Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Malamnya Aqilla mulai sibuk belajar untuk persiapan tes ujian masuk perguruan tinggi. Karena saat ini ia sudah duduk di bangku SMA walaupun masih semester awal,ia harus sudah memikirkan nya secara matang. Apalagi pihak sekolah sudah merekomendsikannya untuk mengikuti tes di universitas ternama nantinya. Ia berencana mengambil jurusan tata busana karena dari kecil walaupun ia tidak pandai di bidang akademik tapi dia sangat menyukai seni terutama yang berkaitan dengan menggambar. Ia juga memiliki cita cita sebagai desainer yang kelak akan mempunyai butik sendiri.
Namun baru saja ia mulai membaca buku,terdengar suara Miranti memanggilnya dari bawah. Aqilla pun langsung menghampiri Miranti jika ia terlambat sudah di pastikan sang mama akan murka.
"Iyaa maa.. ada apa manggil aku?" Tanyanya begitu berada dihadapan Miranti.
"Kamu ngapain aja sih di kamar,kayak penting aja yang kamu kerjain itu. Kamu gak lihat ini udah waktunya makan malam dan mbok Darmi lagi pulang kampung. Kamu yang masak sana,mama sama Adnan dan Alvaro sudah lapar. Cepetan kok malah bengong aja kayak orang bodoh!!"umpat Miranti.
"Iya.. ma,sebentar aku siapin dulu yaa" jawab Aqilla langsung menuju dapur, sementara Miranti dan kedua anak lelakinya bersantai di ruang keluarga.
Semenjak 10 tahun terakhir ini bisa di bilang kalau perlakuan Miranti kepada Aqilla tidak seburuk dulu lagi. Itu juga karena Aqilla perlahan bisa mendapatkan juara di sekolah nya. Meski begitu tetap saja Aqilla tidak sepenuhnya mendapatkan perhatian sang mama. Baginya itu sudah cukup yang penting ia tidak dihukum dan di pukuli lagi.
"Ck,lama banget si ma dia masak nya aku udah lapar banget nih. Perut ku udah perih dan keroncongan dari tadi"ucap si bungsu Alvaro.
"Iya nih mah,lagian kan kita bisa beli aja kenapa juga harus nyuruh dia. Udah lah lama belum tentu juga enak"tambah si sulung Adnan.
"Yaa kan itung-itung hemat nak, sebentar ya biar mama liat dulu udah masak atau belum" jawab Miranti kemudian berlalu menuju dapur melihat Aqilla.
"Kamu masak atau bersemedi sih lama banget di tungguin dari tadi. Liat tuh gak kasian kamu sama saudara kamu udah pada kelaparan. Makanya kalau udah tau mbok Darmi gak di rumah tuh langsung inisiatif masak jangan nunggu di suruh dulu."ucapnya ketus.
" Iya ma.. ini sebentar lagi masak kok. Mama sama yang lain tunggu di meja makan dulu yaa biar aku siapin dulu."kata Aqilla seraya mengambil mangkok untuk menuangkan sayur yang sudah di masaknya.
Selang sepuluh menit semua makanan sudah tersaji di atas meja. Ada berbagai menu seperti sayur SOP,ayam goreng beserta tempe tahu dan juga sambal terasi serta beberapa lalapannya. Miranti beserta anak lelaki nya segera mengambil nasi dan beberapa lauk di piring masing-masing. Aqilla pun yang sudah lapar juga menarik kursi dan akan bergabung untuk makan bersama mereka.
"Eitss..mau ngapain kamu. Siapa yang suruh kamu ikut makan sama kita hah?"pekik Miranti.
"Ta..tapi kan ma, aku juga lapar. Bolehkan aku makan bareng sama kalian juga disini?"tanya Aqilla sambil memegangi perutnya.
"Enak aja kamu, gak boleh. Kamu harus tunggu kami selesai makan setelah itu kamu beresin semuanya,baru kamu boleh makan. Udah sana kamu ganggu tau gak"seperti tak punya hati Miranti mengusir anaknya sendiri. Sementara ia dengan lahapnya menyantap makanan yang telah di masak susah payah oleh Aqilla.
Aqilla pun kembali ke dapur untuk mencuci alat masak yang ia gunakan tadi. Perutnya sudah perih karena belum terisi makanan sedikitpun. Tak berselang lama ternyata mama dan saudara nya yang lain sudah selesai makan. Ia segera menuju meja makan berharap masih ada sisa makanan untuknya.
Betapa terkejutnya Aqilla melihat meja makan yang berantakan dan seluruh makanan yang sudah habis tak bersisa. Hanya tinggal tulang ayam dan nasi yang sedikit saja.
"Ya Allah kenapa mereka tidak menyisakan untukku sedikit saja. Sampai kapan mama akan terus begini ya Allah"batin Aqilla.
Takut Miranti akan melihatnya dan memarahinya, dia pun segera membereskan seluruh bekas makan keluarga nya. Dengan lemah ia membuka kulkas berharap masih ada bahan makanan yang tersisa. Saat membuka kulkas hanya ada telur saja itu pun cuma satu. Beruntung masih ada sedikit nasi,ia pun segera menggoreng telur dan memakannya dengan lahap.
"Alhamdulillah untung aja masih ada telur tadi. Lumayan untuk ganjal perut.Padahal tadi aku udah bayangin makan masakan ku,pasti enak. Andai aja papa masih ada pasti aku bakal di beliin makanan yang enak-enak sama papa"tak terasa air matanya pun turun perlahan membasahi pipinya.
"Yaa Tuhan,aku gak boleh kayak gini. Gimanapun juga papa udah tenang di surga. Papa pasti sedih kalau lihat aku nangis. Mendingan aku lanjut belajar aja,aku harus bisa buat papa bangga di surga sana"ucap Aqilla segera menghapus jejak air matanya yang tersisa.
^^^^
Pagi ini setelah upacara bendera dan jam pelajaran segera di mulai. Seorang guru memasuki ruang kelas bersama siswa baru yang akan bergabung di kelas 12 A,yaitu kelas Aqilla juga. Seluruh siswa mengalihkan perhatiannya kepada murid baru tersebut,terutama yang perempuan. Pasalnya siswa ini terlihat begitu tampan dan kharismatik,dengan hidung mancung,kulit kuning Langsat dan tinggi badan yang ideal. Ditambah lagi penampilan nya yang membuat ia terkesan bad boy. Tapi tidak bagi Aqilla,ia tetap fokus dengan buku yang di bacanya.
"Selamat pagi Murid-murid semunya hari ini kita kedatangan siswa baru. Ibu harap kalian bisa menerima dia dengan baik. Silahkan perkenalkan nama mu terlebih dahulu kepada teman barumu"ujar Bu guru kepadanya.
"Oke semuanya,kenalin nama saya Nathan Narendra. Kalian bisa panggil Nathan aja boleh. Saya pindahan dari SMA Budi mulia dan terpaksa pindah kesini karena ayah saya dipindah tugaskan. Semoga kita bisa jadi teman yang baik".
"Jangan kan teman jadi pacar juga aku mau kok"sahut salah satu siswi berambut keriting yang langsung mendapat sorakan dari seisi kelas.
"Sudah-sudah diam semuanya. Nathan silahkan kamu duduk di sana yaa cuma itu bangku yang kosong"perintah Bu guru.
Nathan pun mengangguk dan berjalan menuju tempat duduknya yang berada di sebelah Aqilla. Aqilla hanya menatapnya sekilas dan tersenyum kemudian melanjutkan aktivitas nya. Nathan merasa heran dengan wanita satu ini, padahal seluruh siswi terpesona dengan ketampanannya tapi tidak dengan gadis itu. Ia merasa tertantang untuk mendekatinya seperti ada aura berbeda yang dimiliki gadis itu.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.