Sekian lama Rion menderita karena selalu saja kerasukan setiap saat, mau itu siang atau pun malam maka setan terus saja merusak tubuh anak laki laki ini. bahkan Rion sampai berpikir untuk bunuh diri saja, sangking lelah nya dengan hidup yang selalu di rasuki setan.
Namun seorang wanita bernama Purnama berjuang keras untuk membuang setan yang ada di tubuh Rion, dia tidak sendirian karena ada adik nya juga yang membantu.
Mampu kah Purnama membuang iblis di tubuh Rion?
Atau justru Purnama malah gagal dan Rion harus meninggal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Memang Arya
"Ya Allah kenapa secepat ini engkau ambil suamiku!" Umi begitu syok dan kehilangan sosok suami.
"Abi jangan tinggalkan Rehan seperti ini, tolong hidup lagi." bocah umur lima tahun itu menangis pilu.
"Kasihan ustad Toni, kenapa dia harus meninggal secepat ini." isak warga yang merasa sangat kehilangan.
"Tadi malam dia muntah darah sangat banyak dan kemungkinan itu adalah luka dalam sehingga sekarang meninggal dengan cara seperti ini." Fahri saudara Ustad Toni bercerita kepada para warga.
"Apa Ustad Toni mengatakan dadanya terasa sakit tadi malam?" Dimas bertanya kepada Fahri.
"Benar, dia memang selama ini banyak mengeluh bahwa bagian dada terasa sangat sesak dan bila sudah begitu maka dia pasti akan muntah darah." ucap Fahri pelan.
"Ya Allah bisa saja itu karena hantaman pasung di rumah Pak Bahar kan ya?" Dimas menatap Surya yang ada di sebelah dia.
"Jangan ngomong seperti itulah nanti Pak Bahar dengar dan tidak enak pula jadinya." Surya memang merasa sungkan kepada Pak Bahar.
Dimas mengangguk dan dia menatap kesana kemari untuk memastikan apa memang tidak ada Pak Bahar sekarang di sini dan ternyata memang pria itu duduk agak jauh sehingga tidak mungkin dengar apa yang telah dia katakan barusan, menyesal juga karena telah berbicara sembarangan di depan banyak orang seperti ini.
Tapi memang tadi malam Ustad Toni terkena hantaman pasung yang begitu kencang dan saat itu juga dia sudah mengalami sesak napas hingga mengeluarkan darah lumayan banyak, ini ketika pulang maka Fahri juga mengatakan bahwa tadi malam Ustad Toni tidak bisa tidur dengan nyenyak karena rasa sesak di dada kian menjadi.
Dimas menarik nafas berat karena sekarang sudah jatuh korban seperti ini dan memang benar Rion adalah korban juga dari seorang iblis yang tidak pernah mereka ketahui asalnya dari mana, mau menyalahkan bocah itu jelas tidak mungkin bisa karena sekarang itu semua di luar kendali Rion yang telah di kuasai iblis.
Bahkan Rion saja ingin menyerah dengan hidup dia karena tidak sanggup menahan rasa sakit setelah iblis itu pergi meninggalkan tubuh, Pak Bahar berulang kali mengatakan bahwa Rion pernah melakukan aksi nekat bunuh diri agar dia tidak lagi hidup menderita karena di bawah kungkungan iblis yang begitu kuat dan jahat.
Setiap di kuasai iblis itu bukan berarti Rion tidak menderita karena dia harus merasakan semua rasa sakit di tubuh ketika iblis itu telah meninggalkan tubuh, patah kaki dan juga luka lain itu sudah hal biasa karena selama ini dia telah mengalami banyak hal yang bisa di bilang lebih mengerikan dan juga lebih menyakitkan.
Ini kalau mau di tuduh bahwa dia adalah pelaku kematian dari Ustad Toni maka itu jelas tidak mungkin karena nanti yang ada Rion akan semakin menderita dan dia akan kembali melakukan perbuatan nekat, sekarang saja mungkin Rion sudah merasa amat bersalah karena bisa dikatakan dia adalah pembunuh dari guru yang mengajari dirinya mengaji di mushola.
"Di mana Mas Arya tadi, aku sempat melihat dia kok!" Surya masih berusaha mencari keberadaan Arya saat ini.
"Nah itu dia!" Surya bersorak girang karena dia memang tidak salah lihat.
"Siapa, Sur?" Dimas menoleh kepada Surya.
"Itu adalah orang yang sudah ku ceritakan bahwa dia mampu mengusir iblis, Alhamdulillah dia sudah datang ke sini dan pasti mau membantu kita!" Surya menjelaskan kepada Dimas.
"Sana sambut lah, kau yang kenal dengan dia." suruh Dimas.
"Sama siapa yang satu lagi itu? aku tidak pernah melihat sih." Surya tidak mengenali Nolan yang ikut bersama dengan Arya.
"Ah tidak usah kau permasalahkan itu karena yang penting Mas Arya sudah mau datang dan mau membantu kita." desak Dimas juga tidak sabar karena dia memiliki bayi berusia empat bulan.
"Ya, aku akan mendatangi dia sekarang." Surya segera bangkit dan mengejar Arya yang sedang ngobrol dengan Pak RT.
Arya memang sedang berbicara dengan Pak RT karena dia ingin tahu apa yang telah terjadi di Pulau ini dan apa ada hal aneh, mendengar pertanyaan Arya awalnya Pak RT merasa bingung untuk bercerita bagaimana namun Pak Bahar berani mendekat dan dia setuju bila Pak RT mengatakan apa yang telah terjadi pada pulau ini.
Mungkin saja bila mereka bercerita maka nanti bisa mendapatkan solusi karena tidak mungkin ada yang datang bertanya begitu saja tanpa ada maksud tujuan, Pak Bahar juga merasa bahwa Arya pasti mencari sesuatu sehingga dia berani bertanya langsung tentang hal gaib yang ada di pulau terpencil ini.
"Anak saya menderita sudah mau satu tahun, setiap saat selalu saja kerasukan dan kata ustad yang meninggal ini di tubuhnya ada seorang iblis dan dia bersembunyi di bagian jantung." jelas Pak Bahar kepada Arya.
"Itu dia!" Sagara berbisik kepada Arya dan memang tidak ada yang melihat keberadaan dia.
"Jadi sudah selama itu anak bapak selalu kerasukan?" Arya agak kaget karena waktu sangat lama telah berlalu.
"Benar apa yang saudara bilang bahwa dia pasti menggandakan diri agar kita tidak tahu bahwa dia telah keluar dari dalam lautan itu." Nolan berkata pelan.
"Apa Mas tau sesuatu tentang iblis yang merasuki tubuh anak saya?" Pak Bahar bertanya kepada Arya.
"Bila saya katakan tentang sedikit banyak iblis ini apa kalian bisa mempercayai?" Arya ragu bila mereka nanti akan percaya akan ucapan dia.
"Setelah melihat sendiri keadaan Rion tentu saja seluruh warga pulang ini telah menyadari bahwa iblis itu memang nyata." Pak RT yang menjawab ucapan Arya.
"Mas Arya!" Surya datang dan langsung mendekat.
"Loh Surya!" Arya juga bangkit karena tidak menyangka akan bertemu dengan pria ini di sini.
Memang Arya sempat membaca pesan dari pria ini namun dia tidak seberapa paham karena tadi sedang di lautan sehingga fokus dan mengabaikan begitu saja, dan ternyata yang mengirim pesan itu adalah Surya orang yang dulu pernah dia tolong ketika bermasalah dengan tempat kerjanya di desa pandan Arum.
"Mas aku kirim pesan tapi cuma di baca saja." Surya segera bersalaman dengan Arya.
"Ini aku lagi banyak kerjaan jadi tidak fokus membaca pesan mu tadi dan kebetulan memang sedang di jalan menuju ke sini." jelas Arya.
Surya begitu lega karena akhirnya Arya sudah bisa datang dan nanti dia sangat yakin bahwa masalah ini akan bisa segera di atasi dengan baik, sebab selama ini Arya dan yang lain tidak pernah gagal ketika sedang menangani sebuah kasus yang mengerikan dan itu tentu saja bersangkutan dengan iblis.
Sekarang malah kebetulan dia datang di Pulau ini dan tentu saja para penghuni pulau menjadi begitu senang karena mereka yakin akan segera di tolong oleh Arya, walau mereka tidak tahu bahwa yang sedang di cari oleh Arya ini adalah keponakan sendiri dan mereka beranggapan Arya datang ke sini karena ada firasat tentang Ibis kuat.
Selamat pagi menjelang siang ya besti, jangan lupa like dan komen nya ya.