Berjuang sendirian sejak usia remaja karena memiliki tanggungan, adik perempuan yang ia jaga dan ia rawat sampai dewasa. Ternyata dia bukan merawat seorang adik perempuan seperti apa yang dirinya sangka, ternyata Falerin membesarkan penghianat hidupnya sendiri.
Bahkan suaminya di rebut oleh adik kandungnya sendiri tanpa belas kasihan, berpikir jika Falerin tidak pernah memperdulikan hal itu karena sibuk bekerja. Tapi diam-diam ada orang lain yang membalaskan semua rasa sakit Falerin. Seseorang yang tengah di incar oleh Faldo, paparazi yang bahkan sangat tidak sudi menerima uangnya. Ketika Faldo ingin menemui paparazi itu, seolah dirinya adalah sampah yang tidak pantas di lihat.
Walaupun Falerin terkesan selalu sendiri, tapi dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam melindunginya. Berada di saat ia membutuhkan pundak untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan rumah yang sesungguhnya. Sampai hidupnya benar-benar usai.
"Biarin gw gantiin posisi suami lo."
Dukungannya ya guys
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angel_Enhy17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
⋇⋆CHAPTER 6 : GUARDIANS OF THE HEART⋆⋇
Falerin terkadang berpikir, mengapa Harka bisa sebaik ini kepadanya? Sifat laki-laki yang membuatnya harus waspada, tapi sepertinya ketika Harka yang melakukannya Falerin tidak terlalu banyak berpikir negatif. Ia mengenal Harka sejak di mana pertama kalinya mereka berdua bertemu, tidak menyangka jika akan sampai sekarang.
Harka sepertinya harus terus seperti ini, tapi apakah dia akan lelah pada akhirnya atau dia masih bersikeras untuk mengejar perempuan itu? Rasa lelah pasti ada, tapi perasaan lama yang hilang bukan berarti akan berlangsung cepat. Ada kalanya lelah tapi perasaan itu masih ingin terus ber singgah, tidak bisa berbuat lebih kecuali menunggu sampai semuanya menghilang termakan oleh waktu.
"Kok bisa? Siapa yang mukul sampai semerah ini?" Harka khawatir, bekas merah di pipi gadis itu nampak parah. Apakah itu sebuah pukulan keras seperti apa yang ia duga?
"Tidak ada, mungkin hanya sakit gigi-"
"Sakit gigi? Tidak akan sampai memerah seperti ini, berhenti berbohong. Kau tahu? Aku tidak bisa di bohongi, apa ibumu memukulmu?"
Seketika jantungnya berdetak dengan kencang, mendengar pertanyaan Harka yang tepat sasaran. Siapa yang tidak terkejut? Tentu saja, Falerin bahkan tidak berpikir jika Harka akan bertanya tentang hal itu.
Falerin bersikap biasa saja. Perempuan itu memalingkan pandangannya, dia mencoba tidak menatap Harka yang duduk di depannya yang sibuk mengobati pipi merahnya. Pria itu bahkan langsung tahu walaupun dia tidak melihat semuanya, tapi apa yang Falerin alami akan ia tahu.
"Benar ya? Lebih baik kamu tidak perlu menemuinya untuk beberapa waktu, biarkan dia merenung sendiri. Jangan anggap seseorang yang kau perjuangkan akan menghargai dirimu, mereka hanya memanfaatkan dirimu di saat kamu tidak tahu itu. Jangan terlalu termakan kata hubungan keluarga, itu hanya jebakan agar kau terjatuh lebih jauh."
Ucapan itu seketika mengenai hatinya. Sebuah ucapan yang seharusnya Falerin dengarkan, agar menjadi sebuah peringatan. Tapi, perempuan itu masih tidak bisa memaksakan apa yang Harka katakan itu. Walaupun jelas-jelas ibunya memperlakukannya dengan tidak baik, orang hilang ibu tetaplah seorang ibu. Mau bagaimana pun, hubungan itu tidak akan pernah terputus walaupun maut memisahkan. Apakah itu benar? Falerin bahkan tidak tahu kapan terakhir kali ia mendengar jika ibunya menyayangi dirinya.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Apa? Tidak, aku hanya mengantuk. Bisakah kamu pulang? Aku ingin sendiri... "
Harka terdiam sesaat di sana, dan ia mengerti dengan keadaannya. Jadi pria itu memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya, berbuat akan menuruti ucapan Falerin. Tetapi, ada satu langkah yang membuatnya berhenti di sana.
"Jangan lupa dengarkan audio musik baru ku, anggap saja untuk memenangkan pikiran mu." Setelah itu, Harka pergi meninggalkan Falerin sendirian di sana.
Perempuan itu menunduk, berharap tidak akan ada air mata yang menetes lagi. Tapi kenyataannya ia tidak bisa melakukan hal itu, mau bagaimana pun hatinya masih tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya hanyalah seorang anak yang bahkan tidak di anggap di keluarga yang membuatnya punya alasan untuk hidup lebih lama, tapi sedangkan mereka berharap jika Falerin akan hidup sesaat saja.
Jujur saja, seorang anak mana yang akan menerima semua ini? Tidak akan ada. Seorang anak yang bahkan tidak meminta di lahirkan di dunia ini, tidak meminta di besarkan, tidak meminta untuk di biayai. Tapi mereka seolah melakukannya dengan segala harapan akan ada balas budi di sana.
Falerin terlalu lelah di sana, ia menganggap jika ia akan selalu kalah dengan adik perempuannya yang bisa memenangkan segalanya. Dia sudah terlalu letih untuk sekedar memandang foto keluarganya sendiri.
"Seandainya aja ayah ada, apakah semua ini akan tetap terjadi?"
...♡♡♡...
Di sana Falerin menghadiri sebuah acara untuk mempromosikan artisnya, di sana panggung besar yang sudah ia siapkan bersama staff yang lain. Penonton yang menunggu penampilan menakjubkan dari seorang pria populer di tahun ini, album pertama dari setelah banyaknya lagu yang sudah dia buat selama hampir 1 tahun lamanya.
Falerin duduk menunggu waktu, sampai di mana lampu mulai mati dan lampu panggung yang menyala seolah menyorot sang pemain utama yang ada di depan sana. Harka tampil menawan dengan outfit yang terlihat sederhana tapi memikat siapa saja yang melihatnya.
Camera yang sudah on sejak tadi menunggu pernampilan dan suara merdunya terdengar. Harka memenangi mic di depannya, melirik ke arah satu sudut di mana ada seseorang yang membuatnya bisa ada di sana, seseorang yang ada di dalam lagunya tanpa orang lain tahu.
Suara alunan melodi terdengar dengan tenang dan sopan masuk ke telinga. Suara merdu yang Harka tunjukkan sukses membuat semua orang yang ada di studio terdiam seketika, seperti lebih fokus kepada Harka yang sibuk memainkan suasana di sana. Falerin juga terdiam, kenapa Harka terus melirik ke arahnya.
"Aku tak akan bisa menghapus diri mu, meskipun aku melihat mu di sebelah sana~" Harka nampak mendalami lagu dan setiap alunan musik yang ia dengar.
"Biarkan aku menjaga perasaan ini, menjaga segenap cinta yang telah kau beri. Kau pergi aku tak akan pergi, kau menjauh aku tak akan jauh... Sebenarnya diriku masih mengharapkan mu~"
"Sejujurnya diriku masih mengharapkan mu~"
Di sana alunan musik yang semakin lama semakin terdengar menenangkan, membawa suasana yang mendadak hening menyedihkan mengikuti musik yang bermain di depan sana. Harka berhenti di sana, ia menunduk dan tersenyum.
Apa perasaan ini akan tersalur? Hanya itu yang ia tanyakan sekarang.
Tepukan tangan meraih pun beralih memenuhi suasana studio itu, merasa kagum dengan lagu yang artis itu bawa. Siapa yang akan menyangka jika seorang aktor bisa menyanyikan sebuah musik yang membawa banyak orang ikut masuk ke dalam suasana yang sama. Apa Harka tengah mengungkapkan sesuatu dari lagu yang dia buat? Di sana Falerin hanya diam, di saat Harka juga menatapnya dengan tatapan yang sangat intens.
"Harka, ada pertanyaan dari para penonton live hari ini. Apakah anda tengah mengungkapkan perasaan anda dalam sebuah lagu yang anda nyanyikan?"
"Banyak penonton musik anda yang terharu dengan musik anda, terdengar sangat realita. Apakah anda tengah mengalaminya? Kira-kira siapa perempuan itu?" Para wartawan yang menanyai dirinya, karena lagu yang ia nyanyikan memang musik yang sengaja ia tulis dengan perasaannya.
Harka mengambil nafas panjang, ia berusaha untuk bersikap se normal mungkin. Bahkan saat ini pandangannya tepat ke arah Falerin, entah dia akan merasa atau tidak. Harka tidak perduli, ia ingin mengungkapkan apa yang tengah ia rasakan sekarang. Tatapan yang sendu itu terlihat membuat orang-orang semakin penasaran.
"Benar, saya mengalaminya. Saya sudah lama mencintainya, bahkan sampai detik-detik sekarang. Tapi, dia bersama orang lain. Saya tidak masalah dengan itu, jadi saya ingin mengungkapkan apa yang ingin saya katakan kepadanya, saya akan tetap mencintainya walaupun dia sudah ada tanggung jawab lain. Tapi saya akan terus melindunginya walaupun dia tidak pernah berharap akan kedatangan saya di kehidupannya, maafkan saya semua... " Harka membungkuk ke bawah, untuk meminta maaf akan apa yang ia ucapkan barang kali fans nya ada yang merasa kecewa dengan ungkapannya.
Seketika seisi studio terdiam, apa yang Harka ungkapkan bisa saja akan menjadi kontroversi tersendiri. Tapi dari banyaknya komen dari fans, mereka semua nampak tidak masalah. Dan menghargai usaha artis mereka itu. Semua fans yang hadir lantas bertepuk tangan dengan meriah, ada yang menangis mendengar ungkapan sang idola yang terlalu menyedihkan, tersentuh dengan kesetiaan yang artis itu.
"Sangat mendalam sekali, saya yang mendengar lagu anda. Jujur saja, saya hampir menangis di sini... Semoga anda mendapatkan yang jauh lebih baik... " Tanggapan Harka hanya tersenyum, masih dengan tatapan yang sama, ke arah Falerin.