(Novel kedua ku, kisah sederhana dan cinta manis 3 pasang anak manusia)
Bintang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah kampus bergengsi dikotanya. Kehidupannya sangatlah sempurna. Ia memiliki keluarga yang hangat, paras yang tampan dan gagah, tubuh atletis dan tinggi. Memiliki kekasih super cantik seorang primadona kampus. Bintang juga menjabat sebagai ketua BEM dikampusnya, jabatan yang sangat bergengsi bagi mahasiswa sepertinya. Ia juga merupakan anak orang kaya bahkan kampus tempatnya menuntut ilmu adalah milik orangtuanya. Namun bagaimana jika ada 3 perempuan yang tergila-gila padanya dan membuat porak poranda hidupnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Doa Menembus Pintu Langit
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Sayang" teriak Salsa dan berlari memeluk Bintang dengan erat. Sementara tubuh Laras sudah bergetar hebat, entah kenapa hatinya sangat panas melihat Bintang disentuh wanita lain. Laras segera berjalan keluar ruangan, namun suara Salsa menghentikan langkahnya.
"Mba saya mau pesan" Laras terpaksa berhenti dan memutar tubuhnya.
"Pesan apa kak ?" tanya Laras dengan suara serak sambil menahan air matanya melihat Bintang membiarkan Salsa bergelayut manja dilengannya.
"Caramel Machiatto 1, trus kopi hitam 1" ucap Salsa, Laras pun mengangguk. Ia segera berjalan cepat keluar ruangan saat sudut matanya menangkap bibir Salsa sudah mencium pipi Bintang.
Laras segera menyampaikan pesanan pada barista dan kembali meminta Lina yang akan mengantarkan pesanan keruangan Bintang. Sungguh Laras tidak sanggup. Ia kemudian berjalan kehalaman belakang dan menangis pilu.
Hatinya sangat sakit dan cemburu luar biasa menguasainya. Ia tidak rela Bintang disentuh wanita lain, hatinya merana, air mata makin deras mengaliri pipinya. Baginya Bintang adalah cinta pertama nya, walau ia sudah berusaha meredam dan tahu jika Bintang sudah memiliki kekasih namun hatinya menolak kenyataan hingga cinta itu makin kuat berakar dalam dirinya.
Dengan derai air mata ia pun memanjatkan doa agar suatu saat Bintang menjadi miliknya.
"Tuhan yang Maha Kuasa aku mencintainya. Tolong jadikan ia milikku selamanya dan hanya maut yang bisa memisahkan cinta kami berdua" doa Laras sambil menatap langit malam dan berharap doanya mampu menembus pintu langit. Tiba-tiba saja hujan turun membasahi bumi. Laras pun memejamkan mata merasakan sejuknya air hujan menerpa tubuhnya.
Namun Laras tiba-tiba kaget saat ada payung yang menutupi dan seseorang yang membelai lembut kepalanya. Ia pun refleks menoleh kebelakang.
"Pak Radit" ucap Laras cemas, ia segera berlari kedalam ruangan. Sungguh Laras takut jika pria itu menyentuhnya.
"Ada apa Laras ? Kenapa hujan-hujanan ?" tanya Radit menyusul dengan raut wajah cemas.
"Gak ada apa-apa pak" ucap Laras cepat sambil mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya.
"Ya sudah, ayo makan. Pelanggan lagi rame, ntar gak keburu" Laras pun menganggukkan kepalanya.
🌟🌟🌟
Sementara dalam ruangan VVIP, salsa terus saja memeluk erat Bintang membuat pria itu makin tak nyaman.
"Sayang, kemana aja sech ? Udah 3 hari kita gak ketemu" Bintang pun menghela nafas berat, hatinya mulai malas meladeni Salsa. Bintang segera berdiri dan pergi meninggalkan gadis itu membuat Salsa melongo. Ia pun segera mengejar Bintang dan memegang tangannya erat.
"Sayang tunggu" Salsa segera menarik tangan Bintang dan memeluknya erat. Bintang segera menepis pelukan gadis itu.
"Sa, maaf gue lagi badmood" ucap Bintang membuat gadis itu kembali kaget. Panggilan pria itu berbeda dari biasanya.
"Sayang, ada apa ? Apa kamu sakit ?" tanya Salsa sambil memegang kening Bintang namun pria itu lagi-lagi menepisnya.
"A...apa aku ada salah ?" Salsa ketakutan setengah mati. Selama ini Bintang adalah pacarnya yang paling baik dan sangat royal berbeda dengan mantan-mantannya dulu. Ia sangat ketakutan kehilangan pria itu.
Bintang pun mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan sebuah video Salsa tengah melantai disebuah club dan sedang berada dalam pelukan seorang pria. Salsa pun kaget, ia ketakutan setengah mati.
"I..Ini gak seperti yang kamu duga sayang, a...aku lagi mabuk saat itu" Salsa mulai menangis. Bintang pun tersenyum sinis. Ia segera berlalu namun lagi-lagi Salsa menahannya dengan berdiri didepan pintu.
"Maaf sayang, maafin aku maaf" ucap Salsa, ia cemas bukan main, air mata sudah membanjiri pipinya, ia memohon dengan pilu sambil memegang erat tangan Bintang.
"Kurang apa gue sebagai cowok loe Sa ? Gue cuma minta loe setia dan jangan mabuk-mabukkan lagi, tapi loe tetap berbuat sesuka hati loe" ucap Bintang pelan.
Sungguh hatinya teramat perih saat Hendra mengirimkan sebuah video Salsa yang tengah asik berpelukan dengan seorang pria. Hendra juga sudah meminta nya untuk meninggalkan gadis itu. Sudah berkali-kali Salsa melanggar larangan Bintang dan dengan bodohnya Bintang tetap memaafkan gadis itu.
"Maafin aku sayang, aku janji gak akan lagi ke bar dan mabuk-mabukkan, aku mohon" iba Salsa namun Bintang tak bergeming. Sudah cukup kebodohannya selama ini mencintai gadis yang tidak baik.
"Maaf Sa, kita putus" ucap Bintang tenang namun bagaikan sambaran petir ditelinga Salsa.
"A...apa...apa maksudmu sayang ? Ka...kamu gak serius kan ?"
"Kita putus Sa, gue gak bisa bersama loe lagi" tegas Bintang.
"Gue gak mau putus dari loe, jangan tinggalin gue Bin, maafin gue, ampuni gue" Salsa mengiba dan meraung, memohon dan meminta ampun sambil memegang erat tangan Bintang.
Pria itu segera menepis tangan Salsa dan berusaha membuka pintu yang masih dihalangi Salsa.
"Sa, gue mau keluar. Bisa minggir gak ?" ucap Bintang mulai tak sabar.
"Gak...gue gak mau, tolong maafin gue Bin, maaf" ucap Salsa sambil memeluk erat tubuh Bintang. Namun dengan gerakan cepat Bintang melepas pelukan gadis itu dan segera membuka pintu. Ia pun berlalu meninggalkan Salsa yang masih menangis terisak-isak terduduk dilantai.
🌟🌟🌟
Salsa yang baru saja sampai di kos langsung mengamuk sejadi-jadinya. Ia melampiaskan kemarahannya dengan merusak seluruh barang yang ada didalam kamar. Ia segera mengambil handphone dan kembali menelpon Bintang namun panggilannya tidak pernah diangkat pria itu membuatnya makin mengamuk seperti orang gila.
"Gak...gak boleh, Bintang gak boleh ninggalin gue" raungnya, ia kembali menangis histeris.
Setelah ia merasa tenang, salsa mengambil handphone dan menelpon sang sahabat.
"Loe dimana ?"
"Gue di Rose's club" ucap Tiara dengan latar belakang musik yang hingar bingar.
"Tunggu gue" panggilan pun terputus. Salsa segera merapikan penampilannya dan berangkat menuju club menggunakan gocar.
Salsa segera berjalan memasuki club dan wajahnya seketika berubah sendu saat melihat Tiara. Gadis itu pun berdiri dan menyambut pelukan Salsa, namun tiba-tiba gadis itu menangis terisak-isak.
"Ada apa Sa ?" cemas Tiara sambil mengusap lembut punggung Salsa.
"Bintang mutusin gue" ucap Salsa sambil menangis tersedu membuat Tiara kaget dan melerai pelukan Salsa.
"Apa ? Maksud loe kalian udah putus ?" tanya Tiara yang mencoba memahami ucapan Salsa. Gadis itu pun mengangguk sedih dan kembali memeluk Tiara sambil menangis tersedu-sedu. Tiara pun tersenyum menyeringai.
🌟🌟🌟
Awal semester baru pun di mulai, perkuliahan juga sudah mulai dilaksanakan. Hari ini adalah hari pertama Laras melaksanakan pembelajaran sebagai seorang mahasiswi. Ia pun dengan semangat berjalan bersama Lina menuju kekampus. Kos mereka yang sangat dekat dengan kampus memudahkan keduanya.
"Laras" sapa seseorang yang membuat Laras dan Lina berhenti, mereka kemudian menoleh dan terlihat Zayyan sedang tersenyum manis.
"Ada apa kak ?" tanya Laras
"Hari ini kalian mulai belajar kan ?" tanya Zayyan yang diangguki Laras dan Lina.
"Ini ada modul dan buku pembelajaran kakak dari semester 1 buat kamu Laras, kalian bisa pake buat berdua jadi tidak perlu beli buku pegangan lagi. Semuanya komplit sampai soal ujian mid dan semester beserta jawabannya juga ada" terang Zayyan membuat mata Laras berbinar cerah. Sungguh Zayyan memudahkan urusan perkuliahannya, jadi ia tidak perlu membeli buku pegangan dan tinggal mempelajari saja dari buku yang diberikan Zayyan.
"Terimakasih banyak kak" ucap Laras dengan mata berkaca-kaca membuat senyum diwajah Zayyan merekah manis. Lina yang sedari tadi hanya diam menjadi terpesona melihat Zayyan yang semakin tampan dengan senyum rupawan menghiasi wajahnya.
"Eits...tapi ini gak gratis lo" Laras pun mengerutkan keningnya.
"Maksud kakak apa ?"
"Nanti malam kita dinner yuk" ajak Zayyan membuat wajah Laras berubah datar seketika.
"Kalau gak mau juga gak apa-apa. Bukunya kakak tarik kembali" ucap Zayyan melihat Laras yang terdiam, ia pun kembali berjalan, namun Laras menghadang jalannya.
"Baik kak, Laras mau" ucap gadis itu, ia terpaksa. Buku-buku itu sangat ia butuhkan untuk mempermudah pembelajarannya. Zayyan pun tersenyum penuh kemenangan.
"Nanti malam jam 7 kakak jemput, kos kamu dimana ?" tanya Zayyan.
"Gajah 7 kak, kos ibu Putri" jawab Laras cepat yang diangguki Zayyan. Pria itu kemudian memberikan tas berisi penuh buku-buku kepada Laras.
"Makasih banyak kak" ucap Laras tulus, Zayyan pun berlalu.
Bintang yang mendengar semua percakapan mereka menjadi geram dan kesal bukan main.
...****************...