NovelToon NovelToon
Ciuman Manis Kakak Angkat

Ciuman Manis Kakak Angkat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:71.8k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Kak Zavin kenapa menciumku?"

"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku, Viola."

Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat Zavin berusia 9 tahun dan Viola berusia 5 tahun. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, tak disangka Zavin jatuh cinta pada Viola. Dia sangat posesif dan berusaha menjauhkan Viola dari pacar toxic-nya. Namun, hubungan keduanya semakin renggang setelah Viola menemukan ayah kandungnya.

Apakah akhirnya Zavin bisa mendapatkan cinta Viola dan mengubah status mereka dari kakak-adik menjadi suami-istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Di klub malam yang penuh dengan lampu berkelap-kelip dan musik yang menggema, Viola duduk di sebuah sofa bersama Dika, dan teman-temannya. Di depan mereka, minuman berjejer di atas meja.

"Aku gak mau minum!" kata Viola menolak minuman yang didekatkan oleh Lana.

"Viola, malam ini kita party, tanpa minum gak seru!" kata Raisa. Ia meneguk segelas kecil minuman beralkohol itu.

"Kamu kan udah dewasa, sesekali nggak apa-apa," tambah Lana. Ia justru bersulang dengan pacarnya yang duduk di sebelahnya

Viola menggigit bibirnya. Ia menoleh Dika yang hanya tersenyum padanya.

"Nggak usah dipaksa kalau nggak mau," kata Dika. Ia mengambil segelas kecil minuman itu dan meneguknya.

Di tengah euforia malam itu, desakan Raisa dan Lana semakin kuat, dan Viola pun akhirnya menyerah. "Oke, cuma sekali ya," katanya setengah hati dan meraih gelas itu lalu meneguknya. Minuman itu terasa panas di tenggorokannya.

"Lagiii ...." Lana menambah lagi di gelas Viola dan mendekatkan ke bibirnya.

Viola mulai merasakan efeknya. Kepalanya terasa ringan, dan Ia tertawa tanpa sebab saat Lana terus menyodorkan gelas lain. Tubuhnya mulai terasa lemas, dan pandangannya sedikit kabur.

Dika tersenyum miring, lalu mengulurkan tangannya ke arah Viola. "Ayo, gabung mereka."

Tanpa berpikir panjang, Viola menerima tangan Dika. Mereka menuju lantai dansa, di mana musik berdentum lebih keras. Dengan langkah yang sedikit goyah, Viola mulai bergerak mengikuti alunan musik, sementara Dika menari di depannya dan memegang pinggang Viola agar tidak terjatuh.

Mereka menari bersama di bawah cahaya lampu disko yang berwarna-warni. Tawa Viola menggema, dan untuk sesaat, ia melupakan segalanya. Ia terbawa oleh suasana dan alkohol yang mengalir dalam tubuhnya.

Dika tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Viola. Wajahnya semakin mendekat, dan tangannya semakin erat merengkuh pinggangnya. Mereka bergerak bersama di lantai dansa, seolah hanya ada mereka berdua.

"Kamu cantik," bisik Dika di telinga Viola, suaranya serak dan penuh pesona. Viola memejamkan mata, membiarkan dirinya tenggelam dalam momen itu, hingga rasa dekat dari Dika semakin mendominasi.

Namun, tiba-tiba sebuah tangan kuat menarik Dika menjauh dari Viola dengan paksa. Dika terhuyung dan melepaskan pegangan dari pinggang Viola. Dalam hitungan detik, pukulan keras mendarat di pipi Dika dan membuatnya terjatuh ke lantai.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Zavin dengan penuh amarah. Tangannya masih mengepal setelah pukulan itu.

Suasana lantai dansa seketika berubah. Orang-orang yang tadi asyik bergoyang mulai menepi, memperhatikan dengan tatapan terkejut dan penasaran.

Viola yang setengah sadar, kini terduduk di lantai. Dia terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Zavin segera berjongkok di depannya, melepas jasnya dan menutupi tubuh Viola yang hanya terbalut dress mini itu.

Tatapan Zavin yang dingin beralih pada Lana dan Raisa, teman-teman Viola yang masih berdiri di pinggir lantai dansa. "Jangan pernah bawa Viola ke tempat ini lagi," ujarnya tegas dengan penuh ancaman. "Kalau kalian masih berani melakukannya, kalian akan berurusan denganku."

Kemudian Zavin mengalihkan perhatiannya kembali ke Dika yang sedang mengusap bibirnya yang berdarah akibat pukulannya. "Putuskan Viola! Kalau tidak, aku akan habisi kamu."

Zavin mengambil tas Viola yang tergeletak di sofa, lalu dia menggendong Viola keluar dari klub malam itu. Viola masih setengah sadar, tubuhnya lemas di gendongan Zavin.

Sesampainya di mobil, Zavin segera memasukkan Viola ke dalam mobil dengan hati-hati dan memastikan ia duduk dengan nyaman.

"Aku masih mau joget sama teman-teman, Kak Zavin ..." gumam Viola.

Zavin tak menggubris omongan Viola. Ia masuk ke dalam mobilnya dan duduk di kursi pengemudi. Ia memasangkan sabuk pengaman di tubuh Viola. "Kamu selalu bandel," kata Zavin dengan frustrasi. "Berapa kali aku bilang, jangan ke tempat seperti ini! Kamu perempuan, harus bisa jaga diri!"

Tiba-tiba tangan Viola menarik dasi Zavin, membuat wajah kakaknya itu mendekat hingga napas mereka hampir bersentuhan. "Kak Zavin selalu mengganggu hidupku!" Viola berbisik tajam, matanya masih setengah terpejam. "Kak Zavin, bisakah berhenti protektif? Aku sudah 20 tahun, aku sudah pacaran beberapa kali, tapi belum pernah merasakan first kiss!"

Zavin hanya terdiam. Kemudian Viola mendorongnya dengan keras agar menjauh. Ia membuang wajahnya ke arah jendela mobil. "Aku kesal!" katanya, sebelum akhirnya memejamkan mata lagi karena kepalanya terasa berat dan pusing.

Zavin melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah beberapa menit berlalu, tapi mobilnya masih terparkir di tempat yang sama. Kemudian, ia mengirim pesan kepada mamanya.

"Aku jemput Viola. Mama dan Papa tidur saja, tidak usah menunggu."

Setelah menerima balasan dari sang mama, Zavin tetap tidak menggerakkan mobilnya. Ia duduk bersandar sambil memandangi Viola yang sesekali menggumamkan kata-kata tak jelas dalam kondisi setengah sadar.

Tangan Zavin terulur, dengan lembut menyibakkan helaian rambut panjang yang menutupi wajah Viola. "Aku ngelakuin ini karena aku sayang sama kamu, Vio," bisiknya pelan.

Viola hanya menepis tangan Zavin tanpa mendengar apa yang dikatakan Zavin.

Setelah beberapa saat, Zavin akhirnya memutuskan untuk melajukan mobil menuju rumah. Sesekali, pandangannya melirik ke arah Viola yang tertidur dengan kepala yang terkatuk-katuk. Beberapa kali, ia harus menahan kepala Viola agar tidak membentur jendela.

Sesampainya di halaman rumah, Zavin keluar dari mobil dengan hati-hati. Ia memastikan kedua orang tuanya sudah terlelap sebelum kembali ke mobil dan membuka pintu di sisi Viola. Kemudian ia menggendong tubuh Viola yang lemas dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Zavin menaiki tangga menuju kamar Viola, langkahnya pelan agar tidak membangunkan siapa pun. Setibanya di kamar, ia menurunkan Viola ke tempat tidur, namun tiba-tiba Viola menarik lengannya dengan kuat.

"Kak Zavin, kenapa terus larang aku? Jawab!"

Zavin hampir kehilangan keseimbangan, tapi ia segera menopang tubuhnya dengan siku dan memastikan dirinya tidak jatuh di atas Viola. Jantungnya berdegup kencang, ada perasaan yang bercampur aduk di dalam dadanya.

"Karena yang kamu lakuin ini salah, Vio," jawab Zavin tegas, berusaha mengendalikan emosinya. "Kamu nggak boleh ke klub, apalagi sampai mabuk begini. Dan kamu nggak boleh pacaran sembarangan! Kamu harus jaga diri."

Zavin berusaha bangkit, tapi Viola menarik lengannya lagi dan membuatnya tetap terperangkap di situ.

Mata Viola yang masih sayu dan kabur menatap Zavin. "Kak Zavin pernah merasakan ciuman pertama?" tanyanya tiba-tiba, suaranya begitu pelan namun menggema di kepala Zavin.

Zavin tertegun, tidak menyangka pertanyaan seperti itu keluar dari mulut Viola. Ia menelan salivanya. Pacaran saja dia belum pernah, apalagi berciuman.

"Katanya, ciuman pertama itu buat cinta pertama," lanjut Viola. "Tapi aku udah beberapa kali pacaran dan nggak pernah ciuman. Apa mereka semua bukan cinta pertamaku?"

Zavin menghela napas, berusaha tetap tenang. "Vio, itu nggak penting. Yang penting kamu fokus kuliah dan lulus dengan nilai terbaik. Hal-hal kayak gitu nggak akan nambah apa-apa buat hidup kamu."

Viola seakan tidak mendengar perkataan Zavin. "Kak Zavin! Aku udah nonton puluhan drama Korea sama China. Aku pengen tahu gimana rasanya ciuman itu."

Zavin mengangkat kedua tangannya dan menangkup lembut pipi Viola yang terasa dingin. Ia menatap dalam kedua mata Viola. Perlahan, wajahnya mulai mendekat...

1
Salim S
seru...
Salim S
thank s thor ending yang sempurna..di tunggu karya2 selanjutnya...anak2 vita dan shaka mungkin...or...yg penting masih keturunan s badboy arsen.anak2 rangga dan keturunannya....
Risma Waty
Happy ending ...
Thanks Mbak Puput
Ditunggu karya selanjutnya ❤️
Risma Waty
Wow, Zavin & Viola otw papa mama
Mrs.Riozelino Fernandez
orang tuanya gak dikasi kabar bahagia nya kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez: jahat kk Thor 😆😆😆
fb/Ig: Puput Alfi: udah, aku skip. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Zeino....
Mrs.Riozelino Fernandez
Zavilia...☺️
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya tamat juga...
perjuangan cinta mereka berbuah manis...
Gadis Puspa Kartika
hati yang saling berkaitan satu sama lainnya
Risma Waty
Akhirnya....
Semoga cepat menghasilkan ya, Zavin
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya bahagia...
semoga cepat diberi momongan ya ..
Mrs.Riozelino Fernandez
mau sekarang atau nanti sama aja,karena kalian udah suami istri...
udah hak Zavin...
Salim S
selamaaat....
Mrs.Riozelino Fernandez
hmmm kamu atau Viola Vin...
😆😆😆
Risma Waty
Happy wedding buat Zavin dan Viola.. bahagia selalu, cepat dapat momongan.
Risma Waty
Tidak diragukan lagi cinta Zavin kepada Viola
Riyasih
jangan lama 2 dong thor up nya 💪💪♥️♥️
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
ganti judul kah?
Mrs.Riozelino Fernandez
duuuuh....ada aja halangan mereka 😤
Risma Waty
Judulnya diganti toh... tadi sempat bingung, perasaan belum pernah baca judul ini. Pas buka episode ternyata Zavin & Viola.


Siapa ya yang berniat jahat ke Viola?
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒: oh ya tho, lupa soale. makasih
Risma Waty: judul aslinya: I Like Your Kiss
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!