Revan Santiago adalah seorang pemuda biasa yang telah menjadi menantu mitralokal di keluarga Barnes. saat ini, dia sedang berjuang untuk mencari biaya untuk pengobatan ibunya dirumah sakit. ketika dia meminta bantuan kepada temannya, Revan bukan hanya tidak mendapatkan pinjaman namun, dia malah di pukuli hingga sekarat. dalam kondisi sekarat dia tiba-tiba mendapat warisan, "Selamat datang pewaris Dewa semesta!" tiba-tiba Revan mendengar suara seorang pria tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saldo Tidak Mencukupi, Transaksi Gagal
Dian meludah dengan jijik sambil berkata, "Kamu benar-benar bodoh. Jika bukan karena kecantikanmu, kamu pasti sudah lama di pecat."
Dian kemudian melihat kearah pintu dan melihat seorang pria berjas berjalan masuk. Matanya berbinar. Dia pun berlari kearahnya lalu menyapa dengan senyum hangat, "Halo, selamat pagi Tuan Finn! Selamat Datang ..."
Saat memasuki showroom, pria itu melihat keliling namun tidak menemukan seseorang yang ingin dia cari, dia pun bertanya, "Di mana Jessie? Aku ingin dia yang melayaniku!" kata pria bernama Tiago Finn
"Tuan Finn, Jessie sedang melayani dua orang pelanggan. kenapa anda tidak membiarkan aku melayani anda?" kata Dian dengan wajah memerah karena malu. Namun dia dengan cepat tersenyum untuk menghilangkan kecanggungan nya.
"Pergi!' Tiago mendengus dan berkata, "Saya ingin Jessie yang melayaniku!"
"Baik Tuan. Saya akan memanggilnya sekarang juga!" Dian tersenyum patuh tapi hatinya di penuhi amarah. Dia kemudian berjalan menuju Jessie dan segera berkata, "Jessie, tuan Finn ada disini. Dia memintamu untuk melayaninya."
"Aku sedang melayani pelanggan disini!" jawab Jessie.
"Mereka tidak akan mampu membeli mobil apapun disini. Tuan Finn adalah pelanggan tetap toko kita. Dia ingin kamu yang melayaninya. Segera pergi dan layani dia!" kata Dian dengan nada dingin. Wajahnya tampak muram.
"Hei, apa kamu tidak melihat dia sedang melayani kami? Dia melayani kami terlebih dahulu, jadi kurasa itu tidak baik jika dia pergi sekarang." kata Revan.
"Apa anda punya masalah dengan itu? Bahkan jika dia menghabiskan sepanjang hari menunjukan mobil kepadamu, mampukah anda membelinya?" seru Dian dengan ekspresi jijik.
"Karena aku tidak mampu membelinya, aku tidak berhak untuk melihat mobil-mobil ini?" tanya Revan.
"Benar! Kamu tidak berhak. Kami sedang berbisnis disini, bukan kegiatan amal." Teriak dian dengan suara yang keras sambil menaikan alisnya.
"Jessie!" saat Tiago Finn menghampiri mereka dan melihat Jessie sedang melayani Dua orang pelanggan, pria itu langsung tertawa terbahak-bahak. Dia menatap Jessie dan berkata, "Aku pikir kamu melayani pelanggan kaya raya, ternyata hanya dua orang udik!"
Revan berbalik, dan membalas ucapan Tiago sambil tersenyum tipis, "Apa orang yang orang Udik itu katakan?"
"Orang udik itu bilang ..." Tiago Finn menjawab tanpa sadar.
Revan kemudian tertawa dan berkata, "Haha untuk kamu menyadari bahwa kamu adalah orang udik!" dia lalu menatap Jessie dan berkata, "Nona Jessie, mari kita lanjutkan, jangan dengarkan ocehan orang udik!"
"Kamu telah membodohiku?" Tiago menyadarinya. seketika wajahnya berubah muram. "Apa kamu tahu siapa aku? Beraninya kamu menyinggungku?"
"Tuan Finn jangan marah!" Dian mencoba menenangkan suasana. "Kenapa anda mau repot-repot berdebat dengan dua orang miskin ini!"
"Minggir!" teriak Tiago sambil mendorong Dian agar menjauh. "Aku sudah berada di kota Renville selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada yang pernah berani berbicara seperti itu padaku."
Revan mengabaikan pria itu dan menatap Jessie, "Nona Jessie jangan hiraukan mereka. Mari tunjukan padaku mobil terbaik yang toko ini miliki.
Karena malu dan sedang dalam masalah, Jessie segera berkata, "Aku ..."
"Jessie, apa kau tidak mendengarnya? Tuan Finn ingin kamu menunjukan mobil kepadanya. Tinggalkan dua orang udik itu dan layani Tuan Finn. Dia adalah pelanggan tetap toko kita. Jika kamu menyinggungnya, kamu mungkin akan kehilangan pekerjaaan." seru Dian sambil memelototi Jessie.
"Maaf, aturan toko mengharuskan aku untuk melayani mereka yang datang terlebih dahulu. Jadi aku harus melanjutkan. Kenapa Bukan nona Dian saja yang melayani?" kata Jessie dengan tenang.
"Bagus ... Bagus sekali!" Tiago Finn sangat marah. Dia kemudian menoleh ke arah Dian dan memanggilnya.
"Apa yang bisa aku lakukan untuk anda Tuan Finn?" Dian sangat antusias setelah namanya di panggil oleh Tiago Finn
"Aku akan mengambil Audi A7 ini dan komisinya adalah milikmu!" Tiago menunjuk sebuah Audi edisi terbaru yang ada di dekat mereka.
"Tuan ..." Dian sangat terkejut."Mobil ini harganya lebih dari satu juta Dollar. Setelah seluruh proses selesai termasuk asuransi dan sebagainya. Apa anda yakin akan membeli Audi A7 ini?"
Tiago menatap Dian dengan ekspresi angkuh diwajahnya, "Kenapa? Apa kamu pikir aku tidak mampu membelinya? Apakah aku setara dengan kedua orang udik itu?"
"Tidak! Tidak ... tentu saja tidak!" dia melambaikan tangannya.
"Cepat lakukan dan urusi prosedurnya!" kata Tiago sambil tersenyum sombong.
Setelah menyuruh Dian untuk memproses administrasinya Tiago kemudian menoleh ke arah Jessie dan berkata, "Apa kamu melihat itu? Kamu seharusnya bisa mendapat komisi puluhan ribu Dollar untuk mobil senilai satu juta Dollar ini. Kamu sangat cantik, jadi aku datang kemari berencana untuk membiarkanmu mendapat komisi. Aku tidak sabar ingin melihat berapa banyak komisi yang kamu peroleh dari dua orang kampung ini."
Di sisi lain, Dian sangat gembira, karena akan mendapat komisi puluhan ribu Dollar. Lalu berkata, "Tuan Finn, beberapa orang hanya buta. Seperti kata pepatah, burung yang memiliki bulu yang sama akan selalu berkumpul bersama. Orang hebat seperti dirimu, memutuskan untuk memilih mobil dengan sangat cepat. Tidak perlu di jelaskan terlebih dahulu, seperti orang-orang miskin itu. Lagi pula, mereka akan pergi karena malu!"
"Nona Dian, kata-katamu sangat menyenangkan di telingaku!" kata Tiago Finn dengan ekspresi merendahkan. "Orang memang lahir dengan tidak setara. beberapa hal hanya untuk di lihat oleh orang-orang seperti mereka. Bukan untuk di miliki!"
"Bagaimana, apa kamu menyukai mobil ini?" Revan menghampiri Rolls-Royce keluaran terbaru dan bertanya sambil mengelus mobil itu. Dia berencana untuk membeli mobil sport seperti ini untuk Laura.
"Tuan, ini adalah mobil sport keluaran terbaru seharga puluhan juta Dollar." jelas Jessie dengan sabar. "Jika anda suka, anda bisa melakukan tes Drive!"
"Benarkah? Kami bisa melakukan tes Drive?" mata Revan berbinar.
"Benar!" Jessie mengangguk sambil tersenyum.
"Tidak ... Anda tidak bisa melakukannya." teriak Dian dari belakang. "Apa anda tahu berapa harga mobil ini? Jika tergores, kita tidak akan bisa menjualnya, dan anda tidak akan mampu untuk membelinya!"
"Kamu memang punya nyali. Bahkan aku saja tidak berani untuk melakukan tes Drive. Namun, kamu ingin melakukannya?" kata Tiago sambil berjalan menghampiri mereka dengan tatapan meremehkan kemudian melanjutkan, "Memang benar kata orang, orang miskin sangat pandai berpura-pura kaya!"
"Benarkah saya tidak bisa melakukan tes Drive?" tanya Revan sambil menatap ke arah kearah wanita itu.
"Tentu saja tidak bisa!" seru Dian dengan ekspresi mencemooh
"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan melakukannya." ujar Revan acuh tak acuh
Dian mendengus dengan jijik, "Anda tidak mampu membelinya, namun anda memiliki keberanian untuk melakukan tes Drive? Beli satu, atau keluar dari sini!" bentak Dian.
Revan kemudian menatap Jessie sambil menepuk-nepuk Rolls-Royce itu, "Nona Jessie, saya akan mengambil mobil ini, dengan pembayaran penuh. Mohon anda segera mengurus prosedurnya secepatnya. Karena saya ingin membawanya pulang."
"Apa?" Jessie tercengang.
"Saya juga akan mengambil Maybach itu. Daftarkan atas nama teman saya." kata Revan sambil menunjuk Ronny.
"Anda akan mengambil dua unit?" tanya Jessie memastikan.
"Benar!" Revan mengangguk.
Dian dan Tiago Finn yang berdiri di samping tercengang. Kemudian keduanya saling memandang lalu tertawa terbahak-bahak.
"Kamu ingin membeli Rolls-Royce model terbaru itu dan Maybach? Aku sangat meragukannya!"
"Dia benar-benar berusaha keras ingin memamerkan kemampuan yang tidak dia miliki. Jika mereka mampu membelinya, aku akan makan tai sekarang!" seru Dian sambil tertawa terbahak-bahak.
"Benarkah?" Revan mengangkat alisnya, "Apa anda serius?"
"Tentu saja!" jawab Dian.
"Kalau begitu, sebentar lagi akan ada pertunjukan bagus. betapa menyenangkannya itu!" Revan tersenyum lebar. dia kemudian mengeluarkan sebuah kartu dan menyerahkannya kepada Jessie. "Nona Jessie, aku akan melakukan pembayaran penuh untuk dua mobil itu!"
Jessie sangat bersemangat dan buru-buru mengambil kartu bank tersebut. Jika pembayarannya berhasil, dia bisa mendapatkan ratusan ribu Dollar sebagai komisi. Dan setara dengan gajinya selama dua atau tiga tahun.
Sesaat kemudian, "Maaf, saldo anda tidak mencukupi untuk melakukan transaksi!"
Karena gagal melakukan pembayaran, Jessie mengerutkan keningnya lalu dia mencoba lagi. Namun hasilnya tetap sama.
...****************...