NovelToon NovelToon
Penjara Hati Ceo

Penjara Hati Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:32.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Bukan Pencuri

"Maa ... Maaf! Saya sangat lapar," ucap Lusi yang merasa panik karena ketahuan mencuri di kulkas orang. Padahal dia tak pernah mencuri, gara-gara lapar dia sampai melakukan hal yang memalukan seperti ini.

Sementara itu, Virgo menatapnya dengan angkuh. Namun, untuk sesaat ekpresinya berubah. Sedikit dingin dan berjalan begitu saja melewati Lusi.

"Duduk!" titah pria berwajah ketus tapi tampan tersebut.

Dengan takut-takut, Lusi duduk. Meskipun sudah ketahuan, dia akhirnya menundukkan wajahnya, malu juga sebenarnya.

"Makan di meja makan! Jangan pernah membawa makanan ke dalam kamar!" ujar Virgo.

Lusi pikir dia akan diintrogasi dan diintimidasi, nyatanya dia hanya disuruh makan di meja maka. Meskipun cuma makan pisang hasil curiannya itu.

"Makan!" perintah Virgo.

Lusi menelan ludah. 'Lebih baik aku makan saja, daripada dia marah-marah!' batin Lusiana sambil dengan cepat mengupas kulit pisang yang dia sembunyikan di dalam baju.

Ia makan cepat-cepat, dan matanya tak berani menatap sosok pria yang kini duduk di depannya. Di sisi lain, pikiran Virgo berkecamuk. Sebal melihat tingkah Lusi, tapi dia ingin menatap wajah itu.

"Sudah ... bolehkah saya kembali?" tanya Lusi sembari mengangkat dagunya sedikit. Satu pisang sudah habis, satunya lagi diletakkan di atas meja. Mungkin malu, karena tak mau dikira rakus. Meksipun masih lapar.

"Habiskan!" perintah Virgo dengan keras.

"Sudah," kata Lusi menolak. Kepalanya menggeleng pelan.

"Aku tidak suka dibantah!" ujar Virgo. Seperti sebelumnya, sorot mata yang menyalak. Seperti ada kemarahan, tapi juga ada kesedihan di dalam sorotan mata tersebut.

Sampai akhirnya, Lusi terpaksa makan pisang kedua. Kali ini lebih cepat, masih mengunyah, dia langsung berdiri.

"Sudah habis, saya akan ke kamar."

Baru Lusi berdiri, tapi langsung ditahan oleh Virgo.

"Ambil makanan lagi!" perintah Virgo.

"Tidak, terima kasih. Saya sudah kenyang." Lusia menggeleng, ia menolaknya.

Namun, dengan sekali tatapan. Gadis itu langsung terbirit-birit ke kulkas. Mengambil sebungkus roti gandum serta yogurt.

"Boleh saya bawa ini?" tawar Lusi.

"Siapa yang menyuruhmu makan di kamar? Ini tempatku! Kau harus mematuhi peraturan di tempat ini."

Lusiana mengusap wajahnya dengan satu tangan, gara-gara perut keroncong, dia kena marah orang yang bahkan tidak dia kenal seumur hidupnya. Ingin kabur dari sana, tapi sementara sepertinya di sini tempat yang aman.

Dengan canggung, akhirnya Lusi makan roti di depan Virgo. Cara makan yang lumayan berantakan, banyak remahan, bahkan sempat menjilath jemarinya yang terkena yogurt, pasti tidak pernah belajar table manner yang benar. Sangat jauh sekali dengan mendiang istrinya. Kelas mereka benar-benar sangat jauh. Seketika Virgo langsung ilfill.

'Apa yang kau cari dari gadis ini? Dia bukan Revalina ... Dia bukan Reva,' batin Virgo yang terusik dengan hatinya yang tak pernah bisa melupakan sang istri.

Cintanya seperti sudah habis pada diri Reva, perempuan cantik, berkepribadian menarik dan Virgo sangat mencintainya. Sayang, cinta itu seketika hancur tatkala kecelakaan besar merenggut nyawa Reva.

"Boleh saya kembali ke kamar?" tanya Lusi lagi.

Pertanyaan Lusiana membuyarkan lamunan Virgo. Lelaki itu langsung berdiri dan meninggalkan Lusi begitu saja.

Tidak mau buang-buang kesempatan, mumpung Virgo pergi, Lusia bergegas ke kamar dan langsung mengunci kamar itu dengan segera. Lumayan, ia bisa tidur nyenyak setelah perutnya kenyang. Urusan besok, dia akan pikirkan belakangan.

***

Pukul enam pagi lewat beberapa menit.

Matahari sudah menampakkan sinarnya, Lusi terbangun saat seseorang mengetuk pintunya. Gara-gara tengah malam terbangun karena lapar, kini Lusi jadi kesiangan.

Begitu dia membuka pintu, seorang wanita berpakaian pelayan langsung menyodorkan tas besar berisi pakaian yang sama dengan yang dipakai pelayan tersebut.

"Ini baju kerjamu! Pakai dari jam 5 pagi sampai 9 malam. Selalu pakai seragam setiap bekerja, tidak ada libur di sini. Jika mau libur, seminggu sebelumnya harus ijin terlebih dulu. Tugasmu nanti akan aku jelaskan. Sekarang kau siap-siap!"

Wanita itu langsung berbalik, sementara Lusi dia dibuat membantu untuk sesaat.

"Aku pakai ini? Aku pelayan ...? Aku ..."

Beberapa saat kemudian.

Lusiana sudah pakai baju pelayan seragam yang sama dengan para pelayan yang lain.

"Lusi, sekarang kamu adalah bagian dari tim pelayan di rumah ini. Kami semua punya job masing-masing. Khusus untuk kamu, tugasmu khusus memperhatikan kebersihan di kamar pak Virgo, menyiapkan segala keperluan beliau, serta melakukan semua perintahnya. Satu lagi, jangan pernah membatah, atau kamu akan dipecat."

Lusia kelihatan bingung, karena dia memang tak berniat bekerja jadi pembantu di rumah yang besar itu. Lalu kenapa dia harus mengurus keperluan Virgo?

"Maaf ... Boleh saya bertanya?"

"Ya, silahkan."

"Kapan saya bisa mendapatkan hari libur?" Lusi bertanya karena ingin merencanakan ancang-ancang untuk kabur.

"Tidak ada libur, hanya jika kamu sakit. Itupun dokter yang akan datang ke sini.

"Saya punya keluarga ... Saya harus kuliah."

"Saya tidak tahu, dan itu bukan urusan saya. Sekarang jam 7 lebih 5 menit. Silahkan siapkan keperluan pak Virgo untuk main golf pagi ini. Jadwal pak Virgo selalu up-to-date, jadi kamu harus selalu memeriksanya. Sekarang silahkan bekerja, karena saya juga harus melanjutkan pekerjaan saya."

Lusiana ingin bertanya lagi, tapi pelayan senior itu malah langsung pergi.

"Astaga!" Lusia mengusap wajahnya dengan pasrah.

Dengan pakaian pelayanan, rok selutut tapi rapi dan modis, ia pun berjalan ke lantai dua. Menaiki tangga dan mencari kamar Virgo sambil mempelajari apa yang ada di tablet. Ya, dia sudah dapat satu tablet berisi job serta apa sayang yang perlu dia perhatikan.

Tok tok tok

Tidak ada sahutan.

"Pak Virgo?"

Tetap tak ada sahutan. Lusi menggigit bibir bawahnya, kemudian mengetuk lagi. Hingga akhirnya ada pelayan lain berpapasan.

"Apa pak Virgo di dalam?" tanya Lusi.

"Mungkin beliau mandi, silahkan siapkan segala keperluannya. Jika tidak, kau akan kena marah. Kau anak baru, harus lebih disiplin!"

Lusi langsung lesu. Ia pun membuka pintu, benar saja tak dikunci. Tak ada orang juga di sana. Lusi melihat tablet, melihat apa yang harus dia lakukan. Ia kemudian membuka salah satu lemari, mengambil pakaian ganti untuk Virgo. Sesuai jadwal yang tertera, pagi ini main golf dengan salah satu kolega bisnisnya.

Usai menyiapkan pakaian untuk Virgo, Lusi cepat-cepat keluar kamar, sayang dia terlambat keluar setelah Virgo sudah muncul dari balik pintu kamar mandi.

"Maaf," kata Lusi langsung membuka pintu.

"Tetap di tempatmu!" seru Virgo. Pria itu kemudian jalan mendekati Lusi yang berdiri membelakanginya.

Lusiana seketika panik saat merasakan tangan dingin Virgo yang mendarat di pinggangnya dan langsung bersambung.

1
*Septi*
gengsi Virgo masih setinggi pohon alpukat 🤭
~ziaaa~
ckckck.....virgo....virgo...😑
Imas Kartini
virgo klw mau y tinggal lakuin aja g usah lemes mulutnya pke acara ngehina segala
Maya's ❤️
haishhhhh tak sumpah in kamu bucin akut sama lusi ya virgo, ben gantian kamu ngemisssss sama lusi. beuh gemes sama virgo 😒😒😒
Maya's ❤️
la nek masuk angin gimana nanti go virgo 🤭
Ainisha_Shanti
definition Mahu tapi malu 😂😂😂
ken darsihk
Eehhh pk Virgo kalau kebelet lihat si Lusi bilang aja, nggak usah ono ini kucruttt aneh 🤨🤨🤨
Ummi Yatusholiha
langsung ia tempelkan bibirnya dan tiba2 terdengar suara tirta menangis.. sokoooorrrrr 😁😁😁
Sept September: ya salam . nasibbb nasib /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
susilawatiAce
dikit amat kak sept.
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
satu kata buat Virgoun idih najonggggg ,.../Skull//Skull/
Ery_prsty
minta digetok pakai palu kepala virgo....
kata2mu pedas tp butuh Lusi😪😪
Maria Agustina
Luar biasa
aurel chantika
kalau virgo ini ada didunia nyata dan Deket sama aku,udah tak jambak-Jambak itu mulut.
Sept September: Monggo kak wkkwkwk
total 1 replies
aurel chantika
suwi-suwi tak keplak misan endasmu virgo
aurel chantika
kalau ngomong itu pake filter kenapa to kang virgo
aurel chantika
namanya juga laki-laki
💞🖤Icha
Lusi sumpel tuh mulut suamimu..biar bisa menghargai...punya istrì bukan seperti barang...kalau gk suka... kalau gk mencintai uda aza...biar Lusi sama Tirta selesai...punya suami hitungan uang rezekinya jauh...liat aza jadi bucin kamu Virgo..🤨🤨
Siti Ariani: iya bener sumpel pake kaos kaki 🤣
Sept September: lohhhh??? apanyaaa?? wkwkkwkw
total 3 replies
tintiin21
Virgo ini sok"an hina" Lusi tp sbnrnya sungguh berselera... 😌😌😌😌
Umine LulubagirAwi
Cerita Ka Sept selalu berbeda. pkoknya ambil baiknya, bruknya buat pelajran dan pmikiran kedannya aja. jgn di praktekan. dossa. jgn ya dek yaa. soalnya yg bca skrg ga cm irt, anak2 bca aja ga lihat genre. untg ka sept selaku sensorr.
Sept September: sama ky hp suamiku. jatuh dr tas pas mau ambil dompet, alhasil pisah jadi dua wkwkwk
Umine LulubagirAwi: aku ngetik perasaan bener, lah bnyak typonya tryta.
hp eroorr sndri ini. lcdnya mau copot dr csingnya. 🤣🤣🤭🤦‍♀🤦‍♀
total 3 replies
Risa Amanta
wes gendeng wong Iki..emang Luci pela**r
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!