NovelToon NovelToon
Quadrangle Romance

Quadrangle Romance

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lalarahman23

Mandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia dikurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namun perilakunya membuat Kedua orangtuanya mengirim paksa putri tunggalnya ke Korea Selatan.

Di sana, Mandalika menjadi bintang kampus dan menarik perhatian Kim Gyumin. Bertemu dengan perundung berhati dingin bernama Park Ji Young, mahasiswi angkuh, mengancam Ia dengan bukti kejam, memaksa Mandalika meninggalkan Korea dengan rasa trauma yang membekas.

Sebelum kepergiannya, Mandalika mendapat dukungan dari Hwang In Yeop, pekerja di Apartemen tempatnya tinggal. Perasaan Kim Gyumin terungkap dan melalui malam terakhir mereka bersama.

Sekembalinya ke Indonesia, Mandalika memulai hubungan dengan Zoo Doohyun setelah tiga tahun berlalu. Dan kembali ke Korea menghadapi cinta segi empat yang rumit dengan Kim Gyumin, Zoo Doohyun, serta Hwang In Yeop

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lalarahman23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6: Rumor.

Aku menatap tajam ke arah sekelompok siswi yang tengah mengerubungi seorang gadis yang meringkuk. Wajah mereka dipenuhi tawa sinis.

"Aku akan melaporkan kalian semua kepada pihak yang berwajib!" ancamku dengan suara tegas, membuat mereka berhenti sejenak.

Yoo Jin, pemimpin kelompok itu, menoleh dan tertawa keras. "Apa yang kulakukan?" tanyanya, diikuti tawa teman-temannya yang lain.

Aku menggigit bibir, menahan amarah, dan mendekati gadis yang tergeletak di trotoar jalanan. "Anak ini kurang ajar banget sih," gumamku dalam Bahasa Indonesia. Dengan hati-hati, aku memapah gadis itu berdiri dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Hey, berhenti! Hye Min!" teriak Yoo Jin, kesal, tapi aku terus berjalan tanpa memedulikan panggilannya.

Di halte bus, suasana sunyi menyelimuti kami. Aku melirik ke arah gadis yang duduk di sampingku, matanya menatap kosong ke arah trotoar. "Kenapa kau diam saat diperlakukan seperti itu?" tanyaku, mencoba memecah keheningan.

Dia tidak menjawab, hanya menunduk. Udara sore yang dingin membuat suasana semakin hening. Aku menghela napas dan mencoba memperkenalkan diri. "Hai, aku Manda. Kau?"

Setelah beberapa detik, Ia pun akhirnya menoleh ke arahku. Matanya lebam dan ada luka memar di sudut bibirnya. "Kenapa kakak membantuku?" tanyanya dengan suara lirih.

Aku terkejut melihat kondisinya yang lebih parah dari yang kuduga. "Kau harus segera mengobati lukamu. Bukankah itu sakit?" tanyaku, refleks menyentuh luka di jarinya. Hye Min menarik tangannya dengan cepat.

"Kakak terlihat asing. Kakak berasal dari mana?" tanyanya, berusaha menghindari pertanyaan dariku.

"Aku berasal dari Indonesia. Siapa namamu?"

"Hye Min." Suaranya lemah, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Ini pasti sangat menyakitkan," kataku sembari mengerutkan kening. Hye Min mengangguk pelan dan menatap tanah.

"Di mana teman-temanmu? Kenapa menghadapi perundung itu sendiri?" tanyaku kemudian.

Hye Min membalas pertanyaanku dengan senyuman tulus, dan kembali menunduk. "Kakak sangat cantik sekali. Aku belum pernah bicara dengan orang secantik kakak," pujinya, membuatku tersenyum tipis.

"Ee, sekarang kau mau ke mana?" tanyaku, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Pulang," jawab Hye Min dengan suara rendah.

"Hye Min, kamu harus lebih berhati-hati lagi dan jangan membiarkan mereka merundungmu. Kamu harus ingat apa yang kukatakan hari ini!" tegasku, menatapnya serius.

"Kakak juga harus hati-hati." ujarnya. Aku mengangguk dan tersenyum tipis.

Beberapa menit kemudian, bus tiba. Kami menaikinya dan duduk berdampingan. Saat bus berhenti di halte dekat tempat tinggalku, aku turun dan melambaikan tangan kepada Hye Min.

Saat aku berjalan menuju apartemen, aku melihat Gyumin berdiri di depan gedung. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku sembari berjalan mendekatinya.

Gyumin terkejut dan menoleh ke arah sapaannya. "Aku baru saja melewatinya dan...," ucapannya terhenti saat aku berdiri di hadapannya.

"Aku tadi sempat singgah di panti." Lanjutnya.

Flashback.

Gyumin melangkah tanpa tujuan pasti, pikirannya melayang. "Bagaimana dia hari ini?" gumamnya, tanpa sadar mengarahkan langkahnya ke Apartemen Manda. Sesampainya di sana, dia berdiri menatap pintu Apartemen.

"Apa yang kulakukan di sini?" gumamnya, tapi tidak bergerak untuk pergi. Dia menunggu di depan pintu, berharap bisa bertemu dengan Manda.

Beberapa menit kemudian, Manda kembali dari luar. "Aku makan di luar, kau dari mana?" tanyaku.

"Aku dari menjenguk Nenek. Kau pergi dengan siapa?" tanyanya sambil melihat sekelilingku.

"Aku tidak punya teman selain kamu," jawabku.

"Kenapa tidak menghubungiku? Aku akan menemanimu. Jika pergi sendiri seperti ini, itu akan membahayakanmu!" ujarnya dengan nada khawatir.

"Aku tidak bisa terus-terusan mengganggumu. Pacarmu mungkin akan cemburu... mungkin dia akan salah paham dengan kedekatan kita," ujarku.

Gyumin menertawakannya. "Aku bahkan tidak pernah berpacaran... apa kau percaya?"

Aku melempar senyuman tipis. "Apakah aku terlihat percaya? Sudahlah... kau harus pulang! Aku mau istirahat," kataku hendak pergi.

"Baik, istirahatlah!" ujar Gyumin tanpa melepaskan pandangannya.

Aku melambaikan tangan, tersenyum dan melihatnya tersenyum balik.

...Rumah Musik....

Jun Ki menatap Doohyun yang sedang memainkan gitar. "Kau menghubungi Gyumin?" tanyanya.

Doohyun mengangguk. "Apa kau merasakan perubahan dari Gyumin?" tanya Jun Ki mendekat.

Doohyun menghentikan petikan gitarnya. "Apa?"

"Akhir-akhir ini, Gyumin sangat dekat dengan mahasiswi baru itu. Aku tidak pernah melihatnya bersama dengan wanita manapun," Jun Ki berbisik.

In Woo yang mendengar, dan mendekat. "Aku mendapat rumor... baru-baru ini, Gyumin menolak Ji Young yang menyatakan perasaannya langsung," katanya.

"Apakah itu alasan Ji Young mengganggunya?" sambung In Woo.

Jun Ki menatap In Woo. "Hey, kau mendengar bisikanku?!"

In Woo menggeplak pundak Jun Ki. "Semut yang kecil pun bisa mendengarnya jika bisikanmu seperti itu!"

"Ada apa dengan bisikanku?"

"Kau yakin dengan rumor itu?" tanya Doohyun kemudian.

"Kau meragukannya? Apa kau benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi selama ini?" tanya Jun ki, bingung.

"Ji Young selalu menunjukkan rasa sukanya pada Gyumin... tapi, seperti yang kita ketahui... Gyumin tidak pernah menunjukkan rasa cintanya pada siapapun. Apalagi Ji Young. Apa Gyumin menyukai mahasiswi baru itu?"

In Woo kembali menggeplak kepala Jun Ki. "Apa yang kau katakan?! Dasar tidak jelas! Omong kosong!"

"Aku berkata apa adanya! Kenapa malah memukulku?!" Dalih Jun Ki.

Mereka pun menjauh dari Jun Ki. "Jika itu benar...," gumam Doohyun.

"Ini bahaya!" sambung Jun Ki dengan nada tegang.

"Kau mengejutkanku!" Doohyun spontan.

Gyumin tiba di tengah suasana tegang. "Sedang apa? Kenapa tidak memulainya?" tanyanya, sembari melangkah menghampiri mereka.

Jun Ki menghampirinya dan menepuk pundak Gyumin. "Hey, mustahil jika kami melakukannya tanpamu. Kau dari mana? Tidak biasanya kau datang terlambat?"

"Aku pergi menjenguk Nenek. Park Sehoon tidak datang?"

"Dia menghubungiku. Hari ini, tidak bisa datang," jawab In Woo.

"Tunggu apa lagi? Ayo mulai!" sela Jun Ki, berlari ke arah piano.

Mereka pun bermain musik hingga beberapa saat kemudian.

"Aku pergi!" pamit Gyumin.

"Aku juga!" sambut Jun Ki.

Di dalam Bus. Doohyun mendekati Gyumin setelah memasukinya. "Mau bicara?"

"Apa?" jawab Gyumin.

"Rumor itu benar?" tanya Doohyun.

"Apa maksudmu?"

"Kau berkencan dengan Ji Young?"

Gyumin mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Sejauh mana rumor itu menyebar?"

"Kau tidak ingin tahu alasan Ji Young mengganggu mahasiswi itu?"

Gyumin menoleh ke arah Doohyun, kekhawatiran terlihat jelas dari matanya. "Kau benar!"

"Apa mungkin Ji Young mengetahui hubunganmu dengannya?"

"Aku tidak akan membiarkannya menyakiti Manda," ujar Gyumin, menghela napas, kembali mengarahkan pandangannya ke luar jendela bus.

Tanpa mereka sadari, seseorang di belakang mereka mendengarkan percakapan itu dengan setelan topi dan hoodie, menyembunyikan identitasnya.

...To be continued....

1
Iren Nursathi
makin syukka aku kasih vote untk mu thor
lalarahman23: Komentarmu menyemangati sekali💌
total 1 replies
Iren Nursathi
apa yg terjadi thor jngn sampe ya
Iren Nursathi
jangan sampe foto nya tersebar thor kasihan
lalarahman23
Ingin BAB tambahan? Tolong sukai dan beri komentar kalian, juga penilaian anda. Terimakasih sudah mengikuti kisah Mandalika 📌
Ana@&
lanjut
Iren Nursathi
aku tidak suka tokoh anin jauhkan thor sudah terlalu banyak masalah manda
Sad Grill
asik ceritanya
lalarahman23: Terimakasih, Bab ke atas lebih menarik lagi kak.
total 1 replies
Iren Nursathi
makin seru lanjuuuuut thor
lalarahman23: Terimakasih, Jangan lupa kasi ratingnya ya Kak🙏
total 1 replies
Bintangkehidupan
Semoga Authornya doyan Update!
Bintangkehidupan
Semangat Thor! Yuk updatenya banyakinn
Bintangkehidupan
Cepetan lanjuttt🙀
Bintangkehidupan
/Puke//Puke//Puke/
Bintangkehidupan
GOMBALLL
Bintangkehidupan
Kasian in yeop, manda kamu bener bener yaa🙉
Bintangkehidupan
/Panic//Panic//Panic/
Bintangkehidupan
kok di gigit🙈
Bintangkehidupan
Kasian banget umin, pasti tersiksa banget di tinggalin manda. mana nikah sama sikopet it lagi. ngeri nasipmu
Bintangkehidupan
Padahal si mama itu dah bener, harusnya Manda move on, ini malah nekat balik lagi
Bintangkehidupan
Doohyun itu dari awal emang sebenernya suka sih sama manda, tapi ketutup sama sikapnya yang dingin.
Bintangkehidupan
/Whimper//Whimper//Whimper/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!