NovelToon NovelToon
Dong Fangxuan

Dong Fangxuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Kultivasi Modern
Popularitas:58k
Nilai: 4.6
Nama Author: lienmachan

Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.

Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.

Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.

Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.

Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.

"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

Bab 7~Pendekar Bertopeng

Setelah mendapat izin dari kakek, Fangxuan pun melangkahkan kaki menuju kota sekitar. Ia ingin melihat-lihat pemandangan di luar sana sambil mengingat jalanan untuk kembali ke kotanya.

Namun, ketika baru menginjak alun-alun kota, perhatian Fangxuan tertuju pada keramaian di sana. Beberapa pendekar berusaha mengorbankan para penduduk tidak bersalah untuk dijadikan tumbal.

Melihat ketidakadilan yang terjadi, tentu saja hati Fangxuan tergerak. Ia pun menghentikan hal keji yang dilakukan Gu dan teman-temannya.

"S-Siapa kau sebenarnya?!" Mong Gu bertanya sembari menahan sakit di lengan akibat tebasan tak terlihat Fangxuan.

Darah masih mengalir deras dari luka tebasan tersebut. Tentu saja itu sangat menyakitkan.

Dong Fangxuan menyeringai penuh arti. Pemuda itu berbalik badan sembari berkata lalu pergi. "Panggil aku, Fangxuan!" ujarnya lantang.

Setelah itu, ia pun benar-benar melangkah pergi dari tempat tersebut.

Namun, belum sempat kakinya melangkah jauh, tiba-tiba sesuatu menghentikan langkahnya.

Sebuah anak panah melesat ke arahnya, tapi beruntung Fangxuan bisa menebak tembakan tersebut hingga dirinya pun mengelak dengan cepat.

Jleb

Anak panah tersebut menancap di tanah setelah ditangkis tangan Fangxuan.

Semua orang termasuk Fangxuan lekas menoleh ke arah selatan. Di sana, berdiri seorang wanita berusia tiga puluh tahun sedang memegang busur yang diyakini telah melepaskan anak panahnya ke arah Fangxuan.

"Bocah ingusan tak tahu diri. Sudah mencelakai orang ingin pergi begitu saja! Cih, sungguh tidak sopan." sarkas wanita tersebut.

Mong Gu dan yang lainnya gegas mendekati wanita tersebut. "Kakak Hao, pemuda itu membuat onar di wilayah kita. Lihat, tangan Gu sampai putus karena ulahnya!"

Wanita yang dipanggil kakak itu menoleh tajam ke arah Fangxuan, namun pemuda itu tetap santai seolah tak terintimidasi sama sekali.

"Bedebah, kurang ajar kau. Cari mati, heh?!"

Fangxuan berdecak menanggapi ucapan wanita tersebut. "Nyonya, kau ini aneh sekali. Mereka yang telah mencelakai warga namun bebas begitu saja, sedangkan aku yang telah menolong malah kau katai seperti itu. Jangan-jangan, di tempat ini semua pendekar sama saja, suka mengorbankan yang lemah. Ckk, sungguh keterlaluan."

"Banyak omong, kau. Jangan suka ikut campur urusan kami. Sebaiknya tutup mulutmu itu!"

Wanita bernama Hao Yi itu melesat ke arah Fangxuan sembari menghunuskan sebuah pedang dengan tatapan membunuh.

Melihat hal tersebut, tentu Fangxuan segera menghindar dengan memutar tubuhnya ke samping.

Pertarungan pun tak terelakan. Keduanya sama-sama bertahan dan menyerang untuk melumpuhkan lawan, walaupun kekuatan mereka sebenarnya tak seimbang sebab wanita tersebut berada di jiwa martial level tujuh, sedangkan Fangxuan baru menerobos level lima. Itupun berkat bantuan pil bunga mawar es yang diberikan kakek Yaoshan.

Trang ... Trang

Wush

Secepat kilat Fangxuan menghindar dari serangan wanita tersebut yang terus gencar menebas dan menghunus pedang ke arahnya.

Fangxuan menangkis pedang Hao Yi hanya dengan seruling yang dibelinya di jalan tadi. Tanpa pedang tanpa senjata apapun, Fangxuan seolah meremehkan kekuatan jiwa martial level tujuh di hadapannya.

Setelah puas mengadu senjata, Hao Yi berdiri mengeluarkan tenaga dalam untuk melumpuhkan lawannya. Bocah ingusan yang memakai topeng sebelah di wajahnya itu harus mati saat ini juga, batin Hao Yi.

Tangan Hao Yi melakukan gerakan memutar seperti membentuk bola besar. Dari bola tersebut keluar angin yang cukup dahsyat hingga meniup sekitaran. Setelah angin tersebut berputar semakin cepat, tangan Hao Yi didorong sekuat tenaga ke arah depan, tepatnya ke arah Fangxuan.

"Rasakan ini!" Sebuah bayangan monster ular air besar muncul dibelakang Hao Yi dan bersiap menyerang lawannya dengan ganas.

Melihat hal itu, tentu saja hati Fangxuan sedikit gentar sebab ia sadar betul jika kekuatan mereka tidak seimbang. Tapi, pemuda itu berusaha dengan sebaik mungkin untuk melawan Hao Yi agar dirinya tetap hidup.

"Jurus berpindah kilat," Fangxuan melesat guna menghindari serangan ganas tersebut, tapi sepertinya monster martial Hao Yi mengikuti ke mana ia melangkah. "Sial, ular itu tahu pergerakan kakiku." Fangxuan berdecak sembari terus menghindar.

Hao Yi mengeram lalu memutar kembali bola angin di tangannya sangat besar. Bola tersebut diarahkan kembali mengejar Fangxuan dengan sangat cepat.

"Matilah kau, bocah!" teriaknya lagi.

Wuuuuussshhh

Baaaammm

"Argh!" Tubuh Fangxuan terpental beberapa meter dari posisi awal. Bahkan pemuda itu memuntahkan darah dari mulutnya. "Sialan."

"Hahaha. Bocah bodoh yang sok jagoan. Bagaimana? Apa kau masih bisa bertahan?!" ejek Hao Yi sembari tertawa lantang.

Semua orang ikut tertawa melihat Fangxuan terluka karena serangan Hao Yi, pendekar wanita dari kota Ziushan.

Tubuh Fangxuan tersungkur di bibir tebing pengorbanan, dengan monster martial ganas di bawahnya yang lapar akan jiwa manusia.

Tempat itulah yang biasa dijadikan altar pengorbanan jiwa untuk meningkatkan level kultivasi seseorang setelah memberikan persembahan untuk monster martial tersebut.

Hao Yi berjalan mendekati Fangxuan yang masih bersimpuh memegangi dada. Kakinya menginjak dada Fangxuan sekuat tenaga hingga pemuda itu meringis kesakitan.

Senyumnya tampak menyeringai, seperti hendak memakan Fangxuan hidup-hidup. "Bocah sepertimu tidak pantas melawanku. Jadi, sebaiknya kau mati saja. Hiyaaaaaa!" Tangan Hao Yi bergerak mengayun pedang di tangan untuk menebas kepala Fangxuan.

Tapi, tiba-tiba saja tangan Fangxuan bergerak lebih cepat menangkap kaki yang menginjak dadanya itu, lalu dengan gerakan cepat pula ia melempar tubuh Hao Yi ke bawah tebing, tepatnya ke mulut monster martial yang sedang kelaparan.

Karena Hao Yi tak bisa membaca pergerakan Fangxuan yang tiba-tiba, sehingga tubuhnya melesat begitu cepat ke bawah, menembus lapisan pembatas yang menghalangi hawa manusia dan monster martial di bawah.

"Arrrrrggghhh!" Hao Yi memekik terkejut mendapati dirinya tak bisa melayang kembali ke atas sebab Fangxuan melemparnya dengan menggunakan jurus pukulan tapak bayang.

"ARGH, TIDAAAAAAAAKKKK!"

Tubuh Hao Yi dilahap langsung oleh monster martial yang tersegel di bawah tebing tersebut.

Entah itu hanya suatu keberuntungan atau memang kekuatan Fangxuan bisa menandingi kekuatan Hao Yi yang berada di level tujuh. Yang pastinya, hari ini adalah anugerah untuk Fangxuan.

Fangxuan dan yang lainnya hanya bisa mendengar jeritan kesakitan Hao Yi tanpa tahu apa yang terjadi.

Sebetulnya semua orang penasaran dengan wujud makhluk penghuni tebing tersebut, yang suka memakan jiwa manusia. Tapi, tak ada satupun yang bisa kembali setelah turun ke bawah tebing.

Setelah kematian Hao Yi, tak lama kemudian sebuah cahaya kebiruan muncul dari bawah melayang ke atas lalu melesat ke arah Fangxuan, orang yang telah memberi persembahan untuk makhluk tersebut.

Seluruh pasang mata menyaksikan bagaimana cahaya kebiruan itu melesat cepat ke arah pemuda bertopeng sebelah yang masih bersimpuh memegangi dadanya.

"AAARRRRGGGHHHH!" Fangxuan berteriak cukup keras saat cahaya kebiruan itu menabrak tubuhnya.

Setelah itu, tubuh Fangxuan melayang di udara dengan diselimuti cahaya kebiruan tadi.

Lengan dan dadanya tiba-tiba membesar perlahan, membentuk otot-otot bisep yang cukup keras. Luka di sekujur tubuh perlahan menghilang disertai munculnya kekuatan baru.

Cahaya kebiruan yang menyelimuti tubuh Fangxuan sebelumnya memudar setelah terserap ke dalam tubuhnya. Kakinya dengan perlahan menapak kembali ke tanah dan memperlihatkan penampilan baru.

Semua orang terkejut dengan perubahan tersebut.

Warga yang tadi ditolong Fangxuan pun berteriak lantang sambil menyerukan namanya. "Hidup Pendekar bertopeng Fangxuan!"

"Hidup!"

...Bersambung ......

1
Derajat
Mantap.... cincang tubuhnya buat makanan Babi
Lien Chan: wew ah, sadis amat ya😀
total 1 replies
Laskar Pelangi
makin seru kayak nonton film pendekar.lanjut kakak💪💪
Fatimatuzzahra Fatimah
masih nyimak boss 😃
Lien Chan: asyiaaapp bosqu😁
total 1 replies
Derajat
Matilah.... Bakar Semua Siliman
zendra: betul biar musnah sekalian
total 1 replies
Derajat
Bakar saja buat santapan Bai Lang
Lien Chan: sedang disiapkan bumbunya😂
total 1 replies
MꋬLєƒι¢єηт
Tetep konsisten, Machan.
Jangan biarkan aura negatif mengerubungi dua jempol yang sedang mengetik.
baik-baik, ya, otak.
eneng bawain sajen, segelas eskopi /Bomb//Determined/
Lien Chan: mending dikerubungi oppa sun jae ma pangeran k-3 ya, biar otak makin fresh😅

makasih sajennya😍😘
total 1 replies
Arif Arifin
seperti ya lumayan menarik lanjutkan semangate thor
Derajat
Apa yang mereka temukan dihutan larangan nantinya
Lien Chan: kira" apa ya, kak🤔🤔😁
total 1 replies
Uswatun Hasanah
hadir
Lien Chan: makasih udah mampir baca, kakak🥰
total 1 replies
alexander
bagus ceritanya
Lien Chan: makasih kakak🤗🥰
total 1 replies
Setyadi Heru
Thor ayo bikin MC nya biar hebat biar sangar kayak MC MC lainnya
Lien Chan: ditunggu aja chapter" selanjutnya ya kakak🤗😁
total 1 replies
Derajat
Srigala dan Naga sok jual mahal
Lien Chan: hooh, emang dasar
total 1 replies
Derajat
Yang paling reader suka jika Mcnya tdk lemah menghadapi rayuan /Kecantikan Wanita itu Baru Novel Jooooosst
Lien Chan: ditunggu aja chapter selanjutnya ya, kakak. alurnya udah diatur, biar othor gak oleng nulisnya😁🙏
total 1 replies
Van Jave
mc bodoh, lemah
Lien Chan: ditunggu aja chapter selanjutnya ya, kakak. alurnya udah diatur, nanti othor oleng nulisnya😁🙏
total 1 replies
Derajat
Salah sendiri siapa suruh mau di ikuti perempuan.... gak seru Tor, jujur sebabnya sdh males baca krn Mcnya mau saja dikuti cewek
Jaka tingkir: lanjut biar gk penasaran🤣
Lien Chan: perjalanan masih panjang, kakak. cewek adalah salah satu rintangan menuju tahap tertinggi😅
total 2 replies
Derajat
Mcnya jangan dibiarkan lemah hanya krn Rengekan Seorang gadis.... tidak seru Tor
Jaka tingkir: setuju☝️
total 1 replies
Derajat
Lanjutkan Tor 🙏
Derajat
Yang namanya Siluman Pasti Cantik 😂😂😂
Lien Chan: apa kakak bakal kegoda ma siluman cantik? 😅😅
total 1 replies
Derajat
Siapa yang mbunuh mereka semua
Derajat
Jadi Pagoda itu yg mengurung Longwei
Lien Chan: bukan, kakak. Longwei dikurung di dalam tubuh Fangxuan pake tujuh puluh tujuh pilar bertujuan untuk menekan kekuatannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!