di rumahnya sekitar pukul delapan pagi
"aku tadi ikut tetangga kamu ke sawah sambil menikmati suasana desa, sejuk ya di desa pagi pagi seperti ini" jawab Rima dengan senyum menghiasi wajahnya
Rima dan Ida bercengkrama di teras rumah hingga setelahnya sebuah mobil berhenti di depan mereka, mobil yang Rima juga Ida hafal betul itu mobil milik Haikal
Rima membuang muka saat melihat Haikal turun dari mobilnya tentu saja Ida bisa melihat apa yang dilakukan oleh Rima tersebut
"Tante..." Haikal menyalami Ida yang menyambut kedatangannya setelahnya ia beralih ke ibunya yang terlihat enggan melihat dirinya
"Bu...." Haikal berlutut di depan Rima yang masih duduk tersebut lalu segera lelaki tersebut menciumi kedua tangan ibunya tersebut dengan penuh haru
Haikal terlihat begitu terharu bisa bertemu dengan ibunya yang sudah ia cari semalaman itu
"Rim Haikal kita ke dalam yuk, gak enak nanti di lihat orang" Ida segera mengajak Rima juga Haikal masuk ke dalam rumahnya saat melihat Rima yang terkesan tak suka dengan kedatangan putranya itu
Rima segera masuk ke dalam tapi bukannya duduk di ruang tamu bersama Haikal dan Ida justru dia segera berlalu ke kamar tanpa menghiraukan panggilan Haikal
"biar Tante yang bicara sama ibu kamu Kal kamu tunggu saja di sini" cegah Ida saat melihat Haikal hendak mengikuti langkah Rima
"ada apa Rim kenapa kamu bersikap seperti itu kepada Haikal, apa jangan jangan kamu ke sini karena bertengkar dengan nya?" tanya Ida saat wanita itu sudah berada di dalam kamar yang di tempatinya
Rima diam tak menjawab ucapan Ida, melihat Haikal datang mencarinya membuat ia teringat akan penolakan sang anak untuk mengakhiri hubungannya dengan Maira
"Rim...." Ida duduk di samping Rima lantas dengan pelan ia menyentuh pundak sahabatnya itu
"anak yang ku besarkan dengan susah payah sendirian lebih memilih mempertahankan hubungannya dengan anak Hesti dari pada menuruti keinginan ku Ida lantas apa aku tidak boleh marah" ucapnya dengan pandangan lurus ke depan
"apa kau sudah beri tahu Haikal alasannya menolak gadis itu?" tanyanya
Rima menggeleng menjawab tanya sahabatnya itu
"Rim bagaimana dia akan mengakhiri hubungannya jika dia saja tidak punya alasan untuk itu, jika kamu tidak memberi tahunya lantas bagaimana bisa dia mengakhiri hubungan secara sepihak"
"harusnya jika Haikal menurut padaku dia tak harus bertanya alasannya aku meminta seperti itu" sergah Rima tak mau kalah bicara
"apa kau dulu tak pernah muda Rim bahkan dulu saat mendiang kedua orang tua mu masih ada kau saja menentang mereka demi Samsul. Rim saran ku bicaralah dengan Haikal pelan pelan dan berikan alasan yang tepat jika kamu masih tak ingin semua rahasia masa lalu mu dulu di ketahui olehnya"
Rima tak ingin Haikal tahu hal pahit apa yang dulu pernah berlaku padanya karena menurutnya itu sebuah aib yang tak ingin dia ingat bahkan tentang Haikal pun tak ada yang tahu tentang kehamilan Rima dahulu
Akhirnya Rima pun bersedia pulang bersama Haikal meski sampai saat di perjalanan pulang Rima masih enggan untuk berbicara dengan putranya itu
"Bu, ibu masih marah sama aku?" tanya Haikal meskipun sebenarnya dia pun sudah tau jawabannya apa
Rima tetap diam, dia tak menoleh sedikitpun pada Haikal yang berada di sampingnya
"pinggirin mobilnya Kal cepat," perintah Rima sontak Haikal pun menuruti perintah ibunya tersebut
Rima segera turun dari mobil, Haikal yang melihat itu takut jika ibunya akan kabur lantas segera ikut turun tapi ternyata dugaannya salah, Rima nampak sedang berbicara dengan seorang wanita
"Diana!!! Ngapain kamu disini?" tanya Haikal saat melihat Diana yang merupakan karyawan nya berada di luar sedangkan saat ini sudah masuk jam kerja
"maaf Bu Rima, pak Haikal saya hari ini ijin datang agak siang soalnya ibu saya baru saja masuk rumah sakit" jawab Diana dengan raut wajah yang terlihat sedih juga gugup
"inalillahi, memangnya ibu kamu sakit apa Diana?" tanya Rima terlihat khawatir
"ibu saya terkena stroke sudah hampir setahun ini Bu, dan tadi pagi kondisinya drop" jelas Diana
"lalu kalau ibumu sedang di rumah sakit ngapain kamu sekarang justru berada di sini?"
"saya... saya.... saya" Diana terlihat begitu gugup bahkan dia pun sampai meremas kedua tangannya karena rasa gugupnya itu
"Diana..." panggil Rima,
"saya baru saja dari rumah paman saya Bu mau cari pinjaman uang biaya ibu masuk rumah sakit tapi bukannya di pinjam i justru saya di hina, sekarang saya bingung mau cari pinjaman ke mana lagi" ucap Diana kini gadis itu tak lagi bisa menahan air matanya, Diana menangis tergugu dan Rima dengan jiwa ke ibuannya segera memeluk gadis itu
"astaga Diana kenapa kamu tidak bilang sama aku saja bukankah kamu juga bisa mengajukan pinjaman di kedai" jawab Haikal
"pinjaman saya sudah terlalu banyak di kedai pak jadi saya tidak berani mengajukan pinjaman lagi"
"sudah sudah sekarang kita ke rumah sakit untuk melihat kondisi ibu kamu sekalian biar biaya perawatan ibu kamu Haikal yang urus" lugas Rima,
Haikal mengiyakan ucapan ibunya tersebut dan kini mereka bertiga pun berada di dalam satu mobil untuk melihat kondisi ibunya Diana
Rasa terima kasih tak terbatas di ucapkan oleh Diana pada Rima juga Haikal atas pertolongan mereka saat ini karena di tengah keputusasaan nya nyatanya ada yang bersedia membantu dirinya