Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~03
Lily kembali memakai pakaiannya pagi itu setelah pria asing itu memberikannya uang sebesar 500 juta, kemudian ia segera meninggalkan hotel tanpa disadari teman-temannya mungkin juga karena ia masih memakai seragam jadi membuat mereka tak curiga meskipun sebelumnya ada seseorang memanggilnya tapi ia langsung berlari keluar.
Kini gadis itu pun telah sampai di rumahnya dan sang nenek sudah berdiri di depan pintu menyambutnya dengan wajah khawatir. "Kamu baik-baik saja? kenapa tidak pulang semalam bahkan ponselmu tidak aktif?" ucap wanita tua itu dengan sedikit kesal.
"A-aku lembur nek." Lily nampak gugup, semoga saja neneknya tak memperhatikan penampilannya yang lumayan berantakan dan juga wajah lelahnya karena dini hari baru tertidur.
"Beneran lembur atau menginap dengan pria kurang ajar seperti ibumu itu?" hardik wanita tua itu yang sepertinya hingga kini masih trauma ketika putri satu-satunya hamil tanpa suami dan mencoreng nama keluarganya bahkan julukan anak haram pun tersemat pada cucunya tersebut sampai saat ini.
"A-aku beneran lembur nek, karena aku harus mencari uang tambahan untuk nenek operasi." sahut gadis itu memberikan alasan.
Sang nenek pun nampak berkaca-kaca, meskipun sangat galak namun wanita itu begitu sayang dengan sang cucu apalagi saat melihat gadis itu kerja siang malam tanpa henti.
"Baiklah, kalau begitu segera bersihkan dirimu!" perintahnya kemudian.
Lily pun segera masuk ke dalam rumahnya dan sesampainya di kamar gadis itu segera mengunci pintunya lalu dibukanya ponselnya untuk kembali mengecek nominal uang yang diberikan oleh pria asing itu sebelumnya.
"500 juta," gumamnya ketika melihat saldo tabungannya bertambah.
Dengan uang itu ia bisa membawa sang nenek untuk operasi dan ia juga bisa melanjutkan kuliahnya, tapi bagaimana caranya menjelaskan pada neneknya tentang uang itu?
"Aduh," rintihnya tiba-tiba ketika merasakan perih di area intimnya.
Pria berengsek itu benar-benar ba ji ngan karena tak mengenal lelah dan hampir membuatnya tak bernyawa, semoga saja mereka tak bertemu lagi.
Setelah membersihkan dirinya gadis itu pun pergi ke rumah sakit untuk mengurus biaya operasi sang nenek dan sekaligus mengecek keadaannya karena ia takut terjadi infeksi.
"Nona, apa sebelumnya kekasihmu memakai pengaman?" ucap sang dokter setelah memeriksa keadaannya, terlihat raut prihatin saat menatapnya.
Lily menggeleng kecil. "Aku tidak tahu dok, sepertinya tidak." sahutnya karena ia sendiri juga bingung dan awam dengan benda yang dimaksud oleh dokter tersebut, selama ini ia tidak pernah pacaran atau hanya sekedar menonton film dewasa mengingat waktunya habis untuk bekerja part time.
"Ada beberapa luka robekan ringan namun itu tak masalah kamu cukup minum obat ini dan semuanya akan baik-baik saja, hanya saja ....." dokter itu menjeda ucapannya dan itu membuat Lily nampak bingung sekaligus khawatir, apa ia terkena penyakit menular?
"Ha-hanya saja apa dok?" ucapnya mengingat dari cara pria asing itu semalam menidurinya sangat lihai dan pasti itu bukan yang pertama kali.
"Tidak nona, aku hanya berdoa semoga kamu baik-baik saja." sahut dokter tersebut menenangkan.
Lily nampak lega. "Terima kasih doanya dokter, kalau begitu saya pamit undur diri dulu." ucapnya lantas segera meninggalkan ruangan dokter tersebut.
Beberapa pasang mata langsung melihatnya ketika ia baru keluar dari ruangan dokter kandungan mengingat ia masih sangat muda dan pikiran mereka pun pasti negatif terhadapnya, namun tanpa gadis itu sadari terlihat seorang pria bersama asistennya nampak menatapnya dari kejauhan hanya saja arah mereka berlawanan.
"Tuan, ada apa? bukankah itu gadis semalam?" ucap tuan Miller ketika bosnya itu berhenti mendadak saat tak sengaja melihat gadis tersebut.
"Ayo!" Alexander kembali melangkahkan kakinya namun sang asisten langsung menghentikannya.
"Tuan, arah kita kesana." tuan Miller mengingatkan karena sebelumnya mereka berencana menjenguk kolega pria itu yang sedang dirawat di rumah sakit ini namun bosnya itu tak mendengarkan justru terus melangkah lalu berhenti tepat didepan sebuah ruangan dokter ginekologi.
"A-anda mau ngapain tuan?" tuan Miller nampak tak mengerti namun bosnya itu langsung membuka pintunya tanpa mengetuk terlebih dahulu hingga membuat sang dokter langsung beranjak dari duduknya.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" ucapnya kemudian.
Alexander melangkah mendekat. "Apa yang dilakukan oleh gadis itu disini?" ucapnya to the point.
"Gadis? maksud anda nona Lily?" dokter tersebut terlihat bingung.
"Lily?" gumam Alexander, jadi nama gadis itu Lily?
"Hm," sahutnya membenarkan.
"Apa dia keponakanmu tuan?" tanya sang dokter lagi dan tentu saja itu membuat pria itu langsung melebarkan matanya.
Tuan Miller pun segera mendekat sebelum bosnya emosi dan menghancurkan ruangan ini. "Kerabat jauh kami," ucapnya kemudian.
"Oh baik tuan, ku rasa pergaulan anak sekarang memang harus benar-benar diawasi karena nona Lily menjadi korban kekasihnya yang menidurinya seperti binatang hingga membuatnya harus mendapatkan pengobatan." terang sang dokter yang nampak iba saat menjelaskan.
Tuan Miller pun langsung menelan ludahnya namun saat beralih ke areh sang bos, pria itu nampak tak bereaksi apapun bahkan terkesan santai.
"Apa dia baik-baik saja?" ucap tuan Miller ingin tahu.
"Tentu saja tuan, beruntung hanya luka ringan dan setelah minum obat pasti akan baik-baik saja." sahut dokter itu lagi.
Alexander hanya mengangguk kecil saat mendengarnya, kemudian segera meninggalkan ruangan tersebut. "Apa ini semua ulahmu, Miller?" ucapnya saat menyusuri lorong rumah sakit tersebut.
"Maafkan saya tuan," pria itu pun nampak menyesal.
Sebelumnya ia yang melihat ketertarikan bosnya kepada gadis culun itu akhirnya memiliki rencana licik untuk menjebaknya di kamar bosnya mengingat akhir-akhir ini bosnya sedang banyak masalah dan menghabiskan malam dengan seorang wanita mungkin akan membuatnya sedikit lebih baik. Tapi sepertinya rencananya berhasil karena ia melihat mood bosnya terlihat baik pagi ini.
"Maaf tuan, apa anda semalam memakai pengaman?" tanyanya ingin tahu karena ia selalu memastikan kesehatan pria itu.
"Tidak," sahut tuan Alexander dengan santai.
"Tapi tuan ...." tentu saja tuan tuan Miller langsung terkejut mendengarnya.
"Dia bersih," sahut tuan Alexander seraya membuka pintu sebuah kamar perawatan dan segera melangkah masuk.
"Saya tahu gadis itu bersih tuan karena saya sudah mencari tahu sebelumnya, tapi bagaimana jika dia hamil?" gumam tuan Miller dalam hati, sebelumnya ia memang mencari tahu tentang pelayan itu yang rupanya belum pernah pacaran dan untuk itu ia yakin gadis itu masih virgin.
Kejam memang, tapi ia tak peduli karena yang ia pikirkan hanya kesenangan bosnya semata. Bagaimana membuat pria itu bahagia tak peduli harus mengorbankan dan menyakiti orang lain sekalipun, karena jika bosnya bahagia maka semua pekerjaannya akan berjalan dengan lancar.
biasanya ke HRd duluu klu ada sesuatu ga demo2 bgitu
Haduh victori si hama juga datang,,,,,kamu datang aja di abaikan lho🤣🤣🤣🤣🤣piye ngono iku.....
Haduh eong Cinta ae gensi,malu,karena kily culun,,LiLy juga mbok yo berubah ojok katrok nemen2 LiLy