NovelToon NovelToon
Naik Ranjang Dengan Mantan

Naik Ranjang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku / Menikah Karena Anak
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Imamah Nur

Takdir seakan mempermainkan kehidupan Lintang Arjuna, ia yang dulu harus merelakan Danu, sang kekasih untuk menikahi kakaknya, kini ia harus terlibat hubungan kembali dengan pria di masa lalunya.

Lintang terpaksa naik ranjang dengan mantan kekasihnya karena permintaan sang ibu demi bayi kembar yang dilahirkan Libra, sang kakak.

Bagaimana Lintang mampu bertahan dalam pernikahannya di tengah kebencian Danuar Anggara yang masih memuncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Sensitif

Aku bersikap cuek dan terus berjalan. Dari belakang terdengar derap kaki melangkah cepat. Aku mempercepat langkah agar sampai pada ibu dan adik iparku yang menunggu di pintu rumah sebelum Mas Danu marah padaku.

"Lintang!" Tangan Mas Danu terasa hangat menyentuh punggung, sesaat kemudian terasa mencengkram dan menarik dengan kuat. Tubuhku langsung oleng dan hampir terjatuh. Segera aku menangkap tangan Mas Danu untuk mempertahankan keseimbangan. Sayangnya, lantai yang basah membuat kakiku tergelincir dan kami sama-sama jatuh di lantai.

Bug.

Aku tercengang, tubuh Mas Danu berada di atas menimpa tubuhku. Payung yang tadi ia pegang entah terlempar kemana.

Mata elangnya menatap tajam mataku. Jarak wajah kami yang hanya tersisa beberapa senti meter membuatku malu, apalagi di tempat ini ada adik ipar dan ibu mertua yang pasti melihat kami.

"Kamu ...," Mas Danu tersenyum tipis membuat hatiku berbunga-bunga. Aku pikir dia kembali menyukaiku seperti dulu.

Aku terkesiap, napas hangatnya membuat jantungku berdebar-debar. Detak jantung Mas Danu juga sama, berpacu cepat dan terdengar tak beraturan. Aku memejamkan mata, membayangkan wajahku pasti merah saat ini.

"Kamu mau menggodaku?" lanjutnya. Aku terbelalak lalu mendorong tubuhnya dengan kuat. Ternyata aku salah sangka, dia tetap Mas Danu yang menjengkelkan, bukan Mas Danuku yang dulu. Oh Tuhan, aku merindukan sosok itu.

"Aku bukan wanita penggoda. Rugi juga merayu pria sepertimu," ucapku sambil mengibaskan pakaianku bekas sentuhan Mas Danu tadi, seakan ingin menunjukkan kalau aku tidak sudi disentuh olehnya. Dia terlihat menahan emosi. Aku berdiri dan beranjak pergi, tak peduli Mas Danu menatapku dengan kesal.

"Kalian kenapa sih?" tanya ibu mertua di pintu setelah kami berdua berdiri di depan mereka.

"Ckk, Mama nggak tahu aja, ini namanya romantis Ma. Peluk-pelukan di bawah guyuran air hujan. Duh, kan pengen jadi pengantin baru juga," ujar Gina, adikku iparku lalu terkekeh.

Aku menunduk dengan murung. Apa yang dikatakan Gina hanya khayalan bagiku. Meskipun aku ingin, Mas Danu tidak akan pernah melakukannya. Yang ada dia akan menghinaku.

"Kalian tidak apa-apa, kan?" tanya ibu dengan nada suara khawatir. Aku mengangkat wajah dan melihat ibu mertua memicingkan mata. Sepertinya beliau mencurigai akan hubungan kami yang tidak baik-baik saja.

"Kami baik-baik saja kok Ma, hanya tadi Lintang tergelincir dan aku yang ingin menolongnya ikut jatuh. Jadi dia kesal dan marah-marah padaku. Tapi sekarang sudah nggak apa-apa, iya kan, Sayang?" Mas Danu merangkulku lembut dan membawa masuk diriku ke dalam rumah.

Apa katanya? Aku yang marah-marah? Apa tidak kebalik?

"Oh syukurlah, Mama hanya takut hubungan kalian buruk karena masa ...."

"Siapapun punya masa lalu, kami sudah melupakannya," potong Mas Danu. Aku membelalak dengan tangan membekap mulut. Mas Danu mendelik ke arahku seolah ingin memberi kode bahwa jangan sampai aku berbicara yang sebenarnya pada ibunya.

"Benar Lintang?" tanya ibu mertua memastikan, aku hanya bisa mengangguk saat Mas Danu terus menatapku.

"Yasudah, kalau begitu mandi dulu sana, nanti kalian masuk angin. Gina antar Mbakmu ini ke kamarnya dan kamu Danuar, mandi di kamar lain saja!"

Mas Danu dan Gina mengangguk bersamaan. Setelah itu Gina menggandeng tanganku dan membawanya ke kamar Mas Danu.

Begitu pintu kamar terkuak, aku langsung disuguhkan oleh pemandangan yang menyayat hati. Tepat di depanku, di samping ranjang Mas Danu, ada foto Kak Lintang memeluk Mas Danu yang sedang duduk pada sebuah kursi dari posisi belakang. Foto itu sangat besar dan seperti poster.

Aku membeku di tempat, meskipun dia kakakku, tidak dapat dipungkiri aku cemburu padanya.

"Mbak, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Gina dengan panik.

Aku tidak merespon pertanyaannya. Rasaku terlalu sakit dan tidak kuat untuk sekadar bicara. Aku mencoba menekan dada agar sesak itu pergi.

"Maaf, aku dan mama juga baru sampai. Jadi belum beres-beres rumah ini. Rencananya hari ini, tetapi kalian malah tiba sekarang. Kenapa Mas Danu tidak menghubungi kami? Kalau tahu kan kami ke sini lebih awal, biar nanti aku minta–"

Aku mengangkat tangan sebagai kode agar Gina berhenti bicara. Setelah melihat keberadaan kamar mandi aku langsung bergegas masuk ke dalam.

Di bawah guyuran air shower aku membasahi tubuhku dengan air hangat. Air mataku juga turut membasahi tubuh ini. Entah kenapa aku tidak kuasa menahan kesedihan. Di depan Mas Danu, aku bisa berpura-pura, tetapi di belakangnya mana bisa? Aku duduk berjongkok seraya meratapi nasib.

Aku tahu Kak Libra adalah istri Mas Danu sebelumnya, dia juga ibu dari anak-anaknya, tetapi pantaskah Mas Danu mengabaikan perasaanku? Tidak bisakah foto itu dipindahkan dulu sebelum aku sampai?

Aku tahu Gina dan ibu mertua baru sampai, tidakkah bisa Mas Danu mengutus orang?

Aku terus menangis sampai rasa sesak di dalam dada menghilang. Ya, setelah air mataku tumpah ruah aku merasa jauh lebih tenang. Aku kembali teringat bahwa misi Mas Danu ingin menyakitiku, jadi untuk apa aku heran jika foto itu masih tetap ada di dalam kamar kami? Perasaanku tidak boleh sensitif seperti tadi, bisa-bisa Mas Danu menertawaiku.

Setelah selesai mandi, aku keluar dengan mantel mandi dan keluar kamar untuk mencari pakaian. Entah dimana kopernya, apa sudah dibawa masuk atau masih ada dalam mobil?

Saat aku melewati ruang keluarga aku mendengar Mas Danu sedang berdebat dengan ibu mertua sedangkan Gina duduk di sofa sambil melamun. Aku menajamkan pendengaran dan ternyata mereka membahas masalah foto Kak Libra yang tadi.

"Kenapa Mama yang sewot sih? Lintang saja tidak apa-apa." Aku melihat Mas Danu melirikku. Ternyata dia langsung menyadari keberadaanku. Aku hanya diam, tidak bermaksud menimpali pembicaraan anak dan ibu itu.

"Kalau Mama tidak percaya, tanya sama Lintang sendiri tuh! Aku tidak memindahkan foto Libra ke kamar si kembar karena permintaan dia. Dia selalu bilang kalau dirinya masih merindukan Libra." Mas Danu menunjuk ke arahku tanpa rasa bersalah.

Aku menahan napas. Oksigen di sekitar seolah sudah tercemar. Ibu mertua menatapku dan sekali lagi aku hanya bisa mengangguk pasrah.

"Ya sudah, terserah kalian kalau begitu," ucap ibu mertua seraya menarik koper untuk dibawa ke kamar kami. Aku mendekat dan mengambil alih.

"Biar aku saja Ma, sekalian Lintang mau ambil pakaian ganti," ucapku seraya menerima koper dari tangan ibu mertua dan kembali ke kamar.

Setelah berganti pakaian aku duduk melamun di tepi ranjang. Saat itu Mas Danu membuka pintu dan berjalan masuk.

"Kamu benar-benar tidak keberatan, kan?"

Aku mengangkat wajah dan kedua bahu untuk menunjukkan tidak peduli dengan semua itu. Mas Danu mengangguk-angguk lalu berjalan ke sisi ranjang. Sebelum sampai, ponselku berbunyi dan tangannya reflek mengangkat. Mungkin dia pikir itu ponselnya sendiri karena kebetulan merek, warna dan nada deringnya sama. Aku mengabaikan itu, paling ayah atau ibu yang menanyakan apakah kami sudah sampai atau belum.

Aku mengerutkan kening melihat wajahnya memerah marah. Aku menebak-nebak sekiranya siapa yang sudah menelponku.

"Nih, ada yang rindu padamu," ucapnya sambil mengulurkan ponsel padaku. Aku mengangkat kedua alis, bingung dengan ekspresi Mas Danu yang tidak biasa.

Saat aku melihat panggilan dari siapa, aku langsung menyunggingkan senyuman manis. Mas Danu memandangku dengan tatapan masam.

"Wah terima kasih banyak Pak Sam, Bapak memang selalu baik padaku. Insyaallah saya akan melakukan yang terbaik," kataku menyambut gembira kabar baik yang disampaikan oleh atasanku.

Brak.

Tiba-tiba pintu kamar ditutup dengan keras hingga membuatku terlonjak kaget.

Ada apa dengan Mas Danu?

1
Lya Harahap
menarik
Imamah Nur: Makasih banyak
total 1 replies
Rahma Inayah
lanjut thor moga bs up lg penasran
Imamah Nur: Sudah tapi masih direview
total 1 replies
Siti Koyah
kaya nya si libraa deh biang keladi nya
Siti Ariani
othor minta tolong up nya rada banyakan dong biar terobati rasa penasaranku, makin kesini makin ricuh aja hubungan mereka bingung mau ngomong apa 🤔
Rahma Inayah
jgn lama2 dong semoga segera terungkp keslah fahaman ni..daj pengen liat danu bucin sama lintang dan jg gmn nnt posesif nya pas tau klu nnt mp nya ternyata lintang mash virzin ...dan bkn yg danu kira selmaini klu lintang wanita murahan
Siti Ariani
ya Allah kesel banget sama tokoh utama cowoknya pengen ku ulek rasanya 😡
Imamah Nur: Ulek aja Kak, aku mendukungmu.🤣
total 1 replies
Siti Koyah
klo udh tau rasa lapis legit nya dia gk bkln bilang ini trik untuk menggoda pria lain..
Imamah Nur: Mungkin😁
total 1 replies
Rahma Inayah
terlaluan danu mengerjai lintang becanda boleh tp ni sungguh terlalu dmn lintas spot jantung dan bwk2 polisi buat cr kembar nyata nya mrk gk knp2 sehat walafiat
Imamah Nur: Memang menyebalkan dia.🙈
total 1 replies
Rahma Inayah
masa satpam gk tau ada org asing menyusup masuk rumh...apa mkn ada kerja sma org dlm yg menculik sang baby
Siti Koyah
semoga lekas sembuh kk
Imamah Nur: Aamiin, makasih
total 1 replies
Rahma Inayah
lnjut thor
Rahma Inayah
kpn akur nya sllu slah fahan
Rahma Inayah
makn penasran dgn ceritanya lnjutkn
Siti Koyah
masih teka teki tapi kasihan dengan lintang
Rahma Inayah
lintang pulg bkn di tny baik2 dr mb langs main tuduh yg menyakitkan sampai ke hati ..hrs nyq cek tu hp jgn cuma main salhim org ...pasti byk tlp masuk dr lintang ..suami egois .dia malh senang2 sm sekertaris nya entah apa yg dilakukan danu br pulg malm2 pdhl kaki nya sakit..lnjut mkn seru
Siti Ariani
libra mungkin maksudnya o
Imamah Nur: Maaf, typo.
total 1 replies
Siti Koyah
nyesek apalagi kalo d kasih dobel up tambah sedih
Rahma Inayah
duh...nyesek banget ...ya..lintang sdh senang serasa terbang yg tinggi sampai.ke langit ke 7 tiba2 jatuh..ke bawh yg paling dasr...apa gk sakit tu
Rahma Inayah
yg ada nnt bkn nyelametin lula malh lintang dan danu saling berpelukan 🤭🤭 lgian danu gk mkr klu drumh gk ada art
Siti Koyah
semangat KK up nya. apalagi d kasih dobel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!