NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Paksa / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Inara dipaksa untuk menjadi istri ketiga dari pria berusia 45 tahun. Untuk menghindari pernikahan itu, Inara terpaksa menikah dengan pria asing yang sempat ia selamatkan beberapa hari yang lalu.

Tidak ada cinta di dalam pernikahan mereka. Pria tersebut bahkan tidak mengingat siapa dirinya yang tiba-tiba saja terbangun di tempat asing usai mengalami kecelakaan tragis. Meskipun Inara terlepas dari jeratan pria tua yang memaksanya menjadi istri ketiga, tapi wanita itu dihadapkan pada masalah besar yang tengah menantinya di depan.

Siapakah pria asing tersebut sebenarnya? Benarkah ia amnesia atau hanya berpura-pura bodoh demi menghindari masalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Baik Inara maupun Johan seketika menoleh dan menatap wajah satu sama lain seraya mengerutkan kening. Keduanya sudah sepakat bahwa Johan akan pergi setelah setelah ingatannya kembali. Inara melupakan satu hal, jika itu benar-benar terjadi maka dirinya akan menjadi janda seperti apa yang bagi saja diucapkan oleh Ida. Apa dirinya siap menyandang status tersebut?

"Kenapa kalian diam saja?" tanya Ida menatap wajah Inara dan juga Johan secara bergantian. "Kalian gak lagi ngerencanain sesuatu, 'kan?"

Keduanya masih bergeming dengan perasaan bingung. Johanlah yang paling pusing tujuh keliling di sini, jika ingatannya sudah kembali apa ia benar-benar akan meninggalkan Inara atau melakukan hal yang sebaliknya, membawa dan mengenalkan wanita itu kepada orang tuanya? Kepala seorang Johan tiba-tiba saja terasa sakit. Pria itu seketika memegangi kepalanya sendiri seraya mengerutkan kening.

"Argh! Kepala saya," gumam Johan kedua matanya seketika terpejam.

"Kamu kenapa, Johan?" tanya Inara meletakan telapak tangannya di bahu pria itu. "Kamu baik-baik aja, 'kan?"

Johan bergeming masih dengan kedua mata terpejam.

Inara mengalihkan pandangan matanya kepada Ida. "Udah cukup, Bi. Jangan terlalu menekan Johan. Kesehatan dia belum pulih benar."

Ida menghela napas panjang seraya memalingkan wajahnya ke arah lain. "Bawa suami kamu ke Rumah Sakit, Inara. Walau bagaimanapun dia harus diperiksa sama Dokter."

"Tapi aku gak ada duit, Bi. Tabungan aku udah dipake buat acara nikahan kemarin," jawab Inara seketika menundukkan kepala.

"Hmm! Kamu boleh pake uang bibi dulu."

"Gak usah, saya baik-baik aja," ujar Johan seraya mengedip-ngedipkan pelupuk matanya berkali-kali menahan rasa pusing.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Inara. "Yakin gak mau ke Rumah Sakit? Bibi mau pinjamin uang buat kita lho."

"Gak usah, Inara. Saya baik-baik aja, saya ngerasa gak nyaman karena terus-menerus merepotkan kalian," jawab Johan. "Lagian, kalau kita pinjem uang sama bibi, saya harus bayar pake apa? Saya gak punya uang, Inara."

"Ya kamu harus kerja dong, Johan? Mau sampe kapan kamujadi pengangguran kayak gini, hah?" tegur Ida sinis. "Ingat, kamu itu udah jadi suami alias kepala keluarga. Kewajiban kepala keluarga itu ya ... menafkahi istrinya."

Lagi-lagi Johan bergeming, kerja? Ia tidak tahu bagaimana caranya menghasilkan uang untuk menghidupi istrinya. Untuk saat ini, otaknya tidak dapat berpikir jernih akibat rasa sakit luar biasa yang baru saja dia rasakan. Bayangan-bayangan aneh pun mulai singgah silih bergantian di dalam otak kecilnya. Entah itu ingatan miliknya, atau hanya bayangan yang singgah tanpa arti.

"Boleh saya istirahat sebentar? Kepala saya pusing, Bi," pinta Johan menatap sayu wajah Ida seraya memegangi kepalanya sendiri.

"Lakukan apa yang bibi katakan tadi, Johan. Pergilah ke Rumah Sakit, bibi ada sedikit tabungan. Kamu bisa ganti setelah ingatan kamu balik nanti," pinta Ida, nada suaranya tidak seketus sebelumnya. "Jika dilihat dari wajah kamu, kayaknya kamu bukan orang sembarangan. Bibi yakin kamu orang kaya yang entah mengapa bisa berakhir di tempat ini. Kita bisa cari tau nanti."

"Bener kata bibi, Johan. Aku antar kamu ke Rumah Sakit, ya."

Johan akhirnya menganggukkan kepala karena tidak punya pilihan lain. Rasa pusing di kepalanya sudah tidak dapat lagi ia tahan, dirinya pun ingin ingatannya lekas kembali. Johan yakin, ibundanya tengah menunggu juga mencemaskan keadaannya yang masih belum kembali pulang sampai saat ini.

***

Di Rumah Sakit, Johan dan Inara baru saja selesai diperiksa oleh Dokter. Sang Dokter mengatakan bahwa amnesia yang diderita oleh pria itu hanya bersifat sementara. Ingatannya lambat laun akan kembali seiiring dengan berjalannya waktu meskipun Dokter sendiri tidak dapat memastikan kapan tepatnya hal itu akan terjadi.

"Kamu tunggu di sini, ya. Aku mau nebus obat kamu dulu," pinta Inara membantu Johan duduk di kursi tunggu yang berada di area Rumah Sakit.

Johan menganggukkan kepala dengan wajah datar. Sementara Inara seketika berbalik dan hendak melangkah.

"Tunggu, Inara," pinta Johan membuat wanita itu sontak menahan gerakan kakinya lalu kembali memutar badan.

"Ada apa? Kamu haus? Mau aku beliin minuman?"

Johan menggelengkan kepalanya seraya menatap wajah Inara lekat. Rambut Inara nampak di ikat sembarang, pakaian yang ia kenakan pun benar-benar sederhana hanya berupa dress usang selutut lengkap dengan tas yang juga sudah sedikit usang melingkar di bahunya.

"Makasih, Inara. Saya janji akan membayar semua kebaikan kamu," ucap Johan masih dengan ekspresi wajah yang sama.

"Gak usah berterima kasih segala, Johan. Kamu 'kan suami aku. Udah menjadi kewajiban aku merawat suamiku yang lagi sakit," jawab Inara lalu kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertahan.

Johan menatap kepergian istrinya dengan perasaan campur aduk. Jauh di relung hatinya yang paling dalam, ia merasakan sesuatu yang aneh saat Dokter tengah memeriksa keadaan di dalam. Peralatan yang digunakan oleh Dokter, bahkan jas putih yang dikenakan oleh petugas medis tersebut serasa tidak asing baginya. Apa mungkin ia sebenarnya seorang Dokter? Ingatannya memang raib tidak bersisa, tapi tidak dengan rasa yang telah menyatu dengan jiwanya. Johan tiba-tiba saja bangkit lalu berdiri tegak kemudian berjalan kembali memasuki area dalam Rumah Sakit tersebut.

"Saya harus mencari tau siapa saya sebenarnya. Kenapa rasanya ada sesuatu yang aneh saat saya berada di dalam ruang pemeriksaan tadi," gumam Johan seraya menatap sekeliling.

***

20 menit kemudian, Inara kembali seraya membawa kantong berisi obat-obatan yang harus dikonsumsi oleh Johan. Wajah Inara terlihat begitu ceria, mengapa rasanya senang sekali setelah melakukan hal yang tidak biasa. Merawat suaminya yang sedang sakit membuat perasaanya campur aduk sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Senyuman yang semula mengembang dan kedua sisi bibir seorang Inara seketika sirna tatkala mendapati suaminya sudah tidak berada lagi di sana. Wanita itu menatap sekeliling dengan perasaan bingung.

"Johan," gumam Inara mulai merasa ketakutan. "Ya Tuhan, suamiku ke mana?"

Inara berjalan ke sana kemari dengan perasaan campur aduk. Bagaimana jika Johan benar-benar menghilang dan tidak tahu jalan pulang? Wanita itu bahkan bertanya kepada para pengunjung yang tengah berlalu lalang, tapi hasilnya tetap saja sia-sia. Tidak ada satupun dari mereka yang melihat Johan suaminya.

"Sebenarnya kamu ke mana, Johan?" gumam Inara, seketika berjongkok tepat di depan pintu utama di mana para pengunjung hampir memadati tempat tersebut. "Ya Tuhan, aku gak akan memaafkan diriku sendiri kalau sampai suamiku tersesat dan gak balik lagi. Kenapa aku harus ninggalin dia segala?"

Tubuh Inara seketika ambruk karena tertabrak oleh salah satu dari mereka yang sedang berjalan, salahnya sendiri mengapa harus berjongkok di tempat tersebut. Inara seketika menghela napas panjang lalu hendak bangkit. Namun, wanita itu seketika bergeming lalu mendongakkan kepala saat seseorang tiba-tiba mengulurkan telapak tangannya.

"Lagi ngapain kamu di sini, Inara?" tanya Johan.

Wajahnya nampak bercahaya di mata seorang Inara. Pria itu bahkan menyunggingkan senyuman yang begitu menawan membuat wajah tampannya semakin terlihat mempesona. Inara menerima uluran tangan Johan lalu berdiri tepat di depan pria itu.

"Kamu dari mana aja, Johan? Apa kamu tau betapa khawatir aku, hah? Aku nyariin kamu ke mana-mana, aku takut kamu tersesat dan gak tau jalan pulang. Aku gak mau jadi janda secepat ini," bentak Inara dengan kedua mata berkaca-kaca.

Bersambung

1
Eva Karmita
pegang kata" mu Mak awas aja kalo bohong kalau kamu terbukti berbohong langsung aja Dave bawa pergi tu bapak Inara dan Inara biar emakmu nangis bombay
Jar Waty
lanjut kak
Eva Karmita
ya Allah kenapa harus Inara 😔 jahat kamu Bu disaat ayah Inara masih kuat gagah ibu lupa dgn anak yg sudah ibu rebut ayahnya dan setelah ayah Inara sudah tidak berdaya baru ibu ingat bahwa ada anak perempuan yg bisa menyelamatkan ayahnya 🥺
Jar Waty
mudah2an tidak cocok ginjalnya
Los Dol TV
mengesankan, Thor. aku tunggu kunjungan baliknya
Los Dol TV
lewat dan mampir daku, thor
Eva Karmita
astaghfirullah jahatnya kamu Bu Angelina sadar Bu penjahat teriak penjahat yg jahat disini ya sampean Bu yg udah jadi pelakon udah merebut suami orang dan merampas hak seorang anak demi kepentingan ibu sendiri 😤😏
Jar Waty
dah buang aja pak istri tidak tahu diri ini, terimakasih ya kak udah up
Reni: Sama-sama, Kakak 🥰
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah akhirnya yg ditutup tutupi sudah terbuka juga , terimakasih Dave kamu sudah berani ngungkapin setatus Inara dan terima kasih sudah jadi garda terdepan untuk istrimu ❤️😍 ayo perjuangkan pernikahan kalian jgn mau di jadikan boneka Mama mu Dev 👍💪🤗❤️
Mmh Azka_Adzkiya
next
Jar Waty
keren Dave harus digituin momy mu , lanjut kak
Eva Karmita
ni mama nya Dave rada" memang bikin emosi aja udah tau anaknya ngk mau dinikahkan dgn wanita pilihannya tapi masih aja maksa 😤😏
Jar Waty
lanjut kak bikin Bu angie nyesel ya thor
Reni: Siap, Kakak. Like-nya jangan sampai ketinggalan ya, Ka
total 1 replies
Mmh Azka_Adzkiya
next
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Mmh Azka_Adzkiya
next
Jar Waty
lanjut kak
Eva Karmita
ternyata Dave sudah ingat semua nya apa dia cuma pura" lupa 🤔 semoga aja Dave bisa benar" melindungi Inara dari manusia" jahat disekitarnya ,, ttp semangat otor ditunggu up-nya lagi ya 🙏🤭
Reni: Siap, kakak. Ditunggu besok, ya
total 1 replies
Mmh Azka_Adzkiya
loh loh loh, apa dave itu pura² amnesia atau dave beneran amnesia tapi udah normal lagi
Reni: Ditunggu kelanjutannya besok ya, Kakak.
total 1 replies
Eva Karmita
apa Dave sudah mulai mengingat masa lalu nya 🤔🤔🙄 , dan apa ini awal dari penderitaan Inara 😔😔 semoga saja Dave tidak pernah menyakiti perasaan Inara 💔🥺

otor request up-nya yg banyak boleh 🙏🤭
Reni: Boleh dong, kakak. Sebentar lagi up, masih review. Terima kasih kakak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!